Keluarga besar Prodi D III Analis Kimia mengadakan acara family gathering yang dilaksanakan pada hari Minggu 23 Oktober 2016. Acara tersebut dilaksanakan di dua tempat yaitu Sindu Kusuma Edu Park dan Rumah Makan Jambon. Peserta family gathering adalah dosen dan tenaga kependidikan beserta selluruh keluarga baik suami atau istri serta putra putrinya.  Tujuan utama dari family gathering adalah meningkatkan ukhuwah antar keluarga dosen dan tenaga kependidikan.  Selain itu juga moment tersebut juga dijadikan untuk melakukan refresh terhadap semua kegiatan yang telah dan akan dilakukan di Prodi D III Analis Kimia. 
Acara family gathering dimulai pada pukul 09.00 dengan kumpul bersama di area Sindu Kusuma Edu Park.  Turut hadir pada kegiatan tersebut adalah Prof. Riyanto, Ph.D sebagai founding father Prodi D III Analis Kimia dan Tatang Shabur Julianto, M.Si beserta keluarga yang telah menjadi Direktur Program D III Analis Kimia selama dua periode.  Keceriaan terpancar dari seluruh anggota keluarga besar Prodi D III Analis Kimia pada saat menikmati berbagai wahana permainan yang ada di kompleks wisata tersebut.  
Usai menikmati permainan dilanjutkan dengan makan siang di Rumah Makan Jambon sekaligus diadakan ramah tamah.  Pada kesempatan tersebut Thorikul Huda selaku Ketua Prodi D III Analis Kimia mengucapkan banyak terima kasih kepada keluarga besar Prodi D III Analis Kimia atas dukungannya pada pengembangan prodi.  “Kegiatan ini bisa dijadikan special moment D III Analis Kimia untuk lebih produktif dalam pengembangan prodi”, Tutur Thorik saat memberikan sambutan pada acara tersebut.  Selain itu juga Thorik berharap agar diwaktu-waktu yang akan datang kegiatan sejenis perlu sering dilakukan untuk tetap menjaga kebersamaan di keluarga besar D III Analis Kimia UII. 

Prodi D III Analis Kimia FMIPA menyelenggarakan kegiatan Training Collaboration in Nuclear Analysis bekerjasama dengan Sekolah Teknologi Nuklir Badan Tenaga Nuklir Nasional (STTN-BATAN).  Training tersebut akan diselenggarakan mulai tanggal 18 sampai dengan 19 Oktober 2016.  Hari pertama training dilaksanakan di Universitas Islam Indonesia dengan peserta adalah dosen dan mahasiswa Prodi D III Analis Kimia.  Selain itu juga peserta training adalah beberapa perwakilan dari sekolah dan instansi yang selama ini bekerja sama dengan Prodi D III Analis Kimia seperti SMKN 2 Depok, SMKN 1 Cangkringan dan SMAN 1 Turi.  Adapun instansi pemerintah lain yang turut serta dalam training  adalah Balai Penelitian dan Pengembangan Akibat Kekurangan Iodium (BP2GAKI) Magelang. 

