Alumni DIII Analis Kimia FMIPA UII moedik kampoes pada Sabtu, 30 Agustus 2014 di Rumah Makan Pakem Sari Yogyakarta.   Kegiatan ini dihadiri oleh alumni dari angkatan 2009 hingga angkatan 2011.   Temu kangen alumni yang dibuka langsung oleh Ketua Program Studi DIII Analis Kimia FMIPA UII, Bapak Thorikul Huda, M.Sc.  Dalam sambutannya Kaprodi menyampaikan pentingnya jaringan alumni.  Alumni Analis Kimia FMIPA UII juga harus memiliki peran aktif dalam forum Ikatan Keluarga Alumni UII di seluruh wilayah Indonesia.  Selain itu, perlu juga digiatkan kembali peranan alumni  dalam organisasi profesi.  Para alumni dapat bergabung dengan Himpunan Profesi Analis Kimia (HIMPAKI). 

Alumni punya peran besar dalam pengembangan analisis kimia ke depan.  Analis Kimia UII memiliki keunggulan yang berbeda dari alumni analis kimia yang ada di Indonesia.  Keunggulan dan keunikan yang menjadi ciri khas alumni menjadi daya saing dalam kiprahnya di dunia kerja.  Tantangan kerja di era globalisasi semakin nyata sehingga peranan forum alumni menjadi sangat penting.

Dalam kesempatan yang sama, pertemuan alumni ini sekaligus menjadi tracer alumni.  Alumni memiliki peran dalam memberikan umpan balik bagi prodi.  Feedback alumni dalam proses pembelajaran sangat berguna dalam pengembangan kurikulum ke depan.  Alumni yang telah memiliki kiprah dalam dunia kerja dapat memberikan masukan terkait sehingga dapat menjadi referensi dalam pengembangan kurikulum.

Temu alumni ini diakhiri dengan pemilihan ketua alumni untuk periode 2014.  Andika Tri Nugroho, A.Md. didaulat menjadi ketua alumni analis kimia dan Riyan Wahyu Prokoso sebagai wakilnya. Seluruh civitas akademika Program Studi DIII Analis Kimia sangat mengharapkan kerjasama antara prodi dengan alumni sehingga ada harmonisasi antara alumni, prodi dan industri.

 Sabtu pagi 23 Agustus 2014, ruang kuliah MIPA 3 dipenuhi oleh para peserta Olimpiade Kimia dan finalis Lomba Karya Tulis Ilmiah tingkat SMA sederajat.  Event yang digagas oleh Prodi DIII Analis Kimia ini bertujuan untuk menumbuhkan rasa cinta kepada ilmu kimia dan menantang jiwa-jiwa peneliti muda untuk bersaing dalam memaparkan ide-ide mereka khususnya dalam bidang  kimia. Dua kompetesi berskala nasional ini dibuka langsung oleh Wakil Dekan FMIPA UII, Dr. Farida Hayati, M.Si., Apt.

Peserta Olimpiade Kimia harus melewati tahap pertama dahulu yaitu tahap ujian tulis yang terdiri dari soal pilihan ganda, soal isian singkat dan soal uraian. Tiga tim dengan skor tertinggi pada tahap pertama ini berhak maju ke tahap selanjutnya yaitu ujian praktikum di laboratorium dan Cerdas Cermat Kimia. Pada tahap praktikum, peserta diminta untuk menentukan konsentrasi asam asetat pada sampel cuka. Tahap Cerdas Cermat mejadi tahap yang paling menentukan khususnya ketika babak rebutan. Olimpiade Kimia ini akhirnya dimenangi oleh tim putri dari SMA 1 Bantul sebagai juara 1 yang, selain piala, juga membawa pulang uang pembinaan senilai 1,25 juta rupiah. Sedangkan Juara 2 dan 3 diraih oleh tim dari SMA 4 Yogyakarta dan, lagi, dari SMA 1 Bantul yang masing-masing membawa pulang uang pembinaan sebesar 1 juta dan 0,75 juta.

