Penerimaan Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) tahun 2019 sudah dibuka. Hal tersebut tentu tidak akan disia-siakan oleh Program Studi D III Analisis Kimia UII. Program Kreativitas Mahasiswa merupakan aktivitas yang memiliki bobot terbesar dalam perangkingan PT oleh RISTEKDIKTI menjadikan PKM sebagai salah satu lomba karya ilmiah mahasiswa yang menjadi fokus tersendiri bagi Universitas Islam Indonesia khususnya Program Studi D III Analisis Kimia. Berbagai pendekatan dilakukan oleh Program studi untuk mempersiapkan keikutsertaan mahasiswa dalam ajang kompetensi bergengsi ini, salah satunya adalah Workshop Penyusunan Proposal PKM bagi Mahasiswa D III Analisis Kimia yang diselenggarakan pada Jum’at (12/10/2018) di Ruang Kelas IV/09 Gedung Prof. Dr. H. Zanzawi Soejoeti, M.Sc. Fakultas MIPA UII.

Acara ini dibuka oleh Tri Esti Purbaningtias, M.Si., selaku Kaprodi D III Analisis Kimia, pada sambutan beliau dipaparkan bahwa Program Studi akan mendukung secara penuh mahasiswa yang akan mengikuti ajang nasional ini. Dukungan yang diberikan dari program studi tidak sebatas pendampingan mahasiswa tetapi juga dukungan finansial bagi mahasiswa. Harapannya dengan adanya kegiatan workshop ini mahasiswa Program Studi D III Analisis Kimia menjadi bersemangat mengikuti PKM” kata Tri Esti Purbaningtias.

Tentunya semangat saja belum cukup, oleh karena itu dalam kesempatan ini Program Studi D III Analisis Kimia UII memberikan bekal untuk mempermudah mahasiswa dalam menyalurkan ide kreatif dalam bentuk proposal PKM sekaligus tips dan trik agar dapat lolos PKM melalui penyampaian materi oleh Kuntari, S.Si, M.Sc. dan Ganjar Fadillah, S.Si., M.Si. selaku dosen Program Studi D III Analisis Kimia yang mendapatkan amanah dalam pengembangan minat dan bakat mahasiswa D III Analsisis Kimia.

Tidak disebut kreatif ketika sebuah ide tidak diwujudkan, ide merupakan awal kreativitas,” kata Kuntari. Ide dapat dimunculkan salah satunya dari pengembangan ide yang sudah ada, tidak perlu harus melakukan perjalanan jauh karena ide itu sebenarnya dekat. Terkait ide yang diajukan dalam proposal PKM dapat dilakukan dengan cara memperhatikan lebih detail judul-judul PKM yang telah lolos pada PKM sebelumnya sehingga bisa dikembangkan ide-ide baru.

Penuangan ide kreatif dalam bentuk proposal PKM harus mempesona, tutur Ganjar Fadillah. Tidak sembarang proposal penelitian akan didanai oleh Dikti, karena persaingan yang ketat antar mahasiswa di seluruh Indonesia menuntutmu harus pandai memilih tema yang menarik agar bisa didanai dan masuk seleksi awal. Selain itu, Ganjar menuturkan bahwa pentingnya kolaborasi dengan berbagai disiplin keilmuan, kebermanfaatan ide dan realisasinya ketika diaplikasikan untuk masyarakat luas, realitas rancangan penelitian, kesesuaian skema, ide dasar dengan kompetensi dan  format.

Tips dan trik lolos proposal PKM tersebut disampaikan dengan apik dan menarik oleh Ganjar Fadillah. Hal ini tidak mengherankan karena beliau dahulu merupakan mahasiswa yang telah berhasil menorehkan prestasinya hingga ajang PIMNAS pada tahun 2014. Pengalamannya juga tidak diragukan lagi karena setiap tahunnya proposal yang diajukan semuanya didanai oleh DIKTI. Semoga dengan pengalaman-pengalaman yang beliau bagi dalam workshop ini, mahasiswa Program Studi D III Analisis Kimia UII menjadi lebih bersemangat ikut serta dalam mengikuti PKM  dan berhasil mengukir prestasi melalui PKM pada tahun 2019 ini.