Training yang dibuka oleh Ketua Program Studi DIII Analis Kimia FMIPA UII, Thorikul Huda, M.Sc. ini merupakan kegiatan pelatihan bersama yang telah dilaksanakan pada tahun kedua. Tahun 2015 lalu, Program Studi DIII Analis Kimia telah menyelenggarakan pelatihan pengujian aktivasi neutron dan spektroskopi gama yang sama di Program Studi Teknokimia dan Nuklir STTN BATAN Yogyakarta. Tahun ini Program Studi DIII Analis Kimia FMIPA UII menjadi penyelenggara dengan program pelatihan yang lebih luas. Thorikul Huda, M.Sc. dalam sambutannya menyampaikan bahwa Training Collaboration ini merupakan aktivitas dalam Program Hibah Implementasi Kerjasama dari Direktorat Pemasaran, Kerjasama dan Alumni Universitas Islam Indonesia dalam memperkuat implementasi kerjasama antara Program Studi DIII Analis Kimia dengan STTN BATAN. Pihaknya menyatakan bahwa Training Collaboration in Nuclear Analysis ini merupakan program pelatihan dalam rangka memperkuat kompetensi mahasiswa dalam pengujian kimia berbasis teknologi nuklir. Kompetensi ini sangat dibutuhkan bagi tenaga penguji laboratorium yang akan bekerja dengan memanfaatkan teknologi nuklir, disamping memiliki kompetensi utama dalam pengujian secara kimiawi. Training ini memberikan manfaat dalam memahami pengembangan metode-metode uji kimiawi dalam contoh uji yang memiliki keberagaman matrik, baik metode uji standar maupun metode uji yang dikembangkan. Sugili Putra, S.T., M.Sc. selaku Ketua Program Studi Teknokimia dan Nuklir STTN BATAN dalam acara pembukaan Training Collaboration menyampaikan bahwa STTN memiliki kewajiban untuk mensosialisasikan pemanfaatan teknologi nuklir untuk kemajuan dan kemakmuran Bangsa Indonesia kepada seluruh masyarakat Indonesia. Melalui Training Collaboration ini, pihaknya dapat memberikan pemahaman akan kemanfaatan nuklir yang masih dipandang sebagai teknologi yang menakutkan. Nuklir tidak selalu identik dengan bom, tetapi nuklir dapat memberikan kemanfaatan yang besar dan memiliki cadangan sumber energi yang sangat besar yang dapat diturunkan untuk generasi yang akan datang. Training Collaboration in Nuclear Analysis yang dilaksanakan di Auditorium Gedung Dr. Muhammad Natsir Universitas Islam Indonesia ini menghadirkan narasumber dari STTN BATAN dan Pusat Sains dan Teknologi Akselerator (PSTA) Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN). Narasumber pertama, Sugili Putra, S.T., M.Sc. menyampaikan tentang pengantar aplikasi teknik nuklir. Teknologi nuklir merupakan suatu inovasi yang dapat dimanfaatkan secara luas dalam berbagai bidang. Dalam materinya, Sugili Putra, S.T., M.Sc. menuturkan tentang kemanfaatan nuklir dalam kehidupan secara luas. Inspeksi yang dilakukan di bandara dengan menggunakan X-ray kedepan akan digantikan dengan menggunakan aplikasi teknologi nuklir yang memiliki kepekaan yang tinggi sehingga mampu mendeteksi adanya penyelundupan barang illegal atau barang terlarang. Penggunaan teknologi nuklir dalam bidang kedokteran mampu memberikan inovasi deteksi dini terhadap kelainan patologi dan anatomi manusia. Nuklir dalam bidang pertanian mampu memberikan terobosan bibit unggul yang mampu meningkatkan produktivitas tanaman. Nuklir yang masih dipandang menakutkan ternyata memiliki manfaat dalam teknologi pengolahan pangan. Adanya isu dan penyalahgunaan pengawet makanan dan minuman yang dilarang, seperti boraks dan formalin, ternyata nuklir menjasi solusi teknologi pengawetan pangan yang aman. Dalam pemaparan materinya, Sugili Putra, S.T., M.Sc. memberikan gambaran bahwa nuklir juga menjadi solusi permasalahan ketersediaan sumber energy terbarukan masa depan. Pemanfaatan nuklir sebagai sumber energi membutuhkan proses sosialisasi intensif agar masyarakat dapat membuka diri dan menyadari bahwa kemanfaatan nuklir sebagai energy listrik melalui PLTN memiliki resiko yang kecil dengan teknologi pengendalian yang terkontrol. Ketersediaan sumber bahan baku senyawa radioaktif dapat memenuhi kebutuhan supply energy dari generasi ke generasi. Narasumber Kedua, Maria Ch. P., S.ST., M.eng. menyampaikan tentang fisika radiasi, deteksi dan pengukuran radiasi yang menjadi dasar pengujian kimia dengan menggunakan teknologi nuklir. Narasumber menuturkan mekanisme penembakan neutron sampai menghasilkan energy nuklir yang mampu menghasilkan energi yang dapat diaplikasikan secara luas dalam berbagai bidang. Prof. Dr. rer.nat Agus Taftazani, dari Pusat Sains dan Teknologi Akselerator (PSTA) Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) menyampaikan tentang penerapan nuklir dalam pengujian kimia dengan menggunakan aktivasi neutron dan spektroskopi gama, sedangkan metode preparasi sampel, standar pada berbagai jenis matrik serta statistika pencacahan diberikan oleh Sri Murniasi, S.ST., M.Sc.

