Learning Outcome (LO) atau Capaian Pembelajaran (CP) bagi Program DIII Analis Kimia yang berakar pada KKNI saat ini belum memiliki standar yang disahkan dalam lingkup nasional. Pengesahan LO tersebut harus melalui jalur asosiasi yang diusulkan oleh suatu forum atau komunitas. Oleh sebab itu, lewat media ICHAMS 2016, DIII Analis Kimia UII mengundang praktisi Program DIII Analis Kimia se-Indonesia untuk duduk bersama dalam forum dan merumuskan LO. Dengan pemateri bapak Dr. Muhamad Abdulkadir Martoprawiro, selaku Ketua HKI periode 2014 – 2016. Forum ini juga membuat standar CP minimum, khususnya bagian ketrampilan khusus, yang harus dimiliki oleh DIII Analis Kimia.
Workshop yang dilaksanakan pada tanggal 27 Oktober 2016 , membahas LO minimal yang terdiri dari sikap, pengetahuan , ketrampilan umum dan ketrampilan khusus. Perumusan LO sangat penting karena merupakan adopsi dan diturunkan dari KKNI. Selanjutnya isian LO akan masuk ke dalam SKPI (Surat Keterangan Pendamping Ijasah). “Bahasa LO harus bisa menjelaskan bahwa Program tersebut mengadopsi KKNI tetapi di lain sisi, bahasa LO harus bisa dipahami oleh industri atau perusahaan atau user lulusan lainnya” jelas Dr. Muhamad Abdulkadir Martoprawiro. LO harusnya bersifat general dan yang bersifat khusus dan khas masuk ke ranah Kompetensi.
Pembentukan LO dapat merujuk pada KKNI, standar Program Studi yang bersangkutan dan melihat program sejenis dari negara lain. Butir pada LO bagian Sikap dapat bersifat general dalam satu institusi. Sedangkan kekhasan suatu Program Studi dapat dituangkan dalam butir Ketrampilan Khusus. Forum yang dilaksanakan pada ICHAMS 2016 ini, membahas tentang butir-butir Keterampilan Khusus minimal yang harus dicapai oleh lulusan DIII Analis Kimia. Draft LO yang dihasilkan pada workshop ini selanjutnya akan dikawal pada level asosiasi sehingga dapat diajukan sebagai standar LO nasional.
Pelatihan yang juga diikuti oleh asisten dosen dari STTN BATAN Yogyakarta dan Tenaga Penguji Laboratorium dari Balai Penelitian dan Pengembangan Gangguan Penyakit Akibat Kekurangan Iodium (BP2GAKI) Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Peserta mendapatkan teori dan praktik pengujian kimia dengan menggunakan spektrofotometer UV-Vis, Atomic Absorption Spectrophotometer (AAS), Gas Chromatography, Gas Chromatography-Mass Spectrometry (GC-MS), dan High Performence Liquid Chromatography. Pelatihan ini menghadirkan narasumber dari Program Studi DIII Analis Kimia, Yuli Rohyami, M.Sc., Kuntari, M.Sc., Reni Banowati Istiningrum, M.Sc. dan Tri Esti Purbanintias, M.Si.
Peserta dengan antusias mengikuti kegiatan pelatihan yang dilanjutkan dengan kegiatan praktikum di laboratroium yang dipandu oleh tim instruktur dari Program Studi DIII Analis Kimia FMIPA UII dan Laboratorium Terpadu UII. Melalui pelatihan ini peserta dapat memiliki bekal kompetensi di bidang pengujian laboratorium dengan menggunakan instrumentasi pengujian kimia. Bagi siswa SMK, pengujian instrumentasi kimia merupakan kompetensi wajib yang harus dimiliki sehingga pelatihan ini sangat relevan dengan kebutuhan kompetensi sebagai operator instrumentasi pengujian kimia. Berbeda dengan siswa SMK, bagi siswa SMA pelatihan ini sangat berguna dalam pengembangan prestasi akademik siswa yang tergabung dalam kelompok karya ilmiah remaja (KIR).
Peserta dengan antusias mengikuti pelatihan yang disampaikan dari para narasumber, yang meliputi Thorikul Huda, M.sc., Puji Kurniawati, M.Sc., Bayu Wiyantoko, M.Sc. dan Prof. Riyanto, Ph.D. Narasumber memberikan bekal pelatihan pengujian kimia yang meliputi spektrofotometri infra merah, gas chromatography (GC), gas chromatography-mass specktrometry (GC-MS), high performence liquid chromatography (HPLC) dan validasi metode uji. Seluruh peserta secara langsung dapat mengikuti kegiatan praktik di laboratorium dilanjutkan dengan analisis data dengan menggunakan software olah data spektra IR dan kromatogram.
