Himpunan Mahasiswa D3 Analisis Kimia UII pada tanggal 9-10 Maret telah melaksanakan kegiatan yang bertujuan untuk mengakrabkan serta membangun jiwa kekeluargaan dan kepemimpinan mahasiswa/inya dengan kegiatan yang benama TOTALITY 1 (Training Organiziation Analytical Chemistry) dengan mengangkat tema “Kepemimpinan Islam”. Kegiatan TOTALITY 1 ini bersifat wajib untuk semua mahasiswa/i analisis kimia angkatan 2018, karena akan mendapatkan poin SKP (Satuan Kredit Partisipasi). yang merupakan salah satu syarat kelulusan untuk mahasiswa/i angkatan 2018. TOTALITY 1 ini dilaksanakan di Omah Noto Plankton, Desa Merdikorejo, Tempel, Sleman, Yogyakarta.

TOTALITY 1 dimulai pada saat kedatangan peserta pada pukul 14.30 WIB. Jumlah peserta yang ikut berjumlah 98 mahasiswa. Tri Esti Purbaningtyas, M.Si selaku Kaprodi D3 Analisis Kimia menyampaikan bahwasannya berorganisasi adalah hal penting dan sangat menunjang dalam dunia pekerjaan nanti. Beliau juga menyampaikan bahwa acara TOTALITY 1 ini sangat membantu mahasiswa/i untuk mendapatkan nilai SKP yang merupakan salah satu persyaratan kelulusan bagi mahasiswa/i analisis kimia angkatan 2018. Kemudian acara dilanjutkan dengan Studium Generale Kepemimpinan Islam yang diisi oleh Bapak Asyharul Muala,S.H.I.,M.H.I pada pukul 16.00 sampai dengan 17.10 dan kemudian acara diisi oleh HMAK. Disini peserta diperkenalkan dengan HMAK baik itu bagian-bagian departemennya dan proker yang ada di HMAK itu sendiri.

Di dalam TOTALITY 1 ini, mahasiswa/I diberikan suatu wadah untuk menyampaikan pendapatnya terhadap suatu kasus tertentu dalam forum group discussion (FGD). Forum ini bertemakan tentang organisasi.  Acara dilanjutkan dengan pensi pada pukul 20.30 WIB, dalam pensi ini dibagi menjadi 6 kelompok dengan konsep pensi yaitun tari, drama musikalisasi dan akustik. Kemudian dipagi harinya, seluruh peserta dan beberapa panitia yang ikut outbond berkumpul dilapangan SD yang dekat dengan homestay dan kemudian acara dilanjutkan outbond yaitu tracking sungai yang dipandu oleh pihak Omah Noto Plankton pada pukul 07.31 sampai pukul 11.30. Kemudian acara dilanjutkan dengan penutupan pada pukul 12.35 s/d 13.10. Penutupan diisi oleh sambutan dari Ketua HMAK. Ia menyatakan harapan agar jalinan silaturahmi serta kekeluargaan mahasiswa/i analisis kimia lebih erat.

Himpunan Mahasiswa D3 Analisis Kimia UII pada tanggal 30 Maret telah melakukan pendelegasian sejumlah 13 orang untuk mengikuti kegiatan Forkahim IKAHIMKI Wilayah 3 (Forum Ketua Himpunan Ikatan Himpunan Mahasiswa Kimia) yang mengusung tema “ Dengan Semangat Kebersamaan, Ciptakan IKAHIMKI yang Berkemajuan”, Kegiatan tersebut bertujuan untuk Mewujudkan program kerja antar ketua himpunan mahasiswa kimia dibawah naungan Ikatan Mahasiswa Kimia (IKAHIMKI) Wilayah 3, terjalin kebersamaan, persatuan dan kesatuan antar ketua dan anggota Himpunan Mahasiswa dengan IKAHIMKI Wilayah 3, dan meningkatkan kualitas anggota himpunan mahasiswa kimia untuk menjadi seorang pemimpin.