Yogyakarta, 07 Oktober 2018 –  Analystica Fiesta #2 di Halaman depan Laboratorium CEOS FMIPA UII sukses membangkitkan semangat dan keceriaan diminggu pagi keluarga besar DIII Analisis Kimia UII. Kegiatan yang diikuti oleh mahasiswa lintas angkatan (mulai dari 2015, 2016, 2017, 2018), Dosen, Tenaga Kependidikan dan Alumni DIII Analisis Kimia UII tersebut mendapat apresiasi yang sangat positif dari para peserta. Acara Analystica Fiesta sendiri merupakan gathering rutin yang diadakan setiap tahun dan bertujuan untuk mempererat ikatan kekeluargaan antar mahasiswa, dosen, staf dan alumni D3 Analisis Kimia. Kegiatan dimulai dengan senam pagi yang dipandu oleh seorang instruktur professional yang membuat antusias peserta gathering menjadi semakin terasa. Suasana semakin mencair ketika semua peserta berbaur mengikuti gerakan senam pagi.

Setelah sekitar 45 menit berlalu kegiatan dilanjutkan dengan sarapan bersama. Prodi DIII Analisis Kimia menyediakan 300 paket bubur ayam bandung dan teh hangat sebagai menu sarapan. Hal tersebut disambut sangat baik oleh para peserta yang tidak canggung untuk menambah porsi sarapan yang diberikan. Setelah hormon dopamine dipacu akibat olahraga dan sarapan, angkatan 2016 hingga angkatan 2018 semakin semangat tatkala Analystica Fiesta menghadirkan bintang tamu yaitu alumni Analisis Kimia UII. Pada kesempatan kali ini alumni yang datang untuk mengisi acara adalah Toni Apriyanto, A.Md.Si yang merupakan alumni lulusan tahun 2017. Toni sendiri saat ini telah bekerja di PT. Smelting Gresik yang merupakan salah satu anak perusahaan dari PT. Freeport. Toni Aprianto adalah salah seorang alumni DIII Analisis Kimia yang dapat memperoleh pekerjaan pertama dengan masa tunggu kurang dari 1 bulan dan gaji yang tinggi. Toni sangat senang dapat diundang dalam acara gathering keluarga analisis kimia UII yang mana disana dia dapat membagikan pengalamannya akan pentingnya berorganisasi hingga pengalaman kerja yang dia dapat setelah lulus

“Kalian masih muda, jangan banyak-banyak tidur atau kuliah langsung pulang. Carilah pengalaman sebanyak mungkin karena itu akan berpengaruh ketika kalian memasuki dunia kerja yang memiliki orang-orang dengan sifat berbeda. Bagi angkatan 2018, jangan menyesal masuk ke Analisis Kimia. Seperti Pak Thorik pernah bilang kalau kita tersesat di jalan yang benar, “ tutur putra asli cilacap tersebut.

Sama dengan tahun sebelumnya pada Analystica Fiesta #2 kali ini Program Studi DIII Analisis Kimia UII juga memberikan beasiswa untuk mahasiswa-mahasiswa tiap angkatan peraih Indeks Prestasi Tertinggi pada semester genap tahun akademik 2017/2018, adapun peraih beasiswa tersebut antara lain Silvia Ema Pramadani (2016) dengan IP Semester 4.0, Nofa Amelia (2017) dengan IP Semester 4.0, dan Rini Rahayu (IPK tertinggi lintas angkatan) dengan IP Semester dan IPK 4.0. Penyerahan Beasiswa dilakukan oleh Ketua Program Studi D3 Analisis Kimia Ibu Tri Esti Purbaningtias, S.Si., M.Si dengan sambutan senyum sumringah dari penerima beasiswa. Selain itu terdapat pemaparan singkat dari beliau mengenai Dosen Pembimbing Akademik serta launching pembinaan keagamaan.

Semakin tinggi matahari ternyata keseruan Analystica Fiesta#2 semakin terasa. Melalui adanya fun games yang dikemas dengan melibatkan seluruh keluarga DIII Analisis Kimia mulai dari mahasiswa, alumni, dosen dan tenaga kependidikan serta dipandu oleh MC yang gokil membuat suasana yang terjalin begitu hangat dan cair. Acara pun diakhiri dengan sesi foto bersama dan jargon kebanggaan DIII Analisis Kimia UII.

