Profil lulusan analis kimia yang memiliki keunggulan dalam sistem jaminan  mutu laboratorium merupakan cita-cita yang sedang dibangun oleh Prodi DIII Analis Kimia FMIPA UII. Hal tersebut membutuhkan dukungan dalam wujud dokumentasi capaian pembelajaran para lulusan analis kimia. Sebagai langkah awal pada 16 April 2015, Prodi DIII Analis Kimia menyelenggarakan workshop dengan menghadirkan narasumber yang memiliki kewenangan dan kebijakan terkait Surat Keterangan Pendamping Ijazah (SKPI) baik dari sisi regulasi (peraturan) maupun sistem informasi pendukungnya yaitu Dr.-Ing. Ir. Ilya Fadjar Maharika MA., IAI., Fathul Wahid Ph.D., dan Dr. Paryana Puspaputra.

Acara workshop SKPI ini diawali oleh sambutan dari Drs. Allwar, MSc., Ph.D selaku Dekan FMIPA UII. Beliau menyampaikan bahwa penerbitan SKPI ini telah diatur dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 49 Tahun 2014 tentang Standar Nasional Pendidikan Tinggi  pasal 24 butir 5 menyatakan bahwa mahasiswa yang dinyatakan lulus berhak memperoleh ijazah, gelar atau sebutan, dan surat pendamping ijazah sesuai dengan peraturan perundangan.
Pada sesi kedua panitia menghadirkan Ilya Fajar Maharika selaku Wakil Rektor I UII yang memiliki kewenangan terkait kebijakan akademik di lingkungan universitas. Beliau memaparkan tentang Rancang Bangun Peraturan Akademik: Pedoman Akademik Penyelenggaraan Pendidikan Di Lingkungan UII. Hal penting yang disampaikan adalah SKPI menjadi kewajiban dan tanggung jawab perguruan tinggi untuk memenuhi hak mahasiswa sebagai kelengkapan kelulusannya. Beliau mengatakan secara prinsip UII sedang menulis ulang tentang peraturan proses pembelajaran pada beragam tingkat akademik mulai dari diploma, sarjana, hingga pasca sarjana. Universitas mulai merancang pedoman akademik mengenai proses pembelajaran umum yang berlaku untuk semua program studi, proses pembelajaran khusus untuk masing-masing program studi, dan pola pengembangan mahasiswa. Pihak universitas secara garis besar mendukung masing-masing program studi untuk melakukan inisiasi terkait evaluasi sistem pembelajaran melalui penerbitan surat keterangan pendamping ijazah (SKPI). Penerbitan SKPI ini masuk dalam rancangan pedoman akademik universitas sebagai penguatan kompetensi lulusan.
Materi selanjutnya disampaikan oleh Fathul Wahid S.T., M.Sc. selaku Kepala Badan Pengembangan Akademik mengenai Konten Surat Keputusan Pendamping Ijazah (Diploma Supplement) dan Relevansinya dengan Kurikulum. Surat Keterangan Pendamping Ijazah (SKPI) memiliki relevansi dengan kurikulum terkait capaian pembelajaran lulusan yang diatur dalam Permendikbud No.81/2014 tentang Ijazah, Serifikat Kompetensi, dan Serifikat Profesi Pendidikan Tinggi. Adanya SKPI memberikan kemudahan pengguna (stakeholder) untuk mengetahui kompetensi lulusan tentang deskripsi capaian pembelajarannya, selain itu SKPI merupakan wujud komitmen program studi untuk menghasilkan lulusan yang kompeten.
Pada sesi terakhir, Dr. Paryana Puspaputra selaku Kepala Badan Sistem Informasi memaparkan mengenai Pengembangan Sistem Informasi untuk SKPI. Beliau menyampaikan bahwa teknologi informasi merupakan alat untuk menyampaikan informasi. Informasi yang dicantumkan dalam SKPI harus jelas untuk membentuk sistenm informasi yang lebih terintegrasi. Keseragam informasi antar prodi dalam SKPI lebih mempermudah untuk membangun sistem informasinya. Di akhir diskusi, beliau menyatakan bahwa BSI siap untuk membantu prodi-prodi yang telah merencanakan SKPI dengan matang dalam hal sistem informasinya.

