JAKARTA, MARET 2023 — Ziyadatul Mustagfiroh dan Fitria Alfiana Febiastuti, mahasiswi Program Studi Diploma III Analisis Kimia, Fakultas Matematika Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Islam Indonesia (FMIP UII) terpilih sebagai Best Presentation pada Jakarta Economic Forum (JEF) 2023. Prestasi Ziyadatul dan Fitria ini mengantarkan UII menjadi Juara 3 di JEF 2023. Sedang Juara pertama diraih Universitas Diponegoro (Undip) Semarang, dan juara kedua Institut Teknologi Sepuluh November (ITS) Surabaya.
JEF merupakan kompetisi membuat karya tulis ilmiah yang membahas topik terkini di Indonesia dan internasional. JEF yang diselenggarakan Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia Banking School (STIE IBS) Jakarta mengangkat tema ‘Peran Generasi Milenial 4.0 terhadap Isu Krisis Pangan.‘
Karya Tulis Ilmiah Ziyadatul dan Fitria mengangkat judul ‘Homegation Sistem Monitoring Debit Air pada Pengairan Mina Padi Berbasis Mobile Apps Control sebagai Upaya Resiliensi Menghadapi Krisis Pangan 2023’. Mereka dibawah bimbingan dosen Prodi D III Analisis Kimia, Kuntari, S.Si., MSc.
Dijelaskan Ziyadatul dan Fitria, ide membuat karya tulis ilmiah ini diilhmi keduanya yang berasal dari lingkungan petani. Mereka bisa merasakan susahnya petani di saat cuaca tidak menentu. Para petani harus tetap pergi ke sawah untuk mengontrol irigasi airnya, khususnya petani mina padi.
Menurut Ziyadatul, petani memilih usaha mina padi karena debit air di daerahnya mencukupi. Selain itu, sistem mina padi itu menguntungkan petani. Di antaranya, meminimalkan penggunaan pupuk karena kotoran ikannya akan menjadi pupuk organik.
Apalagi Indonesia merupakan negara agraris dan merupakan negara pengimpor pupuk dari Rusia. Sedang Rusia sudah satu tahun lebih berperang dengan Ukraina. Sehingga dampak dari perang, Indonesia akan mengalami krisis pupuk bisa berpengaruh terhadap menurunnya produksi pangan.
“Karena itu, kami menciptakan alat homegation yaitu untuk memonitor debit air di sawah mina padi. Keuntungan homegation, debit air dapat dikontrol menggunakan smartphone. Petani tidak perlu repot-repot ke sawah, karena bisa dikontrol dari rumah,” kata Ziyadatul dan Fitria di Yogyakarta, Jumat (24/3/2023).
Ziyadatul dan Fitria menjelaskan alat-alat yang dibutuhkan untuk membuat homegation. Di antaranya, NodeMCU ESP 8266, lampu LED, ultrasonic sensor, relay module, mini breadboard, dan jumper wire. Beberapa alat tersebut dirangkai membentuk suatu komponen yang dapat mendeteksi ketinggian debit air. Rangkaian alat tersebut disambungkan smartphone dengan sistem Internet of Things (IoT).
Sistem monitoring homegation tersebut juga dapat digunakan untuk mengantisipasi agar kotoran ikan yang mengandung unsur hara tidak terbawa arus air yang masuk sawah. Sebab semakin cepat aliran air yang masuk maka semakin cepat pula unsur hara yang akan larut dan terbawa arus air serta belum terserap tanaman padi.
“Pemanfaatan sistem homegation ini dapat meningkatkan produktivitas pertanian dan pengurangan penggunaan pupuk sintetis pada lahan pertanian mina padi,” jelasnya.
Sementara Dosen Pembimbing, Kuntari mengapresiasi prestasi yang diraih Zeeya dan Fitria di JEF 2023. Kuntari berharap capaiannya berkah bagi semua, serta menjadi penyemangat mahasiswa lainnya untuk berani mencoba berkompetisi dan berpestasi.
“Saya sangat apresiasi sekali kalian mau mencoba dan belajar hal yang baru untuk memberikan solusi terkait permasalahan yang telah dihadapi bangsa ini. Terimakasih juga telah diberi kesempatan dan kepercayaan untuk menjadi dosen pembimbing kalian, dengan begitu saya juga belajar,” kata Kuntari. (*)
Sumber : Jurnal Republika