Wulan Dwi Utami, mahasiswi Semester V Program Studi DIII Analis Kimia FMIPA UII mendapatkan penghargaan sebagai Mahasiswa Berprestasi di Program Studi DIII Analis Kimia pada Semester Genap 2013/2014.  Penghargaan ini diberikan oleh Program Studi sebagai motivasi bagi mahasiswa untuk tetap berprestasi di tengah-tengah kegiatan akademik dan ekstrakurikuler yang sangat padat.  Wulan Dwi Utami berhasil menjadi mahasiswa berprestasi dengan indeks prestasi akademik 4,00 (Skala 0 – 4,0).  Atas prestasi yang telah diraihnya, Wulan mendapatkan piagam penghargaan dan beasiswa sebesar satu juta rupiah.  Penghargaan diberikan langsung oleh Ketua Program Studi DIII Analis Kimia FMIPA, Bapak Thorikul Huda,M.Sc. dalam rangkaian acara Kuliah Tamu Standarisasi, pada hari Minggu 11 Oktober 2014.

Wulan, sapaan akrab dari putri Bapak Suratna dan Ibu Isti Lestari adalah sosok mahasiswi yang pantas menyandang prestasi tersebut.  Mahasiswa yang selalu tampil anggun dan bersahaja ini sejak semester 1 telah memiliki prestasi akademik yang tinggi.  Gadis asal Kembang Arum XV Balong Donotirto Turi 03/31 Sleman Yogyakarta ini akan menjadi inspirasi bagi mahasiswa lain untuk lebih giat dalam meraih prestasi setinggi-tingginya.  Seluruh civitas akademika Program Studi DIII Analis Kimia FMIPA UII mengucapkan selamat kepada Wulan Dwi Utami.  Semoga Prestasi yang telah terukir akan semakin meningkat.  Selamat berkarya dan berpretasi. 

 Tim Proyek Sains Prodi DIII Analis Kimia menerima penghargaan poster terbaik dalam ajang Olimpiade Sains Nasional (OSN) Pertamina yang di selenggarakan di Fakultas MIPA UII.  Tim yang beranggotakan Nursi Biwi Qayyumah, Siti Sopariah dan Shakila Nurul Anisa menggagas pembuatan bioetanol dari limbah kulit singkong. Karya yang dipresentasikan dalam bidang produk unggulan (PU) merupakan karya yang telah diujicobakan di laboratorium.

Tim yang dibimbing Ibu Yuli Rohyami, M.Sc. ini telah berhasil dalam membuat suatu inovasi pembuatan bioetanol dari limbah kulit singkong.  Kulit singkong merupakan salah satu limbah pengolahan singkong yang belum dimanfaatkan secara optimal.  Kulit singkong memiliki kandungan karbohidrat yang cukup besar dan sangat berpotensi dalam pembuatan bioetanol.  Inovasi dilakukan melalui proses fermentasi.  Kulit singkong dikumpulkan kemudian direbus kemudian difermentasi dengan menggunakan Sacharomyces Cereviceae dengan menggunakan nutrient yang mengandung nitrogen, fosfor dan kalium.  Hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil fermentasi yang telah diujikan dengan Gas Chromatography menunjukkan bahwa hasil fermentasi dapat menghasilkan etanol hingga 24,79 %. Hasil inovasi ini akan terus dikembangkan untuk menghasilkan efektifitas produksi bioetanol dari limbah kulit singkong.

