Yogyakarta, Lima orang mahasiswa Program Studi D3 Analisis Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Universitas Islam Indonesia (UII) yakni Budiani Astuti , Annisa Fajar Lestari, Indah Ika Nurcahyani, Muhammad Rifki Aliudin, dan Vony Hanna Retnaning Peny baru saja menyelesaiakan Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) berjudul “Nata De Cactus: Inovasi Minuman Rendah Kalori dari Kaktus Centong (Opuntia ficus-indica) untuk Mendukung Program Penurunan Berat Badan”.

Penelitian itu dilakukan dengan bimbingan dosen Kuntari, S.Si., M.Sc dan dilaksanakan di UII pada 1 Juni 2021.

Budiani Astuti menjelaskan latar belakang kelompoknya memilih judul tersebut. Menurut dia, Indonesia sedang mengalami bonus demografi dengan dominasi masyarakatnya berada di usia produktif (15-64 tahun) sebesar 68,7% dari total populasi Indonesia tahun 2019 dan puncaknya pada tahun 2030. Usia produktif masyarakat Indonesia seharusnya berpotensi menjadi penyokong pertumbuhan ekonomi. Namun, banyak usia produktif ini memiliki kecenderungan mengalami obesitas.

Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar Kemenkes RI 2018, prevalensi obesitas pada usia dewasa (≥18 tahun) di Indonesia naik dua kali lipat sejak 10 tahun terakhir, yaitu 10,5% di tahun 2007 dan 21,8% di tahun 2018.

Penyebab seseorang mengalami obesitas, salah satunya dari konsumsi makanan dan minuman yang cenderung memiliki kadar kalori, garam, dan gula tinggi serta rendah serat. Permasalahan berat badan berlebih membuat masyarakat melakukan berbagai metode penurunan berat badan ekstrem. Padahal pola makanlah yang mempengaruhi 75% program penurunan berat badan.

“Sumber makanan atau minuman rendah kalori yang dapat menjadi alternatif dalam mendukung program penurunan berat badan adalah kaktus centong. Kaktus centong diketahui memiliki kandungan berbagai bahan aktif yang bermanfaat dan aman untuk dikonsumsi. Mempertimbangkan peluang bisnis yang prospektif, maka pengusul mengajukan sebuah inovasi usaha produk nata de cactus,” kata Budiani Astuti.

Sementara Annisa Fajar Lestari menyampaikan masyarakat saat ini memilih jalan dalam melakukan penurunan berat badan dengan mengkonsumsi obat diet dan juga menjalani program diet ekstrem yang tidak jarang memunculkan efek samping. Produk nata de cactus hadir dengan bahan dasar alami yang juga memberi pengaruh positif bagi orang yang sehat dan memberi pilihan bagi masyarakat dalam memilih minuman rendah kalori yang akan dikonsumsi.

Untuk pembuatannya, Nata de cactus diawali persiapan bahan yang meliputi kaktus centong, ZA foodgrade, gula, dan perasan lemon. Untuk selanjutnya dilakukan pembuatan sari kaktus dengan cara membersihkan kaktus centong, direndam dengan air panas, disaring dan dipisahkan kaktus dari lendirnya. Kemudian dihaluskan dengan blender.

“Hasil dari kaktus yang sudah lembut disaring dengan kain dan diambil sarinya. Untuk selanjutnya sari kaktus akan direbus, ditambahkan dengan gula, ZA foodgrade, dan perasan air lemon. Setelah perebusan, larutan tersebut dituang dalam loyang, diberi starter bakteri dan dilakukan proses fermentasi. Proses fermentasi terjadi selama 8 hari dan didapatkan nata de cactus,” jelas Indah Ika Nurcahyani.

Muhammad Rifki Aliudin mengatakan berdasarkan penuturan dosen pembimbingnya, pemanfaatan kaktus sebagai bahan baku Nata de Cactus dapat meningkatkan nilai ekonomi kaktus centong. “Produk inovasi ini memberikan banyak manfaat untuk kesehatan karena kaya akan serat, vitamin, antioksidan, dan rendah kalori,” tutur Kuntari dikutip oleh kelompok.

