Pada pekan ini, bertambah bukti nyata FMIPA UII dalam memberikan aksi sinergitas bersama guru dalam mewujudkan pendidikan yang berkualitas. Kamis, tanggal 22 Februari 2018, FMIPA UII yang diwakilkan oleh Bapak Thorikul Huda, M.Sc., selaku Ketua Program Studi DIII Analisis Kimia UII menandatangani MoU kerjasama dengan Musyawarah Guru Mata Pelajaran(MGMP) Kimia Kota Madiun yang diketuai oleh Bapak Daroini, M.Pd berlokasi di SMA Negeri 5 Madiun. Kerjasama ini meliputi Tri Dharma Universitas yaitu meliputi bidang Pendidikan, Penelitian, dan Pengabdian. Kegiatan ini disaksikan oleh anggota MGMP yaitu guru-guru Kimia seluruh Kota Madiun meliputi SMA Negeri 1 Madiun, SMA Negeri 2 Madiun, SMA Negeri 3 Madiun, SMA Negeri 4 Madiun, SMA Negeri 5 Madiun, SMA Negeri 6 Madiun, SMA ST Bonaventura Madiun, SMA Taman Madya Madiun, SMK Kimia Madiun, SMK Gula Rajawali Madiun, dan SMK Gamaliel Madiun. Pada sambutan pembuka yang dilakukan oleh Bapak Mahfud Efendi, M.Pd., selaku Kepala Sekolah SMA Negeri 5 Madiun menyatakan guru memiliki fungsi mendidik siswanya agara dapat menghadapi tantangan yang dihadapi, guru harus bisa merespon perkembangan zaman, aktif meningkatkan potensi diri sehingga dapat memberikan perubahan yang positif kepada siswa.

Penandatanganan MoU ini dibarengi dengan kegiatan implementasi kerjasama berupa Pelatihan Pembuatan Media Pembelajaran dengan Camtasia oleh Bapak Thorikul Huda, M.Sc. Pada pemaparannya, Bapak Thorikul Huda, M.Sc menyampaikan bahwa generasi sekarang merupakan era revolusi industri 4.0 yang menekankan pada pola digital,artificial intelligence, big data, robotic atau dikenal dengan fenomena disruptive innovation. Di era ini, pengajaran dituntut untuk berubah menjadi virtual, dimana siswa-siswanya dapat mempelajari kembali setiap penjelasan guru setiap saat, kapan pun, walau tidak ada guru sekalipun. Oleh karena itu, perlu dihadirkan suatu media pembelajaran yang dapat diakses siswa-siswanya secara global, yang dalam pelatihan ini diartikan dalam bentuk video yang dapat diputar ulang oleh siswa kapanpun dan dmanapun dengan smartphone mereka. Pembuatan video pembelajaran terkadang terkendala pada pembuatan yang rumit dan lama sehingga jarang dgunakan tetapi Camtasia merupakan salah satu program membuat video pembelajaran yang sangat mudah. Hal ini dikarenakan media yang digunakan sangat familier digunakan di kalangan pendidik yaitu PowerPoint. Camtasia dapat merubah file presentasi menjadi video yang dapat ditambah dengan audio dan video dari guru, sehingga video yang dihasilkan memiliki perwujudan pembelajaran di dalam kelas. Selain itu, Camtasia juga dapat merekam langkah-langkah yang dilakukan di dalam komputer dalam wujud video salah satunya membuat video tutorial pembuatan struktur kimia dengan ChemDraw. Fitur edit video yang juga terdapat pada Camtasia, dapat memudahkan guru untuk menambahkan video lain atau mengganti dan menambahkan audio yang ada.

Pada akhir acara, bapak Daroini, M.Pd. menyatakan bahwa kegiatan semacam ini dibutuhkan oleh anggota MGMP sebagai ajang berkumpul dan sharing guru sehingga dapat berdiskusi permaslahan-permasalahan yang ada beserta solusinya bersama. Selain itu, Bapak Daroini juga berharap MoU ini merupakan langkah awal dari rentetan agenda-agenda lainnya antara UII dan MGMP Kimia Kota Madiun yang dapat memberikan manfaat untuk semua pihak khususnya dalam hal memajukan pendidikan di Indonesia.