Kegiatan Forkahim IKAHIMKI Wilayah 3 ini dilaksanakan di Aula Rumah Sakit Gigi dan Mulut Lantai 3 dan Ruang 306 Kampus 2 FMIPA Universitas Muhammadiyah Semarang. Forkahim dimulai pada pukul 09.00 WIB dengan peserta yang mengikuti ±200 mahasiswa yang merupakan pengurus dari 14 Himpunan Mahasiswa Kimia Se- Jateng Dan DIY. Acara diawali dengan sambutan acara dari Ngain Kristin selaku Ketua Himpunan Mahasiswa Pendidikan Kimia UNIMUS dilanjutkan sambutan dari Ibu Fitria Fatichatul Hidayah, S.Si., M.Pd selaku Kepala Program Studi Pendidikan UNIMUS menyampaikan terima kasih kepada peserta atas partisipasinya dalam kegiatan Forkahim. Lalu sambutan dari Hanan Rizal Wicaksono selaku Koordinator IKAHIMKI Wilayah 3 meyampaikan betapa pentingnya berorganisasi di IKAHIMKI untuk menggalang persatuan dan kerjasama antar himpunan mahasiswa se-Indonesia dalam mengembangkan profesi guna meningkatkan peran sertanya dalam pembangunan nasional dan tujuan kegiatan Forkahim sebagai wadah terwujudnya program kerja antar himpunan mahasiswa kimia dibawah naungan Ikatan Himpunan Mahasiswa Kimia (IKAHIMKI) Wilayah 3. Kemudian acara dilanjutkan dengan perkenalan anggota delegasi setiap himpunan mahasiswa kimia diselingi dengan pentas seni sampai dengan pukul 12.00 WIB. Setelah istirahat, sholat, dan makan, pada pukul 13.00 sampai dengan 16.30 WIB dilanjukan dengan acara forum antar ketua himpunan mahasiswa kimia yang berada dinaungan IKAHIMKI Wilayah 3, dan untuk anggota delegasi selain ketua himpunan mengikuti acara Leadership yang diisi oleh pemateri yang merupakan alumni anggota IKAHIMKI Wilayah 3. Penutupan diisi oleh Ketua Panitia Forkahim. Ia menyatakan harapan agar tetap terjalin kebersamaan antar ketua dan anggota Himpunan Mahasiswa Kimia dengan Ikatan Himpunan Mahasiswa Kimia (IKAHIMKI) Wilayah 3.

Industri merupakan bagian tidak terpisahkan dari dunia pendidikan khususnya untuk program vokasi yang menyiapkan lulusan siap kerja dengan kompetensi tertentu. Para lulusan dari perguruan tinggi harus adaptif dengan bekal hard skill maupun soft skill yang mumpuni agar mampu bersaing dan bekerja secara optimal. Program Studi D III Analisis Kimia UII menyadari sekali bahwasanya sebagai penyelenggara pendidikan vokasi, pemenuhan lulusan yang siap kerja dapat tercapai salah satunya jika ada link and match antara perguruan tinggi dengan industri.

Untuk langkah inisiasi, di tahun 2019 Program Studi D III Analisis Kimia UII melaksanakan kegiatan supervisi Praktik Kerja Lapangan (PKL) sebagai bentuk kontrol akademik. Ada dua agenda penting yang hendak disampaikan kepada pihak industri maupun instansi yaitu yang pertaman terkait program magang mahasiswa selama 3-6 bulan. Program magang ini sebagai bagian dari realisasi kurikulum 2018 yang akan diterapkan mulai tahun akademik 2019/2020 sekaligus mendukung program Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yaitu Program Magang Mahasiswa Bersertifikat. Agenda kedua yaitu program magang dosen di industri sebagai penguatan matakuliah pengembangan prodi agar ada kesesuaian materi yang disampaikan kepada mahasiswa dengan bidang pekerjaanya.

Pada 27 Maret 2019, Balai Pengujian dan Identifikasi Barang (BPIB) Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Surabaya adalah instansi pertama yang dikunjungi dalam kegiatan ini. Fithriya Wulandari, SE, MAK dan Ayu Perdana Kusumaningtyas Subandi, S.Si selaku perwakilan dari BPIB menyampaikan bahwa kegiatan PKL sangat membantu pekerjaan analis di laboratorium yang frekuensi pengujiannya sangat banyak untuk produk-produk ekspor dan impor.

Rombongan selanjutnya berangkat menuju kota Gresik untuk mengunjungi PT. Petrokimia sebagai salah satu BUMN yang bergerak pada produksi pupuk dan bahan kimia skala nasional maupun internasional. Ini merupakan kunjungan kali pertama Program Studi D III Analisis Kimia UII dan mendapat respon yang baik dari perwakilan PT Petrokimia yaitu Bapak Nafi Tridjaja dan Muhammad Danang Tesna Anggara, S.Si. Diskusi hangat berlangsung mendiskusikan agenda magang mahasiswa dan dosen yang selanjutnya akan disampaikan ke departemen terkait yaitu sumber daya manusia.