Inovasi minuman rendah kalori dari kaktus centong ini diharapkan dapat membantu dalam penurunan angka berat badan berlebih dan obesitas di Indonesia. “Selain itu, Nata de cactus dapat menjadi wujud karya kreatifitas dan pengembangan minat berwirausaha dengan produk yang unik, inovatif, dan bermanfaat,” tutup Vony Hanna Retnaning Peny.

Sumber : HarianJogja.com

PT. Astra Agro Lestari Kembali Melakukan Rekrutmen bagi Alumni Program Studi D3 Analisis Kimia UII. Kegiatan yang berlangsung selama dua hari pada tanggal 12 Agustus 2021 dan 16 Agustus 2021 ditujukan untuk menempati posisi Supervisor Kimia di Laboratorium PT. Astra Agro Lestrari Group wilayah Pekanbaru (Sumatera), Kalimantan dan Sulawesi tersebut mendapat sambutan yang cukup baik dari alumni mahasiswa Prodi D3 Analisis Kimia UII. Hal ini ditunjukan dari jumlah pelamar yang lolos seleksi administrasi dokumen sebanyak 20 orang alumni, yang kemudian akan lanjut ketahap Tes Tulis terkait kompetensi tentang ilmu kimia dan terapannya.

Seleksi Tes Tulis yang diadakan pada tanggal 12 Agustus 2021 dilaksanakan dengan menggunakan media zoom dan google form, dimana pada seleksi tersebut jumlah peserta akan dipangkas sampai tinggal menyisakan 10 orang peserta yang selanjutnya akan mengikuti seleksi interview dengan HRD.

Seleksi Interview dengan HRD akan menyeleksi 5 orang peserta untuk dapat lanjut ke tahap seleksi interview dengan user yang akan dilaksanakan via media zoom pada senin tanggal 16 Agustus 2021. Hasil dari seleksi interview user akan mengambil 2 terbaik yang kemudian dapat mengikuti medical check up dan offering kontrak kerja.

Proses Rekrutmen dari PT. Astra Agro Lestari Group kali ini merupakan open rekrutmen ke dua kalinya setelah sebelumnya kegiatan serupa pernah diselenggarakan pada tahun 2018. Hubungan baik yang terjalin antara Program Studi D3 Analisis Kimia Universitas Islam Indonesia dan PT. Astra Agro Lestari merupakan buah  dari implementasi kerjasama antar kedua belah pihak disamping kerjasama dalam proses Praktek Kerja Lapangan dan Evaluasi Kurikulum yang telah rutin dilaksanakan pada setiap tahunnya.

Pandemi Bukan Penghalang untuk berprestasi,
Kuatkan Niat, Kencangkan Ikhtiar untuk menancapkan Eksistensi di Kancah Internasional
Proud to be AnalystAnalisis Kimia JAYA!

Mahasiswa Analisis Kimia Berhasil Meraih Gold dan Silver Medal pada Ajang International Invention Competition for Young Moslem Scientist (IICYMS) 2021,
selamat kepada:
Indah Ika (@indahikanurcahyani)
Nadila Octavia (@nadiloctt)

Link Instagram @analiskimia_uii

Badan Akreditasi Nasional, Perguruan Tinggi (BAN-PT) memberikan Sertifikat Akreditasi Unggul untuk Program Studi (Prodi) D3 Analisis Kimia, FMIPA UII. Surat Keputusan BAN-PT diserahkan kepada Prodi D3 Analisis Kimia, FMIPA UII, hari Rabu (7/7/2021).

Menurut Ketua Prodi D3 Analisis Kimia FMIPA UII Tri Esti Purbaningtias SSi MSi, Prodi D3 Analis Kimia UII merupakan satu-satunya prodi yang mendapatkan Akreditasi Unggul tingkat nasional dari BAN-PT. “Alhamdulillah kami sangat bersyukur. Kebetulan pada 9 Juli merupakan ulang tahun ke-18 Prodi D3 Analisis Kimia FMIPA UII. Dengan demikin, Akreditasi Unggul ini merupakan kado terbaik atas seizin Allah SWT,” kata Tri Esti Purbaningtias dalam rilis yang dikirim kepada Bernasnews.com pada Kamis (8/7/2021).