Di ruangan terpisah, para tim finalis LKTI memaparkan ide-ide cemerlang mereka dihadapan dewan juri yang terdiri dari Yuli Rohyami, M.Sc., Tri Esti Purbanimgtias, M.Sc dan Bayu Wiyantoko. Bahkan, beberapa tim juga membawa produk hasil penelitian mereka seperti sabun jerawat dari air cucian beras yang diproduksi oleh tim dari SMK Panjatan Kulonprogo. Ada juga tim dari SMK 1 Pandak Bantul yang membawa contoh produk obat nyamuk alami dari tanaman serai. Setiap tim juga diwajibkan untuk membuat poster penelitian yang akan memperebutkan juara poster terfavorit. Yang menjadi surprise dalam kompetisi berhadiah total 4,25 juta rupiah ini adalah tim yang menyabet juara satu juga memperoleh vote terbanyak dari seluruh peserta sehingga berhak mendapatkan juara kategori poster terfavorit. Tim terbaik tersebut adalah tim dari Kediri yang mengusung judul Pemanfaatan Sampah Organik sebagai Biolistrik dengan Penambahan Bakteri Escherichia coli melalui Sistem Kinerja MFC (Mikrobial Fuel Cell). Dengan wajah berseri-seri, Ulfatu Mahmuda, Ketua Tim dari MAN 3 Kediri, menuturkan: “Tidak sia-sia kami jauh-jauh dari Kediri, tidak didampingi guru pembimbing lagi”. Sedangkan juara 2 dan 3 diraih berturut-turut dari SMA La Tansa Banten dan SMK 1 Pandak BAntul.

Sabtu, tanggal 12 Juli 2014, Prodi DIII Analis Kimia UII mengadakan Workshop dan Review Hibah Pengajaran. Kegiatan ini dilakukan sebagai bagian dari kegiatan PHKPS sebagai sarana rangsangan bagi dosen-dosen DIII Analis Kimia untuk mengikuti hibah pengajaran yang dilaksanakan di internal UII melalui BPA. Pembicara pada kegiatan ini adalah Dr. Jaka Nugraha, M.Si dari BPA UII.

“Hibah pengajaran merupakan sarana untuk meningkatkan kualitas mahasiswa melalui metode pembelajaran yang sesuai” jelas bapak Jaka Nugraha. Selain itu, hibah pengajaran merupakan sarana untuk menjembatani celah antara fakta dan teorinya. Hibah pengajaran ini harus melingkupi pembelajaran secara e-learning. “Tidak semua mata kuliah sesuai dengan e-learning sehingga penggunaan penggunaannya harus disesuaikan dengan topik-topik tertentu” imbuh bapak Jaka Nugraha.

Bagian yang terpenting dalam penulisan proposal hibah pengajaran harus mengungkapkan adanya nilai-nilai keislaman dan local genius dalam pelaksanaan pembelajaran. Terkait dengan hasil, porsi yang utama adalah ketercapaian indikator kerja. Indikator capaian harus memiliki kesinambungan dengan perumusan masalah dan metode.

“Hibah pengajaran memiliki prasyarat untuk dosen tetap UII dan berlaku untuk semua jenjang pendidikan di UII, baik DIII, S1 ataupun S2” kata bapak Jaka Nugraha. Oleh sebab itu, prodi DIII analis kimia sangat luas kesempatannya untuk bersaing dalam hibah pengajaran ini. Hibah ini berlaku juga untuk mata kuliah yang berbasis praktikum.

Untuk tahapan hibah pengajaran selanjutnya, ada dua dosen prodi DIII Analis Kimia yang akan mengajukan proposal, yaitu Bapak Thorikul Huda, M. Sc untuk mata kuliah Kimia Analisis dan Ibu Yuli Rohyami, M.Sc untuk mata kuliah Kimia Dasar. Untuk mendukung hal tersebut, kegiatan ini juga digunakan sebagai sarana review proposal. Review ini digunakan untuk mengungkapkan keunggulan dan kelemahan dari isi proposal.