“ANALISIS KIMIA, JAYA! HMAK MUDA BERBAHAYA!”

Redaksianalis-Rahma Rosalina

Foto Dokumentasi

Srikandi, sosok inilah yang mungkin menggambarkan pribadi ketiga mahasiswa Prodi D III Analisis Kimia UII ini, SILVIA EMA PRAMADANI, NOFA ARMELIA SARI, dan RINI RAHAYU. Dalam etimologi pewayangan, srikandi merupakan sosok pahlawan wanita yang berani dan pintar. Ketiga mahasiswi ini merupakan peraih beasiswa dari Prodi Analisis Kimia pada Semester Genap TA 2017/2018 dengan kategori Mahasiswa Berprestasi. Seleksi beasiswa ini tidak hanya ditekankan pada nilai Indeks Prestasi Semester (IPS) semata tetapi juga melihat aspek keaktifan mahasiswa selama kuliah di UII. Hal ini sejalan dengan Kurikulum Ulil Albab yang ada di UII, dimana syarat kelulusan mahasiswa tidak hanya berdasarkan satuan kredit semester (SKS) tetapi juga menilai satuan kredit partisipasi (SKP).

Silvia Ema Pramadani, mahasiswi angkatan 2016 dengan IPS Genap TA 2017/2018 sebesar 4,00 dan IPK 3,89, merupakan anggota Himpunan Mahasiswa Analis Kimia (HMAK) Bidang Kreatifitas Mahasiswa. Selain itu juga, Silvia merupakan 10 finalis Olimpiade Vokasi Indonesia 2018 pada kategori Business Plan yang akan bersaing dengan peserta dari PTN bereputasi, Universitas Airlangga, Universitas Indonesia, Universitas Diponegoro, Institut Pertanian Bogor, Universitas Brawijaya, Institut Teknologi Sepuluh Nopember tanggal 18 Oktober 2018 mendatang. Dengan prestasi tersebut, UII merupakan satu-satunya universitas swasta yang menjadi finalis olimpiade vokasi tingkat nasional tersebut.

Mahasiswa berprestasi dari angkatan 2017 diraih oleh Nofa Armelia Sari dengan IPS Genap TA 2017/2018 sebesar 4,00 dan IPK 3,96. Selain aktif belajar, mahasiswi asli Pati ini juga aktif mengajar siswa SMA/SMK dan kegiatan HMAK serta salah satu penerima Beasiswa Peningkatan Prestasi Akademik (Beasiswa-PPA) UII Tahun 2018. Srikandi yang terakhir adalah Rini Rahayu, peraih beasiswa dengan kategori IPK tertinggi untuk seluruh angkatan, merupakan mahasiswi angkatan 2017 yang memiliki IPK 4,00. Mahasiswi yang berasal dari Tasikmalaya ini memiliki segudang aktivitas di sela-sela padatnya jadwal kuliah dan praktikum, seperti anggota takmir Masjid Ulil Albab, relawan Aksi Cepat Tanggap (ACT) Yogyakarta. Aktivitas mahasiswi ini sejalan dengan visi misi UII yang ingin menciptakan insan yang rahmatan lil’alamin, yang dapat melebatkan manfaat ke seluruh masyarakat.

Dengan demikian, sangat pantas untuk menyematkan predikat mahasiswa berprestasi kepada ketiga mahasiswi tersebut. Akhir kata, kami, semua civitas akademika Prodi Analisis Kimia UII memberikan ucapan selamat yang tulus, tingkatkanlah prestasi dalam menebar manfaat dan terima kasih telah menorehkan prestasi luar biasa untuk UII. Salam Jaya Analis Kimia!!!

Ganjar Fadillah (27), dosen muda Program Studi D3 Analisis Kimia, Jurusan Kimia, Fakultas Matematika Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Islam Indonesia (FMIPA UII) meraih Metrohm Indonesia Young Chemist Award 2018. Ia berhasil menjadi juara pertama dan mengalahkan peserrta dari Universitas Indonesia (UI) dan profesional alumni UI.