Esti Purbaningtias mengatakan, sesuai ketentuan akreditasi terbaru, untuk meraih peringkat tertinggi yaitu unggul tidak hanya berdasarkan jumlah skor (dulu untuk A harus 361), tapi juga memenuhi tiga syarat unggul lainnya, yakni jabatan akademik dosen untuk menunjukkan kualitas Tridharma dosen, masa tunggu lulusan kurang dari tiga bulan dalam mendapatkan pekerjaan dan kesesuaian bidang kerja lebih dari atau sama dengan 80 persen.

Dikatakan, untuk memenuhi persyaratan tersebut, Prodi D3 Analisis Kimia melakukan perubahan-perubahan kurikulum dan proses pembelajaran yang mengadaptasi kompetensi kerja yang dibutuhkan industri. “Kami juga mendorong riset-riset dosen ke arah produk unggulan. Semua dosen yang mengajar di Prodi D3 Analisis Kimia memiliki pengakuan kompetensi di bidang pengujian laboratorium kimia dari BNSP (Badan Nasional Sertifikasi Profesi),” kata Esti.

Menurut Esti, keberadaan Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) UII merupakan modal bagi Prodi D3 Analisis Kimia untuk mengintegrasikan perkuliahan yang sesuai dengan uji kompetensi. Dengn demikian, lulusan Prodi D3 Analisis Kimia 100 persen memiliki sertifikat kompetensi di bidang pengujian laboratorium kimia. “Karena itu syarat masa tunggu dan kesesuaian bidang kerja bisa kami raih,” kt Esti.

Esti mengatakan bahwa meraih Akreditasi Unggul bukan berarti berhenti di tempat tertinggi. Namun Prodi D3 Analisis Kimia terus berupaya melakukan inovasi. “Ke depan, kami akan memperbanyak integrasi dengan industri ke dalam kurikulum maupun proses pembelajaran. Kami juga akan mulai menginisiasi bentuk teaching industri, pendampingan UMKM (Usaha Mikro Kecil Menengah) dalam menghasilkan produk terstandar, sehingga sesuai arahan Dirjen Vokasi, kemajuan pendidikan vokasi dapat menguatkan Indonesia,” kata Esti.

Menurut Esti, Prodi D3 Analisis Kimia juga menerapkan kurikulum dan proses pembelajaran yang adaptif dengan dunia kerja, dan terintegrasi uji kompetensi. Sehingga lulusan tidak hanya mendapatkan ijazah tapi juga sertifikat kompetensi. Untuk memperkuat keunggulan, Prodi D3 Analisis Kimia terus mendorong riset-riset ke arah produk-produk kreatif, penjaminan mutu pengujian dan penerapan green analysis.

“Adanya jurnal nasional bereputasi seperti IJCA (International Journal of Chemical Analysis) yang mendukung suasana akademik dan penelitian yang kondusif. Selain itu, keberadaan dosen-dosen yang 100 persen kompeten di bidang pengujian laboratorium,” kata Esti.

Sumber : bernasnews.com

Sabtu, 03 Juli 2021, Prodi DIII Analisis Kimia FMIPA UII – Jurusan Kimia FMIPA UII mengadakan series ke 4 dan sekaligus menjadi series terakhir dari serangkaian Kuliah Pakar pada semester genap tahun akademik 2020/2021. Pada Kegiatan kuliah Pakar kali ini  mengundang pemateri yaitu Ibu Septiani Dyah Puspitasari, S.Si. dari PT. GeneCraft Labs, Thermo Scientific Division. yang menyampaikan materi tentang Kalibrasi dan Maintenance Gas Chromatography (GC) & High Performance Liquid Chromatography (HPLC).

Sabtu, 26 Juni 2021, Prodi DIII Analisis Kimia FMIPA UII – Jurusan Kimia FMIPA UII mengadakan series ke 3 dari Kuliah Pakar Series semester genap tahun akademik 2020/2021. Pada Kegiatan kuliah Pakar kali ini  mengundang 2 pemateri yaitu Ibu Mahyastuti Dewi, S.Farm.,Apt. dari Balai Besar POM (BBPOM) di Yogyakarta yang menyampaikan materi tentang Verifikasi Metode Pengujian Mikrobiologi dan Pemateri ke 2 yaitu sdr Maman Suhaman, A.Md.Si. dari PT. Sucofindo Jakarta yang juga merupakan salah seorang Alumni dari Program Studi Analisis Kimia FMIPA UII angkatan 2015 yang menyampaikan materi terkait Pengambilan Sampel Lingkungan.

