Wirdatul Jannah, mahasiswi Prodi DIII Analis Kimia FMIPA UII berhasil meraih Juara I pada Olimpiade Kimia Terapan Tingkat Nasional.  Wirda, berhasil mengalahkan lebih dari 100 peserta Olimpiade Kimia Terapan untuk Bidang Analis Kimia yang diselenggarakan pada Kamis, 20 Agustus 2015.  Wirda berada pada posisi tertinggi setelah melewati babak penyisihan dan final pada ajang kompetisi ilmiah yang diselenggarakan di Universitas Islam Indonesia. Setelah melewati babak penyisihan, Wirda akhirnya mendapatkan kesempatan untuk mengikuti babak final dan unggul di antara peserta yang berasal dari Prodi Analis Kimia se-Indonesia.

Harus diakui, mahasiswi semester V ini memiliki prestasi akademik yang gemilang.  Gadis asal Jepara Jawa Tengah putri Bapak Wardoyo dan Ibu Sarti tersebut juga berhasil meraih prestasi dengan Indeks Prestasi Semester dan Indeks Prestasi Kumulatif tertinggi di Prodi DIII Analis Kimia. Thorikul Huda, M.Sc. selaku Ketua Prodi DIII Analis Kimia selepas pengumuman pemenang menuturkan bahwa dirinya bangga atas prestasi mahasiswa Prodi III Analis Kimia yang telah teruji dalam ajang kompetisi di bidang kimia terapan. Prodi sangat bangga, di samping Wirdatul Jannah,  Aziz Saefullah dan Mega Selviana Eka Dahlyani berhasil meraih Juara II dan Juara III dalam satu kategori lomba.  Prodi akan selalu memberikan dukungan dan pembinaan agar kualitas prestasi mahasiswa dalam berbagai kompetisi ilmiah akan semakin meningkat. Prestasi mahasiswa juga akan semakin meningkatkan kepercayaan diri mahasiswa dalam menghadapi tantangan dan perubahan zaman. 

Olimpiade Kimia Terapan Tingkat Nasional ini merupakan ajang kompetisi mahasiswa DIII Analis Kimia se-Indonesia untuk yang pertama kalinya diselenggarakan.  Prodi akan berkomitmen untuk terus mendorong prestasi di bidang akademik bagi seluruh mahasiswa analis kimia. Prestasi yang telah diraih Wirda, tentu akan menjadi tonggak keberhasilan gemilang prestasi mahasiswa dalam berbagai kompetisi ilmiah tingkat nasional.  Selamat untuk Wirdatul Jannah, Aziz Saefullah dan Mega Selviana Eka Dahlyani yang telah mengukir prestasi, semoga kesuksesan akan selalu menyertai perjalanan hidup di masa yang akan datang. 

 Program Studi DIII Analis Kimia bekerja sama dengan Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) Sains Terapan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Islam Indonesia menyelenggarakan Seminar Penguatan Sistem Sertifikasi Personel ISO/IEC 17024.  Kegiatan ini diselenggarakan pada Senin, 17 Agustus 2015 bertepatan dengan Hari Ulang Tahun Kemerdekaan Republik Indonesia yang ke-70.  Seminar yang diselenggarakan di Auditorium Fakultas MIPA ini menghadirkan pembicara Anggota Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP), Dra. Nurmaningsih, MBA. Seminar yang dibuka oleh Wakil Rektor I, Dr.Ing. Ilya Fajar Maharika, IAI., ini dihadiri oleh dosen DIII Analis Kimia, DIII Ekonomi, perwakilan Prodi se-UII dan mahasiswa Prodi DIII Analis Kimia FMIPA UII.
Kegiatan ini menjadi bagian dari program lisensi LSP Sains Terapan FMIPA UII yang ditargetkan pada akhir 2015.  Menurut Direktur LSP Sains Terapan FMIPA UII, Thorikul Huda, M.Sc. pihaknya telah menyiapkan tim untuk menyambut Tim Asesor Lisensi dari BNSP yang akan memberikan asesmen terhadap LSP Sains Terapan FMIPA UII.  Pendirian LSP Pihak Pertama ini sebagai langkah strategis dalam menyiapkan tenaga professional di bidang analisis kimia yang mampu berkompetisi di pasar global. Kebijakan regulasi mengharuskan lembaga pendidikan memiliki LSP yang mengacu pada sistem manajemen mutu ISO/IEC 17024: 2012 Conformity assessment –General requirements for bodies operating certification of persons.