Ganjar mendapatkan hadiah berupa piagam dan uang sebesar Rp 30 juta. Ganjar juga akan mendapatkan kesempatan untuk mengunjungi Kantor Pusat Metrohm di Swiss bersama dengan pemenang pertama dari berbagai negara.

“Senang mendapat award ini. Semoga ini bisa memotivasi diri sendiri untuk melakukan yang lebih baik lagi dan levelnya lebih tinggi,” kata Ganjar Fadillah kepada wartawan di Kampus FMIPA UII Yogyakarta, Senin (17/9/2018).

Dijelaskan Ganjar, dirinya tertarik untuk mengikuti kompetisi ini karena temanya sangat berkaitan dengan penelitiannya. Kemudian Ganjar mengirimkan summary ke Metrohm Indonesia untuk dilombakan. Ternyata Ganjar mendapat panggilan dan diminta untuk memaparkan hasil penelitian di hadapan juri, Jumat (14/9/2018) lalu.

Juri, kata Ganjar, ada lima yaitu sales, marketing, kepala Metrohm, dan tim laboratorium. Ganjar mempresentasikan hasil penelitiannya tentang ‘Pengembangan Sensor Kimia Berbasis Polimer Bercetakan Molekul untuk Analisis Antioksidan BHA pada Sampel Pangan.’

Lebih lanjut Ganjar menjelaskan Butil Hidroksi Anisol (BHA) merupakan senyawa aditif yang banyak ditemukan pada produk-produk pangan. Senyawa ini mudah mengalami oksidasi seperti minyak goreng dan mentega.

Penggunaan senyawa ini dalam konsentrasi yang besar dapat mengakibatkan efek karsinogenik sehingga analisis senyawa ini sangat penting. Analisis senyawa ini dapat dilakukan dengan metode elektrokimia seperti voltammetri. Namun untuk meningkatkan tingkat sensitivitas dalam analisis senyawa tersebut diperlukan suatu modifikasi polimer bercetakan molekul di permukaan elektroda.

“Pada penelitian ini, modifikasi tersebut menunjukan kinerja yang baik dengan limit deteksi pengukuran sebesar 0,94 μM dan hasil analisis menujukan hasil yang tidak jauh berbeda dengan metode pembanding seperti HPLC (High Performance Liquid Chromatography,red),” kata Ganjar.

Metrohm Young Chemist Award 2018 merupakan salah satu agenda yang diadakan Perusahaan Metrohm yang bertepatan dengan peringatan 75 tahun. Metrohm didirikan oleh Bertold Suhner, seorang ilmuan muda dan cerdas. Beberapa tema yang diangkat dalam kegiatan ini antara lain elektrokimia, spektroskopi, titrasi dan ion kromatografi.

(red: Hery Purwata) sumber https://science.uii.ac.id/ganjar-fadillah-raih-metrohm-young-chemist-award-2018/

Senin, 17 September 2018, mahasiswa baru Prodi D III Analisis Kimia UII mengikuti kegiatan workshop Keselamatan dan Kesehatan Kerja Laboratorium. Kegiatan ini merupakan salah satu rangkaian rutin proses pelatihan mahasiswa baru untuk mempersiapkan diri mengikuti proses pembelajaran Prodi D III Analisis Kimia yang lebih menekankan pendidikan skill laboratory dibandingkan dengan teori. Sekitar 60-70% proses pembelajaran Prodi D III Analisis Kimia diselenggarakan di laboratorium. Acara ini dibuka oleh Tri Esti Purbaningtias, M.Si., selaku Kaprodi D III Analisis Kimia, pada sambutan beliau dipaparkan faktor paling penting dalam laboratorium bukanlah alat yang banyak dan canggih tetapi justru keamanan merupakan hal yang paling penting. “Kegiatan workshop K3 ini terdiri dari tiga tahap, yang pertama yang diselenggarakan pada hari ini yaitu mengenai K3 di laboratorium, dilanjutkan pada 24 September mengenai P3K di laboraorium, dan yang terakhir adalah pengenalan alat di Laboratorium Kimia Terapan pada 6 Oktober. Dengan adanya kegiatan ini diharapkan seluruh mahasiswa Prodi D III Analisis Kimia dapat mengikuti praktikum di laboratorium dengan prinsip 3S yaitu diawali dengan Sehat, dijalani dengan Semangat dan diakhiri dengan Selamat” kata Tri Esti Purbaningtias.