Kunjungan terakhir menuju PT. Smelting yang mengolah konsentrat tembaga menjadi katoda tembaga, asam sulfat, dan gypsum. Ini merupakan kunjungan balasan yang mana PT Smelting pernah mengadakan rekrutmen dan kuliah pakar di FMIPA UII. Kegiatan kuliah pakar dan kunjungan dapat terwujud karena kontribusi alumni yang meniti karir di PT Smelting sebagai team leader di laboratorium pengujian bahan baku dan produk. Banyak hal yang didiskusikan dengan perwakilan PT Smelting dan pihak manajemen akan mempertimbangkan pengajuan program magang bagi mahasiswa dan dosen.

Dua mahasiswa DIII Analisis Kimia atas nama Izky Rahma Safitri dan Nita Perwitasari awal Maret hingga akhir April 2019 melaksanakan magang di Balai Konservasi Candi Borobudur. Mahasiswa melaksanakan pengujian, kajian, dan konservasi terhadap pemeliharaan cagar budaya di Indonesia. Pengujian material silika menjadi topik utama yang dikerjakan mahasiswa, mengingat kebanyakan benda cagar budaya menggunakan batuan sebagai bahan utama. Namun, benda cagar budaya sangatlah beragam seperti benda-benda cagar budaya yang ditemukan di dasar lautan yang dengan bahan utama besi dan perunggu juga menjadi kajian menarik. Kayu dan tekstil menjadi kajian baru dalam melakukan kajian dan pengembangan konversasi benda cagar budaya. Bagunan cagar budaya dengan bahan kayu perlu mendapatkan perlindungan dari ancaman kerusakan seperti dari pengaruh iklim, pencemaran lingkungan, proses pelapukan alamiah dan gangguan jamur dan mikroorganisme lainnya.

Dalam kunjungan kerja yang dilakukan oleh Yuli Rohyami, M.Sc. dan Ganjar Fadhillah, M.Si. pada Rabu, 20 Maret 2019 ditemui oleh Yudi Suhartono, M.A. Kepala Seksi Laboratorium Kimia Balai Konservasi Candi Borobudur menyampaikan bahwa pada bulan November 2019 mendatang Program Studi DIII Analisis Kimia akan mengirimkan mahasiswa magang 6 bulan. Mahasiswa diharapkan dapat melakukan kajian yang berkaitan dengan penerapan pengujian kimia dalam pengembangan konservasi benda cagar budaya, terutama yang berbasis pada green chemistry. Upaya ini akan segera ditindaklanjuti dengan MoU antara Universitas Islam Indonesia dengan Balai Konservasi Candi Borobudur. Yudi Suhartono, M.A. menuturkan bahwa pihaknya sangat menyambut baik program tersebut, terutama dalam pengembangan metode uji, validasi metode, dan pengembangan material yang berkaitan dengan konservasi cagar budaya yang berasal dari batuan, logam, kayu, dan tekstil. Yudi juga menuturkan bahwa banyak topik-topik penelitian kerjasama yang berbasis pada paten yang bisa dikembangkan bersama.

Yudi Suhartono juga menuturkan bahwa kehadiran mahasiswa magang sangat membantu Balai Konservasi Candi Borobudur, yang telah lebih dari 14 tahun bekerjasama dalam kegiatan magang. Keunggulan dan kompetensi mahasiswa dalam pengujian kimia, pengendalian dan jaminan mutu, teknik validasi metode, dan sistem manajemen mutu ISO 17025 harus terus dipertahankan, termasuk softksill mahasiswa. Yudi menegaskan bahwa Balai Konservasi Candi Borobudur telah menaruh kepercayaan kepada Program Studi DIII Analisis Kimia. Beliau berpesan kepada mahasiswa magang untuk senantiasa menjunjung tinggi almamater dan Balai Konservasi Candi Borobudur dimanapun mereka berada. Kepercayaan menjadi nilai yang harus dipegang teguh untuk memelihara kesinambungan kerjasama antara institusi pendidikan dan dunia kerja.