Rabu, 20 Desember 2017 Program Studi D III Analisis Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Islam Indonesia melaksanakan program pengabdian kepada masyarakat bagi Pengurus PKK se-Kelurahan Tirtonirmolo Kasihan Bantul. Kegiatan yang telah rutin dilaksanakan di Kelurahan Tirtonirmolo ini merupakan salah satu bentuk implementasi kerjasama antara Program Studi D III Analisis Kimia dengan Pemerintah Desa Tirtonirmolo Kasihan Bantul dalam kegiatan pengabdian kepada masyarakat. Kegiatan yang dihadiri oleh seluruh pengurus PKK Kelurahan Tirtonirmolo, perwakilan pengurus dan kader PKK pedukuhan se-Kelurahan Tirtonirmolo ini menjadi satu bentuk penerapan di bidang analisis kimia terutama sekali dalam memberikan edukasi kepada masyarakat yang berkaitan dengan standar keamanan pangan.

Tim pengabdian yang dipimpin langsung oleh Ketua Program Studi D III Analisis Kimia, Thorikul Huda, M.Sc. ini merupakan salah satu wujud sosialisasi garam beriodium. Gangguan akaibat kekurangan iodium masih menjadi permasalahan kesehatan yang harus mendapat perhatian. Salah satu upaya pencegahan yang dapat dilakukan adalah dengan memilih dan menggunakan garam beriodium. Yuli Rohyami, M.Sc. dalam penyampaian materi mengungkapkan berbagai gangguan akibat kekurangan iodium. Memilih garam tidak sekedar dapat memberi rasa asin pada makanan, tetapi harus yang terstandar. Masyarakat dapat memilih garam dengan merek terdaftar yang telah dipastikan mengandung iodium, disamping memilih garam yang bersih, putih, tidak lembab dan tidak kadaluarsa. Agar tidak ragu-ragu dalam mengkonsumsi garam beriodium, masyarakat dapat melakukan pengujian sederhana dengan menggunakan iodine tes atau dengan menggunakan tepung kanji. Dalam pemaparannya juga diulas mengenai standar air bersih serta makanan sehat dan halal. Penggunakan zat aditif makanan sintetis sebaiknya dihindari, seperti penguat rasa, pemanis, pewarna, dan pengawet. Indonesia sangat kaya akan rempah-rempah seperti lada, ketumbar, kayu manis, pekak, cengkih, cabe, jinten, dan kapulaga dapat memperkaya cita rasa bumbu khas Indonesia. Empon-empon yang ada di sekitar kita dapat dimanfaatkan sebagai bumbu yang khas, seperti kunyit, kencur, sunthi, jahe, lengkuas, dan sebagainya. Bumbu dapur yang memiliki aroma khas seperti sereh, daun jeruk, daun salam, daun kemangi, daun kencur, daun puyang, dan lain-lain dapat memperkuat aroma masakan tanpa menambahkan penyedap rasa. Tempe yang sudah tua, terasi, udang, atau pete dapat digunakan sebagai penyedap rasa alami yang khas.

Selain mendapatkan materi tentang standar keamanan pangan, pengurus dan kader PKK juga mendapatkan kesempatan untuk melihat langsung pengujian sederhana garam beriodium, boraks dan formalin. Tim uji yang dipandu Tri Esti Purbaningtias, M.Si. dan Puji Kurniawati, M.Sc. memberikan beberapa uji sederhana garam beriodium,  pengenalan uji boraks dan formalin dengan menggunakan bahan yang ada di sekitar kita. Uji garam beriodium dapat dilakukan dengan iodine tes atau amilum. Selain uji tersebut juga diperkenalkan test kit yang dikembangkan oleh tim dosen. Kader PKK nantinya dapat mensosialisasikan kepada anggota PKK atau dapat mengundang tim pengabdian masyarakat Prodi D III Analisis Kimia secara langsung di pertemuan PKK pedukuhan se-kelurahan Tirtonirmolo. Pengurus PKK juga melihat langsung beberapa uji boraks dengan menggunakan kayu secang dan kunyit yang bisa didapatkan di dapur warga. Cemaran formalin juga dapat menggunakan kayu secang atau menggunakan bukuk PK yang dapat dibeli di apotek.