Pemateri pada workshop K3 ini adalah Bapak Azham Umar Abidin, SKM, MPH, yang merupakan dosen Prodi Teknik Lingkungan UII. Selain itu, beliau merupakan Asesor Kompetensi Bidang K3 pada BNSP dan LSP UII. Bapak Azham menjelaskan mengenai pengertian K3, identifikasi bahaya, pengendalian dan penanganan kecelakaan di laboratorum. Pada paparannya beliau menjelaskan bahwa K3 itu tidak hanya dibutuhkan di laboratorium tapi pada setiap aspek kegiatan manusia, contoh paling sederhana yang sering lalai dilakukan mahasiswa adalah penggunaan alat keselamatan berkendara. Sebelum melakukan kegiatan di laboratorium mahasiswa diharapkan telah terlebih dahulu mengidentifikasi potensi bahaya yang dapat terjadi, misalnya peralatan apa saja yang berbahaya.

Proses identifikasi bahaya tersebut menjadi dasar untuk melakukan tindakan-tindakan pengendalian kecelakaan. Dengan adanya pengendalian tersebut diharapkan tidak ada kecelakaan yang terjadi di laboratorium. Selain itu, dijelaskan juga berbagai macam penanganan jika terjadi kecelakaan berdasarkan jenisnya, misalnya pada kecelakaan terbakar ringan, bagian tubuh korban yang terbakar didinginkan dengan air selama 10 menit. Dengan adanya pengetahuan menegani identifikasi, pengenadalian dan penanganan bahaya di laboratorium, mahasiswa tidak panik dalam menghadapi kecelakaan yang ada. Rasa panik justru menimbulkan kecelakaan yang lebih besar. Safety itu berat tapi wajib dilakukan.

Hak atas kekayaan intelektual (HAKI) yang dimiliki oleh warga negara merupakan perwujudan kedaulatan suatu bangsa. Itulah kalimat yang dilontarkan oleh Dr. Budi Agus Riswandi pada sesi workshop Sistem Perlindungan Paten dan Strategi Perolehannya di Ruag Sidang FMIPA Universitas Islam Indonesia. Kegiatan workshop ini diinisasi oleh Program Studi D III Analisis Kimia yang dihadiri oleh dosen-dosen di jurusan kimia FMIPA UII. Ibu Dr. Is Fatimah, M.Si pada sambutannya di pembukaan acara menyampaikan bahwa workshop ini memiliki esensi yang sangat penting agar para dosen di jurusan kimia senantiasa berinovasi dan berkreativitas untuk menghasilkan sebuah invensi yang mendukung proses pmebelajaran, penelitian, dan juga pengabdian kepada masyarakat.

Pada pemaparan awal, Dr. Budi Agus Riswandi yang merupakan Direktur Eksekutif Pusat HKI Fakultas Hukum UII dan Ketua Umum Asosiasi Sentra Kekayaan Intelektual Indonesia (ASKII) menjelaskan bahwa pada tahun 2017, Cina merupakan negara dengan persentase terbesar yaitu 42,8% dalam permohonan paten dunia. Di tahun yang sama, Indonesia tidak lebih dari Kenya menurut Global Innovation Index terkait inovasi dan invensi meskipun jumlah permohonan paten senantiasa mengalami peningkatan dalam kurun waktu 2016-2018. Menurut ruang lingkupnya, paten dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu produk (komposisi, formula, alat, peralatan, sistem) serta proses (metode, proses, penggunaan), sedangkan menurut jenisnya yaitu paten (invention) dan paten sederhana (simple patent, utility models, innovation patent, petty patent).

Sesi workshop pagi hingga menjelang siang cukup menarik karena para dosen di jurusan kimia sangat antusias sehingga pemaparan materi sering diselingi dengan diskusi secara langsung. Prof. Riyanto, M.Si., Ph.D yang juga adalah Dekan FMIPA UII menyampaikan bahwa ada kurang lebih 20 paten di jurusan kimia baik yang sudah granted maupun masih dalam proses permohonan. Namun beliau seringkali menjumpai bahwa permohonan paten perlu waktu yang cukup lama hingga granted, dan hal tersebut diamini oleh Dr. Budi Agus Riswandi bahwasanya ada persyaratan yang harus dikonfirmasi oleh pemeriksa seperti memiliki kebaruan (novelty), lamgkah inventif (inventive step), pengembangan dari proses atau produk yang telah ada, dan dapat diterapkan di industri.