 Sabtu, 11 Oktober 2014 di Auditorium Gedung M. Natsir FTSP Lantai 3 Universitas Islam Indonesia pukul 08.30 – 12.00 WIB, Prodi DIII Analis Kimia UII mengadakan kuliah tamu mengenai “Urgensi Standardisasi di Bidang Pengujian dan Laboratorium”. Kegiatan ini dilakukan sebagai salah satu bentuk komitmen prodi dalam melahirkan lulusan yang menguasai sistem penjaminan mutu laboratorium dalam menghadapi MEA sehingga para lulusan memiliki kompetensi yang memadai untuk dapat bersaing di tataran nasional dan internasional. Pembicara pada kegiatan ini adalah Ibu Fajarina Budiantari, S.TP., M.Si. selaku Manajer Akreditasi Laboratorium Pengujian dari Komite Akreditasi Nasional (KAN). Kuliah tamu ini dihadiri tidak hanya mahasiswa D3 Analis Kimia UII tetapi juga dihadiri oleh mahaiswa STTN BATAN Yogyakarta. Acara dibuka oleh Drs. Allwar, M.Sc., Ph.D. selaku Dekan Fakultas MIPA Universitas Islam Indonesia.

Pada kuliah tamu ini dipaparkan mengenai empat poin utama yaitu Standar dan Standardisasi; Manfaat Standardisasi; Infrastruktur Mutu; dan Penilaian Kesesuaian. Standardisasi adalah proses merencanakan, merumuskan, menetapkan, menerapkan, memberlakukan, memelihara, dan mengawasi Standar yang dilaksanakan secara tertib dan bekerja sama dengan pemangku kepentingan.  Standardisasi sendiri  bermanfaat sebagai acuan mutu pelaku usaha, pemerintah dan konsumen untuk kepentingan perlindungan konsumen. Lembaga pemerintah yang bertugas dan bertanggung jawab di Bidang Standardisasi dan Penilaian Kesesuaian adalah Badan Standardisasi Nasional yang disingkat BSN. Mutu suatu produk terdiri dari tiga hal pendukung yaitu standardisasi, metrologi dan penilaian kesesuaian.

Infrastruktur perdagangan  global juga mengedapankan mutu untuk kualitas produk. Empat hal utama dalam perdagangan global adalah akreditasi sebagai wujud kompetensi produk, metrologi sebagai syarat ketertelusuran, regulasi sebagai legalitas produk, dan standardisasi sebagai syarat mutu suatu produk. Akreditasi adalah pengakuan oleh pihak ketiga berkaitan dengan pembuktian formal bahwa suatu lembaga penilaian kesesuaian memiliki kompetensi untuk melakukan penilaian kesesuaian tertentu. Komite Akreditasi Nasional (KAN) merupakan lembaga nonstruktural yang bertugas dan bertanggung jawab di Bidang Akreditasi Lembaga Penilaian Kesesuaian.

Penilaian kesesuaian merupakan pembuktian bahwa spesifikasi yang disyaratkan terkait dengan suatu barang dan/atau jasa, proses, sistem, perseorangan (personil) atau lembaga telah dipenuhi. Penilaian kesesuaian ini mencakup kegiatan pengujian, inspeksi, dan sertifikasi serta akreditasi lembaga penilaian kesesuaian.

Kuliah tamu ini juga menjelaskan tentang  persyaratan umum kompetensi laboratorium pengujian dan kalibrasi berdasarkan SNI ISO/IEC 17025:2008 yang meliputi ruang lingkup, acuan normatif, istilah dan definisi, persyaratan managemen dan persyaratan tehnis.

Kesempatan ini dimanfaatkan oleh peserta untuk aktif bertanya tentang lika-liku standarisasi. Kuliah umum ini kemudian ditutup oleh moderator, Bapak Thorikul Huda, M.Sc, dengan harapan besar agar mahasiswa dapat menyongsong MEA (Masyarakat Ekonomi Asean) 2015 dengan percaya diri.