Dua mahasiswa DIII Analisis Kimia, Adela Syarifina dan Siti Aminah magang di UPT Laboratorium Kesehatan Daerah Kabupaten Sleman sejak awal Februari hingga awal April 2019. Kedua mahasiswa tersebut melaksanakan penerapan pengujian kimia di bidang pangan dan lingkungan. Disamping melakukan uji di laboratorium mahasiwa dilibatkan dalam kegiatan perencanaan sampling, sampling di lapangan, dan pembuatan dokumen pengambilan sampel.

Menurut Sujarwo Ganjar Priwibowo, S.T., M.PH. Kepala Laboratorium Kimia di UPT Labkesda menuturkan bahwa mahasiswa DIII Analisis Kimia memiliki keunggulan yang berbeda dari perguruan tinggi lain. Mahasiswa betul-betul memiliki kompetensi di bidang pengujian kimia, pengendalian dan jaminan mutu laboratorium, validasi metode, serta sistem manajemen mutu ISO/IEC 17025 yang sangat relevan dengan kebutuhan di dunia kerja. Kehadiran mahasiswa magang dari DIII Analisis Kimia FMIPA UII ini sangat membantu pekerjaan rutin, pengembangan ruang lingkup akreditasi, dan kaji ulang dalam penyiapan asesmen laboratorium. Pihaknya menyatakan bahwa kegiatan magang ini sebaiknya dilakukan paling tidak selama 6 bulan sehingga dapat betul-betul memiliki ketuntasan dalam melakukan magang sekaligus tugas akhir mahasiswa. Kunjungan kerja yang dilakukan oleh Yuli Rohyami, M.Sc. dan Ganjar Fadhillah, M.Si. pada Rabu, 20 Maret 2019 di UPT Labkesda mendapat sambutan dari Kepala Laboratorium Kimia di UPT Labkesda, Sujarwo Ganjar Priwibowo, S.T., M.PH. didampingi oleh analis laboratorium, M.Nururochim, A.Md.Ak. Dalam kunjungan kerja ini dibahas mengenai evaluasi dan monitoring pelaksanaan magang termasuk inisiasi MoU antara UII dengan UPT Labkesda dalam bidang pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat. Yuli Rohyami menyampaikan bahwa DIII Analisis Kimia UII akan mengirimkan mahasiswa dalam kegiatan magang pada November 2019 hingga April 2020 mendatang. Harapannya, mahasiswa magang dapat mengaplikasikan kompetensi di bidang pengujian kimia, teknik sampling, validasi metode , jaminan pengendalian mutu, serta sistem manajemen mutu lab ISO/IEC 17025 di Labkesda Sleman.

Nururochim, mahasiswa yang melaksanakan magang di UPT Labkesda Sleman betul-betul memiliki keunggulan dalam bidang pengujian dasar dan spektrofotometri, baik spektrofotometri UV-Vis maupun AAS, termasuk dalam verifikasi dan validasi metode. Kemampuan mahasiswa dalam menguasai estimasi ketidakpastian pengukuran betul-betul menjadi keunggulan yang sangat aplikatif dan tidak dimiliki oleh mahasiswa perguruan tinggi lain.

Praktik Kerja Lapangan (PKL) merupakan salah satu kegiatan yang wajib diikuti oleh mahasiswa D3 Analisis Kimia UII dalam menjalankan studinya dan sebagai salah satu tugas akhirnya. Program PKL ini ditempuh oleh mahasiswa pada semester ke-enam selama minimal 2 bulan. Supervisi pertama dilakukan oleh beberapa dosen D3 Analisis Kimia UII yaitu Ibu Puji Kurniawati, S.Pd.Si., M.Sc ; Ibu Kuntari, S.Si.M.Sc dan Bapak Ganjar Fadillah, S.Si., M.Si. ke Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Yogyakarta.

Pada kunjungan ke Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Yogyakarta pada tanggal 8 Maret 2019, diperoleh informasi bahwa para mahasiswa PKL atas nama Bryan Aurellya M. dan A’isyah Tri Rejeki di bawah bimbingan Bapak Widodo diberikan tema projek penelitian yang khusus dibidang analisis kimia salah satunya adalah validasi metode untuk penentuan Boron dalam sampel tanah. Boron dalam tanah umumnya berupa spesi ion borat hidrat. Spesi ion boron ini sangat diperlukan bagi tanaman sehingga pengujian kandungan boron dalam tanah sangat rutin dilakukan oleh lembaga ini. Sedangkan supervisi berikutnya dilakukan ke Kantor Pusat Pengendalian Pengendalian Pembangunan Ekoregio Jawa. Pada Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Yogyakarta mahasiswa PKL diberikan tugas khusus terkait analisis mikrobiologi khususnya adalah kualitas air. Namun, mahasiswa tidak hanya melakukan aktivitas pada satu laboratorium. Mahasiswa diberikan kesempatan seluas-luasnya untuk mengeksplore segala aktivitas dilaboratorium seperti sampling di lapangan, penyimpanan bahan baku dan beberapa analisis rutin lainya.

