Mahasiswa baru Program Studi DIII Analis Kimia pada Jum’at, 2 September 2016 mengikuti workshop Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Laboratorium Kimia. Workshop K3 Laboratorium Kimia yang diikuti oleh seluruh mahasiswa baru tahun 2016 ini diselenggarakan di Laboratorium Kimia Terapan Program Studi DIII Analis Kimia FMIPA UII. Workshop yang dibuka oleh Ketua Program Studi DIII Analis Kimia FMIPA UII, Thorikul Huda, M.Sc. ini merupakan salah satu bentuk komitmen program studi dalam menerapkan kebijakan keselamatan kerja. Thorikul Huda, M.Sc. dalam sambutannya menyampaikan bahwa, kurikulum Program Studi DIII Analis Kimia merupakan kurikulum berbasis kompetensi yang tertelusur dengan Standar Kompetensi kerja Nasional Indonesia (SKKNI) Bidang Jasa Penguji Laboratorium dengan persentase matakuliah praktikum mencapai 70%. Mahasiswa akan banyak melaksanakan pembelajaran di laboratorium sehingga perlu mendapatkan pemahaman pentingnya K3 Laboratorium Kimia sehingga dapat meminimalkan adanya resiko kecelakaan kerja.
Mahasiswa mendapatkan pengenalan K3 Laboratorium dalam materi yang disampaikan oleh Thorikul Huda, M.Sc. dan Yuli Rohyami, M.Sc. Kecelakaan kerja di laboratorium kimia menjadi suatu kejadian yang dapat berlangsung secara tiba-tiba, tidak direncanakan dan menjadi kejadian yang tidak diharapkan. Kecelakaan dapat memberikan dampak kerugian bagi personel yang bekerja di laboratorium dan lingkungan kerja yang ada di sekitarnya. Mahasiswa mulai diperkenalkan bagaimana meminimalkan resiko kecelakaan dan standar keselamatan kerja di laboratorium kimia, yang meliputi tata tertib di laboratorium kimia, pengenalan APD, pengenalan bahan kimia, standar keselamatan di laboratorium dan pengenalan bahan kimia. Aspek K3 menjadi muatan penting dalam pembelajaran sehingga mahasiswa dapat membangun attitude dan sikap kerja sesuai dengan good practices laboratory yang diterapkan dalam laboratorium terstandar.
Mahasiswa juga mendapatkan bekal mengenai standar penggunaan peralatan laboratorium kimia dan teknik dasar penggunaan alat-alat gelas laboratorium, alat volumetric dan peralatan pendukung sesuai dengan teknik dan standar keselamatan kerja yang disampaikan oleh Kuntari, M.Sc. didampingi instruktur Aprisilia Rizky Wijaya. Kecelakaan kerja yang sering terjadi di laboratorium kimia dapat terjadi dari kesalahan dalam pemilihan alat. Alat gelas yang sumbing atau retak apabila dipergunakan dapat melukai dan dapat menimbulkan percikan atau tumpahan bahan kimia. Pemanasan tabung reaksi harus dilakukan dengan benar agar tidak memercikan bahan kimia ke wajah, termasuk menggunakan corong pisah harus memperhatikan arah keluaran gas. Ketrampilan dasar ini sangat dibutuhkan untuk memberikan bekal teknik dasar laboratorium yang akan dipergunakan selama proses pembelajaran.
Pada akhir kegiatan, mahasiswa juga mendapatkan ketrampilan dasar teknik laboratorium yang berkaitan dengan penggunaan peralatan dan instrumentasi seperti penggunaan neraca, pH-meter, furnace, oven dan alat ukur sederhana yang dipergunakan dalam kegiatan pengujian kimia di laboratorium. Ketrampilan ini sangat dibutuhkan bagi mahasiswa baru agar dapat beradaptasi dengan mudah selama bekerja di laboratorium sehingga dapat mendukung proses pembelajaran praktikum pada semester I.

Prodi DIII Analis Kimia FMIPA UII siap mengirimkan tim ahli dalam validasi metode pengujian kimia di Pusat Laboratorium Forensik (Puslabfor) Bareskrim Polri. Program Studi DIII Analis Kimia setiap tahun selalu mengirimkan mahasiswa dalam kegiatan Praktik Kerja Lapangan di Puslabfor untuk membantu proses pemeriksaan barang bukti melalui pengujian kimia di laboratorium. Pengujian kimia harus dilakukan dengan metode baku atau tidak baku yang dapat menjamin keberterimaan hasil pengujian. Apabila metode yang digunakan adalah metode baku, maka metode yang akan digunakan harus diverifikasi untuk mengkonfirmasi parameter pengendalian mutu. Sebaliknya, apabila metode uji bukan metode standar atau metode standar yang dikembangkan, maka harus divalidasi. Tenaga ahli analisis kimia harus mampu melaksanakan verifikasi dan validasi metode.
Program Studi DIII Analis Kimia FMIPA UII tengah mempersiapkan rancangan program Recognition of Prior Learning (Rekognisi Pembelajaran Lampau, RPL).
Lembaga Sertifikasi Profesi Universitas Islam Indonesia
Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI) yang diturunkan menjadi SKKNI menjadi keharusan bagi institusi untuk menghasilkan angkatan kerja yang kompeten dengan bidangnya. Tenaga kerja yang kompeten diharapkan dapat menghasilkan sumber daya manusia (SDM) yang kompeten dan kompetitif yang sangat penting pada era MEA saat ini. Oleh karena itu, penerapan standar tersebut dapat dilakukan dengan memberlakukan akreditasi LDP, pelatihan berbasis kompetensi, lisensi LSP dan sertifikasi kompetensi.
Lembaga Sertifikasi Profesi Universitas Islam Indonesia (LSP UII) pada Rabu, 21 April 2016 menerima Sertikat Lisensi dari Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP) di Jakarta.
Senin 29 Februari 2016 rombongan SMAN 1 Parigi Kabupaten Pangandaran Jawa Barat berkunjung ke Fakultas MIPA UII. Rombongan tersebut diterima oleh Thorikul Huda, M.Sc mewakili Dekan FMIPA UII. Pada kesempatan tersebut Thorikul Huda yang juga Ketua Program Studi D3 Analis Kimia menyampaikan selama datang kepada rombongan SMAN 1 Parigi di UII sebagai kampus nasional tertua di Indonesia. “UII didirikan oleh tokoh nasional dan nama mereka diabadikan sebagai nama gedung yang ada di UII”, ucap Thorikul Huda pada saat memberikan sambutan. Rombongan yang terdiri dari siswa dan guru tersebut tiba digedung Fakultas MIPA pada pukul 09.30 dan wakil rombongan berharap agar siswa-siswi SMAN 1 Parigi dapat memperoleh informasi yang lengkap tentang profil UII.