 Denpasar (AK) – Kegiatan yang pada awalnya diprakarsai oleh Prodi Analis Kimia UII pada tahun 2014 ini, kembali digelar pada Kamis 2 April 2015, oleh Undiksha (Universitas Pendidikan Ganesha) sebagai tuan rumah, yang diselenggarakan di Balai Diklat Industri Regional VI, Denpasar Bali. Kegiatan yang diberi nama “The 2nd ICHAMS” (Indonesian Chemical Analysis Meeting and Seminar) ini, diawali dengan kegiatan seminar dengan pembicara Bapak Ir. Surono, M.Phil, sebagai Ketua Komisi Perencanaan dan Harmonisasi Kelembagaan BNSP (Badan Nasional Sertifikasi Profesi). Seminar dengan Tema: “Pengembangan dan Peningkatan Akreditasi Jurusan Analis Kimia di Indonesia”. “Tema tersebut sangat bersinergi dengan Prodi DIII Analis Kimia yang dalam waktu dekat akan mengajukan akreditasi ke BAN-PT, semoga kita mendapatkan Akreditasi dengan poin maksimal”, ungkap Thorikul Huda, M.Sc., selaku Ketua Prodi.
Kegiatan yang diikuti oleh hampir seluruh Prodi Analis Kimia se-Indonesia ini, sekaligus dilanjutkan dengan Pelantikan DPW HIMPAKI (Himpunan Profesi Analis Kimia) Regional Bali, yang dilakukan oleh Bapak Deddy Wiriadi Atmadja, selaku Ketua Umum DPP HIMPAKI Jakarta.
Di tempat terpisah, Reni Banowati, M.Sc., selaku penanggung jawab program mengungkapkan bahwa “ICHAMS ini, termasuk salah satu kegiatan PHKPS Batch-II, yang kembali diperoleh Prodi DIII Analis Kimia dalam rangka meningkatkan kapasitas prodi untuk meningkatkan status akreditasi.”
Setelah pelaksanaan seminar, dilanjutkan dengan Pertemuan Seluruh Jurusan Analis Kimia Se-Indonesia, yang menghasilkan beberapa rekomendasi untuk percepatan sertifikasi Kompetensi Kimia Analisis, antara lain melalui pengembangan kurikulum berbasis kompetensi dengan  LO (Learning Outcome) yang mampu telusur dengan standar kompetensi dan kualifikasinya, pengembangan paket pembelajaran berbasis kompetensi, pengembangan perangkat asesmen kompetensi secara formatif, sumatif, dan holistik, pengembangan kelembagaan sertifikasi pada lembaga pendidikan tinggi, serta pengembangan tempat uji kompetensi sesuai dengan GLP (Good Laboratory Practice).
Dalam waktu dekat, DPP HIMPAKI Jakarta, akan segera melaksanakan pelantikan kepengurusan DPW HIMPAKI Jogja-Jateng yang telah terbentuk pada tanggal 29 Maret 2015 yang bertempat di Universitas Islam Indonesia.
 Indonesian Chemicals Analysis menggelar Indonesian Chemicals Analysis Meeting and Seminar (ICHAMS) 2015 di Balai Diklat dan Industri Denpasar Bali pada Kamis, 2 April 2015.  Pertemuan ini merupakan forum Program Studi DIII Analis Kimia se Indonesia yang telah dirintis sejak Tahun 2014 di Program Studi DIII Analis Kimia FMIPA UII.  Pertemuan ICHAMS 2015 ini membahas pengembangan dan implementasi kurikulum berbasis kompetensi di sekolah vokasi.
Standardisasi kurikulum menjadi tantangan institusi dalam pengambangan kurikulum dalam menghadapi tantangan Masyarakat Ekonomi Asean. Standar Kompetensi Nasional Kimia Analisis (SKN-KA) menjadi standar kurikulum analis kimia yang telah dikembangkan sejak tahun 2003. Penyelenggaraan kurikulum pendidikan sekolah vokasi juga harus disesuaikan dengan Standar Nasional Pendidikan Tinggi (SNPT) dengan menggunakan standar pencapaian pembelajaran dalam Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI).
Pada pertemuan ini disepakati bahwa Program Studi DIII Analis Kimia akan membahas rancangan rumusan pencapaian pembelajaran (program learning outcome) yang akan berlaku di seluruh Indonesia.  Pertemuan ini menghasilkan kesepakatan bahwa rumusan deskripsi capaian pembelajaran yang mencakup tiga parameter, yaitu kemampuan di bidang kerja, lingkup kerja berdasarkan pengetahuan yang dikuasai dan kemampuan manajerial yang nantinya akan menjadi rumusan KKNI Level 5 untuk Jenjang Program Diploma III harus segera disepakati bersama. Rumusan program learning outcome  ini akan disepakati dalam pertemuan pada bulan Mei 2015 mendatang di Program Studi DIII Analis Kimia FMIPA UII di Yogyakarta dengan mengundang seluruh Prodi DIII Analis Kimia se Indonesia.
 Penguatan kompetensi lulusan untuk Program Studi DIII Analis Kimia mengacu pada Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) Bidang Laboratory. Implementasi kurikulum harus mendapatkan pengawalan dan evaluasi yang berkelanjutan.  Desain kurikulum jenjang diploma III dengan rasio matakuliah teori dan praktik 30 : 70 menjadi tantangan baru.  Matakuliah penguatan aspek knowledge yang sebelumnya diberikan dalam matakuliah teori, maka dengan desain kurikulum baru beberapa matakuliah teori digabungkan.  Matakuliah praktikum dengan bobot minimal 52 SKS memungkinkan untuk penguatan aspek teoritis dilaksanakan secara terintegrasi dalam kegiatan praktikum di laboratorium.  
Desain kurikulum untuk sekolah vokasi ini sangat membantu dalam pencapaian kompetensi yang akan menjadi keunggulan para lulusan. Standar uji kompetensi dalam mendapatkan pengakuan kompeten oleh Lembaga Sertifikasi Kompetensi menggunakan standar SKKNI Bidang Laboratori.  Standardisasi kompetensi menjadi sebuah keharusan agar para lulusan dapat bersaing menjadi tenaga profesional di pasar global.  Bulan Juni mendatang, Badan Nasional Sertifikasi Profesi akan meluncurkan standar di Bidang Analisis Kimia dengan menggunakan acuan standar dari Australia.  Standar inilah yang akan dipergunakan oleh Prodi Analisis Kimia sehingga lulusan jenjang DIII akan mendapatkan sertifikat V.

Indonesian Chemicals Analysis menggelar Indonesian Chemicals Analysis Meeting and Seminar (ICHAMS) 2015 di Balai Diklat dan Industri Denpasar Bali pada Kamis, 2 April 2015.  Pertemuan ini merupakan forum Program Studi DIII Analis Kimia se Indonesia yang telah dirintis sejak Tahun 2014 di Program Studi DIII Analis Kimia FMIPA UII.  Pertemuan ICHAMS 2015 ini membahas pengembangan dan implementasi kurikulum berbasis kompetensi di sekolah vokasi.