Dr. Jaka Nugraha, M. Sc memberikan banyak masukan dan informasi terkait pelaksanaan Hibah Pengajaran. Hibah ini merupakan wadah dan bentuk dukungan UII untuk dosen-dosen dalam meningkatkan kualitas mahasiswa baik dalam sikap, perilaku dan akademik.

Program Studi DIII Analis Kimia FMIPA UII bekerjasama dengan Akademi Kimia Analisis (AKA) Bogor  Kamis, 28 Agustus 2014 menyelenggarakan Indonesian Chemical Analysis Meeting dan Seminar.  Kegiatan yang dilaksanakan di Ruang Sidang II FMIPA UII dihadiri oleh delegasi Program Studi DIII Analis Kimia dan SMK Analis Kimia se-Indonesia.    Kegiatan ini menjadi kegiatan yang pertama kalinya diselenggarakan dengan menghadirkan Ir. Dharnita Chandra, M.Si. Kasubdit Pembelajaran dan Kemahasiswaan Dirjen DIKTI dan Ir. Maman Sukiman, M.Si. Direktur AKA Bogor.

Forum ini menjadi pertemuan bersejarah bagi asosiasi analis kimia seluruh Indonesia terutama bagi perkembangan sekolah vokasi dalam menghadapi ASEAN Economic Community 2015 ke depan.  Penyelanggaraan pendidikan sekolah vokasi ke depan dengan adanya learning outcome sesuai dengan level yang telah dirumuskan dalam KKNI.  Ibu Ir. Darnita Chandra, M.Si. menyampaikan bahwa level KKNI berbeda di setiap negara seperti di Malaysia, Hongkong, Australia, dan Eropa.  Narasumber menyampaikan bahwa adanya KKNI ini ke depan dapat memberikan penyetaraan level dalam pencapaian learning outcome.  Tantangan globalisasi AFTA, AEC, dan WTO.  Paradigma baru pendidikan di tataran global dalam outcome based education menjadi tantangan dalam pengembangan kurikulum pendidikan, terutama bagi sekolah vokasi.  Indonesia telah mempersiapkan Indonesian Qualification Frameworks dalam penyetaraan kualitas SDM ditinjau dari pendidikan formal, sertifikasi profesi, jenjang karir dan pembelajaran sepanjang hayat. 

Seluruh program studi DIII Analis Kimia sudah menjadi wajib memiliki kurikulum yang mengacu pada  KKNI Level 5 yang mencakup sikap dan tata nilai, kemampuan kerja, penguasaan ilmu pengetahuan serta hak/wewenang dan tanggung jawab.  Narasumber juga menegaskan bahwa semua program studi harus memiliki surat keterangan pendamping ijazah (SKPI) sehingga mahasiswa ketika lulus akan mendapatkan ijazah, transkrip nilai dan SKPI.  

Ibu Ir. Darnita Chandra, M.Si. juga menyampaikan bahwa jenjang pendidikan sekolah vokasi memiliki peluang besar untuk mengembangkan jenjang pendidikan sampai  jenjang doktor.  Jalur vokasi dapat melanjutkan ke jenjang akademik dan jenjang akademik dapat berpindah jenjang vokasi.  Hal inilah yang menjadi tantangan ke depan bagi sekolah vokasi untuk membuka jenjang pendidikan untuk level DIV, S2 terapan dan S3 terapan.

Selain membahas implementasi KKNI program sekolah vokasi kimia, Bapak Ir. Maman Sukiman, M.Si. menyampaian pentingnya sertifikasi profesi dalam menghadapi pasar bebas ASEAN.  Narasumber menyampaikan bahwa sertifikasi profesi menjadi tantangan baru untuk memberikan lisensi terhadap kompetensi terutama bagi para alumni.  Adanya sertifikasi profesi akan menjadi modal bagi alumni agar mampu bersaing di tataran nasional maupun internasional.  Sekolah vokasi sudah saatnya memiliki lembaga sertifikasi profesi (LSP) sehingga memiliki kompetensi yang diakui di dunia kerja.