Program Studi DIII Analis Kimia akan menyelenggarakan Kuliah Tamu dengan tema Standarisasi di Bidang Pengujian dan Kalibrasi.  Dalam acara tersebut akan menghadirkan Ibu Fajarina Budiantari, S.TP., M.Si. selaku Manajer Akreditasi Laboratorium Pengujian dari Komite Akreditasi Nasional (KAN).  Kegiatan ini merupakan salah satu bentuk komitmen prodi dalam melahirkan ulusan yang menguasai sistem penjaminan mutu laboratorium.  Kuliah tamu ini akan diselenggarakan pada hari Sabtu, 11 Oktober 2014 di Auditorium Gedung M. Natsir FTSP Lantai 3 Universitas Islam Indonesia pukul 08.30 – 12.00 WIB.  Kegiatan ini diwajibkan bagi seluruh mahasiswa Program Studi DIII Analis Kimia. 

Tahun 2015 nanti akan menjadi tantangan baru bagi lulusan dalam menghadapi MEA sehingga para lulusan harus memiliki kompetensi yang memadai untuk dapat bersaing di tataran nasional dan internasional.  Standarisasi menjadi sebuah keharusan dalam sebuah pengujian kimia pada berbagai produk seperti pangan, obat-obatan, bahan baku industri, logam dan berbagai produk lainnya.  Sebagai calon professional muda di bidang analis kimia yang nantinya akan bekerja di bidang pengujian kimia, baik analisis industri dan lingkungan membutuhkan pengetahuan dalam berbagai metode pengujian baku yang akan digunakan di dunia kerja.

Selain kebutuhan metode pengujian baku, mahasiswa juga membutuhkan pengetahuan dalam standarisasi untuk kalibrasi berbagai alat ukur dan instrumentasi pengujian kimia.  Kebutuhan akan standarisasi metode pengujian dan kalibrasi ini telah diterapkan dalam kegiatan praktikum dan pembelajaran dengan mengembangkan skill mahasiswa melalui praktikum yang mengacu pada metode-metode baku atau metode tidak baku yang dikembangkan. 

Informasi lebih lanjut hubungi :

PIC : Tri Esti Purbaningtias, M.Si.

Gedung Basement Lab Terpadu UII Jl. Kaliurang km. 14,5 Yogyakarta

SEMARAK atau Semangat Masa Ta’arufAnalis Kimia 2014 yang dilaksanakan pada tanggal 15 hingga tanggal 18 ini ALHAMDULILLAH berjalan dengan lancar. Acara ini diadakan oleh Himpunan Mahasiswa Analis Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universits Islam Indonesia.

Sambutan hangat yang dibuka oleh ketua pelaksana SEMARAK 2014 yakni Yorfan Ruwindya, kemudian oleh ketua HMAK yakni Tesar Erys Munandar, dilanjutkan sambutan oleh ketua LEM (Lembaga Eksekutif Mahasiswa) FMIPA yakni Eko Adittya Priyadi, setelah itu sambutan oleh ketua DPM (Dewan Perwakilan Mahasiswa) FMIPA yakni Husaini Anwar Fauzan, dan diakhiri oleh sambutan hangat dari Kprodi yang diwakili oleh sekretaris prodi yakni Yuli Rohyami, S.Si.,M.Sc.

Acara ini berlangsung selama empat hariberturut-turut, dimulai dengan hari senin dan diakhiri dengan ESQ pada hari kamis. Dalam acara ini, mahasiswa dan mahasiswi baru mendapatkan orientasi tidak hanya dari dosen-dosen DIII Analis Kimia itu sendiri, akan tetapi kakak tingkat, perwakilan dari masing-masing lembaga FMIPA, dan alumni dari DIII Analis Kimia juga membantu memberikan orientasi dan motivasi yang mampu membangun pola berfikir kritis mereka. Acara ini semakin menarik karena pada saat acara outbond dilakukan perlombaan untuk menguji kekompakan masing-masing kelompok agar menjadi kelompok terbaik.  Adapun antara lain spiderwive, estafet kelereng, estafet air, balap karung, merayap gaya cicak dan kekompakan memasukan paku dalam botol. Perlombaan ini bertujuan untuk membangun kekompakan dan jiwa kepemimpinan pada mereka.