 

Standardisasi kurikulum menjadi tantangan institusi dalam pengambangan kurikulum dalam menghadapi tantangan Masyarakat Ekonomi Asean. Standar Kompetensi Nasional Kimia Analisis (SKN-KA) menjadi standar kurikulum analis kimia yang telah dikembangkan sejak tahun 2003. Penyelenggaraan kurikulum pendidikan sekolah vokasi juga harus disesuaikan dengan Standar Nasional Pendidikan Tinggi (SNPT) dengan menggunakan standar pencapaian pembelajaran dalam Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI).

Pada pertemuan ini disepakati bahwa Program Studi DIII Analis Kimia akan membahas rancangan rumusan pencapaian pembelajaran (program learning outcome) yang akan berlaku di seluruh Indonesia.  Pertemuan ini menghasilkan kesepakatan bahwa rumusan deskripsi capaian pembelajaran yang mencakup tiga parameter, yaitu kemampuan di bidang kerja, lingkup kerja berdasarkan pengetahuan yang dikuasai dan kemampuan manajerial yang nantinya akan menjadi rumusan KKNI Level 5 untuk Jenjang Program Diploma III harus segera disepakati bersama. Rumusan program learning outcome  ini akan disepakati dalam pertemuan pada bulan Mei 2015 mendatang di Program Studi DIII Analis Kimia FMIPA UII di Yogyakarta dengan mengundang seluruh Prodi DIII Analis Kimia se Indonesia.

Penguatan kompetensi lulusan untuk Program Studi DIII Analis Kimia mengacu pada Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) Bidang Laboratory. Implementasi kurikulum harus mendapatkan pengawalan dan evaluasi yang berkelanjutan.  Desain kurikulum jenjang diploma III dengan rasio matakuliah teori dan praktik 30 : 70 menjadi tantangan baru.  Matakuliah penguatan aspek knowledge yang sebelumnya diberikan dalam matakuliah teori, maka dengan desain kurikulum baru beberapa matakuliah teori digabungkan.  Matakuliah praktikum dengan bobot minimal 52 SKS memungkinkan untuk penguatan aspek teoritis dilaksanakan secara terintegrasi dalam kegiatan praktikum di laboratorium.

Desain kurikulum untuk sekolah vokasi ini sangat membantu dalam pencapaian kompetensi yang akan menjadi keunggulan para lulusan. Standar uji kompetensi dalam mendapatkan pengakuan kompeten oleh Lembaga Sertifikasi Kompetensi menggunakan standar SKKNI Bidang Laboratori.  Standardisasi kompetensi menjadi sebuah keharusan agar para lulusan dapat bersaing menjadi tenaga profesional di pasar global.  Bulan Juni mendatang, Badan Nasional Sertifikasi Profesi akan meluncurkan standar di Bidang Analisis Kimia dengan menggunakan acuan standar dari Australia.  Standar inilah yang akan dipergunakan oleh Prodi Analisis Kimia sehingga lulusan jenjang DIII akan mendapatkan sertifikat V.