Pelatihan yang telah dilaksanakan selama dua hari ini akan menjadi program yang berkelanjutan antara Program Studi DIII Analis Kimia dengan Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir (STTN) BATAN Yogyakarta. Kartini Megasari, M.Eng selaku Sekretaris Program Studi Teknokimia Nuklir menyampaikan bahwa kegiatan pelatihan ini akan dilaksanakan secara berkesinambungan untuk memperkuat kompetensi mahasiswa dalam bidang pengujian kimia sebagai kompetensi penunjang bagi mahasiswa. Thorikul Huda, M.Sc. menyambut baik seluruh rencana implementasi kerjasama dengan pihak STTN di massa yang akan datang.
Program Studi DIII Analis Kimia FMIPA UII meraih grand Hibah Kompetisi Implementasi Kerjasama dari Direktorat Humas, Kerjasama dan Alumni. Program ini merupakan bentuk implementasi kerjasama dalam bidang pendidikan dan pengabdian kepada masyarakat antara Program Studi DIII Analis Kimia dengan Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir Badan Tenaga Atom Nasional (BATAN). Program ini dilaksanakan dalam aktivitas Training Collaboration in Chemical and Nuclear Analysis pada tanggal 18 – 26 Oktober 2016 di Program Studi DIII Analis Kimia dan STTN BATAN Yogyakarta. Training Collaboration in Chemical and Nuclear Analysis menjadi aktivitas pelatihan bersama dalam bidang pengujian laboratorium kimia terstandar dengan menggunakan instrumentasi pengujian kimia dan pengujian kimia dengan teknologi nuklir.
Training ini juga akan diikuti oleh peserta dari lembaga mitra yang terdiri dari siswa dan guru SMK N 2 Depok Sleman, SMK N 1 Cangkringan Sleman, SMA N 1 Turi Sleman serta Balai Penelitian Pengembangan Akibat Kekurangan Iodium (BP2GAKI) Magelang sebagai bentuk implementasi kerjasama dalam bidang pendidikan dan pengabdian kepada masyarakat. Melalui kegiatan ini diharapkan ada peningkatan kompetensi mahasiswa, dosen, siswa dan guru dalam bidang pengujian kimia sehingga mendukung karya akademik dan karya pengabdian kepada masyarakat. Aktivitas Training Collaboration in Chemical and Nuclear Analysis dilaksanakan sebagai upaya penguatan implementasi kerjasama antara Program Studi DIII Analis Kimia dengan lembaga mitra yang relevan dengan tujuan strategis UII dalam menghasilkan alumni dengan kompetensi yang unggul dan memiliki kemampuan kepemimpinan yang adaptif (situated leadership) dan meningkatkan penjaminan mutu, kerjasama, akreditasi, dan karya ilmiah dalam rangka memperkuat profil institusi.
Aktivitas ini sebagai bentuk implementasi kerjasama dalam bidang pendidikan dan pengabdian masyarakat yang ditujukan kepada siswa dan guru SMK N 2 Depok, SMK N 1 Cangkringan, SMA N 1 Turi dan Balai Penelitian Pengembangan Akibat Kekurangan Iodium (BP2GAKI) Magelang. Melalui kolaborasi training ini diharapkan dapat meningkatkan kompetensi mahasiswa dan dosen dalam bidang pengujian kimia dan nuklir dan peranannya dalam aplikasi pengujian kimia lingkungan, industri, forensik, arkeologi dan berbagai kebutuhan riset secara luas. Pengujian berbasis teknologi nuklir merupakan pengujian kimia yang belum banyak diterapkan dalam aplikasi pengujian kimia, namunmemiliki peluang yang menjanjikan untuk diterapkan dalam dunia industri. Pelatihan ini dapat mengakomodasi kegiatan penelitian, karya akademik dosen dan mahasiswa dalam pengujian berbasis teknologi nuklir. Program Studi DIII Analis Kimia FMIPA UII memiliki keunggulan dalam bidang standardisasi pengujian kimia instrumental, sistem penjaminan mutu laboratorium dan penguatan sistem sertifikasi kompetensi personel, sehingga dapat memberikan kontribusi pada peningkatan kompetensi peserta dalam sistem penjaminan mutu laboratorium, pengembangan dan validasi metode.
