
Outbond diawali dengan ice breaking, senam pemanasan dan pembagian kelompok di lapangan. Semua peserta terlihat antusias mengikuti seluruh instruksi dari para trainer. Wajah-wajah mahasiswa yang semula tampak letih karena beragam aktivitas di kampus seperti kuliah, ujian akhir semester, penelitian dan organisasi, seketika berubah menjadi sumingrah dan memerah karena mendapat jackpot coretan merah dari panitia.

Setelah ice breaking, kegiataan dilanjutkan dengan susur sungai, permainan darat dan permainan di air. Dalam outbound tersebut para mahasiswa mendapatkan beberapa materi pelatihan, antara lain pendidikan karakter, praktik karakter building, kepemimpinan, dinamika kelompok dan evaluasi.
Permainan yang diikuti diantaranya, people to people, spider web, pipa bocor, log line, titian di atas air, water estafet, jempol kuat dan adu panjang yang memiliki beberapa tujuan yaitu melatih semangat keberanian, kehati-hatian, kedisiplinan, kreativitas, kerjasama dan kesiapan dalam menerima semua tantangan.

Pada akhir acara ada penyerahan hadiah dari Prodi DIII Analis Kimia untuk tiga kelmpok terbaik. Sebagai penutup kegiatan outbond ini Thorikul Huda, M.Sc. berpesan kepada seluruh peserta,” Semoga kegiatan outbond yang telah dilaksanakan dapat meningkatkan semangat kebersamaan, kedisiplinan, rasa percaya diri untuk mengukir prestasi saat beraktivitas kembali di semester genap 2016/2017.
Sebanyak 5 (lima) Dosen Prodi D3 Analis Kimia kembali menyelenggarakan kegiatan pengabdian masyarakat pada semester ganjil tahun akademik 2016/2017. Kegiatan tersebut diadakan di RT 04 Dusun Jogonalan Desa Tirtonirmolo Kecamatan Kasihan Kabupaten Bantul pada tanggal 25 Desember 2016. Pengabdian yang dilaksanakan bertepatan dengan hari libur nasional tersebut merupakan bagian dari implementasi kerjasama antara Prodi D3 Analis Kimia UII dengan Pemerintah Desa Tirtonirmolo sejak tahun 2014. Tercatat sudah 5 (lima) kali pelaksanaan Pengabdian Masyarakat di Desa Tirtonirmolo sejak ditandatanganinya kerjasama antara Kaprodi D3 Analis Kimia dengan Kepala Desa Tirtonirmolo.Reni Banowati I., M.Sc memberikan penjelasan dan teknik identifikasi formalin dalam berbagai produk makanan seperti bakso, ikan asin dan tahu. Sebelum simulasi, Reni lebih dulu memberikan gambaran kepada warga yang mengikuti kegiatan penyuluhan tentang bahaya akan formalin dalam makanan. Menurut Reni, banyak pedagang yang masih memanfaatkan formalin untuk mengawetkan ikan asin. “Harga formalin sangat murah, sehingga banyak ikan asin yang diawetkan dengan formalin”, ucap Reni. Usai Reni Banowati dilanjutkan oleh Kuntari, M.Sc yang menunjukkan metode untuk menentukan kandungan iodium dalam garam. Hasil percobaan menunjukkan beberapa produk garam masih ada yang tidak mengandung iodium. Padahal kekurangan iodium dapat menyebabkan berbagai penyakit seperti gondok, kretin (red. pertumbuhan badan tidak normal/pendek), terganggunya kecerdasan otak pada anak dan lain-lain. Setalah warga diberi tahu cara melihat kandungan iodium dalam garam, selanjutnya Bayu wiyantoko, MSc memberikan penjelasan tentang pengukuran kualitas air dengan melihat parameter tingkat keasaman (pH).
Pada kesempatan tersebut Yuli Rohyami, M,Sc yang juga Sekretaris Prodi D3 Analis Kimia memberikan contoh cara menentukan kandungan boraks pada makanan menggunakan kunyit. Kegiatan pengabdian yang dilaksanakan sangat suskes terbukti antusias warga dalam mengikuti kegiatan sangat baik dengan banyaknya diskusi antara warga dan dosen Prodi D3 Analis Kimia yang memberikan materinya.