Program Studi DIII Analisis Kimia, pada Sabtu, 19 Juni 2021 menyelenggarakan Virtual Trip dan Kuliah Pakar bertemakan Kimia dan Warisan Cagar Budaya Indonesia. Kegiatan yang dibuka secara resmi oleh Ketua Program Studi DIII Analisis Kimia ini merupakan upaya pengembangan keilmuan dan kompetensi dalam bidang analisis kimia dan penerapannya, khususnya dalam proses konservasi warisan cagar budaya. Virtual Trip dan Kuliah Pakar Kimia dan Warisan Cagar Budaya ini menghadirkan narasumber Nahar Cahyandaru, S.Si., M.A., ahli pengkaji pelestari cagar budaya Balai Konservasi Candi Borobudur. Kegiatan ini selain diikuti oleh mahasiswa Program Studi DIII Analisis Kimia FMIPA UII juga diikuti oleh sejumlah kimiawan, khususnya yang berprofesi sebagai analisis kimia.

Kuliah Pakar ini diawali dengan virtual trip warisan cagar budaya Indonesia. Narasumber mengajak seluruh peserta untuk mengunjungi situs cagar budaya yang ada di Indonesia, diantaranya Candi Borobudur, Candi Kalasan, peninggalan Kerajaan Gowa, peninggalan Kerajaan Majapahit, peninggalan Sunan Kudus, dan beberapa situs sejarah lainnya.  Situs sejarah ini merupakan warisan budaya yang harus dijaga kelestariannya. Selain memiliki punya nilai tradisi dan budaya, warisan cagar budaya ini memiliki tinjauan ilmu pengetahuan yang menarik untuk terus dikaji.

Narasumber mengajak peserta untuk mengenal proses konservasi warisan cagar budaya, salah satunya adalah Sangiran. Sangiran menjadi merupakan situs arkeologi Jawa yang diakui UNESCO sebagai situs penting dalam mempelajari fosil manusia. Fosil manusia dan benda bersejarah digunakan untuk mengungkap fakta ilmu pengetahuan yang semakin berkembang. Setiap pengkajian warisan sejarah, membutuhkan peran multi disiplin ilmu, salah satunya analis kimia. Analisis kimia berperan sangat penting dalam memastikan umur benda cagar budaya dan mengetahui material penyusun benda cagar budaya.

Indonesia, sebagai negara yang memiliki kekayaan cagar budaya menjadi penting untuk melakukan pengkajian dan konservasi untuk menjaga dan melindungi warisan sejarah yang tak ternilai. Benda cagar budaya mungkin saja akan lapuk dimakan usia. Konservasi cagar budaya menjadi aktivitas penting dalam melindungi warisan sejarah agar tetap dapat dikenang generasi masa depan.

Benda-benda warisan sejarah seperti pusaka, perabot, candi, perhiasan, prasasti, bangunan, dan semua jenis benda bersejarah lainnya terbuat dari berbagai jenis material perlu dilindungi. Perawatan benda cagar budaya sangat tergantung pada material penyusunnya, seperti batu, logam, ataupun kayu. Benda tersebut dapat mengalami kerusakan secara alamiah dengan adanya mikroorganisme, korosi, ataupun pelapukan secara alamiah. Pengawetan benda cagar budaya dipelajari dari tradisi nenek moyang dengan memanfaatkan material alam seperti ekstrak tumbuhan dan asap cair dari tanaman khas nusantara. Hal ini membuka potensi pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi untuk terus ditemukan formulasi yang efekttif untuk memberikan perlindungan benda cagar budaya.

Tidak hanya itu, peserta mendapatkan pengetahuan tentang pentingnya analisis kimia dalam mempelajari temuan-temuan baru situs budaya. Penerapan metode analisis kimia sangat penting untuk mengkaji temuan benda cagar budaya termasuk cara melakukan konservasinya. Perkembangan metode dan instrumentasi pengujian kimia sangat membantu proses penelusuran sejarah.