Ditulis: Thorikul Huda, M.Sc.
Praktik Kerja Mandiri (PKM) mahasiswa Prodi D-III Analis Kimia merupakan salah satu syarat penting untuk mencapai kelulusan.  PKM sendiri merupakan aktivitas parktikum di laboratorium untuk mengerjakan pengujian melalui prosedur yang sudah ditetapkan atau standar misalnya Standar Nasional SIndonesia (SNI) American Public Health Association (APHA) dan lain-lain.  selain mengerjakan prosedur standar tersebut mahasiswa juga diperbolehkan untuk membantu dosen dalam melakukan penelitian dengan melakukan pengamatan atau pengujian di laboratorium sesuai dengan instruksi atau arahan yang ada pada prosedur yang telah dibuat oleh dosen yang bersangkutan.  
PKM di Prodi D-III Analis Kimia dilaksanakan untuk mahasiswa yang sudah mencapai semester 5.  Mahasiswa pada semester tersebut telah banyak memperoleh pengetahuan sekaligus ketrampilan pada saat menjalankan praktikum.  Tercatat di Prodi D-III Analis Kimia pada kurikulum yang telah mendapatkan pengesahan dari Rektor UII terdapat 52 SKS kegiatan praktikum dari 112 SKS yang akan diselesaikan selama 3 tahun.   Oleh karena itu tidak mengherankan apabila mahasiswa Prodi D-III Analis Kimia UII memiliki skill yang lebih baik di laboratorium dibandingkan dengan mahasiswa strata lain dalam bidang yang sama.  
Keuntungan lain kegiatan PKM adalah membekali mahasiswa sebelum menjalankan Praktik Kerja Lapangan (PKL) pada semester 6.  Mahasiswa yang PKL tentunya sudah memiliki bekal yang cukup baik karena sudah didahului dengan PKM di laboratorium.  Kemampuan untuk memilih metode analisis menjadi hal yang sangat fundamental dalam praktik di laboratorium.  Pemilihan metode dapat didasarkan pada berbagai hal seperti biaya, ketersediaan instrumentasi, kecocokan antara sampel dengan reagen yang dimiliki dan lain sebagainya.  Kemampuan tersebut sudah barang tentu dimiliki oleh mahasiswa yang menjalan PKM di Prodi D-III Analis Kimia.  
Hasil yang didapatkan dari kegiatan PKM kemudian dipresentasikan secara terbuka di depan dosen pembimbing dan mahasiswa lain.  Presentasi tersebut dimaksudkan untuk menumbuhkan kemampuan mahasiswa dalam men delivery hasil yang diperoleh pada saat PKM.  Hal tersebut sangat berguna bagi mahasiswa untuk saling tukar informasi terkait dengan pekerjaan selama menjalankan PKM.  Setelah presentasi selesai selanjutnya mahasiwa memiliki kewajiban untuk membuat laporan dan poster sebagai bagian publikasi ilmiah mahasiswa Prodi D-III Analis Kimia. 
 Rakernas Himpunan Profesi Analis Kimia (HIMPAKI) yang diselenggarakan di Bogor pada tanggal 20 Desember 2014 merekondasikan pembentukan pengurus di beberapa wilayah termasuk Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).  Hadir pada acara Rakernas tersebut Thorikul Huda selaku Ketua Program D-III Analis Kimia UII sekaligus perwakilan dari DIY.  Rekomendasi hasil Rakernas ditindaklajuti dengan rencana pembentukan pengurus HIMPAKI DIY Jateng yang dimotori oleh Program Studi D-III Analis Kimia melalui konsolidasi antar analis kimia yang ada di DIY dan Jateng.  Konsolidasi dilaksanakan pada hari Minggu tanggal 29 Maret 2015 bertempat di Rumah Makan Joglo Dahar jalan Kaliurang Yogyakarta dengan menghadirkan alumni dari Prodi D-III Analis Kimia yang saat ini sudah bekerja di berbagai instansi di wilayah DIY Jateng.
Kegiatan konsolidasi yang berlangsung mulai pukul 10.30 WIB diawali dengan sambutan Reni Banowati selaku dosen dan mewakili Ketua Prodi D-III Analis Kimia yang saat itu berhalangan hadir karena ada acara Workshop Manajemen Aset dan Keuangan dengan Yayasan Badan Wakaf UII.  Pada kesempatan tersebut Reni banyak menyampaikan terkait dengan keuntungan untuk membentuk dan bergabung dengan HIMPAKI.  “Manfaat bergaubg dengan HIMPAKI diantaranya sebagai sumber informasi pengembangan karir, pengembangan sertifikasi profesi dan memperkuat positioning profesi analis kimia”, tutur Reni saat memberikan sambutannya.  Menurut Reni, partisipasi di HIMPAKI akan dapat memberikan peluang untuk mendapatkan sertifikasi profesi dan pada kesempatan yang lain juga dapat menjadi asesor kompetensi. 
Diskusi pada saat konsolidasi tersebut Reni menyampaikan  sejarah terbentuknya HIMPAKI dengan dilanjutkan Munas yang pertama kali pada tahun 2012 di Bogor Barat.  Dari sisi usia HIMPAKI belum lama, namun demikian keanggotaannya sudah mulai tersebar ke berbagai wilayah seperti Bali, Bandung, Aceh dan lain-lain.  Keanggotaan HIMPAKI adalah semua orang yang memiliki profesi ataupun peduli pada bidang analis kimia.  Keberadaan HIMPAKI akan sangat strategis dalam mendukung penerapan Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI).  Hal tersebut dikarenakan HIMPAKI sebagai asosiasi profesi dapat memberikan masukan dan rekomendasi dari untuk capaian pembelajaran (learning outcome) minimal untuk bidang analisis kimia pada semua jenjang khususnya pada jalur vokasional. 
Adanya HIMPAKI akan memberikan peluang peningkatan karir bagi analis kimia.  Profesi analis kimia diharapkan tidak hanya pada jenjang operator (red. analis) akan tetapi juga dapat meningkat menjadi ahli analisis yang apabila disesuaikan dengan KKNI pada level  7 dan 8.  HIMPAKI kedepan diharapkan dapat memberikan lisensi kepada analis kimia melalui jalur sertifikasi dan pelatihan dengan mengacu pada ketentuan yang ada pada KKNI. 
Rekomendasi kepada mereka yang hadir pada acara konsolidasi tersebut diminta untuk menyampaikan keberadaan HIMPAKI wilayah DIY Jateng kepada rekan sejawat, atasan ataupun bawahan di tempat mereja bekerja.  Dengan demikian dimasa yang akan datang keanggotaan HIMPAKI di DIY Jateng akan semakin meningkat.  Akhir dari acara konsolidasi diberikan formulir untuk menjadi anggota HIMPAKI, sehingga diharapkan meskipun tidak masuk menjadi pengurus mereka tetap menjadi anggotanya HIMPAKI. 

 Langkah strategis Program Studi DIII Analis Kimia dalam meningkatkan kualitas pembelajaran berbasis IT terus diwujudkan dalam berbagai kegiatan.  Pelatihan klasiber yang dilaksanakan pada Rabu, 24 Maret 2015 merupakan kegiatan lanjutan yang telah dilaksanakan pada Februari lalu.  Pada pelatihan kali ini, seluruh dosen difokuskan pada optimalisasi penggunaan klasiber sebagai sumber daya e-learning yang dapat dikembangkan oleh para dosen. 