Mahasiswa Prodi D III Analis Kimia mendapatkan pencerahan tentang peluang karir setelah lulus kuliah dari Universitas Islam Indonesia.  Penjelasan tersebut disampaikan oleh Achmad Faisal Fatah, A.Md yang merupakan alumni Prodi  D III Analis Kimia dan lulus tahun 2015.  Sebelum penjelasan tentang peluang karir oleh alumni angkatan 2012 tersebut terlebih dulu dibuka oleh Thorikul Huda sebagai Ketua Program Studi (Kaprodi) D III Analis Kimia.  Pada kesempatan tersebut Thorik mengucapkan terima kasih kepada Faisal yang sudah menyempatkan waktunya untuk dapat memberikan informasi yang sangat penting kepada mahasiswa, khususnya yang saat ini sedang menempuh tahun terakhir
Acara yang diselenggarakan di auditorium Fakultas MIPA  pada hari Senin, 3 Oktober 2016 dihadiri sebagian besar mahasiswa yang saat ini sedang menempuh semester 5.  Faisal banyak menyampaikan pengalaman selama mencari pekerjaan hingga karir yang saat ini sedang dijalankan.  “Saya mendaftar di 15 perusahaan dan 7 diantaranya diterima”, ungkap alumni yang berasal dari Kota Cirebon.  Faisal menambahkan jika lulusan Prodi D III Analis Kimia dapat berkarir pada posisi jabatan sebagai analis laboratorium untuk diberbagai instansi baik negeri maupun swasta.  Industri akan memposisikan lulusan analis kimia di berbagai departemen seperti Quality Control (QC), Quality Assurance (QA), Research and Development (RND) dan bisa juga bagian staf yang mengurusi kebutuhan operasional di laboratorium.  
Faisal menceritakan bahwa dirinya sudah dapat bekerja 2 bulan setelah lulus dari Prodi D III Analis Kimia UII dan bergabung dengan salah satu perusahaan jasa pengujian yang cukup ternama di Indonesia.  Namun karena suka akan tantangan maka Faisal mencoba untuk mencoba keberuntungannya dengan melamar di salah PT KAO Indonesia yang merupakan perusahaan multinasional dan akhirnya dipanggil untuk bisa bergabung dengan perusahaan tersebut sebagai analis senior laboratorium.  “Selama saya bekerja, saya akan dibantu oleh dua orang analis yunior karena Saya bergabung dengan menggunakan ijazah dari jenjang D3”, tambah Faisal.  Faisal juga menceritakan jika peluang kerja D III Analis Kimia FMIPA UII masih sangat tinggi karena competitornya di Indonesia sangat sedikit.
 Analis kimia memiliki peranan yang besar dalam proses penyelidikan barang bukti selama proses penegakan hukum. Peluang ini membuka wacana bagi Program Studi DIII Analis Kimia FMIPA UII dalam membangun kompetensi di bidang pengujian forensik.  Melalui kegiatan Studium Generale yang diselenggarakan pada Sabtu, 17 September 2016, Program Studi DIII Analis Kimia menghadirkan AKBP Shodiq Pratomo, M.Si. dari Puslabfor Bareskrim POLRI sebagai narasumber. Kegiatan yang dibuka oleh Ketua Program Studi DIII Analis Kimia diikuti oleh seluruh mahasiswa, dosen dan tenaga kependidikan hingga memenuhi Auditorium FTSP UII. AKBP. Sodiq Pratomo, memberikan gambaran tentang ilmu forensikdan peranan anlais kimia dalam proses penegakan hukum. Pengujian kimia yang dilakukan di Puslabfor Bareskrim POLRI hampir selalu dilakukan pada setiap pemeriksaan barang bukti. Pemeriksaan harus dilakukan dengan menggunakan metode yang sudah divalidasi dan harus dilaksanakan oleh personel yang kompeten.