Dalam acara SEMARAK 2014 ini, dihadiri oleh temen-temen dari IKAHIMKI (Ikatan Keluarga Himpunan Mahasiswa Kimia Indonesia) yang diwakili dari tiga universitas dari Yogyakarta, yakni dari UGM, UNY, dan UIN Yogyakarta. Pertemuan ini bertujuan untuk menyambung silaturahmi dengan saudara sesama kimia se-Indonesia.

Alhamdulillah acara ini berjalan lancar, saya berharap acara ini mampu memberi kesan yang baik bagi para maba dan miba Analis Kimia” ucap ketua pelaksana SEMARAK 2014 yakni Yorfan Ruwindya.

Lancarnnya acara ini berkat rahmat Tuhan dan kerja sama dari panitia SEMARAK 2014 yang sudah mau merelakan waktunya demi acara ini. Harapan terbesar dari  adanya acara ini yakni semoga dengan adanya acara SEMARAK 2014 ini mampu mempererat persaudaraan dan membangun pola pikir mereka.

Program Studi DIII Analis Kimia FMIPA UII pada Kamis, 18 September 2014 selenggarakan Heart  Intelegence (HI) Training. Pelatihan yang dipandu langsung oleh penemu dan penggagas kecerdasan hati, Bapak Drs. H. Basuki Abdurrahman, M.Si. ini menjadi satu bentuk program pengembangan pola pembinaan karakter mahasiswa.  Sebagai calon professional muda yang akan berkiprah di masyarakat dan menjadi generasi penerus bangsa harus memiliki keunggulan kompetensi dan berkarakter.  Program Studi DIII Analis Kimia berkomitmen melahirkan lulusan yang berakhlak mulia sehingga dapat membawa rahmat bagi alam semesta.

Pelatihan HI dari Sinergy Leadership Center ini dibuka langsung oleh Ketua Program Studi DIII Analis Kimia yang diwakili oleh Sekretaris Program Studi.  Kegiatan ini merupakan upaya yang sangat sesuai untuk menjadi proses refleksi diri terutama dalam memulai aktivitas akademik yang baru.  Pelatihan ini diikuti oleh mahasiswa baru angkatan 2014 dan mahasiswa angkatan 2013.  Pelatihan ini akan memberikan pengaruh terhadap ketenangan jiwa sehingga perjalanan kehidupan yang akan dilewati menjadi lebih diridhoi Allah SWT.  Mahasiswa juga akan termotivasi untuk semakin rajin beribadah dan bertaubat atas segala dosa-dosa yang telah dilakukan.  Kegiatan ini benar-benar menjadi sebuah sentuhan yang dapat menggugah motivasi spiritual mahasiswa agar mampu mengembalikan perannya sebagai seorang anak yang senantiasa mendapatkan kasih sayang dari orang tua.  Mahasiswa diajak merenungkan betapa besar kasih saying dan pengorbanan kedua orang tua sehingga saat ini juga mahasiswa diajak bagaimana menjadi anak yang sholih.

Kesan yang mendalam tentu saja sangat dirasakan oleh seluruh peserta.  Kegiatan ini tidak sekedar ceremonial saja.  Kegiatan ini menjadi bagian dari pola pembinaan karakter mahasiswa.  Kegiatan ini menjadi program yang terintegrasi antara dalam program pengembangan kemahasiswaan dengan kurikulum.  Kurikulum baru yang akan diawali pada tahun 2014/2015 ini telah diintegrasikan dengan nilai-nilai keislaman dan hidden kurikulum melalui berbagai kebijakan prodi.  Pengembangan pola karakter mahasiswa juga dibentuk melalui kebijakan praktikum, kegiatan ekstrakurikuler melalui pembinaan keagamaan dan seluruh rangkaian pembelajaran.  Program studi mewajibkan seluruh mahasiswa untuk mengikuti kegiatan pembinaan keagamaan sebagai salah satu syarat kelulusan.  Kebijakan ini akan menjadi bukti bahwa prodi bersungguh-sungguh dalam mewujudkan visi dalam melahirkan professional muda di bidang analis kimia yang selain memiliki kompetensi dan keunggulan dalam sistem penjaminan mutu laboratorium juga memiliki kecerdasan hati sehingga dapat melahirkan akhlaq yang mulia dan dapat membawa rahmat bagi alam semesta.