Acara ditutup oleh Ketua RT dengan ucapan terima kasih dan berharap di waktu yang akan datang kegiatan pengabdian masyarakat Dosen Prodi D3 Analis Kimia UII dapat dilaksanakan kembali di Dusun Jogonalan.
Mahasiswa Prodi D III Analis Kimia FMIPA UII mencatatkan prestasinya dengan lolos pendanaan Program Kreativitas Mahasiswa (PK) dari Direktora Jendral Pendidikan Tinggi (DIKTI) untuk kategori Gagasan Tertulis. Terdapat 3 kelompok mahasiswa yang lolos PKM-GT untuk pendaan tahun 2017 dengan masing-masing ketua kelompoknya adalah Dewi Mayasari, Rahma Aulia Simbolon dan Yurike Elton Ratiwi. Judul PKM-GT yang berhasil lolos adalah 1) Bioplastik dari Biji Mangga sebagai Alternatif Kemasan yang Ramah Lingkungan untuk Mengurangi Dampak Cemaran, 2) Perancangan Produksi Susu dari Kulit Pisang dan Biji Bunga Matahari, 3) Perancangan Instalasi Pengolahan Air Limbah Fenol dengan Teknologi Enzim Peroksidase Berbasis Ekstrak Daun Mangokan (Polyscias Scutellaria).Thorik menambahkan, bahwa komitmen untuk mendukung PKM akan selalu dilakukan secara terus menerus. Bahkan disampaikan juga di Prodi D III Analis Kimia setiap mahasiswa wajib mengusulkan PKM sebagai Ketua Tim. Kewajiban tersebut juga merupakan salah satu pra syarat untuk mahasiswa yang akan mengambil mata kuliah Praktik Kerja Mandiri.
Mahasiswa Prodi D3 Analis Kimia FMIPA UII kembali meraih prestasi yang sangat membanggakan yaitu sebagai juara 2 lomba Olimpiade Sistem Manajemen Laboratorium (OSML) 2016 yang diselenggarakan oleh LABMANIA. Mahasiswa Prodi D3 Analis Kimia diwakili oleh Rima Santi dan Yustina yang saat merupakan mahasiswa semester 5. Seleksi olimpiade dilakukan sejak tanggal 17 Oktober sampai dengan 17 November 2016 melalui pengiriman naskah dengan topic Penerapan ISO/IEC 17025. Tercatat terdapat 38 naskah dari berbagai perguruan tinggi yang berpartisipasi dalam OSML 2016 terebut dan hanya ada 5 terbaik yang dipanggil untuk mengikuti final pada tanggal 4 Desember 2016 di Jakarta. Kegiatan selama final OSML 2016, peserta diberikan beberapa tugas mandiri terkait dengan berbagai permasalah di laboratorium yang menerapkan ISO 17025. Topic yang diberikan pada saat final OSML 2016 terdiri dari 1) Penggunaan ketidakpastian pengukuran dan galat, 2) Pengendalian mutu internal dan uji profisiensi, 3) Prosedur dan penyimpanan rekaman elektronik, 4) Kompetensi personel di laboratorium yang mengimplementasikan ISO 17025. Turut mendampingi mahasiswa yang lolos dalam final OSML 2016 adalah Thorikul Huda yang juga Ketua Program D3 Analis Kimia sekaligus pembimbing finalis wakil dari UII. Menurut Thorik kegiatan OSML 2016 tersebut sangat positif karena mendukung budaya standar di Indonesia khususnya menyangkut standar jaminan dan pengendalian mutu di laboratorium. Thorik menambahkan bahwa OSML harus bisa dilaksanakan setiap tahun dengan menggandeng Badan Standarisasi Nasional (BSN) atau lembaga lain yang peduli terhadap penerapan standar di Indonesia.
Usai studi kasus, finalis OSML 2016 mempresentasikan hasilnya di hadapan dewan juri yang terdiri dari perwakilan BSN, dosen dan panitia penyelenggara. Selesai acara, raut kegembiraan terpancar dari Yustina dan Rima karena perwakilan UII berhasil menyisikan competitor dari berbagai kampus di Indonesia dan menunjukkan bahwa mahasiswa UII sebenarnya mampu bersaing dengan kampus-kampus lain baik negeri dan swasta yang ada di Indonesia.

