Program Studi Diploma Analisis Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam UII menyelenggarakan Seminar Nasional Vokasi Indonesia pada Selasa (13/11), di Hotel Grand Mercure, Yogyakarta. Iven ini merupakan seminar nasional vokasi lintas bidang ilmu pertama di Indonesia dengan mengusung tema “Pengembangan Pendidikan Vokasi dalam Menghadapi Era Revolusi Industri 4.0”.
Jalannya seminar menghadirkan dua pembicara utama yaitu Ketua Pengawas Forum Pendidikan Tinggi Vokasi Se-Indonesia, Ir. Hotma Prawoto Sulistyadi, M.T., IP-Md., HAKI dan Kepala Sub-bidang Penerapan Standar Sukarela dan Penanganan Pada Pusat Sistem Penerapan, Banu Sinarmala, S.Si. Selain agenda seminar, rangkaian acara juga diisi Call for Paper dengan beberapa topik di antaranya Sains, Teknologi, Industri, Sosio Humaniora, dan Kesehatan.
Dalam sambutannya Tri Esti Purbaningtyas M.Si. selaku panitia acara menyampaikan bahwa mayoritas peserta dalam seminar nasional berasal dari bidang Sains, teknologi, dan Industri. “60% dari total peserta berasal dari bidang Sains, Teknologi dan Industri. Peserta datang dari seluruh Indonesia seperti dari Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara dan Universitas Negeri Surabaya. Latar belakang para peserta juga beragam,” ujarnya.
Tri Esti Purbaningtyas mengatakan, pelaksanaan seminar nasional ini merupakan acara pertama yang digelar oleh Program studi Diploma Analisis kimia Fakultas MIPA UII. Ia berharap acara ini dapat terus diselenggarakan secara berkala ke depannya. “Harapannya agar acara seperti ini dapat terus diadakan secara rutin dan ditingkatkan lingkupnya menjadi seminar bertaraf internasional,” ungkaphnya.
Sementara Rektor UII Fathul Wahid, S.T., M.Sc., Ph.D. dalam sambutannya menyampaikan pentingnya mengetahui dasar terkait perbedaan antara vokasi dan Pendidikan akademik. Ia menuturkan, Menteri Ketenagakerjaan RI menyampaikan bahwa Indonesia akan kekurangan sekitar 57 juta tenaga kerja terampil hingga 2030.
Hal ini menurut Fathul Wahid merupakan peluang bagi para lulusan pendidikan vokasi untuk memiliki sertifikasi sehingga tetap dapat bersaing di era disruptif ini. Ia menambahkan, diperlukan strategi bagi pendidikan vokasi, dengan harapan dapat mengakomodasi kebutuhan generasi saat ini sehingga dapat terus berkembang secara maksimal. (RR/RS)

sumber : https://www.uii.ac.id/peluang-pendidikan-vokasi-di-era-revolusi-industri-4-0/









Silvi sebagai ketua tim Kapoera mengungkapkan kebanggaannya dapat menjuarai ajang ini dengan ikut serta dalam menyajikan keterampilan dan kemampuannya di bidang kevokasian sesuai dengan keilmuannya. Tidak hanya Silvi, Tri Esti Purbaningtias selaku Kaprodi D III Analisis Kimia merasa sangat bangga dengan prestasi yang dicapai oleh mahasiswanya. “Ini merupakan salah satu bukti bahwa mahasiswa kami mampu beprestasi secara nasional dan Insya Allah di kancah internasional ”, ungkap Esti saat ditemui di ruang kerjanya.

Tentunya semangat saja belum cukup, oleh karena itu dalam kesempatan ini Program Studi D III Analisis Kimia UII memberikan bekal untuk mempermudah mahasiswa dalam menyalurkan ide kreatif dalam bentuk proposal PKM sekaligus tips dan trik agar dapat lolos PKM melalui penyampaian materi oleh Kuntari, S.Si, M.Sc. dan Ganjar Fadillah, S.Si., M.Si. selaku dosen Program Studi D III Analisis Kimia yang mendapatkan amanah dalam pengembangan minat dan bakat mahasiswa D III Analsisis Kimia.









Pemateri pada workshop K3 ini adalah Bapak Azham Umar Abidin, SKM, MPH, yang merupakan dosen Prodi Teknik Lingkungan UII. Selain itu, beliau merupakan Asesor Kompetensi Bidang K3 pada BNSP dan LSP UII. Bapak Azham menjelaskan mengenai pengertian K3, identifikasi bahaya, pengendalian dan penanganan kecelakaan di laboratorum. Pada paparannya beliau menjelaskan bahwa K3 itu tidak hanya dibutuhkan di laboratorium tapi pada setiap aspek kegiatan manusia, contoh paling sederhana yang sering lalai dilakukan mahasiswa adalah penggunaan alat keselamatan berkendara. Sebelum melakukan kegiatan di laboratorium mahasiswa diharapkan telah terlebih dahulu mengidentifikasi potensi bahaya yang dapat terjadi, misalnya peralatan apa saja yang berbahaya.