Tujuan Umum

  1. Menghasilkan tenaga profesional di bidang analisis kimia  yang bertaqwa, berakhlak mulia serta mampu bersaing dalam tataran nasional dan internasional.
  2. Menghasilkan tenaga profesional yang memiliki karakter kemandirian serta  kepemimpinan dalam menerapkan pengembangan metode dan teknologi di bidang analisis kimia
  3. Meningkatkan budaya dan karya akademik bagi dosen di bidang pendidikan, penelitian, pengabdian kepada masyarakat dan dakwah Islamiyah
  4. Meningkatkan komitmen tenaga kependidikan dalam memberikan pelayanan yang memuaskan
  5. Meningkatkan kualitas kurikulum yang sesuai dengan Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI), Standar Kompetensi Nasional Kimia Analisis (SKN-KA), dan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI)

 

Tujuan Khusus

  1. Menghasilkan tenaga analis kimia yang menguasai dan mengembangkan metode analisis konvensional dan instrumental
  2. Menghasilkan tenaga analis kimia yang mampu melakukan penjaminan mutu laboratorium yang meliputi kalibrasi, validasi dan verifikasi metode pengujian. 
  3. Menghasilkan tenaga analis kimia yang mampu memanfaatkan teknologi informasi dalam mengumpulkan, menganalisis, mengelola dan mengkomunikasikan data hasil pengujian
  4. Meningkatkan jumlah karya akademik dosen melalui penelitian dan publikasi ilmiah, buku ajar, kegiatan pengabdian kepada masyarakat, serta peran sertanya dalam kegiatan dakwah Islamiyah
  5. Meningkatkan kemampuan dan softskill tenaga kependidikan dalam memberikan pelayanan yang memuaskan

 Program Studi DIII Analis Kimia FMIPA UII bekerjasama dengan Akademi Kimia Analisis (AKA) Bogor  Kamis, 28 Agustus 2014 menyelenggarakan Indonesian Chemical Analysis Meeting dan Seminar.  Kegiatan yang dilaksanakan di Ruang Sidang II FMIPA UII dihadiri oleh delegasi Program Studi DIII Analis Kimia dan SMK Analis Kimia se-Indonesia.    Kegiatan ini menjadi kegiatan yang pertama kalinya diselenggarakan dengan menghadirkan Ir. Dharnita Chandra, M.Si. Kasubdit Pembelajaran dan Kemahasiswaan Dirjen DIKTI dan Ir. Maman Sukiman, M.Si. Direktur AKA Bogor.

Forum ini menjadi pertemuan bersejarah bagi asosiasi analis kimia seluruh Indonesia terutama bagi perkembangan sekolah vokasi dalam menghadapi ASEAN Economic Community 2015 ke depan.  Penyelanggaraan pendidikan sekolah vokasi ke depan dengan adanya learning outcome sesuai dengan level yang telah dirumuskan dalam KKNI.  Ibu Ir. Darnita Chandra, M.Si. menyampaikan bahwa level KKNI berbeda di setiap negara seperti di Malaysia, Hongkong, Australia, dan Eropa.  Narasumber menyampaikan bahwa adanya KKNI ini ke depan dapat memberikan penyetaraan level dalam pencapaian learning outcome.  Tantangan globalisasi AFTA, AEC, dan WTO.  Paradigma baru pendidikan di tataran global dalam outcome based education menjadi tantangan dalam pengembangan kurikulum pendidikan, terutama bagi sekolah vokasi.  Indonesia telah mempersiapkan Indonesian Qualification Frameworks dalam penyetaraan kualitas SDM ditinjau dari pendidikan formal, sertifikasi profesi, jenjang karir dan pembelajaran sepanjang hayat.

