Minyak kelapa merupakan minyak yang dihasilkan dari daging buah kelapa.  Secara umum pembuatan minyak kelapa terbagi menjadi 3 macam yaitu:
1. Cara kering.
2. Cara basah yang terbagi atas beberapa metode diantaranya adalah pemancingan, pengasaman, mekanik, enzimatk dan penggaraman.
3. Cara ekstraksi Pelarut

Cara kering
Metode pembuatan minyak kelapa dengan cara kering, terlebih dahulu daging buah kelapa dibuat dalam bentuk kopra.  Untuk dibuat dalam bentuk kopra, maka daging buah kelapa dibuat menjadi kering dengan jalan menjemur pada terik matahari atau dikeringkan melalui oven. Pengeringan daging kelapa dengan penjemuran sangat tergantung pada kondisi cuaca, sehingga pengeringan akan lebih baik ketika berada pada musim panas.  Dan apabila pengeringan dilakukan pada musim penghujan, proses pengeringan dapat memakan waktu yang lebih lama.  Waktu yang lama dalam proses pengeringan akan sangat mengganggu kualitas kopra yang dihasilkan yang disebabkan karena adanya proses biologis. 
Untuk proses pengeringan dengan menggunakan oven akan lebih cepat dibandingankan dengan cara pengeringan melalui penjemuran pada sinar matahari.  Pengeringan dengan menggunakan oven akan memakan biaya operasional yang lebih besar. 
Adapun langkah-langkah pembuatan minyak kelapa dengan cara kering adalah sebagai berikut (www.warintek.ristek.go.id)  
1. Kopra dicacah, kemudian dihaluskan menjadi serbuk kasar.
2. Serbuk kopra dipanaskan, kemudian dipres sehingga mengeluarkan minyak. Ampas yang dihasilkan masih mengandung minyak. Ampas digiling sampai halus, kemudian dipanaskan dan dipres untuk mengeluarkan minyaknya.
3. Minyak yang terkumpul diendapkan dan disaring.
4. Minyak hasil penyaringan diberi perlakuan berikut:
• Penambahan senyawa alkali (KOH atau NaOH) untuk netralisasi (menghilangkan asam lemak bebas).
• Penambahan bahan penyerap (absorben) warna, biasanya menggunakan arang aktif agar dihasilkan minyak yang jernih dan bening.
• Pengaliran uap air panas ke dalam minyak untuk menguapkan dan menghilangkan senyawa-senyawa yang menyebabkan bau yang tidak dikehendaki.
5 Minyak yang telah bersih, jernih, dan tidak berbau dikemas di dalam kotak kaleng, botol plastik atau botol kaca.

Cara Basah
Langkah awal pembuatan minyak kelapa dengan cara basah yaitu daging buah kelapa dibentuk menjadi santan.  Proses pembuatan santan merupakan tahap yang paling penting dalam pembuatan minyak.  Untuk dapat membuat minyak yang lebih banyak maka jenis buah kelapa yang dipilih yaitu kelapa yang setengah tua dan kelapa tua. 
Santan itu sendiri merupakan jenis emulsi minyak dalam air (M/A), dimana yang berperan sebagai media pendispersi adalah air dan fasa terdispersinya adalah minyak.  Globula-globula minyak dalam santan dikelilingi oleh lapisan tipis protein dan fosfolida.  Lapisan protein menyelubungi tetes-tetes minyak yang terdispersi di dalam air.  Untuk dapat menghasilkan minyak maka lapisan protein itu perlu dipecah sehingga tetes-tetes minyak akan bergabung menjadi minyak.  Jadi pada prinsipnya pembuatan minyak kelapa cara basah atau melalui santan adalah pemecahan system emulsi santan melalui denaturasi protein.   Cara basah ini dapat dilakukan secara kimiawi, mekanik, thermal, biologis / enzimatik

Teknik pembuatan minyak kelapa secara thermal biasa disebut juga dengan teknik pemanasan.  Untuk membuat minyak kelapa dengan cara pemanasan cukup sederhana, yaitu hanya melakukan pemanasan terhadap santan yang telah dibuat.  Tujuan dari pemanasan adalah untuk menghilangkan kandungan air yang terdapat di dalam santan tersebut.  Umumnya minyak yang dihasilkan dengan cara pemanasan ini berwarna kekuning kuningan.  Blondo yang diperoleh dari hasil pengolahan minyak kelapa dengan cara pemanasan memiliki warna coklat kehitaman.  Teknik semacam ini biasanya dimiliki oleh industry olahan dalam skala rumah tangga. 

Metode Penggaraman
Metode penggaraman dilakukan dengan tujuan untuk pemecahan system emulsi santan dengan pengaturan kelarutan protein di dalam garam. 
Protein yang terdapat di dalam santan akan larut dengan adanya penambahan garam (salting in), akan tetapi pada kondisi tertentu kelarutan garam akan turun seiring dengan peningkatan konsentrasi garam.  Dengan penurunan tingkat kelarutan protein diikuti dengan pengikatan molekul-molekul air oleh garam tersebut, yang selanjutnya juga terjadi pemisahan antara cairan minyak dengan air (salting out).
Metode pembuatan minyak kelapa dengan cara penggaraman dilakukan dengan menambahkan larutan garam bervalensi 2 contohnya adalah garam CaCl2.2H2O pada krim santan yang telah diperoleh dari tahap awal pembuatan minyak.  Garam digunakan sebagai perusak kestabilan emulsi.  Tahapan yang dilakukan dalam pembuatan minyak kelapa dengan metode penggaraman (garam yang dipakai misalnya CaCl2.2H2O).
1. Garam Ca ditambahkan  kedalam santan dan diaduk dengan menggunakan pengaduk magnet agar campuran antara garam dan santan menjadi homogen.
2. Campuran antara garam dengan santan kemudian didiamkan kurang lebih 12 jam untuk mendapatkan 3 lapisan yaitu air yang berada paling bawah, blondo yang ada di tengah dan minyak yang berada pada lapisan paling atas. 
3. Minyak yang dihasilkan dipisahkan, sedangkan blondo disentrifugasi untuk mengeluarkan minyak yang masih terikat blondo. 