Menurut Yuli Rohyami, M.Sc. selaku instruktur dalam pelatihan klasiber mengatakan bahwa dosen dapat menggunakan fasilitas yang disediakan dalam portal klasiber sebagai media pembelajaran interaktif.  Dosen dapat mengembangkan konten dan media pembelajaran interaktif dengan memanfaatkan teknologi pembelajaran yang terus berkembang.  Pendidikan vokasi dengan rasio matakuliah teori sangat membutuhkan strategi pembelajaran yang efektif guna mengimbangi ketercapaian aspek pengetahuan (knowledge) dan ketrampilan (skill) mahahasiswa.  Kurikulum 2014 yang telah dikembangkan dan baru berjalan dalam satu tahun akademik ke depan, memiliki porsi mata kuliah teori yang lebih sedikit.  Rasio teori dan praktik 30 : 70 % menjadikan beberapa matakuliah teori menjadi berkurang beban SKS-nya.  Penguasaan aspek teoritis tetap menjadi konsep yang harus dikuasai oleh mahasiswa.  E-learning dapat menjadi supplement dalam memperluas kedalaman materi dan keluasan bahasan yang dapat dipelajari tanpa batas ruang dan waktu oleh mahasiswa.

Pelatihan ini juga dipraktikkan berbagai model implementasi klasiber dengan media interaksi dosen dan mahasiswa dengan berbagai fasilitas yang tersedia seperti chat, forum, dan choice sebagai sarana interaktif antara dosen dan mahasiswa untuk membuka berbagai diskusi dan forum akademik lainnya.  Selain itu, dalam klasiber juga diberikan fasilitas sebagai sarana evaluasi pembelajaran seperti tugas, kuis serta berbagai aktivitas dan sumber daya lainnya.  Dosen dapat mengembangkan pembelajaran e-learning melalui two way communication.  Dosen juga dapat menggunakan klasiber sebagai learning objective sehingga klasiber tidak hanya digunakan sebagai repository materi dosen tetapi memuat content pembelajaran interaktif.

Menurut Thorikul Huda, M.Sc. selaku Ketua Program DIII Analis Kimia FMIPA UII, pelatihan yang telah diikuti ini akan menjadi awal yang baik dalam pengembangan e-learning. Saat ini, 100 % dosen tetap telah mengembangkan e-learning dalam perkuliahan teori yang telah dirumuskan dalam satuan acara perkuliahan pada matakuliah semester genap 2014/2015.  Prodi juga mendorong agar dosen dapat berkompetisi dalam hibah pengajaran BPA UII untuk mengembangkan content pembelajaran berbasis IT.  Penggunaan klasiber ini, ke depan  juga akan dikembangkan  untuk pembelajaran praktikum di laboratorium.  Aspek teoritis yang dapat menunjang skill mahasiswa di laboratorium, sistem pengolahan data, pelaporan dan evaluasi berbasis IT akan dikembangkan.  Ke depan seluruh dosen akan mengikuti pelatihan pengembangan konten pembelajaran berbasis IT seperti yang telah dicanangkan dalam RKAT tahun 2015.

Pelatihan yang diikuti oleh seluruh dosen Prodi DIII Analis Kimia FMIPA UII ini akan dilaksanakan secara berkelanjutan dan diagendakan secara berkala dalam tahun 2015. Aktivitas ini merupakan langkah nyata dalam mewujudkan tujuan strategis dalam meningkatkan kualitas penelitian yang diorientasikan pada penciptaan proses pembelajaran berbasis keunikan lokal menuju World Class University.  Penguatan e-learning menjadi sebuah langkah strategis dalam peningkatan kualitas pembelajaran yang akan menjadi sebuah keunggulan bagi penyelenggaraan program pendidikan sekolah vokasi.

Pengembangan kurikulum yang diperkuat dengan keunggulan dalam sistem penjaminan mutu laboratorium ISO/IEC 17025 membutuhkan sumber daya yang memadai.  Peningkatan sarana laboratorium dan instrumentasi akan terus ditingkatkan.  Tahun 2015, prodi juga akan menambah satu laboratorium baru, yaitu Laboratorium Simulasi ISO/IEC 17025.  Laboratorium ini akan menjadi satu satunya laboratorium pembelajaran yang dimiliki oleh perguruan tinggi sebagai sarana pembelajaran dan pelatihan. Penguatan kualitas tenaga dosen yang memiliki kompetensi dan telah memiliki sertifikasi kompetensi di bidang laboratory dan memiliki sertifikat kompetensi sebagai asesor kompetensi menjadi suatu keunggulan prodi. Saat ini, dari 85 % dosen tetap prodi telah memiliki sertifikat kompeten dan tahun 2015 ditargetkan 100 % dosen telah tersertifikasi sesuai dengan standar sertifikasi personel dalam ISO/IEC 17024.  Adanya penguatan e-learning ini akan semakin memperkuat keunggulan proses pembelajaran yang akan meningkatkan keunggulan adaptif alumni agar dapat bersaing di pasar global.