Seluruh program studi DIII Analis Kimia sudah menjadi wajib memiliki kurikulum yang mengacu pada  KKNI Level 5 yang mencakup sikap dan tata nilai, kemampuan kerja, penguasaan ilmu pengetahuan serta hak/wewenang dan tanggung jawab.  Narasumber juga menegaskan bahwa semua program studi harus memiliki surat keterangan pendamping ijazah (SKPI) sehingga mahasiswa ketika lulus akan mendapatkan ijazah, transkrip nilai dan SKPI.  

Ibu Ir. Darnita Chandra, M.Si. juga menyampaikan bahwa jenjang pendidikan sekolah vokasi memiliki peluang besar untuk mengembangkan jenjang pendidikan sampai  jenjang doktor.  Jalur vokasi dapat melanjutkan ke jenjang akademik dan jenjang akademik dapat berpindah jenjang vokasi.  Hal inilah yang menjadi tantangan ke depan bagi sekolah vokasi untuk membuka jenjang pendidikan untuk level DIV, S2 terapan dan S3 terapan.

Selain membahas implementasi KKNI program sekolah vokasi kimia, Bapak Ir. Maman Sukiman, M.Si. menyampaian pentingnya sertifikasi profesi dalam menghadapi pasar bebas ASEAN.  Narasumber menyampaikan bahwa sertifikasi profesi menjadi tantangan baru untuk memberikan lisensi terhadap kompetensi terutama bagi para alumni.  Adanya sertifikasi profesi akan menjadi modal bagi alumni agar mampu bersaing di tataran nasional maupun internasional.  Sekolah vokasi sudah saatnya memiliki lembaga sertifikasi profesi (LSP) sehingga memiliki kompetensi yang diakui di dunia kerja.

Bapak  Ir. Maman Sukiman, M.Si. menyampaikan bahwa sebagai professional muda di bidang analis kimia, paling tidak alumni memiliki sertifikasi dalam skema penting seperti analisis volumetric, analisis gravimetri, analisis spektrometri dan analisis kromatografi.  Adanya sertifikasi kompetensi ini akan memberikan peluang bagi calon alumni untuk dapat magang di industri dan sekaligus menyiapkan alumni untuk siap bekerja di industri.  Pemerintah telah menunjuk BNSP untuk memberikan lisensi kepada lembaga sertifikasi profesi agar dapat memberikan lisensi kepada alumninya.  Tentusaja harus didukung dengan sumber daya yang siap mempersiapkan tempat uji kompetensi (TUK).  Oleh karena itu, dalam penyelenggarakan program pendidikan sekolah vokasi sudah saatnya mengimplementasikan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI).

Indonesian Chemical Analysis Meeting dan Seminar 2014 ini menjadi forum yang pertama kalinya dan ke depan  kegiatan ini akan terus diselenggarakan dan akan menjadi pertemuan rutin yang akan menjadi forum bagi sekolah vokasi analisis kimia. 

 Delegasi Program Studi DIII Analis Kimia se-Indonesia pada acara Indonesian Chemical Analysis Meeting dan Seminar (ICHAMS) 2014 di Program Studi DIII Analis Kimia FMIPA UII, Kamis, 28 Agustus 2014 membahas asosiasi analis kimia Indonesia.  Pada pertemuan yang diselenggarakan satu hari ini membahas satu topik penting terkait dengan penguatan program sekolah vokasi di Indonesia.    Hadir pada pertemuan ini delegasi dari AKA Bogor, UNPAD, Undhiksa, Caraka Nusantara, Setya Budi, Politeknik Bandung dan SMK N 2 Depok.