Metode pengasaman 
Perusakan protein atau denaturasi protein untuk dapat mendapatkan minyak kelapa dapat dilakukan dengan cara pengasaman.  Pada prinsipnya teknik pengasaman ini adalah metode denaturasi protein dikarenakan terbentuknya ion zwitter pada kondisi iso elektronik.  Zwiter ion terbentuk karena molekul memiliki adanya muatan yang berlawanan dimasing-masing ujungnya.  Di dalam protein sendiri sebenarnya mengandung gugus NH2 yang lebih memiliki muatan posotif dan gugus karboksilat yang bermuatan negative.   Untuk dapat mencapai kondisi iso elektronik ini, maka santan dibuat dalam kondisi asam.  Biasanya pengaturan pH untuk mendapat kondisi iso elektrik yaitu pada pH 4,5 yang dilakukan dengan penambahan asam asetat (CH3COOH) atau yang sering dikenal dengan cuka makanan.  
Dengan cara  pengasaman ini akan terbentuk tiga lapisan juga, dimana lapisan minyak berada paling atas, kemudian lapisan tengah protein dan lapisan bawah adalah air.  Adapun minyak yang diperoleh dari cara pengasaman warna akan jernih.  

Metode pemancingan
Cara pemancingan pada pembuatan minyak kelapa merupakan pemecahan system emulsi santan dengan mengatur memperbesar tegangan permukaan.  Untuk dapat memancing minyak keluar dari system emulsi digunakan umpan yang berupa minyak juga.  Penggunaan umpan akan sangat mempengaruhi hasil dari kualitas minyak.  Apabila umpan yang digunakan adalah minyak dengan kualitas yang bagus, maka akan diperoleh minyak yang berkualitas bagus pula, akan tetapi sebaliknya apabila minyak yang dijadikan umpan secara kualitas kurang bagus maka hasil minyak yang didapat juga kualitasnya kurang bagus. 

Teknik enzimatik
Teknik enzimatik merupakan metode untuk denaturasi protein dengan bantuan enzim.  Beberapa jenis enzim yang dapat digunakan pada proses ini misalnya papain, bromelain, poligalakturonase, alfa amylase, protease, atau pektinase.  Tahapan pembuatan minyak kelapa dengan cara enzimatik ini adalah dengan pembuatan santan yang dihasilkan dari pemerasan menggunakan air kelapa.  Adapun tujuan penggunaan air kelapa adalah untuk mempercepat proses penggumpalan.  Santan selanjutnya ditambah dengan enzim yang akan digunakan untuk proses fermentasi dengan jalan didiamkan selama satu malam.  Keesokan harinya dilakukan pemisahan antara minyak kelapa dengan protein atau blondo. 

Teknik pendinginan
Metode pendinginan didasarkan pada perbedaan antara titik beku air dan titik beku minyak.  Titik beku minyak berada pada kisaran 15 oC sedangkan air memiliki titik beku pada 0 oC, oleh karena itu pemakaian teknik pendinginan ini minyak akan membeku terlebih dahulu dibandingkan air.  Atau dengan kaya lain minyak akan menggumpal lebih awal dan selanjutnya dapat dipisahkan dengan komponen air.

Teknik mekanik
Teknik mekanik dilakukan dengan maksud merusak protein dan air yang menyelubungi tetes-tetes minyak.  Caranya yaitu dengan memasukkan santan kedalam mixer atau terjadi pengadukan.  Dengan adanya pengadukan terus-menerus molekul air dan molekul protein dapat rusak yang akhirnya tetes-tetes minyak dapat keluar. 

Teknik gelombang mikro
Penggunaan gelombang mikro pada pembuatan minyak kelapa dimaksudkan untuk merusak susunan protein karena adanya kombinasi orientasi molekul polar (protein dan air) penyusun emulsi thermal.  Karena kerusakan tersebut maka komponen minyak akan keluar dari system emulsi.  

Cara Ekstraksi Pelarut
Untuk membuat minyak dengan cara ekstraksi pelarut, daging buah kelapa juga dibuat dalam bentuk kopra.  Prinsip dari cara ini yaitu menggunakan pelarut yang dapat melarutkan minyak.  Adapun karakteristik pelarut yang digunakan untuk ekstraksi minyak kelapa diantaranya bertitik didih rendah, mudah menguap, tidak berinteraksi secara kimia dengan minyak dan residunya tidak beracun. Urutan dari proses ekstraksi minyak kelapa dengan menggunakan bahan pelarut yaitu:
1. Kopra dicacah, kemudian dihaluskan menjadi serbuk.
2. Serbuk kopra ditempatkan pada ruang ekstraksi, sedangkan pelarut pada ruang penguapan. Kemudian pelarut dipanaskan sampai menguap. Uap pelarut akan naik ke ruang kondensasi. Kondensat (uap pelarut yang mencair) akan mengalir ke ruang ekstraksi dan melarutkan lemak serbuk kopra. Jika ruang ekstraksi telah penuh dengan pelarut, pelarut yang mengandung minyak akan mengalir (jatuh) dengan sendirinya menuju ruang penguapan semula.
3. Di ruang penguapan, pelarut yang mengandung minyak akan menguap, sedangkan minyak tetap berada di ruang penguapan. Proses berlangsung terus menerus sampai 3 jam.
4. Pelarut yang mengandung minyak diuapkan. Uap yang terkondensasi pada kondensat tidak dikembalikan lagi ke ruang penguapan, tapi dialirkan ke tempat penampungan pelarut. Pelarut ini dapat digunakan lagi untuk ekstraksi. penguapan ini dilakukan sampai diperkirakan tidak ada lagi residu pelarut pada minyak.
5. Selanjutnya, minyak dapat diberi perlakuan netralisasi, pemutihan dan penghilangan bau.
Meskipun cara ini cukup sederhana, tapi jarang digunakan karena biayanya relatif mahal.

