Standardisasi Antarkan Lulusan Analisis Kimia UII Berkompetensi Global
YOGYAKARTA, — Program Studi (Prodi) Diploma III FMIPA UII (Fakultas Matematika Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Islam Indonesia) membekali mahasiswa dengan Mata Kuliah Standardisasi. Sehingga lulusan Prodi Diploma III Analisis Kimia FMIPA UII akan memiliki kompetensi global di bidang standardisasi.
Demikian diungkapkan Tri Esti Pubaningtias SSi, MSi, Ketua Prodi DIII Analisis Kimia FMIPA UII kepada jogpaper.net di sela-sela Kuliah Umum Standardisasi di Kampus UII Yogyakarta, Sabtu (16/3/2019). Kuliah Umum diberikan Fajarina Budiantari STP, MSi dan Kristanti Andriani dari Badan Standardisasi Nasional (BSN) dan dosen FMIPA UII, Thorikul Huda, MSc, yang juga Manajer Teknis Laboratrium Terpadu, yaitu salah satu laboratorium pengujian milik UII dan berstandar ISO 17025.
Lebih lanjut Esti menjelaskan selama ini mata kuliah Standardisasi dipecah-pecah dan digabungkan dengan beberapa mata kuliah lain yang ada kaitannya. “Kurikulum 2019, mewajibkan Mata Kuliah Standardisasi tidak dipecah-pecah lagi. Sehingga mahasiswa bisa memperoleh pengetahuan tentang Standardisasi secara komprehensif,” kata Esti.
Menurut Esti, saat ini baru ada dua perguruan tinggi vokasi di Indonesia yang menerapkan Mata Kuliah Standardisasi menjadi satu mata kuliah. Kedua perguruan tinggi tersebut adalah Politeknik Banyuwangi, Jawa Timur dan DIII Analisis Kima FMIPA UII Yogyakarta.
Mata Kuliah Standardisasi, kata Esti, diberikan kepada mahasiswa Program Studi DIII Analisis Kimia pada semester satu (1) dengan bobot 2 satuan kredit semester (SKS). Mata kuliah ini merupakan mata kuliah yang ditempuh tanpa prasyarat yang mendukung capaian pembelajaran lulusan keempat (CPL4). Mahasiswa mampu memberikan kontribusi untuk memecahkan masalah dalam lingkup pekerjaannya.
Setelah menyelesaikan mata kuliah ini mahasiswa diharapkan menguasai filosofi standardisasi. Mereka mampu menjelaskan atau mengilustrasikan pentingnya standardisasi dalam segala aspek kehidupan. “Selain itu, mereka menguasai infrastruktur mutu dalam konteks kualitas dan daya saing, mampu mengidentifikasi standar untuk penerapan pada bidang tertentu, dan mampu berperilaku atau berbudaya standar atau mutu,” jelas Esti.
Sejak tahun 2017 hingga 2018, kata Esti, UII berturut-turut mendapatkan anugerah emas SNI Award dari Badan Standardisasi Nasional (BSN). Penghargaan ini merupakan wujud implementasi SNI di dalam mata kuliah di UII.
“D III Analisis Kimia merupakan salah satu Prodi yang memasukkan SNI menjadi acuan pembelajaran baik kelas maupun praktikum. Hal ini dimaksudkan untuk memupuk kesadaran lulusan agar selalu mengacu pada standar yang ada. Sehingga semua pekerjaan yang mereka dilakukan dapat dikendalikan dan dijamin mutunya,” tandasnya.
Sedang Fajarina Budiantari dalam kuliahnya menjelaskan tentang pengantar standardisasi yang meliputi pengertian, filosofi, sejarah, jenis-jenis standar dan manfaat standar dalam kehidupan. Selain itu, juga menjelaskan tentang manfaat standar dalam perdagangan dan dalam menanggapi isu global; level, subyek dan aspek standardisasi sifat standar serta tujuan standardisasi; anatomi standar, prinsip dasar pengembangan standar, proses pengembangan standar; dan aplikasi standar sistem manajemen.
Sedang Kristiati Andriani menjelaskan tentang belajar Standardisasi melalui e-learning yang diadakan BSN. Mahasiswa DIII Analisis Kimia UII dapat belajar melalui e-learning Standardisasi dan akan mendapatkan sertifikat.