Prodi D III Analis Kimia FMIPA menyelenggarakan kegiatan Training Collaboration in Nuclear Analysis bekerjasama dengan Sekolah Teknologi Nuklir Badan Tenaga Nuklir Nasional (STTN-BATAN). Training tersebut akan diselenggarakan mulai tanggal 18 sampai dengan 19 Oktober 2016. Hari pertama training dilaksanakan di Universitas Islam Indonesia dengan peserta adalah dosen dan mahasiswa Prodi D III Analis Kimia. Selain itu juga peserta training adalah beberapa perwakilan dari sekolah dan instansi yang selama ini bekerja sama dengan Prodi D III Analis Kimia seperti SMKN 2 Depok, SMKN 1 Cangkringan dan SMAN 1 Turi. Adapun instansi pemerintah lain yang turut serta dalam training adalah Balai Penelitian dan Pengembangan Akibat Kekurangan Iodium (BP2GAKI) Magelang.
Training yang dibuka oleh Ketua Program Studi DIII Analis Kimia FMIPA UII, Thorikul Huda, M.Sc. ini merupakan kegiatan pelatihan bersama yang telah dilaksanakan pada tahun kedua. Tahun 2015 lalu, Program Studi DIII Analis Kimia telah menyelenggarakan pelatihan pengujian aktivasi neutron dan spektroskopi gama yang sama di Program Studi Teknokimia dan Nuklir STTN BATAN Yogyakarta. Tahun ini Program Studi DIII Analis Kimia FMIPA UII menjadi penyelenggara dengan program pelatihan yang lebih luas. Thorikul Huda, M.Sc. dalam sambutannya menyampaikan bahwa Training Collaboration ini merupakan aktivitas dalam Program Hibah Implementasi Kerjasama dari Direktorat Pemasaran, Kerjasama dan Alumni Universitas Islam Indonesia dalam memperkuat implementasi kerjasama antara Program Studi DIII Analis Kimia dengan STTN BATAN. Pihaknya menyatakan bahwa Training Collaboration in Nuclear Analysis ini merupakan program pelatihan dalam rangka memperkuat kompetensi mahasiswa dalam pengujian kimia berbasis teknologi nuklir. Kompetensi ini sangat dibutuhkan bagi tenaga penguji laboratorium yang akan bekerja dengan memanfaatkan teknologi nuklir, disamping memiliki kompetensi utama dalam pengujian secara kimiawi. Training ini memberikan manfaat dalam memahami pengembangan metode-metode uji kimiawi dalam contoh uji yang memiliki keberagaman matrik, baik metode uji standar maupun metode uji yang dikembangkan. Sugili Putra, S.T., M.Sc. selaku Ketua Program Studi Teknokimia dan Nuklir STTN BATAN dalam acara pembukaan Training Collaboration menyampaikan bahwa STTN memiliki kewajiban untuk mensosialisasikan pemanfaatan teknologi nuklir untuk kemajuan dan kemakmuran Bangsa Indonesia kepada seluruh masyarakat Indonesia. Melalui Training Collaboration ini, pihaknya dapat memberikan pemahaman akan kemanfaatan nuklir yang masih dipandang sebagai teknologi yang menakutkan. Nuklir tidak selalu identik dengan bom, tetapi nuklir dapat memberikan kemanfaatan yang besar dan memiliki cadangan sumber energi yang sangat besar yang dapat diturunkan untuk generasi yang akan datang. Training Collaboration in Nuclear Analysis yang dilaksanakan di Auditorium Gedung Dr. Muhammad Natsir Universitas Islam Indonesia ini menghadirkan narasumber dari STTN BATAN dan Pusat Sains dan Teknologi Akselerator (PSTA) Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN). Narasumber pertama, Sugili Putra, S.T., M.Sc. menyampaikan tentang pengantar aplikasi teknik nuklir. Teknologi nuklir merupakan suatu inovasi yang dapat dimanfaatkan secara luas dalam berbagai bidang. Dalam materinya, Sugili Putra, S.T., M.Sc. menuturkan tentang kemanfaatan nuklir dalam kehidupan secara luas. Inspeksi yang dilakukan di bandara dengan menggunakan X-ray kedepan akan digantikan dengan menggunakan aplikasi teknologi nuklir yang memiliki kepekaan yang tinggi sehingga mampu mendeteksi adanya penyelundupan barang illegal atau barang terlarang. Penggunaan teknologi nuklir dalam bidang kedokteran mampu memberikan inovasi deteksi dini terhadap kelainan patologi dan anatomi manusia. Nuklir dalam bidang pertanian mampu memberikan terobosan bibit unggul yang mampu meningkatkan produktivitas tanaman. Nuklir yang masih dipandang menakutkan ternyata memiliki manfaat dalam teknologi pengolahan pangan. Adanya isu dan penyalahgunaan pengawet makanan dan minuman yang dilarang, seperti boraks dan formalin, ternyata nuklir menjasi solusi teknologi pengawetan pangan yang aman. Dalam pemaparan materinya, Sugili Putra, S.T., M.Sc. memberikan gambaran bahwa nuklir juga menjadi solusi permasalahan ketersediaan sumber energy terbarukan masa depan. Pemanfaatan nuklir sebagai sumber energi membutuhkan proses sosialisasi intensif agar masyarakat dapat membuka diri dan menyadari bahwa kemanfaatan nuklir sebagai energy listrik melalui PLTN memiliki resiko yang kecil dengan teknologi pengendalian yang terkontrol. Ketersediaan sumber bahan baku senyawa radioaktif dapat memenuhi kebutuhan supply energy dari generasi ke generasi. Narasumber Kedua, Maria Ch. P., S.ST., M.eng. menyampaikan tentang fisika radiasi, deteksi dan pengukuran radiasi yang menjadi dasar pengujian kimia dengan menggunakan teknologi nuklir. Narasumber menuturkan mekanisme penembakan neutron sampai menghasilkan energy nuklir yang mampu menghasilkan energi yang dapat diaplikasikan secara luas dalam berbagai bidang. Prof. Dr. rer.nat Agus Taftazani, dari Pusat Sains dan Teknologi Akselerator (PSTA) Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) menyampaikan tentang penerapan nuklir dalam pengujian kimia dengan menggunakan aktivasi neutron dan spektroskopi gama, sedangkan metode preparasi sampel, standar pada berbagai jenis matrik serta statistika pencacahan diberikan oleh Sri Murniasi, S.ST., M.Sc.