Dr. Budi Agus Riswandi sendir optimis bahwa dosen di jurusan kimia akan mampu menghasilkan beragam invensi yang dijadikan produk paten karena sumber daya yang mumpuni, fasilitas yang mendukung, serta banyak role model yang dapat menjadi pijakan bagi dosen-dosen muda. Di jurusan kimia sendiri ada tiga prodi yang bernaung yaitu S1 Kimia, S1 Pendidikan Kimia, dan D III Analisis Kimia dimana proses brainstorming untuk mengidentifikasi masalah sehingga memunculkan proposal invensi merupakan langkah yang sesuai untuk diterapkan agar diperoleh invensi yang berorientasi ke depan. Tipe invensi yang dipaparkan oleh narasumber sejalan dengan pemikiran Dr. Is Fatimah, M.Si sehingga semua dosen di jurusan kimia memiliki kontribusi sesuai bidang keahlian/kompetensinya yang diharapkan luaran hasil riset tidak hanya berupa jurnal ilmiah bereputasi namun juga paten yang bermanfaat bagi masyarakat dan industri.

Sabtu (25/8/18) mahasiswa Prodi D3 Analisis Kimia UII menyelenggarakan Lomba Karya Tulis Ilmiah Nasional (LKTI) untuk siswa siswi SMA/SMK/MA sederajat. Kegiatan tersebut merupakan kegiatan tahun kedua yang dilaksanakan oleh mahasiswa yang tergabung dalam Himpunan Mahasiswa Analis Kimia (HMAK). Lomba yang dilaksanakan di Ruang Auditorium FMIPA tersebut merupakan babak final setelah melewati serangkaian seleksi makalah dan mengambil nama Mission dengan tema “Peningkatan Potensi Sumber Daya Manusia Berdaya Saing Global melalui Penerapan IPTEK”.  Babak final LKTIN diikuti oleh beberapa sekolah seperti MAN 1 Pekanbaru, MAN 2 Tasikmalaya, SMAN 2 Semarang, SMAN 1 Sikur Nusa Tenggara Barat dan SMK SMTI Yogyakarta. Menurut Salwa Syiana Aulia yang juga mahasiswa Prodi D3 Analisis Kimia UII angkatan 2016 selaku Ketua Panitia menjelaskan bahwa tujuan dari kegiatan  Mission adalah untuk menggali potensi siswa SMA sederajat di seluruh Indonesia.

Tri Esti Purbaningtias sebagai Ketua Prodi D3 Analisis Kimia dalam sambutan pembukaan lomba menyampaikan bahwa saat ini perlu ada ide-ide kreatif dari siswa siswi SMA untuk membantu dalam memecahkan berbagai persoalan bangsa.  Esti menambahkan bahwa kegiatan yang sepenuhnya dirancang oleh mahasiswa merupakan bagian dari pengembangan soft skill mahasiswa Prodi D3 Analisis Kimia. Thorikul Huda selaku Wakil Dekan Bidang Keagamaan, Kemahasiswaan dan Alumni dalam sambutannnya juga berharap agar para peserta dapat memberikan sumbangan pemikiran agar bangsa Indonesia bisa sejajar dengan Negara- Negara maju dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi. Thorik yang mewakili Dekan FMIPA UII juga memberikan informasi kepada peserta dan guru pendamping bahwa UII merupakan kampus nasional pertama di Indonesia karena didirikan pada tanggal 8 Juli 1945 sebelum proklamasi kemerdekaan.

Lomba yang ditutup pada pukul 17.00 diakhir dengan pengumuman pemenang. Adapun para pemenang pada Mission 2018 untuk Juara 1 sampai dengan 3 masing-masing berasal dari SMK SMTI Yogyakarta, SMAN 2 Semarang dan MAN 1 Pekanbaru.

