![](https://diploma.chemistry.uii.ac.id/images/stories/forensik.jpg)
![](https://diploma.chemistry.uii.ac.id/images/stories/forensik.jpg)
Analis kimia memiliki peranan yang besar dalam proses penyelidikan barang bukti selama proses penegakan hukum. Peluang ini membuka wacana bagi Program Studi DIII Analis Kimia FMIPA UII dalam membangun kompetensi di bidang pengujian forensik. Melalui kegiatan Studium Generale yang diselenggarakan pada Sabtu, 17 September 2016, Program Studi DIII Analis Kimia menghadirkan AKBP Shodiq Pratomo, M.Si. dari Puslabfor Bareskrim POLRI sebagai narasumber. Kegiatan yang dibuka oleh Ketua Program Studi DIII Analis Kimia diikuti oleh seluruh mahasiswa, dosen dan tenaga kependidikan hingga memenuhi Auditorium FTSP UII. AKBP. Sodiq Pratomo, memberikan gambaran tentang ilmu forensikdan peranan anlais kimia dalam proses penegakan hukum. Pengujian kimia yang dilakukan di Puslabfor Bareskrim POLRI hampir selalu dilakukan pada setiap pemeriksaan barang bukti. Pemeriksaan harus dilakukan dengan menggunakan metode yang sudah divalidasi dan harus dilaksanakan oleh personel yang kompeten.
Program Studi DIII Analis Kimia FMIPA berkomitmen dalam membangun generasi cemerlang melalui pembinaan keagamaan. Upaya ini terus dievaluasi dan ditingkatkan sebagai upaya penguatan akhlakul karimah dalam membangun kompetensi dan profesionalisme Analis Kimia dalam persaingan global. Ketua Program Studi DIII Analis Kimia FMIPA UII dalam Pembukaan Mentoring Semester Ganjil 2016/2017 menyampaikan bahwa, seluruh mahasiswa dapat berpartisipasi aktif dalam kegiatan pembinaan keagamaan sehingga selama belajar di Program Studi DIII Analis Kimia FMIPA UII tidak hanya mendapatkan bekal ilmu dan ketrampilan di bidang analisis kimia, tetapi juga dapat membangun kecerdasan spiritual. Tantangan global semakin membuka peluang bagi generasi muda untuk berprestasi dan meraih kesuksesan. Kesuksesan di masa yang akan datang hanya dapat diraih dengan memadukan kecerdasan intelektual, emosional dan spiritual. Fakta membuktikan, bahwa kecerdasan spiritual mampu mengantarkan kesuksesan yang gemilang. Pembukaan mentoring yang dilaksanakan pada Sabtu, 17 September 2016 ini menghadirkan motivator Ustadz Basuki Abdurrahman, M.Si. untuk memberikan inspirasi kesuksesan generasi cemerlang melalui penguatan tarbiyah Islamiyah yang dilaksanakan dalam bentuk mentoring.
Mahasiswa baru Program Studi DIII Analis Kimia pada Jum’at, 2 September 2016 mengikuti workshop Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Laboratorium Kimia. Workshop K3 Laboratorium Kimia yang diikuti oleh seluruh mahasiswa baru tahun 2016 ini diselenggarakan di Laboratorium Kimia Terapan Program Studi DIII Analis Kimia FMIPA UII. Workshop yang dibuka oleh Ketua Program Studi DIII Analis Kimia FMIPA UII, Thorikul Huda, M.Sc. ini merupakan salah satu bentuk komitmen program studi dalam menerapkan kebijakan keselamatan kerja. Thorikul Huda, M.Sc. dalam sambutannya menyampaikan bahwa, kurikulum Program Studi DIII Analis Kimia merupakan kurikulum berbasis kompetensi yang tertelusur dengan Standar Kompetensi kerja Nasional Indonesia (SKKNI) Bidang Jasa Penguji Laboratorium dengan persentase matakuliah praktikum mencapai 70%. Mahasiswa akan banyak melaksanakan pembelajaran di laboratorium sehingga perlu mendapatkan pemahaman pentingnya K3 Laboratorium Kimia sehingga dapat meminimalkan adanya resiko kecelakaan kerja.