Pertama, kamu siapin kamar gelap (dark room).  Kamu bisa desain ruangan di rumah kamu jadi serba gelap.  Tapi sebelum digelapin semua, siapkan dulu enlarger atau bisa pake senter, dan alat pengering film.  Untuk membuat fotogram perlu larutan obat foto yang terdiri dari cairan pengembang (developer), cairan penyetop (stop bath), dan cairan penetap (fixer).  Tentu aja kertas foto dan negatif film jangan ketinggalan. Ingat! Jangan mengeluarkan kertas foto sebelum lampu ruangan dimatikan.
Kalo semuanya sudah siap, kamu bisa nyalakan enlarger atau senter.  Atur sedemikian rupa sehingga seluruh permukaan kertas foto masuk dalam bingkai proyeksi enlarger.  Letakkan kertas foto, atur benda yang akan dibentuk bayangannya di atas kertas foto.  Masukkan kertas foto tersebut ke cairan kimia foto satu per satu mulai dari developer sekitar 2 menit, stopbath sekitar 10 detik, dan fixer sekitar  5-10 menit.  Cuci dengan air dan keringkan.  Jadi deach.  Berani coba?

Aji (21) adalah salah satu mahasiswa alumni pertama D III Kimia  Analis UII yang menamatkan studinya selama 2 tahun 10 bulan, dengan IP 3,1. Dalam kesehariannya Aji termasuk salah satu mahasiswa yang tekun dan rajin. Dengan bermodal ketekunan tersebut setiap semester Aji selalu meraih IP yang memuaskan.  Kemampuan yang dimiliki Aji, yang bernama lengkap Prima Aji Putra, telah berhasil membawanya menyandang gelar Ahli Madya Kimia Analis.
Setelah menamatkan  jenjang diploma, Aji mencoba melamar di berbagai perusahaan salah satunya perusahaan swasta di Jakarta,  akan tetapi karena keberuntungan belum berpihak kepadanya maka Aji pun tidak lolos meski sudah sampai pada tahap seleksi akhir. Meskipun demikian Aji tidak pernah berputus asa. Dia mencoba dan terus mencoba sehingga pada akhirnya, Aji justru lolos dalam tes yang diadakan oleh PT. Sucofindo cabang Lampung, tempat dimana dia dibesarkan.
Tidak tanggung-tanggung, Aji berhasil menyisihkan 60 pesaing dan berhasil menjadi salah satu dari 4 orang yang diterima di perusahaan jasa analis kimia tersebut. “Ternyata kuliah di D III Kimia Analis UII adalah pilihan tepat. Saya telah membuktikannya”, begitu papar Aji ketika bercerita dengan crew Chemi-cool Keberhasilan Aji merupakan bukti nyata bahwa seorang Analis Kimia masih sangat dibutuhkan. Who will be next ? (tutay)