 D-III Analis Kimia FMIPA UII senantiasa berusaha mengembangkan atmosfir akademik melalui kegiatan ilmiah dosen dan mahasiswa.  Salah satu upaya tersebut dengan kegiatan presentation on research yang telah dijadwalkan secara rutin.  “D-III Analis Kimia telah menunjuk salah satu dosen untuk merancang kegiatan ilmiah ini”, tutur Thorikul Huda selaku Ketua Program D-III Analis Kimia.  Presentation on research merupakan kegiatan pengembangan yang telah disusun pada Rencana Kerja dan Anggaran Tahunan (RKAT) 2015.  Kegiatan yang dimulai pada bulan Maret 2015 diawali dengan presentasi hasil penelitian oleh Tri Esti Purbaningtyas (Esti) dengan mengambil topic kondensasi indo dengan isatin menngunakan katalis AlCl3/aluminosilikat mesopori (AlCl3/AM).  Presentasi tersebut dilaksanakan di Ruang Sidang 1 Fakltas MIPA dan dilaksanakan pada hari Rabu, tanggal 25 Maret 2015. 
Materi yang disampaikan oleh Esti tersebut saat ini juga akan segera diterbitkan di Indonesian Journal  of Chemistry.  Material yang disintesis oleh Esti tersebut nerupakan katalis heterogen yang memiliki kelebihan dibandingkan dengan katalis homogen.  “Katalis heterogen dapat di direcovery setelah digunakan pada reaksi kimia”, ungkap Esti saat memaparkan hasil penelitiannya.  Tahapan peneltian yang dilakukan yaitu preparasi aluminosilikat mesopori, preparasi AlCl3/alumnisilkat mesopori dan uji aktivitas katalis.  
Karakterisasi material katalis yang telah disintesis digunakan dua peralatan seperti X-ray diffraction dan fourier transform infra red.  Identifikasi keasaman pada material hasil sintesis digunakan metode adsorpsi piridin.  Distribusi pori dan luas area permukaan material ditentukan dengan cara adsorpsi-desorpsi nitrogen.  Menurut Esti, aktivitas katalitik AlCl3/AM bergantung pada jumlah sisi asam dan luas permukaan.

 Program Studi DIII Analis Kimia FMIPA UII melalui program peningkatan kualitas pembelajaran menyelenggarakan pelatihan e-learning untuk seluruh dosen prodi, pada Rabu 25 Februari 2015.  Pelatihan ini dipandu Yuli Rohyami, M.Sc. selaku intruktur yang telah berpengalaman dalam pengembangan e-learning di Prodi DIII Analis Kimia FMIPA UII sekaligus pernah meraih Program Hibah Pengajaran berbasis IT dari Badan Pengembangan Akademik UII.  Pelatihan ini merupakan program pemantapan implementasi kurikulum baru  yang akan dilaksanakan dalam tiga tahap,  tahap pengenalan dan pengembangan e-learning, tahap implementasi e-learning dan terakhir pengembangan media pembelajaran e-learning. Pada tahap pertama ini, seluruh peserta pelatihan diperkenalkan metode pembelajaran e-learning dan pengembangan e-learning untuk program pendidikan sekolah vokasi. 

Thorikul Huda, M.Sc. menegaskan bahwa pelatihan ini tidak hanya menjadi program pelatihan saja, tetapi menjadi langkah awal dalam merealisasikan e-learning yang akan dikembangkan oleh seluruh dosen prodi. Seluruh dosen akan dibina untuk melakukan inovasi pembelajaran untuk meningkatkan kualitas proses pembelajaran yang efektif untuk mengantarkan mahasiswa pada learning outcome pada matakuliah yang diampu.  Prodi memiliki target 75 % dari dosen prodi menggunakan e-learning pada semester genap 2014/2015.  Oleh karena itu, pelatihan ini menjadi langkah strategis dalam mempersiapkan rancangan pembelajaran e-learning.

Pada pelatihan ini, instruktur memperkenalkan pentingnya implementasi e-learning dalam penguatan implementasi kurikulum prodi. Tatangan globalisasi menjadi motivasi besar dalam memperkuat keunggulan kompetensi lulusan sehingga kurikulum harus didesain dan diimplementasikan sesuai dengan dinamika perubahan zaman. Era teknologi informasi harus dikembangkan untuk mendukung penyelenggaraan kurikulum pendidikan berbasis teknologi informasi dan multi media. E-learning bukan sebagai metode pembelajaran yang dapat menggantikan pembelajaran konvensional seutuhnya.  Universitas Islam Indonesia, melalui Peraturan Rektor Nomor 34 Tahun 2010 tentang Pedoman Penyelenggaraan Proses Belajar mengajar Berbasis E-learning di Lingkungan Universitas Islam Indonesia telah menggariskan bahwa prinsip pengembangan e-learning adalah blended-learning. Implementasi blended-learning dilakukan dengan memadukan pembelajaran e-learning dengan pembelajaran konvensional sesuai dengan kompetensi yang akan dicapai, rancangan kurikulum secara integral, karakteristik kelas, kemampuan infrastruktur dan kemampuan dosen.

Penguatan kompetensi di bidang analisis kimia terstandar dan sistem manajemen ISO/IEC 17025 yang menjadi keunggulan Program Studi DIII Analis Kimia FMIPA UII sangat memungkinkan untuk menyelenggarakan e-learning pada matakuliah keahlian yang diselenggarakan. Penggunaan teknologi informasi menjadi kompetensi umum yang harus dimiliki oleh lulusan sehingga penguatan kompetensi melalui pengembangan sumber dan bahan ajar berbasis IT dan multi media akan semakin membuka pengembangan knowledge mahasiswa.  Mahasiswa dapat melakukan pembelajaran tanpa batas ruang dan waktu dengan memanfaatkan teknologi, sehingga kedalaman dan keluasan materi pembelajaran yang tidak dapat dipenuhi ketika pembelajaran konvensional dapat diakses setiap waktu.

Yuli Rohyami, M.Sc. dalam pelatihan ini menyampaikan pentingnya pengembangan e-learning dengan media pembelaran interaktif berbasis IT. Dosen harus memiliki inovasi pembelajaran untuk mencari strategi yang efektif dalam pembelajaran di sekolah vokasi yang berbeda dengan jenjang pendidikan akademik. Dosen dapat mengoptimalkan penggunaan klasiber yang telah disediakan oleh UII bukan semata-mata sebagai kegiatan yang bersifat incidental, tetapi menjadi program penyelenggaraan e-learning yang terprogram dalam course outline dan satuan acara perkuliahan (CO-SAP).