Mahasiswa mendapatkan pengenalan K3 Laboratorium dalam materi yang disampaikan oleh Thorikul Huda, M.Sc. dan Yuli Rohyami, M.Sc. Kecelakaan kerja di laboratorium kimia menjadi suatu kejadian yang dapat berlangsung secara tiba-tiba, tidak direncanakan dan menjadi kejadian yang tidak diharapkan. Kecelakaan dapat memberikan dampak kerugian bagi personel yang bekerja di laboratorium dan lingkungan kerja yang ada di sekitarnya. Mahasiswa mulai diperkenalkan bagaimana meminimalkan resiko kecelakaan dan standar keselamatan kerja di laboratorium kimia, yang meliputi tata tertib di laboratorium kimia, pengenalan APD, pengenalan bahan kimia, standar keselamatan di laboratorium dan pengenalan bahan kimia. Aspek K3 menjadi muatan penting dalam pembelajaran sehingga mahasiswa dapat membangun attitude dan sikap kerja sesuai dengan good practices laboratory yang diterapkan dalam laboratorium terstandar.
Mahasiswa juga mendapatkan bekal mengenai standar penggunaan peralatan laboratorium kimia dan teknik dasar penggunaan alat-alat gelas laboratorium, alat volumetric dan peralatan pendukung sesuai dengan teknik dan standar keselamatan kerja yang disampaikan oleh Kuntari, M.Sc. didampingi instruktur Aprisilia Rizky Wijaya. Kecelakaan kerja yang sering terjadi di laboratorium kimia dapat terjadi dari kesalahan dalam pemilihan alat. Alat gelas yang sumbing atau retak apabila dipergunakan dapat melukai dan dapat menimbulkan percikan atau tumpahan bahan kimia. Pemanasan tabung reaksi harus dilakukan dengan benar agar tidak memercikan bahan kimia ke wajah, termasuk menggunakan corong pisah harus memperhatikan arah keluaran gas. Ketrampilan dasar ini sangat dibutuhkan untuk memberikan bekal teknik dasar laboratorium yang akan dipergunakan selama proses pembelajaran.
Pada akhir kegiatan, mahasiswa juga mendapatkan ketrampilan dasar teknik laboratorium yang berkaitan dengan penggunaan peralatan dan instrumentasi seperti penggunaan neraca, pH-meter, furnace, oven dan alat ukur sederhana yang dipergunakan dalam kegiatan pengujian kimia di laboratorium. Ketrampilan ini sangat dibutuhkan bagi mahasiswa baru agar dapat beradaptasi dengan mudah selama bekerja di laboratorium sehingga dapat mendukung proses pembelajaran praktikum pada semester I.
Mahasiswa baru Program Studi DIII Analis Kimia pada Jum’at, 2 September 2016 mengikuti workshop Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Laboratorium Kimia. Workshop K3 Laboratorium Kimia yang diikuti oleh seluruh mahasiswa baru tahun 2016 ini diselenggarakan di Laboratorium Kimia Terapan Program Studi DIII Analis Kimia FMIPA UII. Workshop yang dibuka oleh Ketua Program Studi DIII Analis Kimia FMIPA UII, Thorikul Huda, M.Sc. ini merupakan salah satu bentuk komitmen program studi dalam menerapkan kebijakan keselamatan kerja. Thorikul Huda, M.Sc. dalam sambutannya menyampaikan bahwa, kurikulum Program Studi DIII Analis Kimia merupakan kurikulum berbasis kompetensi yang tertelusur dengan Standar Kompetensi kerja Nasional Indonesia (SKKNI) Bidang Jasa Penguji Laboratorium dengan persentase matakuliah praktikum mencapai 70%. Mahasiswa akan banyak melaksanakan pembelajaran di laboratorium sehingga perlu mendapatkan pemahaman pentingnya K3 Laboratorium Kimia sehingga dapat meminimalkan adanya resiko kecelakaan kerja.