Dunia fashion dewasa ini memang berkembang pesat. Tidak hanya model pakaian yang direlease setiap tahunnya, rambut pun jadi obyek fashion. Penata rambut telah menjadi salah satu profesi yang mulai dilirik orang. Tidak sekedar model ato gaya rambut yang dieksplorasi oleh para penyeni rambut, tapi mereka juga mulai merambah dunia warna. Ya, rambut sekarang tidak lagi identik dengan warna hitam, coklat, pirang maupun putih.
Contoh yang paling fenomeal adalah harajuku styl’ yang banyak dianut oleh remaja Jepang, bahkan Indonesia. Agnes Monika bisa dibilang penganut style fashion yang satu ini. Selain model baju yang lain dari model baju umumnya, penganut harajuku style juga mewarnai rambut mereka dengan warna yang mencolok seperti biru, merah, hijau dan kuning. Nah, Hot News kali ini akan mengupas serba-serbi pewarna rambut. Lets check it out !
Komponen utama rambut adalah keratin, yaitu protein yang juga terdapat di kulit dan kuku. Sedangkan warna rambut seseorang tergantung dari rasio dua protein yaitu eumelanin dan phaeomelanin yang diproduksi oleh sel melanosit yang terletak di akar rambut. Eumelanin bertanggung jawab terhadap warna rambut gelap yaitu hitam sampai coklat. Sedangkan warna rambut pirang keemasan sampai merah disebabkan oleh protein phaeomelanin. Jika kedua protein tersebut sudah tidak diproduksi maka warna rambut berubah menjadi putih/abu-abu.
Pewarna rambut komersial pertama kali dibuat oleh ilmuwan Perancis yang bernama Eugene Schuller (kimiawan, bo’). Ia menggunakan bahan kimia parafenilendiamin. Bagaimana pewarna rambut bekerja? Pada dasarnya pewarnaan rambut bekerja dengan melibatkan reaksi kimia antara molekul dalam rambut dan pigmen dalam pewarna rambut. 
Ada 3 Macam
Berdasarkan mekanisme kerjanya, pewarna rambut umumnya digolongkan menjadi 3 yaitu pewarna rambut termporer, semi permanen dan permanen. Molekul pigmen dalam pewarna rambut temporer berukuran besar sehingga tidak dapat masuk ke dalam lapisan kutikula/kulit ari rambut. Pewarna rambut tipe ini bekerja hanya dengan cara melapisi rambut atau biasa disebut coating dengan bantuan asam. Pewarna rambut temporer mudah dihilangkan hanya dengan keramas menggunakan shampo dan konsumen yang menggunakan produk ini tidak perlu khawatir warna rambut aslinya akan hilang.
Formula pewarna rambut semipermanen memiliki molekul pigmen yang lebih kecil dibanding pewarna rambut temporer. Sehingga pigmen tersebut dapat masuk ke dalam helai rambut dan menembus lapisan kutikula. Untuk dapat memasukkan molekul pigmen dalam rambut, lapisan kutikula harus dibuka terlebih dahulu, dengan cara memanaskan rambut. Kalo’ pewarna rambut temporer dapat dihilangkan hanya dengan sekali keramas, maka pewarna rambut semipermanen dapat bertahan sampai 8 hingga 14 kali keramas.
Beda lagi dengan pewarna rambut permanen. Jika konsumen ingin menggunakan pewarna rambut permanen, maka ia harus menjalani 2 proses yaitu menghilangkan warna rambut asli kemudian baru menambahkan warna baru. Proses menghilangkan warna rambut asli disebut bleaching.
Bleaching agent, biasanya hidrogen peroksida, akan bereaksi dengan melanin melalui reaksi oksidasi yang irreversibel (tidak dapat balik). Melanin tersebut masih ada, hanya saja molekul yang teroksidasi tadi menjadi tidak berwarna. Rambut yang telah dibleaching cenderung memiliki warna kuning, yaitu warna alami dari keratin. Bleaching agen juga lebih mudah bereaksi dengan pigmen gelap eumelanin daripada phaeomelanin.
Sama seperti pewarna rambut semipermanen, sebelum warna rambut dimasukkan, maka lapisan kutikula harus dibuka terlebih dahulu. Tetapi proses pembukaan lapisan tersebut tidak dilakukan dengan pemanasan, melainkan dengan bantuan larutan basa (biasanya amoniak). Setelah lapisan kutikula terbuka, maka pewarna rambut akan mudah masuk dan berikatan dengan lapisan kortek, yaitu lapisan terdalam pada rambut. Amoniak juga berfungsi sebagai katalis pada proses tersebut. Alkohol dan kondisioner juga terdapat pada pewarna rambut permanen. Fungsinya untuk menutup kembali lapisan kutikula sehingga warna rambut baru akan bertahan lama dalam rambut.
Tapi, Hati-hati !
Para remaja perlu mencermati resiko mewarnai rambut. Alih-alih tampil trendi, alergi yang di dapat. Sebuah riset yang dilansir jurnal kesehatan, The British Medical Journal, kasus alergi akibat penggunaan bahan pewarna rambut cenderung meningkat terutama pada remaja. Gejalanya berupa alergi ringan sampai pembengkakan pada wajah. Penderita akan merasakan ketidaknyamanan pada kulit kepala dan kemerah-merahan pada leher, telinga dan dahi.
Para peneliti dari St John’s Institute of Dermatology London menyebutkan beberapa zat dalam pewarna rambut yang berpotensi menimbulkan alergi, salah satunya adalah parafenilendiamin (PPD). Bahan ini ternyata ditemukan dalam lebih dari 2/3 produk pewarna rambut (Nah, lo !). Makanya, di Jerman, Perancis dan Swedia senyawa ini sudah dilarang digunakan dalam produk pewarna rambut.
Selain alergi, ternyata pewarna rambut juga mengancam para wanita yang menggunakannya. Penitian yang dilakukan oleh American Association of Cancer Research (AACR) menyatakan bahwa wanita yang seting menggunakan pewarna rambut permanent berseriko terkena kanker kandung kemih.
Sebenarnya ada satu tips sederhana untuk mengindari resiko alergi dan sebaiknya dilakukan sebelum melakukan pewarnaan rambut. Caranya, oleskan sedikit bahan pewarna rambut ke kulit tangan. Jika tangan terasa gatal dan kemerah-merahan maka jangan lakukan pewarnaan rambut dengan produk tersebut.
Tetapi, tips yang paling aman dan hasil memuaskan adalah back to nature. Gunakan bahan alami untuk merawat rambut anda. Anda bisa menggunakan lidah buaya, miri, seledri, telur, jeruk nipis, bayam dan mengkudu. Memang agak merepotkan, tetapi hasilnya juga akan betahan lama. Jadi, mengapa malu dengan warna rambut asli anda. (rainy)