Kegiatan ini dilakukan sebagai salah satu bentuk persiapan Prodi D3 Analisis Kimia dalam penerapan PKL dikurikulum baru 2019 yaitu PKL menjadi 6 bulan. Selain itu juga, kegiatan ini juga bertujuan untuk menambah relasi dan mitra kerja sama prodi dengan pihak instansi lain khususnya dalam pengembangan riset atau penelitian.

Empat mahasiswa Analisis Kimia UII melakukan kegiatan Magang di Pusat Laboratorium Forensik Bareskrim Mabes Polri Jakarta. Keempat mahasiswa tersebut adalah Monita Larasati, Dhea Monica, Susi Wahyu Widyowati, Aulia Setia Ningrum. Mahasiswa melakukan magang di 3 laboratorium, 1) Laboratorium Narkoba Forensik, 2) Laboratorium Toksikologi, dan 3) Laboratorium Kimia. Dalam kegiatan supervisi yang dilakukan oleh Yuli Rohyami, M.Sc. dan Puji Kurniawati, M.Sc. pada Jum’at, 15 Maret 2019, Program Studi DIII Analisis Kimia dapat melakukan monitoring dan evaluasi pelaksanaan magang sekaligus sebagai upaya inisiasi program magang 6 bulan yang akan dimulai pada November 2019 mendatang. Kegiatan supervisi disambut  Kepala Pusat Narkobafor Puslabfor, Kombespol Sodiq Pratomo, M.Si. beserta jajarannya. Kombespol Sodiq Pratomo, M.Si. menyampaikan bahwa dalam kegiatan magang mahasiswa telah mendapatkan orientasi pengenalan instrumentasi pengujian kimia, standar keselamatan kerja, etika dan komunikasi profesi, dan rekaman/berita acara hasil pengujian. Selain melakukan pengujian kimia terhadap barang bukti berupa narkoba, organ tubuh manusia, dan barang bukti lainya, mahasiswa juga dilibatkan dalam kegiatan validasi metode untuk penambahan ruang lingkup akreditasi ISO/IEC 17025.

Keempat mahasiswa tersebut telah memiliki sertifikasi kompetensi pada skema pengujian dasar kimia dan validasi metode spektrometri sehingga dalam melaksanakan pengujian dan validasi metode mahasiswa telah memahami pengendalian dan jaminan mutu hasil pengujian. Aulia Setia Ningrum menuturkan bahwa magang di Puslabfor memberikan pengalaman yang sangat berharga. Berbekal softskill yang telah diasah melalui kegiatan pembelajaran dan organisasi di kampus, sangat membantu dalam menyesuaikan diri di dunia kerja. Disiplin yang ditanamkan melalaui kegiatan praktikum sangat membantu dalam pelaksanaan magang. Monita Larasati juga menuturkan bahwa ketika kegiatan praktikum mahasiswa telah terbiasa disiplin waktu, keselamatan kerja, termasuk menyusun logbook data hasil uji yang dilengkapi dengan aspek pengendalian mutu seperti lineritas, LOD, LOQ, presisi, akuarasi, dan ketidakpastian pengukuran sangat bermanfaat di dunia kerja. Kedua mahasiswa tersebut telah mendapatkan pengalaman kerja dalam pengujian barang bukti narkoba dan validasi metode uji menggunakan GC, HPLC, GC-MS, dan LC-MS.