Tim pengabdian masyarakat juga memperkenalkan kader PKK standar air bersih yang aman dikonsumsi. Bayu Wiyantoko, M.Sc. memberikan pemaparan sekaligus peragaan sederhana untuk mengecek kualitas air bersih. Secara fisik air bersih dapat diamati secara kasat mata dan dapat dirasakan. Air bersih akan tampak jernih, segar, tidak berwarna, tidak mengandung suspense atau padatan dan tidak mengandung cemaran fisik lainnya. Secara sederhana air dapat diuji keasaman, suhu dan daya hantar listriknya. Keasaman, suhu, dan daya  listrik akan menjadi indikasi bahwa air mengandung cemaran kimia atau tidak. Umumnya, air bersih yang dikonsumsi masyarakat memiliki beberapa masalah seperti air yang mengandung kapur, lumpur atau lumut, air yang menimbulkan kerak, air yang berbau anyir dan menimbulkan bekas karat. Untuk memastikan air telah memenuhi baku mutu maka harus dilakukan pengecekan di laboratorium pemerintah atau swasta. Program D III Analisis Kimia memberikan kesempatan bagi warga yang memiliki air yang bermasalah untuk diuji di laboratorium.

YOGYAKARTA — Program Studi DIII Analisis Kimia Fakultas Matematika Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Islam Indonesia (FMIPA UII) menggelar pelatihan ISO 15189: Akreditasi Laboratorium Medis, Sabtu (9/12/2017). Pelatihan diikuti civitas akademika UII, STIKES Guna Bangsa Yogyakarta, RSUD Gunung Jati Cirebon, STIKES Al-Irsyad Al-Islamiyyah Cilacap, dan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY).

“Pelatihan ini bertujuan untuk memberikan wawasan kepada masyakat mengenai pentingnya standardisasi laboratorium. Hal ini sejalan dengan komitmen UII dalam membudayakan Standar Nasional Indonesia (SNI),” kata Ketua Prodi DIII Analisis Kimia, Thorikul Huda, SSi, MSc di sela-sela pelatihan.

Narasumber pelatihan, Ivan Sarifudin, ST, konsultan ISO, baik ISO 17025 tentang akreditasi Laboratorium Pengujian dan Kalibrasi maupun ISO 15189 tentang akreditasi Laboratorium Medis. “Pelatihan ini merupakan salah satu bukti nyata komitmen UII adalah perolehan SNI Awards Kategori Gold dari Badan Standardisasi Nasional (BSN). Program Studi DIII Analisis Kimia juga aktif dalam membudayakan penerapan standar seperti mengintegrasikan SNI dan ISO 17025 ke dalam proses pembelajaran,” katanya.

Pelatihan ISO 15189, kata Thorikul Huda, diharapkan dapat menambah wawasan peserta dalam hal standardisasi laboratorium khususnya laboratorium medis. Program Studi DIII Analisis Kimia juga berharpa, dengan adanya pelatihan ini, kompetensi lulusan mengenai ISO Laboratorium dapat bertambah. Sebab sebaran alumni DIII Analisis Kimia tidak hanya dalam lingkup laboratorium kimia tetapi juga laboratorium medis.

“Selain materi Pengenalan dan Pemahaman ISO 15189, dalam pelatihan ini juga dipaparkan mengenai Penjaminan Mutu Laboratorium Medis. Penjaminan mutu laboratorium merupakan salah satu persyaratan utama dalam standardisasi laboratorium. Penjaminan mutu laboratorium bertujuan memberikan keyakinan yang memadai kepada pengguna jasa laboratorium bahwa data yang dihasilkan memenuhi persyaratan mutu dan valid (terpercaya),” tandas Thorikul.

sumber : https://www.jogpaper.net/index.php/2017/12/12/uii-gelar-pelatihan-akreditasi-laboratorium-medis/

Program Studi D III Analisis Kimia FMIPA UII menyelenggarakan Training Collaboration in Chemical Analysis bagi mahasiswa Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir Badan Tenaga Nuklir Nasional (STTN BATAN) pada 1 November 2017.  Training Collaboration in Chemical Analysis yang diselenggarakan di Ruang Sidang I FMIPA UII ini sebagai bentuk implementasi kerjasama antara Program Studi D III Analisis Kimia FMIPA UII dengan STTN BATAN.  Kegiatan ini diikuti oleh 32 mahasiswa Program Studi D IV Teknokimia dan Nuklir STTN BATAN didampingi 2 dosen pendamping. Kegiatan ini dilaksanakan sebagai upaya peningkatan kompetensi pengujian di bidang kimia yang mendukung kompetensi mahasiswa STTN BATAN.