 Analis kimia memiliki peranan yang besar dalam proses penyelidikan barang bukti selama proses penegakan hukum. Peluang ini membuka wacana bagi Program Studi DIII Analis Kimia FMIPA UII dalam membangun kompetensi di bidang pengujian forensik.  Melalui kegiatan Studium Generale yang diselenggarakan pada Sabtu, 17 September 2016, Program Studi DIII Analis Kimia menghadirkan AKBP Shodiq Pratomo, M.Si. dari Puslabfor Bareskrim POLRI sebagai narasumber. Kegiatan yang dibuka oleh Ketua Program Studi DIII Analis Kimia diikuti oleh seluruh mahasiswa, dosen dan tenaga kependidikan hingga memenuhi Auditorium FTSP UII. AKBP. Sodiq Pratomo, memberikan gambaran tentang ilmu forensikdan peranan anlais kimia dalam proses penegakan hukum. Pengujian kimia yang dilakukan di Puslabfor Bareskrim POLRI hampir selalu dilakukan pada setiap pemeriksaan barang bukti. Pemeriksaan harus dilakukan dengan menggunakan metode yang sudah divalidasi dan harus dilaksanakan oleh personel yang kompeten.

                Program Studi DIII Analis Kimia FMIPA berkomitmen dalam membangun generasi cemerlang melalui pembinaan keagamaan. Upaya ini terus dievaluasi dan ditingkatkan sebagai upaya penguatan akhlakul karimah dalam membangun kompetensi dan profesionalisme Analis Kimia dalam persaingan global. Ketua Program Studi DIII Analis Kimia FMIPA UII dalam Pembukaan Mentoring Semester Ganjil 2016/2017 menyampaikan bahwa, seluruh mahasiswa dapat berpartisipasi aktif dalam kegiatan pembinaan keagamaan sehingga selama belajar di Program Studi DIII Analis Kimia FMIPA UII tidak hanya mendapatkan bekal ilmu dan ketrampilan di bidang analisis kimia, tetapi juga  dapat membangun kecerdasan spiritual. Tantangan global semakin membuka peluang bagi generasi muda untuk berprestasi dan meraih kesuksesan. Kesuksesan di masa yang akan datang hanya dapat diraih dengan memadukan kecerdasan intelektual, emosional dan spiritual. Fakta membuktikan, bahwa kecerdasan spiritual mampu mengantarkan kesuksesan yang gemilang. Pembukaan mentoring yang dilaksanakan pada Sabtu, 17 September 2016 ini menghadirkan motivator Ustadz Basuki Abdurrahman, M.Si. untuk memberikan inspirasi kesuksesan generasi cemerlang melalui penguatan tarbiyah Islamiyah yang dilaksanakan dalam bentuk mentoring.

Mahasiswa baru Program Studi DIII Analis Kimia pada Jum’at, 2 September 2016 mengikuti workshop Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Laboratorium Kimia. Workshop K3 Laboratorium Kimia yang diikuti oleh seluruh mahasiswa baru tahun 2016 ini diselenggarakan di Laboratorium Kimia Terapan Program Studi DIII Analis Kimia FMIPA UII. Workshop yang dibuka oleh Ketua Program Studi DIII Analis Kimia FMIPA UII, Thorikul Huda, M.Sc. ini merupakan salah satu bentuk komitmen program studi dalam menerapkan kebijakan keselamatan kerja. Thorikul Huda, M.Sc. dalam sambutannya menyampaikan bahwa, kurikulum Program Studi DIII Analis Kimia merupakan kurikulum berbasis kompetensi yang tertelusur dengan Standar Kompetensi kerja Nasional Indonesia (SKKNI) Bidang Jasa Penguji Laboratorium dengan persentase matakuliah praktikum mencapai 70%.  Mahasiswa akan banyak melaksanakan pembelajaran di laboratorium sehingga perlu mendapatkan pemahaman pentingnya K3 Laboratorium Kimia sehingga dapat meminimalkan adanya resiko kecelakaan kerja.