Pengalaman berharga juga dirasakan oleh Susi Wahyu Widyowati yang ditempatkan di laboratorium kimia. Berbekal pembelajaran di DIII Analisis Kimia UII membuat mahasiswa siap menghadapi dunia kerja. Disiplin dan softskill yang terintegrasi dalam proses pembelajaran membuat mahasiswa mudah beradaptasi di dunia kerja. Berbeda dengan ketiga mahasiswa lainnya, Dhea Monica memiliki pengalaman berharga karena berkesempatan untuk magang di laboratorium toksikologi yang berkecimpung dengan sampel berupa hasil otopsi dari organ tubuh manusia. Dibutuhkan mentalitas baja untuk menghadapi sampel-sampel biologis, mulai dari pengambilan cuplikan, destruksi, pengujian, analisis data, sampai penyiapan berita acara hasil pengujian.

Dalam kegiatan supervise, tim dosen juga mendapatkan umpan balik dalam pengembangan kurikulum dan softskill mahasiswa. Program Studi DIII Analisis Kimia UII yang juga telah menjalin MoU dengan Puslabfor Bareskrim Mabes Polri ini akan terus bekerjasama dalam peningkatan kualitas pembelajaran. Salah satunya adalah dalam penguatan kurikulum dengan konsentrasi di bidang analisis industri, lingkungan, dan forensik menjadi bukti nyata bahwa analisis kimia memiliki peran yang sangat luas dalam membangun kemajuan bangsa.

YOGYAKARTA,  — Program Studi (Prodi) Diploma III FMIPA UII (Fakultas Matematika Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Islam Indonesia) membekali mahasiswa dengan Mata Kuliah Standardisasi. Sehingga lulusan Prodi Diploma III Analisis Kimia FMIPA UII akan memiliki kompetensi global di bidang standardisasi.

Demikian diungkapkan Tri Esti Pubaningtias SSi, MSi, Ketua Prodi DIII Analisis Kimia FMIPA UII kepada jogpaper.net di sela-sela Kuliah Umum Standardisasi di Kampus UII Yogyakarta, Sabtu (16/3/2019). Kuliah Umum diberikan Fajarina Budiantari STP, MSi dan Kristanti Andriani dari Badan Standardisasi Nasional (BSN) dan dosen FMIPA UII, Thorikul Huda, MSc, yang juga Manajer Teknis Laboratrium Terpadu, yaitu salah satu laboratorium pengujian milik UII dan berstandar ISO 17025.

Lebih lanjut Esti menjelaskan selama ini mata kuliah Standardisasi dipecah-pecah dan digabungkan dengan beberapa mata kuliah lain yang ada kaitannya. “Kurikulum 2019, mewajibkan Mata Kuliah Standardisasi tidak dipecah-pecah lagi. Sehingga mahasiswa bisa memperoleh pengetahuan tentang Standardisasi secara komprehensif,” kata Esti.

Menurut Esti, saat ini baru ada dua perguruan tinggi vokasi di Indonesia yang menerapkan Mata Kuliah Standardisasi menjadi satu mata kuliah. Kedua perguruan tinggi tersebut adalah Politeknik Banyuwangi, Jawa Timur dan DIII Analisis Kima FMIPA UII Yogyakarta.

Mata Kuliah Standardisasi, kata Esti, diberikan kepada mahasiswa Program Studi DIII Analisis Kimia pada semester satu (1) dengan bobot 2 satuan kredit semester (SKS). Mata kuliah ini merupakan mata kuliah yang ditempuh tanpa prasyarat yang mendukung capaian pembelajaran lulusan keempat (CPL4). Mahasiswa mampu memberikan kontribusi untuk memecahkan masalah dalam lingkup pekerjaannya.

Setelah menyelesaikan mata kuliah ini mahasiswa diharapkan menguasai filosofi standardisasi. Mereka mampu menjelaskan atau mengilustrasikan pentingnya standardisasi dalam segala aspek kehidupan. “Selain itu, mereka menguasai infrastruktur mutu dalam konteks kualitas dan daya saing, mampu mengidentifikasi standar untuk penerapan pada bidang tertentu, dan mampu berperilaku atau berbudaya standar atau mutu,” jelas Esti.

Sejak tahun 2017 hingga 2018, kata Esti, UII berturut-turut mendapatkan anugerah emas SNI Award dari Badan Standardisasi Nasional (BSN). Penghargaan ini merupakan wujud implementasi SNI di dalam mata kuliah di UII.

“D III Analisis Kimia merupakan salah satu Prodi yang memasukkan SNI menjadi acuan pembelajaran baik kelas maupun praktikum. Hal ini dimaksudkan untuk memupuk kesadaran lulusan agar selalu mengacu pada standar yang ada. Sehingga semua pekerjaan yang mereka dilakukan dapat dikendalikan dan dijamin mutunya,” tandasnya.