Selain itu, dosen dapat mengembangkan model dan implementasi e-learning tidak hanya sebagai repository dan one-way communication  tetapi dapat dikembangkan menjadi perkuliahan tetapi dapat digunakan sebagai online exercise, two-way communication, dan learning object.  Pembelajaran tidak hanya berada pada level pasif tetapi dapat ditingkatkan menjadi level aktif dan paket edukatif.

 Prodi DIII Analis Kimia pada Tahun 2015 kembali meraih Grant Program Hibah Kompetisi Program Studi (PHK-PS) dari Badan Pengembangan Akademik Universitas Islam Indonesia.  Perolehan hibah untuk batch kedua ini merupakan program kelanjutan pada batch pertama yang diraih pada tahun 2014 lalu.  Thorikul Huda, M.Sc. Ketua Prodi DIII Analis Kimia menyatakan bahwa tema program dalam PHK PS 2015 ini adalah menuju akselerasi akreditasi A. Program PHK PS difokuskan pada penguatan keunggulan Prodi DIII Analis Kimia FMIPA UII dalam penguatan kompetensi lulusan terhadap penguasaan manajemen laboratorium berbasis ISO/IEC 17025 dan peningkatan keunggulan alumni adaptif. Selain dua program unggulan, melalui program peningkatan peran alumni dan sistem tracer study,   peningkatan kualitas prestasi mahasiswa, pemantapan implementasi kurikulum baru, dan perluasan jejaring analis kimia.