Mahasiswa mendapatkan pengenalan K3 Laboratorium dalam materi yang disampaikan oleh Thorikul Huda, M.Sc. dan Yuli Rohyami, M.Sc. Kecelakaan kerja di laboratorium kimia menjadi suatu kejadian yang dapat berlangsung secara tiba-tiba, tidak direncanakan dan menjadi kejadian yang tidak diharapkan. Kecelakaan dapat memberikan dampak kerugian bagi personel yang bekerja di laboratorium dan lingkungan kerja yang ada di sekitarnya. Mahasiswa mulai diperkenalkan bagaimana meminimalkan resiko kecelakaan dan standar keselamatan kerja di laboratorium kimia, yang meliputi tata tertib di laboratorium kimia, pengenalan APD, pengenalan bahan kimia, standar keselamatan di laboratorium dan pengenalan bahan kimia. Aspek K3 menjadi muatan penting dalam pembelajaran sehingga mahasiswa dapat membangun attitude dan sikap kerja sesuai dengan good practices laboratory yang diterapkan dalam laboratorium terstandar.

Mahasiswa juga mendapatkan bekal mengenai standar penggunaan peralatan laboratorium kimia dan teknik dasar penggunaan alat-alat gelas laboratorium, alat volumetric dan peralatan pendukung sesuai dengan teknik dan standar keselamatan kerja yang disampaikan oleh Kuntari, M.Sc. didampingi instruktur Aprisilia Rizky Wijaya. Kecelakaan kerja yang sering terjadi di laboratorium kimia dapat terjadi dari kesalahan dalam pemilihan alat. Alat gelas yang sumbing atau retak apabila dipergunakan dapat melukai dan dapat menimbulkan percikan atau tumpahan bahan kimia. Pemanasan tabung reaksi harus dilakukan dengan benar agar tidak memercikan bahan kimia ke wajah, termasuk menggunakan corong pisah harus memperhatikan arah keluaran gas. Ketrampilan dasar ini sangat dibutuhkan untuk memberikan bekal teknik dasar laboratorium yang akan dipergunakan selama proses pembelajaran.

Pada akhir kegiatan, mahasiswa juga mendapatkan ketrampilan dasar teknik laboratorium yang berkaitan dengan penggunaan peralatan dan instrumentasi seperti penggunaan neraca, pH-meter, furnace, oven dan alat ukur sederhana yang dipergunakan dalam kegiatan pengujian kimia di laboratorium. Ketrampilan ini sangat dibutuhkan bagi mahasiswa baru agar dapat beradaptasi dengan mudah selama bekerja di laboratorium sehingga dapat mendukung proses pembelajaran praktikum pada semester I.

Mahasiswa baru Program Studi DIII Analis Kimia pada Jum’at, 2 September 2016 mengikuti workshop Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Laboratorium Kimia. Workshop K3 Laboratorium Kimia yang diikuti oleh seluruh mahasiswa baru tahun 2016 ini diselenggarakan di Laboratorium Kimia Terapan Program Studi DIII Analis Kimia FMIPA UII. Workshop yang dibuka oleh Ketua Program Studi DIII Analis Kimia FMIPA UII, Thorikul Huda, M.Sc. ini merupakan salah satu bentuk komitmen program studi dalam menerapkan kebijakan keselamatan kerja. Thorikul Huda, M.Sc. dalam sambutannya menyampaikan bahwa, kurikulum Program Studi DIII Analis Kimia merupakan kurikulum berbasis kompetensi yang tertelusur dengan Standar Kompetensi kerja Nasional Indonesia (SKKNI) Bidang Jasa Penguji Laboratorium dengan persentase matakuliah praktikum mencapai 70%.  Mahasiswa akan banyak melaksanakan pembelajaran di laboratorium sehingga perlu mendapatkan pemahaman pentingnya K3 Laboratorium Kimia sehingga dapat meminimalkan adanya resiko kecelakaan kerja.

Mahasiswa mendapatkan pengenalan K3 Laboratorium dalam materi yang disampaikan oleh Thorikul Huda, M.Sc. dan Yuli Rohyami, M.Sc. Kecelakaan kerja di laboratorium kimia menjadi suatu kejadian yang dapat berlangsung secara tiba-tiba, tidak direncanakan dan menjadi kejadian yang tidak diharapkan. Kecelakaan dapat memberikan dampak kerugian bagi personel yang bekerja di laboratorium dan lingkungan kerja yang ada di sekitarnya. Mahasiswa mulai diperkenalkan bagaimana meminimalkan resiko kecelakaan dan standar keselamatan kerja di laboratorium kimia, yang meliputi tata tertib di laboratorium kimia, pengenalan APD, pengenalan bahan kimia, standar keselamatan di laboratorium dan pengenalan bahan kimia. Aspek K3 menjadi muatan penting dalam pembelajaran sehingga mahasiswa dapat membangun attitude dan sikap kerja sesuai dengan good practices laboratory yang diterapkan dalam laboratorium terstandar.