Bapak  Ir. Maman Sukiman, M.Si. menyampaikan bahwa sebagai professional muda di bidang analis kimia, paling tidak alumni memiliki sertifikasi dalam skema penting seperti analisis volumetric, analisis gravimetri, analisis spektrometri dan analisis kromatografi.  Adanya sertifikasi kompetensi ini akan memberikan peluang bagi calon alumni untuk dapat magang di industri dan sekaligus menyiapkan alumni untuk siap bekerja di industri.  Pemerintah telah menunjuk BNSP untuk memberikan lisensi kepada lembaga sertifikasi profesi agar dapat memberikan lisensi kepada alumninya.  Tentusaja harus didukung dengan sumber daya yang siap mempersiapkan tempat uji kompetensi (TUK).  Oleh karena itu, dalam penyelenggarakan program pendidikan sekolah vokasi sudah saatnya mengimplementasikan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI).

Indonesian Chemical Analysis Meeting dan Seminar 2014 ini menjadi forum yang pertama kalinya dan ke depan  kegiatan ini akan terus diselenggarakan dan akan menjadi pertemuan rutin yang akan menjadi forum bagi sekolah vokasi analisis kimia. 

 Melakukan publikasi ilmiah terkait hasil penelitian merupakan salah satu kewajiban dosen. Begitu juga dengan dosen Prodi DIII Analis Kimia UII. Kebanyakan dosen telah secara rutin melakukan publikasi ilmiah di beberapa media seperti jurnal nasional maupun seminar nasional. Namun demikian, jumlah dosen yang melakukan publikasi di tingkat internasional masih sangat minim, khususnya publikasi di seminar internasional. Realitas ini tentu saja sangat terkait dengan kemampuan dosen dalam melakukan presentasi hasil penelitiannya dalam Bahasa Inggris sebagai bahasa internasional.
Menanggapi realitas tersebut, Prodi DIII Analis Kimia menyelenggarakan English Course for Specific Purposes: Delivering Presentation. Kegiatan yang diselenggarakan atas kerjasama dengan lembaga kursus Bahasa Inggris ELTI Gramedia Yogyakarta ini berlangsung selama 20 kali pertemuan masing-masing berdurasi 1,5 jam yang dimulai sejak 7 Juli 2014 dan berakhir pada 20 Agustus 2014 kemarin. English Course ini memang diselenggarakan secara intensif agar lebih efektif dan waktu penyelenggaraannya pun dipilih saat aktivitas akademik semester genap telah selesai.
Ms. Etika, salah satu tentor dalam English Course ini, menyampaikan “Presentasi di depan umum tentu saja bukanlah hal yang baru bagi dosen. Yang kemudian menjadi masalah adalah ketika presentasi tersebut harus disampaikan dalam Bahasa Inggris”. Dalam kegiatan yang diselenggarakan di dua tempat ini, yaitu di Kampus Terpadu UII dan di ELTI Gramedia Kotabaru, peserta yang berjumlah 7 orang dosen mendapat materi terkait dengan bagaimana melakukan opening, delivering the main topic, dan mengakhiri dengan conclutions. Berbagai tips juga disampaikan oleh para tentor terkait gesture, voices, face the audiences, answering the questions dan bagaimana mengatasi nervous. Di minggu terakhir, setiap peserta mendapat dua kali kesempatan untuk melakukan presentasi dalam Bahasa Inggris baik terkait dengan hasil penelitiannya maupun mengenai topik yang lebih general. Peserta juga dilatih untuk menjadi moderator yang mengatur jalannya presentasi. Thorikul Huda, Kaprodi DIII Analis Kimia UII, menyampaikan: “Kedepan, Prodi akan membuat program deseminasi internal dalam Bahasa Inggris untuk membangun lingkungan dan budaya berbahasa inggris yang akhirnya bermuara pada mewujudkan misi UII sebagai World Class University”

