Tim KaPoeRa Vokasi UII Meraih Juara II Business Plan di Ajang Kompetisi Vokasi Nasional OLIVIA 2018
Tim Kapoera dari tim vokasi UII menorehkan prestasi yang membanggakan di ajang kompetisi vokasi nasional Olimpiade Vokasi Indonesia 3.0 (OLIVIA) dengan tema “Acknowledge Your Entrepreneural Potential, Build Indonesia”yang diadakan di Universitas Airlangga Surabaya (18-19 Oktober 2018). Tim yang terdiri dari dua mahasiswa Prodi D III Analisis Kimia dan satu mahasiswa D III Akuntansi ini berhasil meraih juara dua Lomba Business Plan dengan mengalahkan 8 finalis dalam babak final dari beberapa perguruan tinggi seperti IPB, UI, UNDIP dan ITS setelah berhasil melewati babak penyisihan yang diikuti oleh 56 tim dari berbagai universitas di Indonesia.
Tim Kapoera yang diketuai oleh Silvia Ema Pramadani dengan anggota Adela Syarifina dan Muhammad Cahyo Riyadi mengangkat tema “Kapoera (Kapsul Pengawet Buah Aloevera)”. Aloevera atau lidah buaya telah terbukti mengandung zat aktif acemanan yang berfungsi sebagai antimikroba, sehingga pengolahan lidah buaya menjadi produk Kapoera diharapkan menjadi produk yang berfungsi mencegah aktivitas mikroba penyebab pembusukan pada buah. Tujuan penulisan business plan ini adalah membuat kapsul pengawet buah aloevera sehingga produk ini mampu digunakan sebagai pengawet alami yang efektif dan aman bagi konsumen buah. Produk unggulan tersebut memanfaatkan tumbuhan lidah buaya yang banyak tumbuh di negara tropis seperti Indonesia. Selain banyak tumbuh di Indonesia pemanfaatan lidah buaya dinilai belum optimal. Oleh karena ini menurut Adela panggilan akrab mahasiswa Prodi D III Analisis Kimia ini berkeinginan untuk menjadikan produk yang mereka buat dapat diproduksi dalam skala yang besar dan dapat dipasarkan dengan target pemasaran yaitu para petani buah, karena selama ini penggunaan pengawet buah kimia dinilai cukup meresahkan karena sebagian besar bersifat karsinogenik bagi tubuh. Silvi juga menambahkan bahwa produk mereka produksi memiliki potensi yang sangat baik untuk dapat dijadikan produk yang diproduksi secara massal. Hal tersebut dikarenakan mudahnya mencari bahan baku dan belum ada pemanfaatan lidah buaya untuk menjadi produk dalam bentuk kapsul pengawet buah aloevera. Harga yang ditetapkan juga sangat bersahabat dengan konsumen disbanding dengan pengawet berbahan zat kimia sintetis, imbuh Cahyo.
Adapun saran yang diberikan oleh Ganjar Fadillah selaku dosen pembimbing adalah perlunya uji aktivitas antimikroba sehingga adanya bukti empiris terkait fungsi dari produk yang dihasilkan. Strategi pemasaran untuk menarik konsumen juga tidak dapat dipisahkan dalam implementasi rencana bisnis ini. Kemasan yang harus di desain menarik, sesuai dengan target pasar juga harus memperhatikan sifat fisikokimia zat aktif acemanan, sehingga ketika produk sampai kepada tangan konsumen tetap terjaga keefektifannya,” ujar Kuntari selaku dosen pembimbing tim ini.
Silvi sebagai ketua tim Kapoera mengungkapkan kebanggaannya dapat menjuarai ajang ini dengan ikut serta dalam menyajikan keterampilan dan kemampuannya di bidang kevokasian sesuai dengan keilmuannya. Tidak hanya Silvi, Tri Esti Purbaningtias selaku Kaprodi D III Analisis Kimia merasa sangat bangga dengan prestasi yang dicapai oleh mahasiswanya. “Ini merupakan salah satu bukti bahwa mahasiswa kami mampu beprestasi secara nasional dan Insya Allah di kancah internasional ”, ungkap Esti saat ditemui di ruang kerjanya.
Prestasi yang ditorehkan oleh mahasiswa tersebut juga menunjukkan pentingnya untuk melakukan kolaborasi dalam menghasilkan karya seperti yang dilakukan oleh mahasiswa D III Analisis Kimia dan D III Akuntasi. Keikutsertaan mahasiswa dalam ajang kompetisi nasional seperti ini diharapkan mampu mencetak lulusan vokasi yang professional serta berjiwa entrepreneur untuk pembanguan ekonomi negara di masa mendatang.