Mahasiswa juga mendapatkan bekal mengenai standar penggunaan peralatan laboratorium kimia dan teknik dasar penggunaan alat-alat gelas laboratorium, alat volumetric dan peralatan pendukung sesuai dengan teknik dan standar keselamatan kerja yang disampaikan oleh Kuntari, M.Sc. didampingi instruktur Aprisilia Rizky Wijaya. Kecelakaan kerja yang sering terjadi di laboratorium kimia dapat terjadi dari kesalahan dalam pemilihan alat. Alat gelas yang sumbing atau retak apabila dipergunakan dapat melukai dan dapat menimbulkan percikan atau tumpahan bahan kimia. Pemanasan tabung reaksi harus dilakukan dengan benar agar tidak memercikan bahan kimia ke wajah, termasuk menggunakan corong pisah harus memperhatikan arah keluaran gas. Ketrampilan dasar ini sangat dibutuhkan untuk memberikan bekal teknik dasar laboratorium yang akan dipergunakan selama proses pembelajaran.

Pada akhir kegiatan, mahasiswa juga mendapatkan ketrampilan dasar teknik laboratorium yang berkaitan dengan penggunaan peralatan dan instrumentasi seperti penggunaan neraca, pH-meter, furnace, oven dan alat ukur sederhana yang dipergunakan dalam kegiatan pengujian kimia di laboratorium. Ketrampilan ini sangat dibutuhkan bagi mahasiswa baru agar dapat beradaptasi dengan mudah selama bekerja di laboratorium sehingga dapat mendukung proses pembelajaran praktikum pada semester I.

 Prodi DIII Analis Kimia FMIPA UII siap mengirimkan tim ahli dalam validasi metode pengujian kimia di Pusat Laboratorium Forensik (Puslabfor) Bareskrim Polri. Program Studi DIII Analis Kimia setiap tahun selalu mengirimkan mahasiswa dalam kegiatan Praktik Kerja Lapangan di Puslabfor untuk membantu proses pemeriksaan barang bukti melalui pengujian kimia di laboratorium. Pengujian kimia harus dilakukan dengan metode baku atau tidak baku yang dapat menjamin keberterimaan hasil pengujian. Apabila metode yang digunakan adalah metode baku, maka metode yang akan digunakan harus diverifikasi untuk mengkonfirmasi parameter pengendalian mutu. Sebaliknya, apabila metode uji bukan metode standar atau metode standar yang dikembangkan, maka harus divalidasi. Tenaga ahli analisis kimia harus mampu melaksanakan verifikasi dan validasi metode.

 

Ketua Program Studi DIII Analis Kimia FMIPA UII, Thorikul Huda, M.Sc. dalam kunjungan kerja di Puslabfor pada 3 Agustus 2016 lalu menyampaikan bahwa pihaknya akan mempersiapkan tema kajian verifikasi dan validasi metode pengujian barang bukti kepada mahasiswa yang akan melaksanakan Praktik Kerja Lapangan di Puslabfor. Dalam kunjungan kerjanya, Ketua Program Studi didampingi dosen dan tenaga kependidikan mendapatkan sambutan dari Puslabfor sebagai bentuk implementasi kerjasama dalam pengembangan standardisasi pengujian. Menurut AKBP Sodiq Pratomo, M.Si., analisis kimia di laboratorium memiliki peranan yang sangat penting dalam proses pengujian barang bukti. Hasil pengujian kimia barang bukti memberikan pengaruh terhadap keputusan sebuah perkara. Oleh karena itu dibutuhkan tenaga ahli penguji laboratorium yang kompeten yang dapat melaksanakan pengujian kimia. Kebutuhan standardisasi laboratorium membuka peluang bagi lulusan DIII Analis Kimia FMIPA UII yang telah dibekali teknik validasi metode dan sistem mutu laboratorium pengujian dan kalibrasi ISO/IEC  17025 untuk berkarir di Puslabfor.