Sedang Fajarina Budiantari dalam kuliahnya menjelaskan tentang pengantar standardisasi yang meliputi pengertian, filosofi, sejarah, jenis-jenis standar dan manfaat standar dalam kehidupan. Selain itu, juga menjelaskan tentang manfaat standar dalam perdagangan dan dalam menanggapi isu global; level, subyek dan aspek standardisasi sifat standar serta tujuan standardisasi; anatomi standar, prinsip dasar pengembangan standar, proses pengembangan standar; dan aplikasi standar sistem manajemen.

Sedang Kristiati Andriani menjelaskan tentang belajar Standardisasi melalui e-learning yang diadakan BSN. Mahasiswa DIII Analisis Kimia UII dapat belajar melalui e-learning Standardisasi dan akan mendapatkan sertifikat.

sumber : https://www.jogpaper.net/index.php/2019/03/16/standardisasi-antarkan-lulusan-analisis-kimia-uii-berkompetensi-global/

Program Studi D III Analisis Kimia FMIPA Universitas Islam Indonesia menerima kunjungan dari Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Yogyakarta pada 29 Januari 2019 yang diterima oleh Kaprodi Ibu Tri Esti Purbaningtias, M.Si yang dibersamai oleh Bayu Wiyantoko, M.Sc dan Kuntari, M.Sc. Rombongan BPPTKG yang berjumlah lima orang memiliki agenda bersilaturahmi sekaligus berdiskusi terkait penggunaan instrumentasi pengujian spektrofotometer UV-Visibel. Obrolan hangat yang berlangsung di ruang sidang Prodi D III Analisis Kimia mengawali ihwal tujuan kedatangan rombongan BPPTKG yang disambut dengan rasa senang dan sikap terbuka oleh Kaprodi D III Analisis Kimia dan para dosen. Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) berencana untuk pengadaan instrumentasi spektrofotometer UV-Visibel di tahun 2019 guna menunjang analisis di laboratorium sehingga memerlukan informasi dari pengguna (user) yang direkomendasikan oleh vendor yaitu PT. Genecraft Labs. Di BPPTKG sendiri memiliki beberapa laboratorium pengujian yang menunjang kebutuhan data analisis seperti laboratorium elektronika dan instrumentasi, laboratorium geokimia, serta laboratorium petrografi.
Seperti diketahui bahwa Prodi D III Analisis Kimia memiliki instrumentasi spektrofotometer UV-Visibel dengan tipe single beam maupun double beam. Di tahun 2018 guna menunjang proses akademik meliputi praktikum, riset, dan sertifikasi kompetensi maka laboratorium kimia terapan melengkapi dengan 2 (dua) spektrofotometer UV-Visibel merk Aquamate 8000 Thermo dengan spesifikasi single beam yang dilengkapi oleh 6 cell kuvet. Kami menyampaikan kepada delegasi BPPTKG bahwasanya laboratorium mempertimbangkan ketangguhan, kemudahan operasional, dan sudah tentu harga pada saat memilih spektrofotometer UV-Visibel Aquamate 8000 Thermo. Alhamdulillah hingga sejauh ini alat spektrofotometer UV-Visibel merk Aquamate 8000 Thermo tidak mengalami permasalahan dan pengguna baik mahasiswa maupun dosen dapat leluasa mengoperasikan menurut instruksi kerja yang dibuat oleh laboratorium.
Rombongan dari BPPTKG juga kami bersamai menuju laboratorium kimia terapan untuk melihat wujud dan unjuk kerja spektrofotometer UV-Visibel Aquamate 8000 Thermo agar mendapatkan informasi yang lebih jelas. Bapak Purbaka Zulianta selaku perwakilan dari PT. Genecraft Labs turut hadir untuk mengenalkan lebih jauh spesifikasi, keunggulan, dan proses analisis yang didemokan secara langsung menggunakan sampel uji zat warna methyl orange (MO). Raut antusias terlihat saat sesi demo diselingi oleh diskusi sehingga membuat suasana lebih cair dan hangat. Di akhir kunjungannya, perwakilan BPPTKG mengucapkan terima kasih atas waktu dan kesempatan yang diberikan oleh Prodi D III Analisis Kimia untuk berbagi informasi tentang performa instrumentasi spektrofotometer UV-Visibel Aquamate 8000 Thermo.