Dalam pertemuan ini telah menghasilkan kesepakatan pada kegiatan ini akan menjadi forum tahunan bagi seluruh Program Studi Analis Kimia yang ada di Indonesia.  Hasil diskusi yang dipimpin oleh Bapak Thorikul Huda, M.Sc. selaku Ketua Program Studi DIII Analis Kimia FMIPA UII ini membahas perlunya suatu forum bagi analis kimia khususnya bagi penyelenggara program pendidikan vokasi.  Implementasi KKNI dalam kurikulum pendidikan nasional menyebutkan penjenjangan pendidikan diploma tiga yang berada pada level 5 menjadi peluang besar dalam mengembangkan sekolah vokasi.  Cita-cita bersama seluruh sekolah vokasi untuk membuka level pendidikan sampai ke jenjang DIV, S2 terapan dan S3 terapan menjadi topik penting.  Saat ini di Indonesia belum memiliki program DIV untuk analis kimia sehingga bagi lulusan DIII Analis Kimia harus alih jalur ke jenjang pendidikan akademik di strata satu.
Peluang besar bagi sekolah vokasi untuk membuka pendidikan sampai ke jenjang DIV, akan tetapi beberapa perguruan tinggi akan tetapi masih membutuhkan kajian secara mendalam dan perjuangan panjang.  Tatangan dan tuntutan tenaga kerja di tataran nasional dan internasiol sangat memungkinkan bagi tenaga kerja untuk memiliki karir yang didukung oleh jenjang pendidikan.  Tatangan globalisasi bagi analis kimia ke depan, tentu harus memiliki pengakuan dan penyetaraan jenjang pendidikan yang diakui secara internasional disamping juga harus memiliki lisensi kompetensi profesi.

Delegasi Program Studi DIII Analis Kimia se-Indonesia pada acara Indonesian Chemical Analysis Meeting dan Seminar (ICHAMS) 2014 di Program Studi DIII Analis Kimia FMIPA UII, Kamis, 28 Agustus 2014 membahas asosiasi analis kimia Indonesia.  Pada pertemuan yang diselenggarakan satu hari ini membahas satu topik penting terkait dengan penguatan program sekolah vokasi di Indonesia.    Hadir pada pertemuan ini delegasi dari AKA Bogor, UNPAD, Undhiksa, Caraka Nusantara, Setya Budi, Politeknik Bandung dan SMK N 2 Depok.

Dalam pertemuan ini telah menghasilkan kesepakatan pada kegiatan ini akan menjadi forum tahunan bagi seluruh Program Studi Analis Kimia yang ada di Indonesia.  Hasil diskusi yang dipimpin oleh Bapak Thorikul Huda, M.Sc. selaku Ketua Program Studi DIII Analis Kimia FMIPA UII ini membahas perlunya suatu forum bagi analis kimia khususnya bagi penyelenggara program pendidikan vokasi.  Implementasi KKNI dalam kurikulum pendidikan nasional menyebutkan penjenjangan pendidikan diploma tiga yang berada pada level 5 menjadi peluang besar dalam mengembangkan sekolah vokasi.  Cita-cita bersama seluruh sekolah vokasi untuk membuka level pendidikan sampai ke jenjang DIV, S2 terapan dan S3 terapan menjadi topik penting.  Saat ini di Indonesia belum memiliki program DIV untuk analis kimia sehingga bagi lulusan DIII Analis Kimia harus alih jalur ke jenjang pendidikan akademik di strata satu. 

Peluang besar bagi sekolah vokasi untuk membuka pendidikan sampai ke jenjang DIV, akan tetapi beberapa perguruan tinggi akan tetapi masih membutuhkan kajian secara mendalam dan perjuangan panjang.  Tatangan dan tuntutan tenaga kerja di tataran nasional dan internasiol sangat memungkinkan bagi tenaga kerja untuk memiliki karir yang didukung oleh jenjang pendidikan.  Tatangan globalisasi bagi analis kimia ke depan, tentu harus memiliki pengakuan dan penyetaraan jenjang pendidikan yang diakui secara internasional disamping juga harus memiliki lisensi kompetensi profesi.