4 Mahasiswa Analis Kimia UII Magang di Pusat Laboratorium Forensik

Empat mahasiswa Analisis Kimia UII melakukan kegiatan Magang di Pusat Laboratorium Forensik Bareskrim Mabes Polri Jakarta. Keempat mahasiswa tersebut adalah Monita Larasati, Dhea Monica, Susi Wahyu Widyowati, Aulia Setia Ningrum. Mahasiswa melakukan magang di 3 laboratorium, 1) Laboratorium Narkoba Forensik, 2) Laboratorium Toksikologi, dan 3) Laboratorium Kimia. Dalam kegiatan supervisi yang dilakukan oleh Yuli Rohyami, M.Sc. dan Puji Kurniawati, M.Sc. pada Jum’at, 15 Maret 2019, Program Studi DIII Analisis Kimia dapat melakukan monitoring dan evaluasi pelaksanaan magang sekaligus sebagai upaya inisiasi program magang 6 bulan yang akan dimulai pada November 2019 mendatang. Kegiatan supervisi disambut  Kepala Pusat Narkobafor Puslabfor, Kombespol Sodiq Pratomo, M.Si. beserta jajarannya. Kombespol Sodiq Pratomo, M.Si. menyampaikan bahwa dalam kegiatan magang mahasiswa telah mendapatkan orientasi pengenalan instrumentasi pengujian kimia, standar keselamatan kerja, etika dan komunikasi profesi, dan rekaman/berita acara hasil pengujian. Selain melakukan pengujian kimia terhadap barang bukti berupa narkoba, organ tubuh manusia, dan barang bukti lainya, mahasiswa juga dilibatkan dalam kegiatan validasi metode untuk penambahan ruang lingkup akreditasi ISO/IEC 17025.

Keempat mahasiswa tersebut telah memiliki sertifikasi kompetensi pada skema pengujian dasar kimia dan validasi metode spektrometri sehingga dalam melaksanakan pengujian dan validasi metode mahasiswa telah memahami pengendalian dan jaminan mutu hasil pengujian. Aulia Setia Ningrum menuturkan bahwa magang di Puslabfor memberikan pengalaman yang sangat berharga. Berbekal softskill yang telah diasah melalui kegiatan pembelajaran dan organisasi di kampus, sangat membantu dalam menyesuaikan diri di dunia kerja. Disiplin yang ditanamkan melalaui kegiatan praktikum sangat membantu dalam pelaksanaan magang. Monita Larasati juga menuturkan bahwa ketika kegiatan praktikum mahasiswa telah terbiasa disiplin waktu, keselamatan kerja, termasuk menyusun logbook data hasil uji yang dilengkapi dengan aspek pengendalian mutu seperti lineritas, LOD, LOQ, presisi, akuarasi, dan ketidakpastian pengukuran sangat bermanfaat di dunia kerja. Kedua mahasiswa tersebut telah mendapatkan pengalaman kerja dalam pengujian barang bukti narkoba dan validasi metode uji menggunakan GC, HPLC, GC-MS, dan LC-MS.

Pengalaman berharga juga dirasakan oleh Susi Wahyu Widyowati yang ditempatkan di laboratorium kimia. Berbekal pembelajaran di DIII Analisis Kimia UII membuat mahasiswa siap menghadapi dunia kerja. Disiplin dan softskill yang terintegrasi dalam proses pembelajaran membuat mahasiswa mudah beradaptasi di dunia kerja. Berbeda dengan ketiga mahasiswa lainnya, Dhea Monica memiliki pengalaman berharga karena berkesempatan untuk magang di laboratorium toksikologi yang berkecimpung dengan sampel berupa hasil otopsi dari organ tubuh manusia. Dibutuhkan mentalitas baja untuk menghadapi sampel-sampel biologis, mulai dari pengambilan cuplikan, destruksi, pengujian, analisis data, sampai penyiapan berita acara hasil pengujian.

Dalam kegiatan supervise, tim dosen juga mendapatkan umpan balik dalam pengembangan kurikulum dan softskill mahasiswa. Program Studi DIII Analisis Kimia UII yang juga telah menjalin MoU dengan Puslabfor Bareskrim Mabes Polri ini akan terus bekerjasama dalam peningkatan kualitas pembelajaran. Salah satunya adalah dalam penguatan kurikulum dengan konsentrasi di bidang analisis industri, lingkungan, dan forensik menjadi bukti nyata bahwa analisis kimia memiliki peran yang sangat luas dalam membangun kemajuan bangsa.