Aktivitas dalam program ini akan dilaksanakan dalam bentuk Training Collaboration in Nuclear Analysis yang diselenggarakan pada 18 – 19 Oktober 2016 di Program Studi DIII Analis Kimia FMIPA UII, Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir (STTN) dan Pusat Sains dan Teknologi Akselerator (PSTA) Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) untuk dosen dan mahasiswa Program Studi DIII Analis Kimia beserta mitra. Aktivitas kedua adalah Training Collaboration in Chemical Analysis yang diselenggarakan pada tanggal 20 21 Oktober 2016 untuk dosen dan mahasiswa STTN BATAN dan 24 – 26 untuk mahasiswa STTN BATAN beserta guru dan siswa SMKN 2 Depok, SMKN1 Cangkringan, SMA N 1 Turi dan Balai Penelitian Pengembangan Akibat Kekurangan Iodium (BP2GAKI) Magelang.
Usai menikmati permainan dilanjutkan dengan makan siang di Rumah Makan Jambon sekaligus diadakan ramah tamah. Pada kesempatan tersebut Thorikul Huda selaku Ketua Prodi D III Analis Kimia mengucapkan banyak terima kasih kepada keluarga besar Prodi D III Analis Kimia atas dukungannya pada pengembangan prodi. “Kegiatan ini bisa dijadikan special moment D III Analis Kimia untuk lebih produktif dalam pengembangan prodi”, Tutur Thorik saat memberikan sambutan pada acara tersebut. Selain itu juga Thorik berharap agar diwaktu-waktu yang akan datang kegiatan sejenis perlu sering dilakukan untuk tetap menjaga kebersamaan di keluarga besar D III Analis Kimia UII.
![HKIS](https://diploma.chemistry.uii.ac.id/images/sttn%20ke%20uii.jpg)
Prodi D III Analis Kimia FMIPA menyelenggarakan kegiatan Training Collaboration in Nuclear Analysis bekerjasama dengan Sekolah Teknologi Nuklir Badan Tenaga Nuklir Nasional (STTN-BATAN). Training tersebut akan diselenggarakan mulai tanggal 18 sampai dengan 19 Oktober 2016. Hari pertama training dilaksanakan di Universitas Islam Indonesia dengan peserta adalah dosen dan mahasiswa Prodi D III Analis Kimia. Selain itu juga peserta training adalah beberapa perwakilan dari sekolah dan instansi yang selama ini bekerja sama dengan Prodi D III Analis Kimia seperti SMKN 2 Depok, SMKN 1 Cangkringan dan SMAN 1 Turi. Adapun instansi pemerintah lain yang turut serta dalam training adalah Balai Penelitian dan Pengembangan Akibat Kekurangan Iodium (BP2GAKI) Magelang.
Training yang dibuka oleh Ketua Program Studi DIII Analis Kimia FMIPA UII, Thorikul Huda, M.Sc. ini merupakan kegiatan pelatihan bersama yang telah dilaksanakan pada tahun kedua. Tahun 2015 lalu, Program Studi DIII Analis Kimia telah menyelenggarakan pelatihan pengujian aktivasi neutron dan spektroskopi gama yang sama di Program Studi Teknokimia dan Nuklir STTN BATAN Yogyakarta. Tahun ini Program Studi DIII Analis Kimia FMIPA UII menjadi penyelenggara dengan program pelatihan yang lebih luas. Thorikul Huda, M.Sc. dalam sambutannya menyampaikan bahwa Training Collaboration ini merupakan aktivitas dalam Program Hibah Implementasi Kerjasama dari Direktorat Pemasaran, Kerjasama dan Alumni Universitas Islam Indonesia dalam memperkuat implementasi kerjasama antara Program Studi DIII Analis Kimia dengan STTN BATAN. Pihaknya menyatakan bahwa Training Collaboration in Nuclear Analysis ini merupakan program pelatihan dalam rangka memperkuat kompetensi mahasiswa dalam pengujian kimia berbasis teknologi nuklir. Kompetensi ini sangat dibutuhkan bagi tenaga penguji laboratorium yang akan bekerja dengan memanfaatkan teknologi nuklir, disamping memiliki kompetensi utama dalam pengujian secara kimiawi. Training ini memberikan manfaat dalam memahami pengembangan metode-metode uji kimiawi dalam contoh uji yang memiliki keberagaman matrik, baik metode uji standar maupun metode uji yang dikembangkan. Sugili Putra, S.T., M.Sc. selaku Ketua Program Studi Teknokimia dan Nuklir STTN BATAN dalam acara pembukaan Training Collaboration menyampaikan bahwa STTN memiliki kewajiban untuk mensosialisasikan pemanfaatan teknologi