Mahasiswa mendapatkan pengenalan K3 Laboratorium dalam materi yang disampaikan oleh Thorikul Huda, M.Sc. dan Yuli Rohyami, M.Sc. Kecelakaan kerja di laboratorium kimia menjadi suatu kejadian yang dapat berlangsung secara tiba-tiba, tidak direncanakan dan menjadi kejadian yang tidak diharapkan. Kecelakaan dapat memberikan dampak kerugian bagi personel yang bekerja di laboratorium dan lingkungan kerja yang ada di sekitarnya. Mahasiswa mulai diperkenalkan bagaimana meminimalkan resiko kecelakaan dan standar keselamatan kerja di laboratorium kimia, yang meliputi tata tertib di laboratorium kimia, pengenalan APD, pengenalan bahan kimia, standar keselamatan di laboratorium dan pengenalan bahan kimia. Aspek K3 menjadi muatan penting dalam pembelajaran sehingga mahasiswa dapat membangun attitude dan sikap kerja sesuai dengan good practices laboratory yang diterapkan dalam laboratorium terstandar.
Mahasiswa juga mendapatkan bekal mengenai standar penggunaan peralatan laboratorium kimia dan teknik dasar penggunaan alat-alat gelas laboratorium, alat volumetric dan peralatan pendukung sesuai dengan teknik dan standar keselamatan kerja yang disampaikan oleh Kuntari, M.Sc. didampingi instruktur Aprisilia Rizky Wijaya. Kecelakaan kerja yang sering terjadi di laboratorium kimia dapat terjadi dari kesalahan dalam pemilihan alat. Alat gelas yang sumbing atau retak apabila dipergunakan dapat melukai dan dapat menimbulkan percikan atau tumpahan bahan kimia. Pemanasan tabung reaksi harus dilakukan dengan benar agar tidak memercikan bahan kimia ke wajah, termasuk menggunakan corong pisah harus memperhatikan arah keluaran gas. Ketrampilan dasar ini sangat dibutuhkan untuk memberikan bekal teknik dasar laboratorium yang akan dipergunakan selama proses pembelajaran.
Pada akhir kegiatan, mahasiswa juga mendapatkan ketrampilan dasar teknik laboratorium yang berkaitan dengan penggunaan peralatan dan instrumentasi seperti penggunaan neraca, pH-meter, furnace, oven dan alat ukur sederhana yang dipergunakan dalam kegiatan pengujian kimia di laboratorium. Ketrampilan ini sangat dibutuhkan bagi mahasiswa baru agar dapat beradaptasi dengan mudah selama bekerja di laboratorium sehingga dapat mendukung proses pembelajaran praktikum pada semester I.
Ketua Program Studi DIII Analis Kimia FMIPA UII, Thorikul Huda, M.Sc. dalam kunjungan kerja di Puslabfor pada 3 Agustus 2016 lalu menyampaikan bahwa pihaknya akan mempersiapkan tema kajian verifikasi dan validasi metode pengujian barang bukti kepada mahasiswa yang akan melaksanakan Praktik Kerja Lapangan di Puslabfor. Dalam kunjungan kerjanya, Ketua Program Studi didampingi dosen dan tenaga kependidikan mendapatkan sambutan dari Puslabfor sebagai bentuk implementasi kerjasama dalam pengembangan standardisasi pengujian. Menurut AKBP Sodiq Pratomo, M.Si., analisis kimia di laboratorium memiliki peranan yang sangat penting dalam proses pengujian barang bukti. Hasil pengujian kimia barang bukti memberikan pengaruh terhadap keputusan sebuah perkara. Oleh karena itu dibutuhkan tenaga ahli penguji laboratorium yang kompeten yang dapat melaksanakan pengujian kimia. Kebutuhan standardisasi laboratorium membuka peluang bagi lulusan DIII Analis Kimia FMIPA UII yang telah dibekali teknik validasi metode dan sistem mutu laboratorium pengujian dan kalibrasi ISO/IEC 17025 untuk berkarir di Puslabfor.