Sobat-sobat mungkin baru tau kalo di Yayasan Badan Wakaf (yang punya Universitas Islam Indonesia alias UII) juga punya sekaloh lanjutan yang namanya SMA UII.  Di sekolah ini banyak banget unit kegiatan siswa.  Salah satu aktivitasnya yaitu menampung potensi temen-temen di SMA UII yang seneng buanget sama bidang tarik suara (red. Menyanyi). 
Untuk menunjukkan eksistensinya, anak-anak SMA UII berencana mengadakan kegiatan Festival Band Pelajar se Provinsi DIY.  Menurut Sony Wijaya selaku ketua panitia mengharapkan festival yang mau diadakan mendapat respon yang baik dari semua pihak, khususnya generasi muda yang ada di Jogja.  “Kita semua pastinya sudah tahu kalo Jogja merupakan salah satu gudangnya band di Indonesia’, ungkap siswa kelas XA ini. 
Dalam acara tersebut akan dimeriahkan 3 (tiga) band papan atas dari Jogja seperti Captain Jack, Marapu dan Canon Ball.  “Kalo nggak ada halangan Insya Allah, kami mau menyelenggarakan Festifal ini pada tanggal  30 Juni 2007 pada acara Pentas Seni Akhir Tahun”, lanjut Sony.  Seleksi untuk band-band yang bisa lolos akan diselenggarakan mulai hari senin dan selasa atau tanggal 6 dan 7 Mei 2007, dengan jurinya adalah Farhan personel dari EO band yang juga alumni dari UII. 
Diakhir pembicaraannya dengan kru Chemicool Sony yakin bahwa acara festival ini akan mendapat apresiasi dari anak-anak muda di wilayah DIY.  “Kita akan memberikan hadiah berupa Piala Gubernur DIY dan uang pembinaan bagi para juara”, kata Sony saat mengakhiri pembicaraan dengan kru Chemicool. 
Selamat ya buat anak-anak SMA UII n acaranya pasti bakal meriah… ^_^ (Rick)

para-Phenylenediamine merupakan salah satu turunan benzena, suatu hidrokarbon aromatis yang mengikat dua gugus amina pada C nomor 1 dan 4 atau posisi para. 

{mosimage}

Kalo terikat pada nomor 1 dan 2 disebut orto, sedang pososi 1 dan 3 disebut meta.  Jelas, posisi akan sangat menentukan sifat kimia dan fisiknya.  Jadi belajar isomer nich. 

Coba deach kamu perhatiin strukturnya, pazti kamu ngedapetin rumus molekulnya.  Nggak salah lagi, kalo rumus molekulnya C6H8N2 ato C6H4(NH2)2 dan kalo dihitung massa molekulnya 108,1.  Si kristal putih sampai kemerahan ini punya nama IUPAC 1,4-diaminobenzena.   Sinonimnya banyak banget, ada p-aminoanilin,                      p-diaminobenzena, developer PF, durafur black R, fenilenodwuamina, fouramine D, fourrine D, fourrine 1,    fur black 41867, FUR brown 41866, furro D, fur yellow, futramine D, nako H, orsin, oxidation base 10, pelagol D, pelagol DR, pelagol grey D, peltol D, renal PF, rodol D, santoflex IC, tertral D, ursol D, USAF EK – 394, serta zoba black D. 
  Senyawa yang udah dikenal sejak 1888 ini punya titik leleh 139 -147 °C dan titik didihnya 267 °C.  Densitas relatifnya 1,1 serta punya tekanan uap144 Pa pada 100oC. Masih ingat teori asam-basa Lewis? Coba perhatiin sekalilagi deach, adanya atom N yang punya lone pair pada dua gugus amina yang terikat membuat senyawa ini bersifat basa dengan pH 9,45
Gampang larut dalam air, pada suhu 25oC kelarutannya 4g/100 mL dan mampu memberikan penampilan warna yang jelas, terutama dalam larutan sulfit.  Begitu pula dengan penambahan boraks dan basa seperti NaOH akan memberikan warna yang kontras.  Tak salah lagi jika hampir dua pertiga pewarna rambut pakai senyawa ini, disamping sebagai bahan dasar tato temporer.  Di industri, senyawa ini digunakan sebagai bahan baku pembuatan polimer, komposit, serat, karet, pewarna tekstil, dan pigmen. 
Toksisitasnya rendah tapi… bisa meledak jika dalam granular bercampur dengan udara. Meski stabil pada suhu tinggi, kalo dipanaskan terdekomposisi menghasilkan oksida nitrogen. Termasuk reduktor kuat lho.  Reaksinya bahaya banget, terlebih reaksi dengan oksida dan basa kuat. Penggunaannya harus dibatasi,  karna bisa menyebabkan kanker dan alergi pada kulit, mata serta saluran pernafasan.  Pencemaran akan ngerusak ekosistem perairan karna sangat beracun bagi organisme air. Githu deach, jadi kita semua kudu peduli, ama diri sendiri, orang laen, dan lingkungan kamu.  (Uli In)

 Untuk menjaring calon mahasiswa di Program D III Kimia Analis FMIPA UII, maka salah satu cara yang dilakukan adalah dengan melibatkan mahasiswa yang kuliah di Program D III Kimia Analis untuk ikut membantu mempromosikan.  Seperti yang dilakukan oleh Tarno, mahasiswa angkatan 2008 ini turut memberikan informasi Penerimaan Mahasiswa Baru (PMB) melalui jalur Penelusuran Siswa Berprestasi (PSB) di Madratsah Aliyah Negeri Babakan Ciwaringin Cirebon.  Tarno berangkat ke Cirebon pada hari Jum'at 6 Maret 2009 dengan membawa buku panduan calon masuk mahasiswa dan Company Profile  Program D III Kimia Analis.  Selain membawa buku panduan masuk mahasiswa di Program D III Kimia Analis, Tarno juga membawakan brosur PMB dari Fakultas MIPA UII. 