nuklir untuk kemajuan dan kemakmuran Bangsa Indonesia kepada seluruh masyarakat Indonesia. Melalui Training Collaboration ini, pihaknya dapat memberikan pemahaman akan kemanfaatan nuklir yang masih dipandang sebagai teknologi yang menakutkan. Nuklir tidak selalu identik dengan bom, tetapi nuklir dapat memberikan kemanfaatan yang besar dan memiliki cadangan sumber energi yang sangat besar yang dapat diturunkan untuk generasi yang akan datang. Training Collaboration in Nuclear Analysis yang dilaksanakan di Auditorium Gedung Dr. Muhammad Natsir Universitas Islam Indonesia ini menghadirkan narasumber dari STTN BATAN dan Pusat Sains dan Teknologi Akselerator (PSTA) Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN). Narasumber pertama, Sugili Putra, S.T., M.Sc. menyampaikan tentang pengantar aplikasi teknik nuklir. Teknologi nuklir merupakan suatu inovasi yang dapat dimanfaatkan secara luas dalam berbagai bidang. Dalam materinya, Sugili Putra, S.T., M.Sc. menuturkan tentang kemanfaatan nuklir dalam kehidupan secara luas. Inspeksi yang dilakukan di bandara dengan menggunakan X-ray kedepan akan digantikan dengan menggunakan aplikasi teknologi nuklir yang memiliki kepekaan yang tinggi sehingga mampu mendeteksi adanya penyelundupan barang illegal atau barang terlarang. Penggunaan teknologi nuklir dalam bidang kedokteran mampu memberikan inovasi deteksi dini terhadap kelainan patologi dan anatomi manusia. Nuklir dalam bidang pertanian mampu memberikan terobosan bibit unggul yang mampu meningkatkan produktivitas tanaman. Nuklir yang masih dipandang menakutkan ternyata memiliki manfaat dalam teknologi pengolahan pangan. Adanya isu dan penyalahgunaan pengawet makanan dan minuman yang dilarang, seperti boraks dan formalin, ternyata nuklir menjasi solusi teknologi pengawetan pangan yang aman. Dalam pemaparan materinya, Sugili Putra, S.T., M.Sc. memberikan gambaran bahwa nuklir juga menjadi solusi permasalahan ketersediaan sumber energy terbarukan masa depan. Pemanfaatan nuklir sebagai sumber energi membutuhkan proses sosialisasi intensif agar masyarakat dapat membuka diri dan menyadari bahwa kemanfaatan nuklir sebagai energy listrik melalui PLTN memiliki resiko yang kecil dengan teknologi pengendalian yang terkontrol. Ketersediaan sumber bahan baku senyawa radioaktif dapat memenuhi kebutuhan supply energy dari generasi ke generasi. Narasumber Kedua, Maria Ch. P., S.ST., M.eng. menyampaikan tentang fisika radiasi, deteksi dan pengukuran radiasi yang menjadi dasar pengujian kimia dengan menggunakan teknologi nuklir. Narasumber menuturkan mekanisme penembakan neutron sampai menghasilkan energy nuklir yang mampu menghasilkan energi yang dapat diaplikasikan secara luas dalam berbagai bidang. Prof. Dr. rer.nat Agus Taftazani, dari Pusat Sains dan Teknologi Akselerator (PSTA) Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) menyampaikan tentang penerapan nuklir dalam pengujian kimia dengan menggunakan aktivasi neutron dan spektroskopi gama, sedangkan metode preparasi sampel, standar pada berbagai jenis matrik serta statistika pencacahan diberikan oleh Sri Murniasi, S.ST., M.Sc.
Faisal menceritakan bahwa dirinya sudah dapat bekerja 2 bulan setelah lulus dari Prodi D III Analis Kimia UII dan bergabung dengan salah satu perusahaan jasa pengujian yang cukup ternama di Indonesia. Namun karena suka akan tantangan maka Faisal mencoba untuk mencoba keberuntungannya dengan melamar di salah PT KAO Indonesia yang merupakan perusahaan multinasional dan akhirnya dipanggil untuk bisa bergabung dengan perusahaan tersebut sebagai analis senior laboratorium. “Selama saya bekerja, saya akan dibantu oleh dua orang analis yunior karena Saya bergabung dengan menggunakan ijazah dari jenjang D3”, tambah Faisal. Faisal juga menceritakan jika peluang kerja D III Analis Kimia FMIPA UII masih sangat tinggi karena competitornya di Indonesia sangat sedikit.