YOGYAKARTA — Jurusan Kimia, Fakultas Matematika Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Islam Indonesia (FMIPA UII) melakukan penjajagan kerjasama dengan Nanyang Polytechnic (NYP) Singapura dan Chemistry Department Universiti Pendidikan Sultan Idris (UPSI) Malaysia, Rabu-Jumat (5-7/12/2018). Kerjasama akan difokuskan pada kolaborasi penyelenggaraan pendidikan agar lulusan Jurusan Kimia FMIPA UII memiliki ketrampilan dan kemampuan bertaraf internasional.

Demikian diungkapkan Dr Is Fatimah, SSi, MSi, Ketua Jurusan Kimia FMIPA UII kepada wartawan di ruang kerjanya, Selasa (11/12/2018). Dua perguruan tinggi dari negara yang berbeda tersebut dipilih karena memiliki keunggulan masing-masing.

Lebih lanjut Is Fatimah menjelaskan kerjasama dengan NYP dititikberatkan pada inisiasi joint teaching and apprenticeship Program D3 Analisis Kimia. Sedang kerjasama dengan UPSI ditekankan pada Course Matching dalam rangka transfer credit program D3 Analisis Kimia dan Program Studi Pendidikan Kimia.

“Kebetulan NYP merupakan role model yang bagus untuk pendidikan vokasi di Asia Tenggara. Kerjasama NYP dengan industri sudah sangat bagus. Contohnya, banyak perusahan yang bekerjasama dengan NYP seperti membangunkan laboratorium, memberikan sumbang sih arah kurikulum, melaksanakan shortcourse-shortcourse,” kata Is Fatimah.

Sebagai timbal balik kerjasama, kata Is Fatimah, pihak NYP juga akan mengirimkan dosen, mahasiswa ke Jurusan Kimia FMIPA UII. Khususnya, mengenai apa yang terjadi pada industri kimia di Indonesia, serta belajar kebudayaan Indonesia.

“Alhamdulillah sambutannya sangat baik sekali. Kita berkunjung melihat apa yang terjadi di sana seperti laboratorium, dan proses pembelajaran. Di sana sudah terintegrasi antara industri dan universitas. Mungkin itu yang tidak bisa kita temukan di Indonesia,” ujarnya.

Kalau kita mengirim mahasiswa, maka mahasiswa akan mempunyai banyak kesempatan. Sering kali mahasiswa sana yang diminta melakukan riset oleh perusahaan, maka setelah lulus diminta untuk bekerja di perusahaan tersebut.

“Kalau mahasiswa kita mengikuti shortcourse di sana akan memiliki kemampuan yang lebih dan tingkat internasional. Tahun 2019, kerjasama ini bisa terealisasi, baik kita mengirimkan mahasiswa atau sebaliknya,” kata is Fatimah.

Penyetaraan
Sedangkan kerjasama dengan UPSI, kata Fatimah, tinggal implementasi. Penandatangan nota kerjasama dalam waktu dekat dan kerjasamanya dalam bentuk transfer kredit. Mahasiswa FMIPA UII dapat mengambil kuliah di UPSI, demikian pula mahasiswa UPSI dapat mengambil kuliah di UII.

Kunjungan ke UPSI, jelas Fatimah, fokus pada penyetaraan mata kuliah. Misalnya, mata kuliah Kimia Organik di sini setara dengan mata kuliah di sana. Serta mata kuliah-mata kuliah lain di D3 Analisis Kimia dan Pendidikan Kimia, yang dinilai setara.

“Dari UPSI sudah ada statemen akan membebaskan SPP, menyediakan fasilitas asrama selama semester berlangsung. Mahasiswa minimal menempuh pendidikan di UPSI minimal satu semester. Bisa satu hingga dua semester,” kata Is Fatimah.

Keunggulan UPSI, ujar Fatimah, memiliki laboratorium dan instrumentasi lebih lengkap. Meskipun dari sisi kurikulum sama, atau malah kita memiliki kelebihan. S1 Pendidikan Kimia sudah terakreditasi Royal Society of Chemistry (RSC). “Ada sisi plus minus dan kita bisa menggunakan laboratorium yang lebih lengkap,” katanya.

sumber : https://www.jogpaper.net/index.php/2018/12/11/jurusan-kimia-kerjasama-dengan-nyp-dan-upsi/