Pada saat di MAN Babakan Ciwaringin, Tarno presentasi di beberapa kelas, kebetulan dia adalah alumni dari sekolah tersebut.  Dari hasil Promosi yang dilakukan oleh Mahasiswa di Cirebon berhasil membawa nama-nama calon mahasiswa yang tertarik untuk kuliah di Fakultas MIPA UII sebanyak 36 orang. 

Usaha lain yang akan dilakukan oleh tim promosi Program D III Kimia Analis bersama dengan Tim dari FMIPA UII, akan mengikuti Pameran Pendidikan yang yang akan diselenggarakan di SMU N 1 Blitar.  Rencananya tim akan berangkat pada hari Rabu 11 Maret 2009, karena acara pameran akan diadakan pada hari Kamis 12 Maret 2009.  Keberangkatan ke Blitar juga akan melibatkan mahasiswa, hal ini dikarenakan tim merasa dengan keterlibatan mahasiswa akan sangat efektif menjaring calon mahasiswa. 

Mahasiswa Program D III Kimia Analis yang tergabung dalam HIMKA (Himpunan Mahasiswa D III Kimia Analis) FMIPA UII pada hari Minggu tanggal 19 Februari 2009 telah mengadakan reorganisasi yang dikenal dengan Musywarah Besar (Mubes) untuk yang ketiga kalinya.  Mubes HIMKA yang pertama diselenggarakan pada tahun 2004 dan terpilih Sdri. Rahmi Ahdiaty yang pada saat ini telah lulus dan bekerja di Balai Teknologi Kesehatan Lingkungan (BTKL) Yogyakarta, sedangkan Mubes yang kedua yaitu pada pada tahun 2005 tealh menjadikan Rendry Bayu sebagai ketua HIMKA yang kedua. Rendry Bayu merupakan mahasiswa angkatan 2005 dan telah diterima bekerja di PT Indofood.

Menurut Ketua Panita Defrian Kurnia, kegiatan sengaja diselenggaralan pada hari libur agar tidak mengganggu perkuliahan mahasiswa.  Pada kesempatan tersebut diundang Ketua Program D III Kimia Analis, Tatang Shabur Julianto, M.Si untuk membuka acara dan memberikan pengarahan hal-hal yang terkait dengan organisasi kemahasiswaan.  Tatang menyampaikan bahwa kesuksesan seorang mahasiswa tidak hanya terukur oleh keberhasilannya mendapatkan nilai mata kuliah yang bagus, akan tetapi mahasiswa yang sukses dalam kuliahnya salah satunya adalah ikut aktif dalam kegiatan kemahasiswaan.  Beliau juga memberikan penjelasan bahwa orang yang aktif terlibat diorganisasi kemahasiswaan pada umumnya mampu bergaul dengan orang lain, sehingga akan sangat mempengaruhi karirnya ketika pada saat bekerja nanti. 
Mubes telah berhasil memilih ketua HIMKA yang baru, dimana Defrian Kurnia yang tidak lain adalah ketua pantia pada acara tersebut.  Defria panggilan akrab Defrian Kurnia merupakan mahasiswa angkatan 2006 yang berasal dari Jawa Barat.  Seusai diselenggarakan pemilihan langsung dibentuk pengurus HIMKA yang baru dan pada hari yang sama juga dilakukan kegiatan penyusunan program kerja untuk masa satu periode kedepan. 

{mosimage}Program D III Analis Kimia telah menghasilkan lulusan yang bekerja diberbagai instansi baik negeri maupun swasta. Berdasarkan hasil penelusuran alumni tercatat ada 75 % lulusan Program D III Analis Kimia telah berhasil bekerja sebagai pegawai negeri sipil (PNS) dan sebanyak 21,43 % melanjutkan studi ke jenjang S1 hingga S2.  Berbagai instansi negeri yang telah menerima alumni dari D III Analis Kimia UII diantaranya : Badan Tenaga Atom Nasional (BATAN), Balai Pengawasan Obat dan Makanan (Balai POM), Kementerian Kesehatan RI, Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta, Pemerintah Daerah Jawa Tengah, Pemerintah Daerah Kalimantan Tengah, Dinas Kesehatan Temanggung, Dinas Kesehatan Bima, Pemerintah Daerah Kulonprogrogo, beberapa rumah sakit daerah dan lain-lain.  Sedangkan industry yang banyak menerima  alumni Program D III Analis Kimia UII seperti PT. Pertamina, PT. Krakatu Stell, PT. Indofood, PT. Coca Cola, PT. Sido Muncul, PT. Pharos, PT. Sucofindo, PT. Sinar Ancol, PT. Kogo Continental, PT. Sido Agung Farm, PT. Tri Mitra Global dan sebagainya.  

Bidang pekerjaan yang di lakukan di industri yaitu pada bagian laboratorium untuk posisi Quality Control (QC) atau bagian Research and Development (RND).  Pilihan untuk melanjutkan studi yaitu di Jurusan Kimia, Pendidikan Kimia maupun Teknik Kimia dan lain-lain. Selain itu juga terdapat 8,93 % yang bekerja di Bank. Sedangkan  3,57 % lulusan Program D III Analis Kimia memilih untuk berwiraswata.  Adapun profilpekerjaan alaumni  Program D III Analis Kimia UII dapat dilihat pada gambar di bawah ini:

{mosimage}

Oleh : Thorikul Huda*

Secara umum partikulat yang terdapat di udara adalah sebuah sistem fase multi kompleks padatan dan partikel-partikel cair dengan tekanan uap rendah dengan ukuran partikel antara 0,01 – 100 µm.  Kajian tentang akibat adanya partikulat difokuskan kepada peningkatan partikel-partikel di udara yang dapat terhirup melalui sistem pernafasan, misalnya partikel-partikel dengan ukuran diameter kurang dari 10 µm. 