Program Studi DIII Analisis Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Islam Indonesia targetkan satu dosen satu buku ber-ISBN pada tahun 2018. Target ini menjadi satu komitmen Program Studi DIII Analisis Kimia untuk meningkatan standar mutu pembelajaran. Berbagai upaya terus dilakukan untuk mendorong dosen mampu melahirkan satu karya akademik yang dapat digunakan sebagai media pembelajaran, materi pengayaan atau referensi yang akan meningkatkan khasanah ilmu, khususnya pada bidang kimia. Program studi telah menyiapkan insentif bagi seluruh dosen dan pranata laboratorium yang mengajukan usulan manuskript buku yang siap diterbitkan. Ketua Program Studi DIII Analisis Kimia, Tri Esti Purbaningtias, M.Si. dalam pembukaan Workshop Penulisan Buku menyampaikan bahwa buku merupakan salah satu media pembelajaran yang harus dimiliki oleh dosen sebagai upaya peningkatan standardisasi mutu pendidikan sesuai dengan SNPT. Buku akan menjadi satu karya akademik yang untuk mengikat ilmu dalam sebuah pena. Budaya menulis buku harus dimiliki oleh dosen untuk menggali ilmu Allah melalui kalam, sebagaimana firman Allah dalam Surat Al-‘alaq ayat 3-4, “Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Mulia. Yang mengajarkan (manusia) dengan pena”.
Workshop yang diikuti oleh seluruh dosen dan pranata laboratorium pendidikan ini menghadirkan narasumber Dr.Das Salirawati, M.Si., dosen UNY yang juga penulis buku sekaligus reviewer buku di beberapa penerbit ternama di Indonesia. Dalam kesempatan ini, seluruh peserta mendapatkan motivasi sekaligus strategi mewujudkan buku ajar dengan sistem target. Pada akhir sesi, seluruh peserta mempresentasikan rancangan manuskript buku yang langsung direview oleh narasumber.
Workshop ini menghasilkan satu komitmen, satu strategi menulis buku dengan sistem target yang berkelanjutan. Penulisan buku akan dibimbing langsung oleh Dr. Das Salirawati pada setiap capaian target hingga penerbitan buku. Upaya ini menjadi langkah konkrit, dosen dan tenaga kependidikan yang memiliki kewajiban catur dharma UII akan mampu melahirkan karya buku ber-ISBN.

Program Studi DIII Analisis Kimia, Kamis 23 Agustus 2018 pukul 13.00 WIB di Ruang Sidang Prodi DIII Analisis Kimia melangsungkan FGD Penyusunan Rubrik Penilaian. Kegiatan ini merupakan kelanjutan workshop pengembangan rubrik penilaian pembelajaran yang merupakan aktivitas pengembangan pada Program Hibah Kompetisi Pengembangan Prioritas dari Badan Pengembangan Akademik Universitas Islam Indonesia. Dalam kegiatan FGD Tahap Pertama ini dilakukan pemetakan rubrik penilaian pada matakuliah prioritas terutama pada matakuliah penguatan softskill dan matakuliah kompetensi utama.
FGD yang diikuti oleh dosen dan tenaga kependidikan di Program Studi DIII Analisis Kimia ini menghasilkan satu rumusan peta matakuliah dengan kebutuhan rubrik penilaian, baik matakuliah teori dan matakuliah praktikum.
Pengembangan rubrik dilakukan dengan mempertimbangkan capaian pembelajaran matakuliah dan metode pembelajaran yang dikembangkan oleh dosen pengampu. Capaian pembelajaran matakuliah menjadi kunci pokok dalam merumuskan sistem asesmen pada pengukuran tingkat capaian pembelajaran matakuliah. Pengukuran capaian pembelajaran matakuliah sangat dipengaruhi oleh metode pembelajaran. Metode pembelajaran yang berpusat pada mahasiswa merupakan pengalaman pembelajaran yang berorientasi ada proses, bukan kepada hasil Hasil pembelajaran menjadi sebuah evaluasi pembelajaran dua arah, bagi dosen dan bagi mahasiswa.
Program studi memiliki kewenangan yang besar dalam peningkatan kualitas pembelajaran, baik melalui pengembangan kurikulum maupun metode pembalajaran. Kedua hal ini akan memerlukan pengembangan instrumentasi pengukuran capaian pembelajaran lulusan yang diturunkan dalam pengukuran capaian pembelajaran matakuliah. Setiap tahapan pengukuran capaian pembelajaran matakuliah yang dilakukan melalui beragam metode pembelajaran akan membutuhkan perangkat rubrik penilaian agar terwujud standardiasi sistem pembelajaran dan sistem asesmen pembelajaran. Rubrik penilaian merupakan instrumentasi yang akan mendorong inovasi dosen dalam menetapkan target-target pembelajaran sesuai dengan capaian pembelajaran matakuliah yang diharapkan melalui strategi pembelajaran yang efektif dan efisien. Rubrik penilaian ini akan membantu program studi dalam menerapkan prinsip asesmen yang terstandar. Rubrik penilaian akan membantu mahasiswa dalam menetapkan target pencapaian standar penilaian sehingga akan termotivasi untuk mencapai hasil pembelajaran yang optimal.
Melalui kegiatan FGD Tahap Pertama ini juga dihasilkan pemetakan atribut softskill dalam matakuliah pengembangan softskill dan matakuliah terintegrasi softskill. Hasil pemetakan ini akan dikembangkan bank rubrik penilaian yang akan diterapkan dalam matakuliah skala prioritas softskill dan matakuliah kompetensi utama.