Kegiatan ini dibuka oleh Ketua Program Studi D III Analisis Kimia FMIPA UII. Dalam sambutannya, Thorikul Huda, M.Sc. menyampaikan bahwa kompetensi di bidang pengujian kimia, baik pengujian konvensional dan instrumental menjadi sebuah kebutuhan dalam rangka standardisasi kompetensi dalam sistem sertifikasi profesi di bidang tenaga pengujian laboratorium kimia.  Training collaboration in chemical analysis diharapkan dapat memperkuat kompetensi pengujian secara gravimetri, volumetri, spektrometri dan kromatografi sebagai kompetensi mendasar dalam pengujian baku dan tidak baku yang diterapkan di dunia kerja. Materi training disajikan oleh tim dosen yang telah memiliki sertifikasi kompetensi di bidang pengujian dasar (volumetric dan gravimetri), spektrometri dan kromatografi dari Badan Nasional Sertifikasi Profesi.
Peserta mendapatkan materi pengujian dasar dari narasumber Reni Banowati Istiningrum, M.Sc., Kuntari, M.Sc. dan Puji Kurniawati, M.Sc. Pengenalan instrumentasi spektrometri dan kromatografi di laboratorium dipandu dengan instruktur dari tim dosen dan analis yang ada di Laboratorium Kimia Terapan dan Laboratorium Instrumentasi Terpadu. Pelatihan ini diharapkan dapat memperkuat kompetensi pengujian kimia secara umum, disamping menguasi metode pengujian dengan teknologi nuklir.

 

Program Studi D III Analisis Kimia FMIPA UII pada Sabtu, 28 Oktober 2017 dan 30 – 31 Oktober 2017 menyelenggarakan pelatihan instrumentasi pengujian kimia bagi siswa SMK N 2 Depok dan SMK N 1 Cangkringan Sleman Yogyakarta. Peserta pelatihan mendapatkan bekal ilmu pengetahuan dan ketrampilan praktik di laboratorium tentang berbagai pengujian kimia secara instrumental dengan menggunakan spektrofotometri UV-Vis, atomic absorption spectrophotometer (AAS), gas chromatography (GC), dan high performance liquid chromatography (HPLC). Peserta mendapatan materi dari trainer dari tim dosen Prodi D III Analisis Kimia sekaligus pakar yang telah memiliki sertifikat kompetensi dalam bidang analisis kimia yang terdiri dari Yuli Rohyami, M.Sc, Thorikul Huda, M.Sc., Tri Esti Purbaningtias, M.Si., dan Bayu Wiyantoko, M.Sc. Pelatihan ini diselenggarakan di Auditorium FMIPA UII, Laboratorium Kimia Terapan Prodi D III Analisis Kimia, dan Laboratorium Terpadu UII. Pelatihan yang berlangsung selama dua hari ini dibuka secara resmi oleh Ketua Program Studi D III Analisis Kimia, Thorikul Huda, M.Sc.
Thorikul Huda, M.Sc. dalam sambutannya menyampaikan bahwa kegiatan pelatihan ini sebagai bentuk implementasi MoU antara Program Studi D III Analisis Kimia dalam kegiatan catur dharma UII dengan SMK N 2 Depok dan SMK N 1 Cangkringan Sleman Yogyakarta. Thorikul Huda, dalam sambutannya menyampaikan bahwa pelatihan ini diharapkan dapat meningkatkan kompetensi dalam bidang pengujian instrumentasi pengujian kimia bagi siswa-siswi SMK sekaligus sebagai upaya untuk memperkuat implementasi MoU Prodi DIII Analis Kimia dengan SMK N 2 Depok Sleman dan SMK N 1 Cangkringan dan dalam rangka memperkenalkan Program Studi DIII Analisis Kimia bagi masyarakat dan peranan profesi analis kimia bagi kemajuan bangsa.
 Salah satu tantangan diberlakukannya MEA dan CAFTA adalah perlu adanya standardisasi produk dan jasa sehingga diperlukan suatu upaya untuk menyiapkan sumber daya manusia yang kompeten. Untuk memastikan produk terstandar perlu dilakukan inspeksi atau pengujian di laboratorium pengujian dan kalibrasi yang telah terakreditasi ISO/IEC 17025.
Pengujian tersebut haruslah menggunakan metode uji yang telah divalidasi  atau diverifikasi. Pengujian di laboratroium harus dilakukan pula oleh orang yang telah kompeten pada bidang pengujian kimia. Lulusan SMK diharapkan menjadi bagian dari anggota profesi analis kimia yang akan berkiprah secara nyata dalam mendorong kemajuan bangsa.
Kegiatan ini diikuti oleh 128 peserta dan 6 guru pendamping, yang terdiri dari 32 siswa-siswi Kelompok Keahlian Kimia Industri dan 32 siswa-siswi Kelompok Keahlian Teknik Pengolahan Minyak, Gas dan Petrokimia SMK N 2 Depok Sleman beserta 4 guru pendamping. Pelatihan ini dilaksanakan untuk menunjang pengetahuan dan ketrampilan dalam pengujian instrumentasi untuk pengujian mutu produk industri kimia secara umum dan produk migas. Sebanyak 62 peserta berasal dari siswa-siswi Kelompok Keahlian Analis Kimia dari SMK N 1 Cangkringan yang didampingi oleh dua guru pendamping.
Kegiatan ini juga diharapkan dapat meningkatkan kompetensi dalam pengembangan keahlian dalam pengujian instrumentasi pengujian kimia yang belum dimiliki oleh pihak sekolah.  Setelah mengikuti pelatihan di kelas, peserta mendapatan kesempatan untuk mengunjungi dan mengenali instrumentasi pengujian yang ada di Laboratorium Terpadu UII dan melakukan praktik instrumentasi pengujian kimia di Laboratroium Kimia Terapan Prodi D III Analisis Kimia FMIPA UII. Kegiatan di laboratorium didampingi oleh instruktur dari dosen dan analis yang memiliki kepakaran dan sertifikasi kompetensi dalam pengujian kimia yang didampingi oleh mahasiswa Prodi D III Analisis Kimia. Narasumber dan instruktur mengajarkan beberapa teknik pengujian instrumentasi banyak diterapkan di industri baik pada pengujian baku atau tidak baku yang diterapkan di dunia kerja.