Unsure logam berat juga dapat tersuspensi di dalam sistem partikulat yang terdapat di udara, misalnya logam Pb (timbal).  Salah satu pencemaran logam Pb di udara diakibatkan adanya emisi gas buang bahan bakar yang menggunakan Pb sebagai bahan aditif.  Timbal dalam keseharian biasa dikenal dengan nama Timah Hitam. Dalam timbal terdiri dari 4 (empat) macam :
1. Timbal 204 diperkirakan berjumlah sebesar 1,48 % dari seluruh isotop timbal
2. Timbal 206 ditemukan dalam jumlah 23,06 %
3. Timbal 207 sebanyak 22,60 % dari semua isotop timbal yang terdapat di alam
4. Timbal 208 adalah hasil akhir dari peluruhan radioaktif thorium (Th)
 Jumlah timbal yang ada di udara mengalami peningkatan yang sangat drastis sejak dimulainya revolusi industri di benua eropa. Emisi Pb masuk ke dalam lapisan atmosfer bumi dan dapat berbentuk gas dan partikel. Emisi Pb yang masuk dalam bentuk gas terutama berkaitan sekali berasal dari buangan gas kendaraan bermotor. Emisi tersebut merupakan hasil samping pembakaran yang terjadi dalam mesin-mesin kendaraan, yang berasal dari senyawa tetrametil-Pb dan tetril-Pb yang selalu ditambahkan dalam bahan bakar kendaraan bermotor yang berfungsi sebagai antiknock pada mesin-mesin kendaraan. Musnahnya timbal (Pb) dalam peristiwa pembakaran pada mesin yang menyebabkan jumlah Pb yang dibuang ke udara melalui asap buangan kendaraan menjadi sangat tinggi.
 Senyawa tetraemil-Pb dan tetraetil-Pb dapat diserap oleh kulit. Hal ini disebabkan kedua senyawa tersebut dapat larut dalam minyak dan lemak. Sedangkan dalam udara tetraetil-Pb terurai dengan cepat karena adanya sinar matahari. Tetraetil-Pb akan terurai membentuk trietil-Pb, dietil-Pb dan monoetil-Pb. Semua senyawa uraian dari tetraetil-Pb tersebut memiliki bau yang sangat spesifik seperti bau bawang putih. Sulit larut dalam minyak, semua senyawa turunan ini dapat larut dengan baik dalam air. Senyawa Pb dalam keadaan kering dapat terdispersi di dalam udara sehingga kemudian terhirup pada saat bernapas dan sebagian akan menumpuk dikulit dan atau terserap oleh daun tumbuhan.
Adapun dampak dari tercemar logam Pb adalah menurunkan kecerdasan, mengganggu sistem pencernaan, menggangu sistem saraf, menurunkan fertilitas, meningkatkan aborsi spontan

Pengambilan sampel 
Untuk melakukan analisis kandungan Pb yang terdapat diudara, maka metode pengambilan sampel yang digunakan adalah high volume sampler.  Di dalam pengambilan sampel laju alir udara harus dibuat  konstan atau tetap yaitu sebesar 1,70 m3/menit selama 24 jam.  Udara yang masuk dilewatkan melalui sebuah filter dengan ukuran 10 µm (PM10) Konsentrasi partikulat (µg/m3) di dalam udara ambient ditentukan dengan mengukur berat partikulat yang tertampung pada penyaring dan volume sampel udara yang masuk.  Setelah itu partikulat yang tertampung pada fiber glass dihitung dan selanjutnya diekstrak dengan menggunakan asam nitrat pekat.

Ekstraksi sampel
Sampel yang telah dikumpulkan pada filter selanjutnya diekstrak dengan menggunakan asam kuat atau ekstraksi gelombang mikro.  (metode IO-31).  Asam kuat yang lazim digunakan untuk destruksi logam Pb yaitu asam nitrat  pekat (HNO3 8 M), dimana Pb akan dioksidasi menjadi Pb2+.  Adapun reaksi oksidasi logam Pb tersebut dapat ditunjukkan pada persamaan reaksi sebagai berikut:
3Pb + 8HNO3 =3Pb2+ + 6NO3- + NO + 4H2O. 

Analisis sampel
Konsentrasi Pb ditentukan dengan menggunakan spektrofotometer serapan atom (AAS).  Teknik operasi alat tersebut yaitu dengan mengukur perubahan energy analit dalam bentuk atom.  Sampel diuapkan dan diubah menjadi unsure dalam keadaan gas.  Atom akan mengalami eksitasi karena adanya radiasi dari lampu cekung katoda (Hallow Cathode Lamp / HCL) dari keadaan dasar (ground state) menjadi keadaan tereksitasi (excited state) dengan menyerap energi yang lebih tinggi.  Panjang gelombang untuk radiasi tersebut yaitu pada 283,3 nm. 
Penentuan kandungan atau konsentrasi logam Pb dilakukan dengan membuat kurva kalibrasi atau pembacaan langsung dari alat AAS.  Untuk dapat membuat kurva kalibrasi dilakukan dengan mengukur serapan (absorbansi) dari larutan standar yang dibuat dari bahan-bahan yang masuk kategori CRM pada berbagai jenis variasi konsentrasi, sehingga dari kurva kalibrasi akan diperoleh persamaan regresi linear y = ax + b, dimana:
y = absorbansi
x = konsentrasi
a =slope/kemiringan
b =intersep
Sampel yang telah diekstrak kemudian diukur absorbansinya, dan nilai dari absorbansi tersebut dikonversi ke dalam persamaan regresi linear untuk memperoleh konsentrasi logam Pb yang ada di udara.