Learning Outcome (LO) atau Capaian Pembelajaran (CP) bagi Program DIII Analis Kimia yang berakar pada KKNI saat ini belum memiliki standar yang disahkan dalam lingkup nasional. Pengesahan LO tersebut harus melalui jalur asosiasi yang diusulkan oleh suatu forum atau komunitas. Oleh sebab itu, lewat media ICHAMS 2016, DIII Analis Kimia UII mengundang praktisi Program DIII Analis Kimia se-Indonesia untuk duduk bersama dalam forum dan merumuskan LO. Dengan pemateri bapak Dr. Muhamad Abdulkadir Martoprawiro, selaku Ketua HKI periode 2014 – 2016. Forum ini juga membuat standar CP minimum, khususnya bagian ketrampilan khusus, yang harus dimiliki oleh DIII Analis Kimia.
Workshop yang dilaksanakan pada tanggal 27 Oktober 2016 , membahas LO minimal yang terdiri dari sikap, pengetahuan , ketrampilan umum dan ketrampilan khusus. Perumusan LO sangat penting karena merupakan adopsi dan diturunkan dari KKNI. Selanjutnya isian LO akan masuk ke dalam SKPI (Surat Keterangan Pendamping Ijasah). “Bahasa LO harus bisa menjelaskan bahwa Program tersebut mengadopsi KKNI tetapi di lain sisi, bahasa LO harus bisa dipahami oleh industri atau perusahaan atau user lulusan lainnya” jelas Dr. Muhamad Abdulkadir Martoprawiro. LO harusnya bersifat general dan yang bersifat khusus dan khas masuk ke ranah Kompetensi.
Pembentukan LO dapat merujuk pada KKNI, standar Program Studi yang bersangkutan dan melihat program sejenis dari negara lain. Butir pada LO bagian Sikap dapat bersifat general dalam satu institusi. Sedangkan kekhasan suatu Program Studi dapat dituangkan dalam butir Ketrampilan Khusus. Forum yang dilaksanakan pada ICHAMS 2016 ini, membahas tentang butir-butir Keterampilan Khusus minimal yang harus dicapai oleh lulusan DIII Analis Kimia. Draft LO yang dihasilkan pada workshop ini selanjutnya akan dikawal pada level asosiasi sehingga dapat diajukan sebagai standar LO nasional.


Pelatihan yang juga diikuti oleh asisten dosen dari STTN BATAN Yogyakarta dan Tenaga Penguji Laboratorium dari Balai Penelitian dan Pengembangan Gangguan Penyakit Akibat Kekurangan Iodium (BP2GAKI) Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Peserta mendapatkan teori dan praktik pengujian kimia dengan menggunakan spektrofotometer UV-Vis, Atomic Absorption Spectrophotometer (AAS), Gas Chromatography, Gas Chromatography-Mass Spectrometry (GC-MS), dan High Performence Liquid Chromatography. Pelatihan ini menghadirkan narasumber dari Program Studi DIII Analis Kimia, Yuli Rohyami, M.Sc., Kuntari, M.Sc., Reni Banowati Istiningrum, M.Sc. dan Tri Esti Purbanintias, M.Si.
Peserta dengan antusias mengikuti kegiatan pelatihan yang dilanjutkan dengan kegiatan praktikum di laboratroium yang dipandu oleh tim instruktur dari Program Studi DIII Analis Kimia FMIPA UII dan Laboratorium Terpadu UII. Melalui pelatihan ini peserta dapat memiliki bekal kompetensi di bidang pengujian laboratorium dengan menggunakan instrumentasi pengujian kimia. Bagi siswa SMK, pengujian instrumentasi kimia merupakan kompetensi wajib yang harus dimiliki sehingga pelatihan ini sangat relevan dengan kebutuhan kompetensi sebagai operator instrumentasi pengujian kimia. Berbeda dengan siswa SMK, bagi siswa SMA pelatihan ini sangat berguna dalam pengembangan prestasi akademik siswa yang tergabung dalam kelompok karya ilmiah remaja (KIR).