Berdasarkan keputusan panitia Olimpiade Kimia dan Lomba Karya Tulis Ilmiah SMA Sederajat Tingkat Nasional 2014 yang diselenggarakan Prodi D III Analis Kimia FMIPA UII disampaikan beberapa hal:

1.  Peserta lolos seleksi Olimpiade Kimia dan LKTI 

2.  Petunjuk Umum Olimpiade Kimia

3. Petunjuk Umum LKTI

4.  Susunan Acara 

5.  Peta lokasi olimpiade dan LKTI

Tim PKM-P Program Studi DIII Analis Kimia FMIPA UII, Jum’at 11 Juli 2014 mempresentasikan hasil karya berupa tepung ikan dan minyak ikan.  Tim yang menjadi salah satu pemenang Hibah Program Kreativitas Mahasiswa PKM-P ini telah berhasil menyelesaikan serangkaian penelitiannya dengan memanfaatkan limbah ikan menjadi produk tepung ikan.  Penelitian ini dilakukan oleh tim PKM-P yang merupakan mahasiswa Program Studi DIII Analis Kimia yang diketuai oleh Ninda Prastikasari.  Tim terdiri dari Nur Isnaini, Istiqomah Aprilia dan Aris Purnomo S mampu melihat sisi lain dari limbah ikan untuk menjadi produk yang bermanfaat dan memiliki nilai ekonomis yang tinggi.

Limbah ikan yang terdiri dari tulang, kepala, kulit, jeroan, dan bagian lain yang dibuang diolah secara enzimatis menjadi produk tepung ikan.  Tim yang telah melakukan uji coba secara laboratorium untuk menghasilkan tepung ikan yang berkualitas dengan menggunakan enzim papain.  Hasil uji laboratorium menunjukkan bahwa produk tepung ikan yang telah dibuat memiliki kualitas sesuai dengan standar yang ditetapkan oleh SNI.  Tepung ikan yang telah dihasilkan diharapkan akan menjadi bahan baku dalam berbagai industri, seperti industri makanan ternak, makanan binatang peliharaan, dan industri makanan. Selain dibuat menjadi tepung ikan, dalam proses pengolahan tepung ikan dari limbah ikan juga dihasilkan minyak ikan.  Minyak ikan yang berhasil diekstrak dari limbah ikan juga memiliki kualitas yang tidak kalah dengan tepung ikan sehingga dapat diolah menjadi produk yang bermanfaat.

Program Studi DIII Analis Kimia FMIPA UII Sabtu, 12 Juni 2014 selenggarakan kegiatan review buku Ajar.  Upaya ini menjadi langkah strategi yang dilakukan oleh Prodi untuk meningkatkan ketersediaan buku ajar baik dari sisi kualitas maupun kuantitas. Peluang yang sangat besar bagi dosen Prodi DIII Analis Kimia untuk menulis buku terutama buku ajar bagi sekolah vokasi.

Dalam kesempatan ini, Program Studi DIII Analis Kimia FMIPA UII mengundang Ibu Dr. Das Salirawati, M.Si. sebagai reviewer.  Kesempatan ini menjadi saat yang sangat berharga bagi dosen untuk melakukan konsultasi terkait dengan proses penulisan buku.  Dalam proses bedah isi buku yang akan masuk ke penerbit, beliau mengupas tuntus mulai dari motivasi, standar penulisan sampai permasalahan teknis dalam penulisan buku. 

Buku ajar untuk matakuliah Kimia Fisika yang ditulis oleh Yuli Rohyami, M.Sc. yang akan dipersiapkan untuk proses penerbitan buku dinilai memiliki daya tarik tersendiri dengan adanya ilustrasi gambar yang akan menjadi kelebihan buku ini dibandingkan dengan buku ajar atau modul yang telah ditulis dan yang telah diterbitkan.  Dalam proses review, beliau juga memaparkan banyak hal yang harus menjadi kelebihan dari buku ini yang masih belum digali, sehingga mahasiswa atau pembaca dapat mempermudah memahami ini buku dengan bahasa yang lebih sederhana.