Metode analisis non destruktif seperti XRF sangat berguna dalam menjawab kebutuhan konservasi benda cagar budaya. Metode ini dapat memotret komposisi material benda cagar budaya tanpa mengambil dan merusak benda tersebut. Metode instrumentasi seperti AAS dan metode sensori sangat membantu proses pengujian benda cagar budaya. Namun, tidak semua proses pengujian benda cagar budaya menggunakan metode instrumentasi yang canggih. Metode konvensional seperti gravimetric dan volumetric masih banyak digunakan untuk keperluan konservasi benda cagar budaya. Metode ini masih diyakini memiliki presisi dan akurasi yang tinggi dibandingkan metode instrumental. Beberapa pengujian logam seperti silika, besi, dan kalsium masih banyak menggunakan metode konvesional mengingat kandungannya yang sangat tinggi. Metode gravimetric yang sangat sederhana, sejauh ini memiliki akurasi yang tinggi dalam menguji kandungan silika dalam pengujian benda cagar budaya seperti candi, termasuk material yang digunakan untuk konservasinya. Titrasi kompleksometri menjadi metode yang cocok untuk pengujian kalsium dan besi. Titrasi kompleksometri ini secara luas sangat membantu pengujian beberapa logam dengan kandungan yang sangat tinggi.

Analis kimia merupakan profesi yang sangat menarik. Melalui kuliah pakar ini akan semakin membuka wawasan, betapa besarnya nilai luhur budaya dan warisan sejarah apabila dikaji dari sisi ilmu pengetahuan. Analisis kimia mampu mengungkap kekuatan pusaka tradisional seperti keris. Analisis kimia dapat digunakan untuk mempelajari keris, material komposisi keris, termasuk relief keris. Sejarah mencatat, ornament pada keris terbuat dari unsur meteoroid yang bisa dikaji melalui serangkaian pengujian kimia.  Inilah sisi menarik analisis kimia untuk mengungkap warisan cagar budaya Indonesia.

Sabtu, 5 Juni 2021, Prodi DIII Analisis Kimia FMIPA UII – Jurusan Kimia FMIPA UII mengadakan kegiatan Kuliah Pakar Series yang pertama yaitu Praktikum Kimia Industri. Kegiatan ini mengundang 2 pemateri yaitu Ibu Dr. Noor Fitri, S.Si., M.Si dan Martsiano Wija Dirgantara, S.Si. Dosen pakar pertama membahas tentang Motivasi Berwirausaha yang disampaikan oleh Ibu Dr. Noor Fitri, S.Si., M.Si. Selain berprofesi sebagai Dosen Jurusan Kimia FMIPA UII, beliau juga seorang wirausahawati di bidang produk turunan minyak atsiri serta pendamping pemberdayaan perempuan dan/atau ibu tunggal. Pengalaman beliau tentang mulai berwirausaha menjadi inspirasi bagi kita semua untuk menumbuhkan jiwa wirausaha.

Dengan bercermin pada Riwayat hidup Rasulallah yang memulai wirausaha pada usia 12 tahun dan telah menjadi seorang pengusaha besar pada usia 25 tahun, kita harus senantiasa memupuk jiwa wirausaha sejak dini. Paparan Ibu Dr. Noor Fitri, S.Si., M.Si menunjukan bahwa untuk menjadi wirausaha sukses harus bisa menangkap peluang yang ada dan berani untuk mengambil resiko. Sifat sifat  ini harus senantiasa diasah agar lebih tajam dari waktu ke waktu. Beliau memaparkan bahwa menjadi wirausaha tidak hanya diawali dengan pengalaman tapi juga harus dilatari dengan pengatahuan Pendidikan.

Pembicara kedua adalah Martsiano Wija Dirgantara, S.Si, alumni Jurusan Kimia UII ini merupakan seorang wirausaha yang sudah lama bergelut dalam produk minyak atsiri dan turunannya. Selain memiliki usaha di bidang minyak atsiri, beliau juga memiliki usaha di bidang tour and travel serta kuliner. Memulai wirausaha harus  dilandasi dengan tekad yang kuat dan pantang menyerah. Prinsip yang dianut oleh pengusaha ini adalah tetaplah berusaha sampai Allah tidak lagi berkehendak.