 

 

LSP UII sebagai lembaga penilaian kesesuaian pada bidang sertifikasi personel harus memiliki kinerja yang baik setiap tahunnya. Penilaian kinerja LSP UII dilakukan melalui kegiatan audit internal pada setiap tahunnya. Periode audit untuk kinerja antara bulan September 2016 sampai Agustus 2017 dilaksanakan pada tanggal 9 November 2017 bertempat di ruang sidang LSP UII. Bertindak sebagai auditor pada kegiatan audit kali ini adalah Yudi Prayudi, S.Si, M.Kom.  Hadir pada saat kegiatan audit diantaranya adalah Direktur, Manajer Sertifikasi, Manajer Mutu dan Deputi Manajer Mutu LSP UII. Audit internal yang dilakukan di LSP UII sebagai bagian dari kegiatan audit unit-unit yang ada di lingkungan Universitas Islam Indonesia.
Audit internal dibuka oleh Thorikul Huda selaku Direktur LSP UII. Pada kesempatan tersebut Thorik menyampaikan kegiatan audit internal merupakan bagian dari system manajemen yang harus dilakukan secara periodic dan untuk di LSP UII dilaksanakan satu kali setiap tahun.  Personel yang hadir pada saat audit internal juga dikenalkan oleh Direktur LSP UII diantaranya adalah Yuli Rohyami sebagai Manajer Teknis. Adapun untuk Manajer Mutu dan Deputi Manajer Mutu masing-masing adalah Reni Banowati dan Tri Esti Purbaningtias.
Hal-hal penting yang dicermati pada saat audit internal diantaranya menyangkut peran dewan pengarah pada struktur organisasi LSP UII. Hal lain yang yang menjadi konsen audit adalah terkait penambahan skema. Saat ini skema yang ada di LSP UII baru ada tiga dan hanya menyangkut bidang pengujian kimia seperti pengujian dasar kimia, validasi metode spektrometri dan validasi metode kromatografi.  LSP UII telah memprogramkan penambahan skema sertifikasi untuk bidang-bidang di luar bidang pengujian kimia pada tahun 2017.
Hasil pemeriksaan audit terlihat jumlah pemegang sertifikat dari periode audit sebelumnya sebanyak 81 orang.  Target jumlah pemegang sertifikat pada tahun 2017 sebanyak 300, akan tetapi capaian jumlah baru sebanyak 27%. Menurut Direktur LSP UII hal-hal yang menyebabkan rendahnya jumlah pemegang sertifikat karena sifat dari uji kompetensi di LSP UII untuk bidang pengujian kimia masih bersifat voluntary. “Insya Allah dalam waktu dekat akan ada penambahan skema sertifikasi dari berbagai prodi di lingkungan UII”, ungkap Thorik.
Terkait dengan kerjasama, LSP UII juga telah melakukan inisiasi dengan pihak lain. Menurut Manajer Sertifikasi, LSP UII telah merancang kerjasama dengan LSP Tenaga Laboratorium Penguji Indonesia (TELAPI). “Kerjasama dalam bentuk MoU dilakukan oleh pihak universitas”, tutur Yuli Rohyami yang juga dosen di Prodi D III Analisis Kimia UII.
sumber : http://lsp.uii.ac.id/2017/11/09/kegiatan-audit-internal-lsp-uii-tahun-2017/