 
Dalam seminar ini, Dra. Nurmaningsih, MBA. memperkenalkan peranan BNSP sebagai lembaga independen yang didirikan oleh Presiden untuk menyelenggarakan sertifikasi kompetensi kerja.  Anggota BNSP berasal dari 15 orang anggota dari unsur masyarakat dan 10 orang anggota dari unsur pemerintah yang dibentuk berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2004.  Lembaga ini dibentuk berdasarkan amanah Undang-undang Ketenagakerjaan Nomor 13 Tahun 2003.  Universitas Islam Indonesia merasa bangga, bahwa narasumber yang merupakan alumni Fakultas Ekonomi Universitas Islam Indonesia berkesempatan menjadi anggota BNSP dari Kementerian Perdagangan.
Adanya BNSP ini maka tenaga kerja dan tenaga ahli Indonesia akan dapat bermanfaat dalam memastikan dan memelihara kompetensi kerja sehingga akan mendapatkan pengakuan di dalam maupun di luar negeri.  Penyelenggaraan sistem sertifikasi kompetensi ini, BNSP memberikan kewenangan kepada LSP untuk melakukan sertifikasi kompetensi.  BNSP mendorong perguruan tinggi terutama yang menyelenggarakan program pendidikan vokasional untuk mendirikan LSP Pihak Pertama.  
Menurut Nurmaningsih, LSP Sains Terapan FMIPA UII ini akan menjadi volunteer untuk melakukan pengembangan skema sertifikasi di seluruh bidang keahlian yang dimiliki oleh seluruh program studi di lingkungan Universitas Islam Indonesia.  Saat ini telah ada undang-undang terkait dengan kebijakan regulasi pemerintah terkait dengan sertifikasi dalam sector perbendaharaan negara, guru, perpustakaan, informasi dan transaksi elektronik, penerbangan, pariwisata, lalulintas dan angkutan jalan, perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup, perfilman, farmasi, kehutanan, akuntansi public, perindustrian, keinsinyuran, dan tenaga kesehatan.  Universitas Islam Indonesia, memiliki peluang yang sangat besar untuk memberikan sertifikasi kompetensi kepada seluruh lulusan untuk dapat bersaing di pasar global, baik di Indonesia maupun di luar negeri.
Narasumber juga menegaskan bahwa adanya Persetujuan Umum Perdagangan Bidang Jasa (General Agreement on Trade in Service/GATS) maka perguruan tinggi yang melahirkan calon tenaga kerja Indonesia harus mempersiapkan calon lulusan yang memiliki sertifikat kompetensi sehingga selain dapat bersaing di pasar global.  BNSP memiliki mutual recognition agreement (MRA) sehingga sertifikasi kompetensi yang dilakukan oleh LSP yang telah mendapatkan lisensi oleh BNSP dapat diakui secara internasional. MRA untuk kerjasama Perdagangan Jasa Multilateral dan Bilateral seperti WTO, ASEAN, ASEAN-China, ASEAN-UE, dan Indonesia-Jepang.
Indonesia juga harus siap dengan implementasi MEA 2015 yang pada tahap awal akan diprioritaskan pada 12 sektor, tujuh sektor barang dan tujuh sektor jasa.  Prioritas pada sector barang meliputi produk berbasis agro, otomotif, elektronika, produk karet, tekstil dan produk tekstil, perikanan, dan barang dari kayu.  Disamping itu, prioritas dalam sector jasa meliputi penerbangan, jasa on line, pariwisata, kesehatan dan logistic.
Dalam sesi dialog, peserta sangat antusias menyambut adanya sistem sertifikasi profesi yang diatur dalam sistem manajemen mutu ISO/IEC 17024.  Narasumber merekomendasikan, untuk program pendidikan vokasi harus segera menindaklanjuti hasil seminar.  LSP Sains Terapan FMIPA UII akan dijadikan sebagai referensi dalam pengembangan sistem sertifikasi di UII.  Manajer Sertifikasi, Yuli Rohyami, M.Sc. menyatakan bahwa LSP Sains Terapan siap untuk melakukan pengembangan skema sertifikasi bagi seluruh prodi di lingkungan UII, khususnya bagi program pendidikan sekolah vokasi.  Langkah awal yang akan dilakukan, pada 8 – 13 September 2015 mendatang, UII akan melahirkan 20 asesor kompetensi yang siap mengembangkan skema sertifikasi.