Menurut koordinator taskforce PHK PS Prodi DIII Analis Kimia, Reni Banowati Istiningrum, M.Sc. ada enam program yang akan dilaksanakan dalam duabelas aktivitas pada PHK PS 2015.   Program penguatan kompetensi lulusan terhadap penguasaan manajemen laboratorium berbasis ISO/IEC 17025 merupakan program unggulan yang akan direalisasikan melalui pembentukan Laboratorium Simulasi ISO/IEC 17025 sebagai laboratorium pembelajaran dan pelatihan.  Soft opening laboratorium tersebut akan diisi dengan kegiatan Workshop Best Practice ISO/IEC 17025.
Prodi DIII Analis Kimia merupakan bidang applied chemistry khususnya kimia analitik.  Kimia analitik adalah ilmu untuk memperoleh, mengolah dan mengkomunikasikan informasi tentang komposisi dan struktur materi. Dengan kata lain, kimia analitik merupakan seni dan ilmu untuk menentukan berapa banyak dan bagaimana menentukan keberadaan bahan kimia. Seorang analis kimia harus mampu melakukan validasi atau verifikasi metode pengujian kimia.  Persyaratan laboratorium pengujian yang terstandar dengan ISO/IEC 17025 dalam penggunaan metode uji harus sudah terverifikasi untuk metode uji baku dan tervalidasi untuk metode non baku.  Oleh karena itu program tersebut sangat relevan dengan kegiatan pembelajaran untuk membekali mahasiswa dalam mengimplementasikan keunggulan prodi.
Laboratorium Simulasi ISO 17025 saat ini belum dimiliki oleh perguruan tingi atau kampus manapun, sehingga hal tersebut menjadi bagian keunggulan institusi Prodi DIII Analis Kimia pada khususnya dan UII pada umumnya.  Keberadaan laboratorium simulasi tersebut juga merupakan bentuk perwujudan tujuan strategis universitas untuk menciptakan keunggulan sistem dan infrastruktur dan keunggulan mahasiswa berkarakter.
Program unggulan kedua adalah peningkatan pengakuan kompetensi alumni. Lisensi Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) Sains Terapan FMIPA UII menjadi target program pada tahun 2015. Penyempurnaan dokumen dan sumber daya Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) Sains Terapan FMIPA UII serta persyaratan teknis sampai pendaftaran lisensi LSP ke Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP).  Penyempurnaan ini juga dibarengi dengan penyiapan dokumen dan sumberdaya untuk melakukan verifikasi terhdap Tempat Uji Kompetensi (TUK). Saat ini LSP Sains Terapan telah memiliki dua asesor kompetensi, Yuli Rohyami, M.Sc. dan Reni Banowati Istiningrum, M.Sc. dan dalam rangka memenuhi kecukupan jumlah asesor kompetensi, prodi akan kembali mengirimkan pelatiha dan sertifikasi asesor pada bulan Maret 2015 yang akan di selenggarakan oleh Balai Diklat Kementerian Perindustrian sekaligus mewakili Himpunan Profesi Analis Kimia Indonesia untuk wilayah DIY.
Program peningkatan peran alumni merupakan program penguatan peranan alumni terhadap kemajuan Program Studi DIII Analis Kimia FMIPA UII.  Alumni memiliki peran yang besar.  Kiprah alumni yang semakin luas akan memberikan pengaruh yang besar terhadap kemajuan prodi.  Umpan balik alumni terkait dengan pengembangan kurikulum, pemantaban visi dan misi program studi serta peranan lain dalam kegiatan akademik dan non akademik lainnya.  Peranan alumni dalam kegiatan Studium General Peluang dan Tantangan Alumni Analis Kimia dalam Kompetisi Global akan memberikan gambaran kepada mahasiswa dalam menghadapi tantangan masa depan.  Selain itu, pada tahun 2014 prodi telah meluncurkan sistem tracer study sehingga pada tahun 2015 perlu dilakukan serta optimalisasi penggunaan sistem tracer alumni berbasis web.
Program perluasan jejaring analis kimia sangat berkaitan erat dengan adanya peluang pengembangan status pada program jenjang diploma dalam Standar Nasional Perguruan Tinggi (SNPT).  Pengembangan tersebut akan berjalan dengan baik apabila seluruh komponen program diploma di Indonesia memiliki persepsi yang sama sekaligus didukung oleh regulasi pemerintah. Prodi DIII Analis Kimia telah menginisiasi untuk melakukan kajian pengembangan status diploma melalui kegiatan Indonesian Chemical Analysis Meeting and Seminar (ICHAMS 2014) dan akan ditindaklanjuti pada pertemuan di Universitas Pendidikan Ganesha pada ICHAMS 2015 pada bulan April 2015 mendatang.  Di sisi lain untuk seluruh prodi diploma juga telah melaksanakan kegiatan kongres sekolah vokasi pertama pada tahun 2014 di Univesitas Gadjah Mada dan akan ditindaklanjuti pada pertemuan di tahun 2015 yang bertempat di Universitas Mataram Nusa Tenggara Barat.
Pada awal periode 2010 – 2014 kepemimpinan prodi DIII Analis Kimia lebih menekankan pada aspek penguatan internal seperti ketersediaan dosen yang memenuhi jumlah minimal menurut aturan DIKTI.   Terkait dengan prestasi mahasiswa, maka pada tahun 2013 dan 2014 mahasiswa Prodi DIII Analis Kimia telah mulai berhasil mendapatkan beberapa prestasi seperti finalis OSN Pertamina tingkat nasional, poster terbaik OSN Pertamina tingkat regional dan lolosnya Program Kreatifitas Mahasiswa yang didanai oleh DIKTI.  Akan tetapi untuk prestasi tersebut masih kurang karena keterbatasan efen lomba yang khusus untuk mahasiswa program diploma.  Guna memberikan peluang prestasi mahasiswa maka perlu adanya kegiatan lomba untuk mahasiswa program diploma khususnya dari analis kimia ditingkat nasional bahkan internasional.  
Prodi DIII Analis Kimia pada tahun 2014 telah berupaya untuk berperan dalam membentuk komunitas analis kimia se-Indonesia melalui kegiatan Indonesian Chemical Analysis Meeting and Seminar (ICHAMS 2014) untuk pertama kalinya.  Kegiatan tersebut telah menghasilkan beberapa rekomendasi penting terkait dengan pengembangan bidang analis kimia di Indonesia seperti rencana pembentukan D IV Analis Kimia dibeberapa kampus.  Di tahun yang sama pula Prodi DIII Analis Kimia turut aktif dalam kegiatan kongres Sekolah Vokasi I yang dilaksanakan di Universitas Gadjah Mada.  Hasil penting dari kongres tersebut adalah adanya rekomendasi kepada pemerintah sehubungan dengan positioning  program vokasi di Indonesia.  Aktivitas tersebut juga merupakan bagian dari usaha Prodi DIII Analis Kimia untuk menunjukkan eksistensinya sebagai bagian program vokasi dalam rangka untuk mengaktualisasikan renstra UII mengenai keunggulan profil institusi.
Program Studi DIII Analis Kimia juga telah mengawali peran dalam asosiasi profesi analis kimia Indonesia dalam Konggres pertama dan kedua Himpunan Profesi Analis Kimia Indonesia (HIMPAKI) pada 2011 dan 2014 lalu.  Saat ini Program Studi DIII Analis Kimia diberi mandat sebagai Sekretariat HIMPAKI Wilayah DIY dan Jawa Tengah.  Melalui program PHK PS  2015, prodi akan menginisiasi pembentukan kepengurusan yang akan melibatkan berbagai analis kimia yang berasal dari kalangan akademik, instansi pemerintah dan swasta sehingga pada 2015 ini akan diselenggarakan mengukuhan pengurus HIMPAKI Wilayah DIY dan Jawa Tengah.
Di samping itu, program penguatan implementasi kurikulum 2014 diprioritaskan dalam dua aktivitas, yaitu Worskhop Tugas Akhir dan orkshop Surat Keterangan Pendamping Ijazah (SKPI). Program pendidikan jenjeng diploma harus memiliki keunggulan dalam segi kualitas tugas akhir yang relevan dengan kompetensi dan keunggulan prodi. Hal inilah yang akan dikaji agar tugas akhir menjadi lebih berkualitas. Tahun 2015, prodi DIII Analis Kimia telah menyiapkan penerbitan SKPI, dan pada program PHK PS 2015 ini akan dilakukan penyiapan sumber daya pendukung dalam sistem implementasi SKPI.
Program yang juga mendapatkan perhatian penting, yaitu program peningkatan kualitas prestasi mahasiswa dalam bidang pengembangan penalaran.  Beberapa prestasi yang telah diraih oleh mahasiswa adalah sebagai finalis OSN Pertamina Tingkat Nasional pada tahun 2013, meraih Poster Terbaik dalam OSN Pertamina Tingkat Regional dan sebagai penerima hibah dalam kompetisi Program Kreatifitas Mahasiswa yang didanai oleh DIKTI.  Akan tetapi untuk prestasi tersebut masih kurang karena keterbatasan kompetisi ilmiah khusus untuk mahasiswa program sekolah vokasi.  Oleh karena itu diperlukan suatu program yang dapat memberikan peluang peningkatan kualitas prestasi mahasiswa melalui Lomba Kompetisi Kimia Terapan se-Indonesia.