Mahasiswa Program D III UII yang terdiri dari mahasiswa Prodi D III Analisis Kimia dan D III Akuntansi berhasil meraih juar pertama Lomba Business Plan yang diadakan di Institut Pertanian Bogor pada tanggal 13 Oktober 2017. Tim dari Program Diploma UII berhasil mengalahkan tim dari beberapa perguruan tinggi seperti IPB dan Universitas Airlangga yang masing-masing memperoleh juara 2 dan 3. Produk unggulan dari mahasiswa UII yang dilombakan di IPB tersebut diberi nama Sujiman alias Susu Biji Mangga. Jumini Kahirunnisa sebagai salah satu perwakilan tim UII yang juga mahasiswa Prodi D III Analisis Kimia menyebutkan bahwa produk ini dilihami oleh biji buah manga yang kebanyakan hanya dibuang dan tidak dimanfaatkan dengan baik. Oleh karena ini menurut Nisa panggilan akrab mahasiswa Prodi D III Analisis Kimia ini berkeinginan untuk menjadikan produk yang mereka buat dapat diproduksi dalam skala yang besar dan dapat dipasarkan.
Usai mengikuti Lomba di IPB rencananya karya mahasiswa Program Diploma UII tersebut akan diikutsertakan dalam lomba inovasi di UiTM Malaysia pada awal bulan November 2017. Thorikul Huda selaku Kaprodi D III Analisis Kimia merasa sangat bangga dengan prestasi yang dicapai oleh mahasiswanya. “Ini merupakan salah satu bukti bahwa mahasiswa kami mampu beprestasi secara nasional dan Insya Allah akan berjuang di kancah internasional juga”, ungkap Thorikul Huda saat ditemui di ruang kerjanya. Thorik juga menambahkan bahwa produk yang dibuat oleh mahasiswa Program Diploma UII memiliki potensi yang sangat baik untuk dapat dijadikan produk yang diproduksi secara massal. Hal tersebut dikarenakan mudahnya mencari bahan baku dan belum ada pemanfaatan biji mangga untuk menjadi produk dalam bentuk susu sereal.
Thorikul Huda menyarakankan agar produk yang sudah dibuat oleh mahasiswa diploma UII tersebut dapat diuji kualitasnya di laboratorium pengujian dengan parameter seperti uji proksimat pada makanana. Selain itu juga Thorik menganjurkan agar mahasiswa dapat melakukan uji organoleptic untuk mendapatkan persepsi produk Sujiman yang mereka buat.  Prestasi yang ditorehkan oleh mahasiswa tersebut juga menunjukkan pentingnya untuk melakukan kolaborasi dalam menghasilkan karya seperti yang dilakukan oleh mahasiswa D III Analisis Kimia dan D III Akuntasi.

PENGUMUMAN

Bismillahirrahmanirrohim

Berikut kami umumkan pembagian Kelompok Mentoring Pembinaan Keagamaan untuk Mahasiswa/i aktif Program Studi DIII Analisis Kimia Universitas Islam Indonesia tahun akademik 2017-2018, adapun daftar mentor dapat diunduh melalui link berikut :

  • Angkatan 2015 dan yang belum mengambil (link)
  • Angkatan 2016 (link)
  • Angkatan 2017 (link)

Selanjutnya  kepada Seluruh mahasiswa diharapkan untuk dapat mulai berkonsultasi dan berkomunikasi dengan mentor masing-masing terkait jadwal pelaksanaan kegiatan Mentoring

dikarenakan kegiatan Mentoring bersifat WAJIB dan merupakan syarat kelulusan  maka diharapkan semua mahasiswa dapat mengikuti kegiatan tersebut secara maksimal, atas perhatiannya kami sampaikan terimakasih.