Kegiatan ini digunakan sebagai sharing pengalaman Martsiano Wija Dirgantara, S.Si dalam memulai, menjalankan, memasarkan produk, membangun relasi, membangun jaringan, membesarkan dan menyikapi kegagalan. Berbekal pengalaman tersebut, mewujudkan mimpi bukannya sebuah angan angan tapi sebuah rencana konkrit yang bisa dijalankan. Dalam pemaparannya, bekal utama dalam mengembangkan produk minyak atsiri adalah ilmu kimia dasar yang sangat melekat pada seorang analis kimia. Wirausaha bukan berarti menghilangkan Pendidikan dan kompetensi yang diperoleh saat di bangku kuliah, tetapi bisa digunakan untuk membangun sebuat usaha yang berorientasi profit.

Selamat kepada Annisa Fajar Lestari dan Budiani Astuti – Mahasiswa Analisis Kimia Angkatan 2019 yang LOLOS PENDANAAN PKM 5 BIDANG & PKM-GFK tahun 2021
Semoga makin berprestasi.
Semoga Allah Meridhoi.
Aamiin YRA

#proudtobeAnalyst #universitasislamindonesia #yogyakarta #analisis #kimia #uii
#pkm

Sabtu, 27 Maret 2021 Fakultas MIPA Universitas Islam Indonesia menyelenggarakan final Lomba Esai Karya Ilmiah SMA/MA/SMK Sederajat Tingkat Nasional dengan Tema “Integrasi Sains dan Teknologi Sebagai Pilar Kemandirian Bangsa”. Lomba yang dibuka pendaftarannya pada tanggal 21 Februari 2021 tersebut berhasil diikuti sebanyak 37 peserta dari seluruh Indonesia. Pada tahap final diambil sebanyak 10 finalis terbaik yang akan mempresentasikan tulisan esai karya ilmiahnya.

Final lomba esai ini dilaksanakan secara virtual menggunakan media zoom meeting serta live streaming youtube di channel FMIPA UII yang dimulai pada pukul 08.00 WIB. Dekan Fakultas MIPA UII Prof. Riyanto, Ph.D. dalam sambutannya menyampaikan ucapan selamat kepada seluruh peserta yang sudah berpartisipasi dalam lomba ini dan yang lolos hingga tahap final. Serta diharapkan semoga hasil karya seluruh peserta dapat menjadi suatu hal yang bermanfaat yang dapat dibaca oleh masyarakat luas.

Presentasi masing-masing peserta dilaksanakan selama 10 menit dilanjutkan dengan tanya jawab oleh dewan juri selama 5 menit. Dewan juri yang menilai yaitu Ibu Krisna Merdekawati, M.Pd. Kaprodi Pendidikan Kimia dan Ibu Atina Ahdika, M.Si. salah satu Dosen Prodi Statistika FMIPA UII.

Berdasarkan hasil presentasi diperoleh 3 pemenang terbaik. Juara 1 yaitu Tegar Ramadani dari SMA Nuris Jember dengan judul esai “FENISA: Future Energy From Nicotiana and Musa with Multiple Distillation and Horse Boat Concept”. Juara 2 yaitu Annisa Sabila dari SMA Negeri 2 Surakarta dengan judul esai “Alat Pendeteksi Masker Otomatis Berbasis Artificial Intelligence Machine Learning Supervised”. Serta Juara 3 oleh Arief Rahmat Maulana dari SMA Negeri 1 Karangmojo dengan judul esai “Sex Automation System: Detektor Jenis Kelamin Itik Berbasis Identifikasi Frekuensi Suara Terintegrasi CSMS (Clude-Server Management System) Menuju Revolusi Industri 4.0”. Hasil tersebut disampaikan oleh perwakilan dewan juri yaitu Ibu Atina Ahdika, M.Si. dengan diikuti pemberian pesan semoga lomba ini dapat menjadi salah satu perantara yang memberikan manfaat serta diharapkan bahwa seluruh peserta dapat memberikan kontribusi yang lebih besar di masa depan dengan ide dan inovasi yang lebih segar.

Sumber : FMIPA UII