Jaminan Kualitas  (Quality Assurance)
Untuk menjamin data hasil suatu suatu analisis dengan menggunakan alat F-AAS dapat diterima, maka perlu dilakukan hal-hal penting menyangkut analisis seperti kalibrasi alat, penentuan sensitivitas pengukuran, dan presisi pengukuran absorbansi.  Penentuan rentang konsentrasi terpakai atau useful concentration range (UCR) dilakukan untuk mengetahui daerah konsentrasi mana pengukuran dapat dilakukan dengan memiliki presisi yang mencukupi.  Penentuan sensitivitas, presisi pengukuran dan kalibrasi alat dilakukan pada setiap analisis, sedangkan penentuan UCR dapat dilakukan sekali saja untuk setiap unsure dan alat yang sama, dan selanjutnya tidak perlu diulangi lagi kecuali apabila terjadi perubahan untuk kerja alat F-AAS yang bersangkutan. 
Penentuan sensitivitas
Prosedur penentuan nilai blanko
1. Siapkan alat F-AAS menurut petunjuk pemakaian.
2. Aspirasikan larutan pembanding dan nol kan skala absorbans ( 100 % T).  Terus aspirasi sampai diperoleh sinyal yang stabil.
3. Pilih salah satu larutan kalibrasi yang mempunyai nilai absorbansi (A) antara 0,2 – 0,4 dan diharapkan berada dalam daerah yang linear dari kurvanya.  Dengan larutan ini tentukan kondisi alat yang optimal (tinggi dan posisi horizontal burner, nebulizer, laju alir gas dan sebagainya).
4. Dengan 3 kali pengulangan, diukur absorbansi larutan kalibrasi yang terpilih tersebut, memakai larutan pembanding untuk meng-nolkan skala absorbansi setiap selesai satu pengukuran dan dihitung nilai absorbansi rata-rata.
5. Dengan cara seperti 4, ukur larutan blanko (juga 3 kali) dan dihitung absorbansi rata-rata.
6. Dihitung nilai blanko dan sensitivitas dengan menggunakan persamaan dibawah ini.
a. Nilai blanko.
 CB=AB(C1/A1)
Dimana CB  = Konsentrasi analit dalam larutan blanko
  CA = Konsentrasi analit dalam larutan blanko
  AB = Absorbansi rata-rata larutan blanko
  A1i = Absorbansi rata-rata larutan kalibrasi 
b. Sensitivitas
Sensitivitas (S) adalah nilai konsentrasi analit yang memberikan nilai absorbansi = 0,0044 (ekivalen dengan 1 % T)
 S=0,0044(C1/A1)
Kepekaan dianggap cukup apabila nilainya sesuai dengan yang ditetapkan dalam manual alat minimal 75 % dari nilai tersebut.
Untuk pengukuran Pb sensitivitasnya adalah 0,5 µg/mLPenentuan Presisi pengukuran
Prosedur penentuan presisi pengukuran adalah:
a. Aspirasikan larutan pembanding dan nol kan skala absorbansinya
b. Ukur absorbansi dari larutan kalibrasi yang terpilih diatas.
c. Ulangi (a) dan (b) secara berurutan sebanyak 5 kali sehingga didapatkan 6 nilai absorbans dari larutan kalibrasi tersebut.
d. Hitung simpangan baku (standard diviation) dari 6 nilai tersebut.
Nb. Apabila simpangan baku relative (relative standard deviation, RSD) melebihi 1 % dari absorbansi larutan kalibrasi,mungkin terdapat penyebab dari alat tersebut yang perlu diperbaiki (kapiler tersumbat, burner terhambat oleh deposit, konsentrasi zat terlarut yang tinggi dalam larutan dan sebagainya.)
Cara penghitungan simpangan baku yang cepat:
s = (A-B) x 0,40
dimana A = nilai tertinggi, B = nilai terendah (dari 6 nilai absorbansi yang diperoleh).
Penentuan UCR (Useful Concentration Range)
Cara ini dilakukan guna menentukan nilai batas baeah dan batas atas (low and high limit) dari rentang konsentrasi yang dapat terpakai atau daerah konsentrasi yang memenuhi persyaratan pengkuran tertentu.
Untuk melihat hasil data yang dapat terpakai sebagi UCR, maka dibuat grafik hubungan antara RCE (Relative Concentration Equation dengan konsentrasi larutan yang terpakai untuk kalibrasi. 
Adapaun rumus dari RCE adalah:
 RCE= 100x(C2-C1/A2-A1)x(SA/C2)
Dimana C1 = konsentrasi larutan kalibrasi terdekat yang lebih rendah (A1 adalah absorbansinya)
C2 = konsentrasi larutan kalibrasi terdekat yang lebih tinggi (A2 adalah absorbansinya)
SA = simpangan baku untuk A2
Prosedur
a.  Lakukan 6 kali pengukuran absorbansi untuk 12 larutan kalibrasi.  Hitung nilai rata-rata absorbansi  masing-masing larutan serta simpangan baku (SA) masing-masing
b. Buat kurva kalibrasi, dan periksa bila ada anomaly dan koreksi bila perlu.
c. Hitung nilai RCE
d. Dibuat grafik RCE vs konsentrasi
Nilai RCE adalah ukuran presisi relative pengkuran AAS. 

* Penulis adalah staf pengajar di Program D III Kimia Analis FMIPA UII