Alhamdulillahirabbil’alamin

* untuk mentor dapat mengambil buku pegangan dan buku tajwid di prodi

* informasi lebih lanjut dapat menghubungi ibu Yuli Rohyami, M.Sc. (085729158565) pada jam kantor

Program Studi DIII Analis Kimia FMIPA UII pada Ahad, 17 September 2017 menggelar Studium Generale “Analistica Fiesta” di Auditorium FMIPA UII dengan menghadirkan Muhammad Mufid, A.Md. sebagai alumni.  Kegiatan yang diawali dengan kegiatan senam pagi dan sarapan soto bersama di Halaman Timur Gedung FMIPA UII dilanjutkan dengan penganugerahan penghargaan dan beasiswa prodi bagi dua mahasiswa yang berhasil meraih Indeks Prestasi Semester tertinggi serta launching pembinaan keagamaan tahun akademik 2017/2018. Seluruh rangkaian acara ini dihadiri oleh seluruh mahasiswa Program Studi DIII Analis Kimia, Dosen dan Tenaga Kependidikan. Kegiatan ini juga menjadi sarana pertemuan mahasiswa dengan Dosen Pembimbing Akademik yang secara khusus dikemas di akhir acara.

Ketua Program Studi DIII Analis Kimia Thorikul Huda, M.Sc. saat membuka acara menuturkan bahwa Program Studi DIII Analis Kimia FMIPA UII mengalami perkembangan yang sangat pesat yang diimbangi dengan penguatan kurikulum dan keunggulan prodi. Thorikul Huda menegaskan bahwa prodi sangat mendorong mahasiswa untuk dapat berprestasi dalam bidang akademik dan non akademik. Prestasi akademik harus diraih semaksimal mungkin, tetapi harus diimbangi dengan peningkatan softskill melalui kegiatan ekstrakurikuler dan kegiatan kemahasiswaan sehingga dapat menjadi bekal dalam kehidupan nyata di masyarakat. Mahasiswa dituntut menjunjung tinggi idealisme yang menginspirasi lahirnya jiwa pembaharu yang akan melanjutkan cita-cita negeri ini.

 Selama menempuh studi, mahasiswa  diharapkan dapat mengoptimalkan peran dan partisipasi dalam seluruh kegiatan akademik dan non akademik. Program studi memberikan fasilitas layanan bimbingan melalui peran serta Dosen Pembimbing Akademik (DPA). Mahasiswa dapat memperoleh layanan bimbingan akademik dan non akademik dengan sebaik-baiknya. DPA memiliki peran besar dalam mengantarkan kesuksesan mahasiswa dalam menempuh studi dan meraih prestasi yang setinggi-tingginya selama menjadi mahasiswa. Oleh karena itu, mahasiswa dan DPA dapat bersinergi dalam  mengantarkan mahasiswa menuju gerbang kesuksesan. Layanan ini dibuka dalam akhir kegiatan yang akan terus berkelanjutan melalui penjadwalan layanan bimbingan oleh seluruh DPA, baik bimbingan langsung atau melalui social media. Universitas Islam Indonesia telah memberikan satu fasilitas untuk membuka layanan pembimbingan secara on line melalui google edu.

Selain layanan DPA, prodi memberikan satu layanan pendampingan keagamaan melalui kegiatan mentoring. Yuli Rohyami, M.Sc. selaku Sekretaris Program Studi DIII Analis Kimia dalam Launching Pembinaan Keagamaan menyampaikan bahwa mahasiswa yang dididik di UII merupakan pewaris bangsa, sehingga para pendiri UII bercita-cita bahwa mahasiswa yang belajar di UII harus betul-betul dipersiapkan sebagai calon pemimpin bangsa. Melalui kegiatan mentoring menjadi sarana bagi mahasiswa untuk dapat menemukan jati diri sebagai muslim sejati sehingga dapat melahirkan calon pemimpin bangsa. Prodi tidak hanya memiliki kewajiban untuk membangun kompetensi mahasiswa, tetapi juga mewujudkan cita-cita pendiri bangsa.