Sebagai penulis dan editor buku yang berpengalaman beliau menyampaikan bagaimana menghasilkan sebuah buku yang berkualitas dengan kebenaran konseptual yang tidak diragukan lagi.  Gaya bahasa dalam penulisan akan terasah seiring dengan pengalaman seseorang dalam menulis, sehingga sebagai penulis pemula dapat belajar dengan banyak menggunakan referensi penunjang.  Buku juga harus memiliki daya tarik untuk dibaca dan dipelajari, sehingga penulis harus mampu memberikan nilai lebih dari buku agar digemari pembaca. 

Dalam konteks buku ajar, banyak hal yang dapat digali dari fenomena dalam kehidupan sehari-hari yang berhubungan dengan ilmu kimia. Al-Qur’an dan sunatullah dapat menjadi inspirasi dalam menulis buku dengan menghubungkan apa yang ada di sekitar kita.  Semua yang ada di alam semesta ini diciptakan tidak sia-sia dan selalu bermanfaat, sehingga dalam konteks ilmu kimia banyak hal yang dapat ditulis dalam sebuah buku.  Apa yang ada di sekitar kita dapat menjadi ide untuk dikembangkan, digali dicari dan direnungkan sehingga ada apa dengan yang ada di sekitar kita dapat menjadi daya tarik sebuah buku, apalagi jika dimasukkan dalam materi buku ajar.

Program Studi DIII Analis Kimia FMIPA UII, Sabtu 5 Juli 2014 mengadakan review modul praktikum sebagai upaya standarisasi praktikum sekolah vokasi.  Kegiatan ini merupakan program pengawalan kurikulum baru yang akan mulai dilaksanakan pada tahu akademik 2014/2015.  Review modul praktikum ini bertujuan untuk melakukan standarisasi pelaksanaan praktikum di Program Studi DIII Analis Kimia FMIPA UII yang merupakan institusi pendidikan sekolah vokasi. 

Program Studi DIII Analis Kimia yang telah berkomitmen dalam meningkatkan kualitas lulusan sesuai dengan program learning outcomes yang mengacu pada KKNI Level 5 membutuhkan intrumentasi kurikulum yang dapat menunjang kegiatan pendidikan dan pembelajaran.  Praktikum menjadi bagian dari kurikulum yang memiliki peran besar dalam mewujudkan kompetensi lulusan yang memiliki daya saing secara nasional maupun internasional. 

Review yang diikuti oleh seluruh dosen Program Studi DIII Analis Kimia FMIPA UII ini merupakan langkah dalam proses penyusunan modul praktikum untuk semua matakuliah praktikum yang akan diselenggarakan.  Dalam kurikulum baru, memiliki matakuliah praktikum sebanyak 52 SKS.  Matakuliah praktikum yang diselenggarakan selama perkuliahan akan menggunakan modul yang mengacu pada standar penyelenggaraan praktikum untuk program diploma tiga yang mengacu pada metode-metode standar yang berlaku. 

Review yang diselenggarakan pada pengawalan kurikulum ini membahas dan mengkaji standarisasi prosedur sampai ke aspek yang sangat  substansial sehingga mahasiswa akan terbiasa dengan prosedur baku dan tidak baku yang digunakan dalam dunia kerja.  Penyusunan modul praktikum ini tentu telah mengacu pada panduan penyusunan modul praktikum dengan kompetensi yang telah diturunkan dari Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) dan Standar Kompetensi Nasional Kimia Analisis (SKN-KA).  Adanya review modul praktikum ini juga menjadi langkah awal untuk mewujudkan cita-cita Program Studi DIII Analis Kimia untuk mengantarkan mahasiswa menjadi alumni yang memiliki sertifikasi kompetensi di bidang analisis volumetric, gravimetric, spektrofotometri dan kromatografi serta mampu menjadi lulusan yang menguasai sistem penjaminan mutu laboratorium ISO 17025.