 Program Studi DIII Analis Kimia FMIPA UII tengah mempersiapkan rancangan program Recognition of Prior Learning (Rekognisi Pembelajaran Lampau, RPL).  Rekognisi pembelajaran lampau merupakan suatu proses pengakuan capaian pembelajaran seseorang yang dilakukan secara otodidak dari pengalaman hidup, pendidikan nonformal atau pendidikan informal ke dalam sektor pendidikan formal. Program Studi DIII Analis Kimia sebagai program pendidikan vokasi memiliki peluang yang besar dalam mengembangkan program RPL yang didukung dengan sistem sertifikasi profesi yang telah dikembangkan melalui LSP UII. Ketua Program Studi DIII Analis Kimia FMIPA UII, Thorikul Huda, M.Sc. dalam kunjungan kerjanya di Politeknik Negeri Bandung, pada 4 Agustus 2016 memaparkan bahwa hasil analisa kebutuhan pasar menunjukkan adanya kebutuhan para tenaga penguji laboratorium yang telah memiliki pengalaman kerja untuk mendapatkan pengakuan pembelajaran sepanjang hayat. Dalam kunjungan ini, Ketua Program Studi DIII Analis Kimia didampingi Sekretaris Program Studi DIII Analis Kimia, Yuli Rohyami, M.Sc., Reni Banowati Istiningrum sebagai perwakilan dosen dan Aprisilia Rizky Wijaya sebagai perwakilan tenaga kependidikan.

Kunjungan yang disambut langsung oleh Ketua Jurusan Teknik Kimia Politeknik Negeri Bandung, Iwan Ridwan, M.T. ini menjadi kajian untuk merumuskan dokumen akademik rintisan RPL. Iwan Ridwan menguraikan sistem RPL yang dibangun yang meliputi dokumen RPL, instumentasi serta perangkat dan sumber daya pendukung pelaksanaan dan keberlanjutan program RPL. Pihaknya menyampaikan bahwa Program Studi DIII Analis Kimia memiliki kelayakan yang tinggi sebagai penyelenggara RPL dengan daya dukung dunia industri, asosiasi profesi dan sistem sertifikasi kompetensi.Rintisan program RPL akan menjawab tantangan kebutuhan stakeholder untuk mendapatkan kesempatan yang seluas-luasnya dalam menempuh jalur pendidikan sebagaimana telah diamanahkan dalam Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional tentang pembelajaran sepanjang hayat. Melalui program RPL menjadi suatu upaya dalam memberikan pengakuan terhadap capaian pembelajaran seseorang yang telah dilakukan di luar sistem pendidikan sebagai dasar dalam memberikan gelar yang setara.
Program RPL juga menjadi satu sistem yang dapat memberikan pengakuan tenaga ahli yang kualifikasinya sama dengan kualifikasi master atau doctor sebagai dosen di Perguruan Tinggi sesuai dengan amanah Undang-undang tentang guru dan dosen.Sebagai Perguruan Tinggi yang kredibel, Program Studi DIII Analis Kimia FMIPA UII akan terus mengkaji skema penyelenggaran RPL dan membangun sistem yang mampu melaksanakan proses yang benar dan teruji. Ada tiga skema yang dapat di selenggaran oleh Program Studi DIII Analis Kimia. Lulusan SMA/SMK dapat mengikuti program RPL sehingga dapat memiliki penyetaraan jenjang DI. Jenjang DI yang telah mengikuti RPL mendapatkan penyetaraan DII. Jenjang DII yang mengikuti program RPL akan setara dengan DIII. Oleh karena itu, program studi akan segera melakukan kajian insentif dalam menetapkan kebjiakan penyelenggaraan program RPL dan pengaturan akses untuk mendesain program sesuai dengan capaian pembelajaran pada setiap skema. Program Studi akan mempersiapkan sistem penjaminan mutu berbasis KKNI untuk memastikan tercapainya capaian pembelajaran setiap skema RPL yang diselenggarakan.