Program Studi DIII Analisis Kimia, Kamis 23 Agustus 2018 selenggarakan FGD Penyusunan Materi Uji Kompetensi Terintegrasi Kurikulum di Ruang Sidang Prodi. Kegiatan ini diikuti oleh seluruh dosen yang sekaligus asesor kompetensi di Lembaga Sertifikasi Profesi Universitas Islam Indonesia (LSP UII). Pengembangan Materi Uji Kompetensi ini merupakan upaya strategis dalam rangka penguatan sistem sertifikasi sebagai standardisasi kompetensi pada capaian pembelajaran lulusan di Program Studi DIII Analisis Kimia. Standardisasi kurikulum telah dilakukan melalui penyelarasan antara Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) dengan Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia sesuai dengan Standar Nasional Pendidikan Tinggi. Capaian pembelajaran lulusan akan mencerminkan learning outcome di atas SKKNI untuk bidang pengujian kimia.

Kurikulum pendidikan menjadi instrumentasi yang sistematis untuk mengantarkan peserta didik pada capaian pembelajaran dan profil lulusan yang diharapkan. Program studi juga telah mempersiapkan standardisasi sistem pengukuran capaian pembelajaran lulusan, yag kini juga telah mulai dikembangkan pada level pengukuran capaian pembelajaran matakuliah. Sistem sertifikasi kompetensi menjadi satu sistem standardisasi kompetensi lulusan untuk memastikan bahwa capaian pembelajaran lulusan yang diharapkan telah memenuhi standar minimal kompetensi kerja. Oleh karena itu sangat diperlukan suatu sistem asesmen yang terpadu untuk mengukur capaian pembelajaran lulusan dengan sistem asesmen pada sertifikasi kompetensi. Sistem ini akan diturunkan menjadi sistem pengukuran capaian pembelajaran matakuliah pada setiap skema sertifikasi untuk bidang pengujian kimia di LSP UII.

Integrasi sistem sertifikasi dengan sistem asesmen melalui sertifikasi kompetensi dan pengukuran capaian pembelajaran lulusan tengah mengacu pada prinsip-prinsip sistem asesmen pada uji kompetensi dan sistem asesmen sesuai dengan SNPT. FGD yang dilaksanakan pada 23 Agustus 2018 ini dilakukan untuk merumuskan pemetakan standar kompetensi pada setiap skema sertifikasi dengan capaian pembelajaran matakuliah. FGD tahap pertamaa ini telah menghasilkan peta kurikulum dengan skema sertifikasi. Hasil pemetakan elemen kompetensi dan kriteria unjuk kerja pada unit-unit kompetensi dalam skema sertifikasi kemudian diselaraskan dengan capaian pembelajaran matakuliah. Hasil pemetakan menjadi acuan dalam penyusunan perencanaan dan pengorganisasian asesmen.