Program Studi DIII Analis Kimia, Kamis 26 Juni 2014 selenggarakan kegiatan pengabdian kepada masyarakat kepada warga RT 06 Menayu Kulon Pedukuhan Jeblog Tirtonirmolo Kasihan Bantul.  Kegiatan ini diisi dengan pelatihan pengelolaan sampah oleh tim dosen Program Studi DIII Analis Kimia FMIPA UII.  Warga diperkenalkan pengelolaan sampah agar menghasilkan nilai tambah bagi keluarga, untuk dibuat kreasi barang bekas yang dapat didaur ulang dan pengelolaan sampah organic menjadi pupuk atau media tanam. 

Sampah menjadi salah satu permasalahan lingkungan yang membutuhkan upaya berkelanjutan.  Permasalahan sampah juga menjadi tanggung jawab bersama yang harus dikelola dengan benar agar tidak menimbulkan permasalahan baru.  Program ini akan menjadi solusi alternatif dalam pengelolaan sampah terpadu menuju KRPL, sehingga dari sampah dapat memberikan manfaat bagi masyarakat.

Salah satu upaya yang akan menjadi rintisan program pengelolaan sampah adalah Dusun Menayu Kulon RT 006 yang merupakan dua dusun yang berada dalam satu Pedukuhan Jeblog Desa Tirtonirmolo Kecamatan Kasihan.  Kawasan ini merupakan daerah pinggiran Kota Yogyakarta yang banyak menjadi pilihan daerah hunian yang nyaman.  Pengembangan kawasan perumahan menjadi lokasi yang menjanjikan, sebagai konsekuensinya di kawasan ini mengalami penyempitan lahan pertanian dan lahan hijau. 

  Adanya penyempitan lahan hijau, masyarakat kesulitan membuang sampah sehingga beberapa oknum terbiasa membuang sampah ke sungai ataupun di daerah lahan kosong yang memang telah menjadi tempat pembuangan sampah ilegal oleh warga sekitar.  Sempitnya lahan pekarangan didukung dengan kurangnya pemahaman masyarakat yang dipicu dengan permasalahan ekonomi akhirnya banyak masyrakat yang kurang peduli atau tidak mau peduli dengan sampah. Apabila sampah dibuang ke sungai akan menyebabkan menumpuknya sampah yang menggenang dalam aliran sungai sehingga dapat menimbulkan bahaya banjir.  Selain juga mengganggu aspek estetika lingkungan, sampah juga menimbulkan pencemaran lingkungan sekitar.  Adanya sampah organik yang dibuang ke sungai dapat menimbulkan terjadinya pencemaran lingkungan yang dapat meningkatkan konsentrasi polutan zat organik dalam air sehingga kualitas air akan semakin berkurang.

Sampah yang dibuang di tempat-tempat ilegal akan mengganggu pemandangan dan akan menjadi sarang penyakit sehingga membahayakan kesehatan manusia. Sampah yang tertumpuk di tempat ilegal, seperti di sepanjang jalan menuju lokasi, dapat berpotensi menyebabkan longsor.  Meskipun demikian, bukan berarti masyarakat yang telah memiliki kesadaran untuk membuang sampah dengan benar tidak berkontribusi pada permasalahan sampah.  Masyarakat yang mampu membayar jasa pengangkutan sampah ke tempat pembuangan akhir juga akan menambah permasalahan pengelolaan sampah di tempat pembuangan akhir.

Adanya pemanfaatan sampah sebagai media tanam ini dapat mengurangi anggaran belanja rumah tangga.  Adanya bank sampah akan memberikan nilai tambah ekonomi warga dan dapat membantu memberikan nilai tambah secara ekonomi. Warga dapat menabung sampah kertas, kaleng kemasan, dan perkakas lain yang tidak digunakan sehingga dapat menjadi upaya produktif warga yang memberikan nilai tambah secara ekonomi.  Selain itu, kegiatan yang nantinya dapat dikelola secara mandiri oleh warga dapat membuka lapangan kerja baru bagi warga yang membutuhkan.