M uhammad Mufid, A.Md. saat studium generale menuturkan bahwa sebagai calon pemimpin bangsa harus membekali diri dengan keahlian yang dajarkan selama menempuh studi, kegiatan ekstrakurikuler dan pengalaman organisasi. Alumni yang telah berkarir sebagai supervisor laboratorium pengujian kimia di perusahaan garmen ini berpesan kepada seluruh mahasiswa memiliki IPK tinggi sangat penting, tetapi menjadi lebih baik jika mahasiswa juga memiliki pengalaman organisasi.  Ketrampilan berkomunikasi menjadi sangat dibutuhkan saat bekerja di laboratorium. Kemampuan akan banyak didapatkan apabila mahasiswa aktif dalam kegiatan ektrakurikuler dan organisasi kemahasiswaan. Ketrampilan bernegosiasi, mengungkapkan pendapat, dan bekerja dalam tim akan dirasakan manfaatknya ketika telah berada di dunia kerja.

Muhammad Mufid dalam pemaparan materinya menyatakan bahwa kebutuhan tenaga analis kimia yang kompeten dibutuhkan hampir di semua sektor industri  dan instansi pemerintah. Kurikulum prodi telah memenuhi standar kebutuhan industri dan perlu terus ditingkatkan kompetensi mahasiswa terutama dalam melaksanakan pengujian kimia dengan menggunakan berbagai instrumentasi, termasuk perawatan kalibrasi alat, validasi/verifikasi metode, keselamatan kerja, pengendalian dan jaminan mutu serta manajemen laboratorium.

Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP) melakukan surveilen di LSP UII pada hari Selasa 12 September 2017. Tim surveilen yang hadir ke LSP UII adalah Dra. Inda Mapiliandari, M.Si selaku Ketua Komisi Pengendalian Mutu Sertifikasi dan Sistem Informasi BNSP dan Roudatul Alawiah, SE. Pembukaan surveilen LSP UII yang pertama tersebut dihadiri oleh Wakil Rektor (WR) 1 dan WR 2 UII. Kehadiran dua pimpinan universitas di acara pembukaan surveilen tersebut menunjukkan bahwa UII memiliki komitmen yang tinggi di dalam pengelolaan dan pengembangan LSP yang telah terlisensi sejak April 2016.
Rektor UII juga berkesempatan hadir diacara surveilen tepatnya pada saat acara santai coffee break setelah pembukaan.  Banyak hal yang dibincangkan antara tim surveilen dengan pimpinan universitas diantaranya terkait dengan bidang profesi yang saat ini sudah mandatory seperti teknik sipil. Hal tersebut juga direspon positif oleh WR 1 yang kedepan diharapkan akan ada integrasi beberapa bidang ilmu yang ada pada program studi dengan skema sertifikasi di LSP UII.  Dr. Nur Feriyanto yang juga WR 2 UII menambahkan perlu dilakukan kajian yang lebih mendalam terkait dengan kurikulum yang akan dintegrasikan dengan skema sertifikasi.  Nur Feriyanto juga menambahkan bahwa komitmen UII dalam mendukung LSP  yaitu dengan penyediaan anggaran dana melalui RKAT dan penunjukkan kantor LSP UII yang sangat representative.
 Proses surveilen diawali dengan melakukan konfirmasi pada SK lisensi LSP UII dengan No. LSP-297-ID dan ruang lingkup skema sertifikasi  yang terdiri dari skema pengujian dasar kimia, validasi metode spektrometri dan validasi metode kromatografi. Yuli Rohyami selaku Manajer Sertifikasi menyampaikan bahwa ketiga skema tersebut telah dijalankan oleh LSP UII dan terdapat satu mahasiswa yang mengambil 3 skema untuk uji kompetensi.  Sampai dengan tahun 2017 terdapat 51 pemegang sertifikat uji kompetensi yang disertifikasi melalui LSP UII.  “Data pemegang sertifikat kompetensi dapat diakses public melalu lsp.uii.ac.id dan data base yang ada di www.bnsp.go.id”, ungkap Thorikul Huda selaku Direktur LSP UII ketika menyampaikan kepada Tim surveilen BNSP.
Masukan penting ketika proses surveilen yaitu terkait dengan pelaksanaan uji kompetensi khususnya menyangkut potensi keberpihakan antara asesor dengan asesi.  Upaya yang dapat dilakukan untuk menjaga imparsialitas yaitu dengan pembentukan Komite Teknis untuk setiap pengambilan keputusan sertifikasi.  Surveilen diakhiri dengan penyampaian hasil pemeriksaan oleh Tim Surveilen dan secara umum LSP UII menerima hasil yang telah dipotret oleh tim Surveilen dan segala masukan dari BNSP akan digunakan untuk perbaikan proses sertifikasi di LSP UII.