Di akhir kegiatan seminar, narasumber menyatakan bahwa sertifikat kompetensi yang diakui secara internasional adalah sertifikat kompetensi dari LSP terlisensi.  Sertifikat profesi atau kompetensi yang berasal dari lembaga pendidikan dan pelatihan atau asosiasi profesi tentu hanya diakui oleh wilayah tertentu, inilah saatnya UII untuk membangun sistem sertifikasi di seluruh bidang keahlian yang ada di seluruh program studi.
 Cemaran pangan dan penyalahgunaan bahan kimia berbahaya pada makanan dan minuman semakin merebak di masyarakat. Isu beras plastik, formalin, borak, dan rhodamin B semakin meresahkan masyarakat. Beredarnya makanan dan minuman layak konsumsi masih merebak di pasar. Masyarakat harus semakin cerdas dalam memilih bahan dan produk pangan yang halalan thoyiban.  Keluarga memiliki peran yang besar untuk membangun pola hidup sehat, termasuk cara memilih jajanan anak yang sehat. Prodi DIII Analis Kimia yang memiliki kompetensi dalam pengujian kimiawi memiliki tanggung jawab yang besar pada masyarakat untuk memberikan pengenalan bahan kimia berbahaya dan cemaran pada makanan.
Tim Pengabdian Masyarakat Prodi DIII Analis Kimia FMIPA UII memberikan pengenalan tentang bahan kimia berbahaya pada makanan bagi ibu-ibu anggota PKK RT 07 Dongkelan Kauman Tirtonirmolo Kasihan Bantul. Kegiatan ini dilangsungkan pada hari Sabtu, 15 Agustus 2015 di Serambi Masjid Patok Negoro.  Kegiatan ini merupakan salah satu implementasi kerjasama Prodi DIII Analis Kimia FMIPA UII dengan Pemerintah Desa Tirtonirmolo.  Program ini sangat relevan dengan 10 program pokok PKK untuk mewujudkan keluarga yang bahagia dan sejahtera.
Tim yang terdiri dari Yuli Rohyami, M.Sc dan Reni Banowati Istiningrum, M.Sc. didampingi oleh Indriyani, A.Md dan Aprisilia Rizky Wijaya memberikan beberapa bahan aditif makanan seperti sakarin, monosodium siklamat, aspartam,  monosodium glutamat, nitrosamin, borak, formalin, dan bahan berbahaya lainnya. Penggunaan bahan aditif makanan telah diatur oleh pemerintah dan harus diawasi.  Dengan mengenal akan membuat masyarakat semakin selektif dalam memilih produk makanan dan minuman.  Kegiatan ini bukan semakin menumbuhkan ketakutan masyarakat untuk dalam mengkonsumsi makanan, tetapi menjadi program edukasi kepada masyarakat baik sebagai produsen makanan maupun sebagai konsumen.
Kegiatan ini mendapatkan sambutan dari anggota PKK.  Menurut Darmawati Kusuma Dewi, S.E. selaku ketua PKK menyampaikan bahwa kegiatan ini sangat bermanfaat bagi para ibu.  Kegiatan ini dapat menjadi forum untuk berbagi pengalaman dalam kehidupan sehari-hari dalam memilih dan menyajikan makanan bagi keluarga. Selain mendapatkan pengenalan bahan kimia berbahaya juga memberikan pengenalan bahan alami yang dapat digunakan sebagai pengawet, pewarna, penambah aroma dan cita rasa makanan dan minuman.  
 Program Studi DIII Analis Kimia terus kembangkan media pembelajaran guna menunjang implementasi e-learning.  Dalam rangka mempersiapkan pembelajaran tahun akademik 2015/2016 Prodi menyelenggarakan Pelatihan Pengembangan Media Pembelajaran Video Berbasis Powerpoint.  Pelatihan yang diselenggarakan pada Selasa, 12 Agustus 2014 di Ruang Sidang FMIPA UII ini diikuti oleh dosen Program Studi DIII Analis Kimia FMIPA UII. Kegiatan ini menjadi pengembangan program implementasi e-learning untuk memperkaya media pembelajaran yang lebih interaktif.  Penyiapan media pembelajaran ini membutuhkan ketrampilan yang memadai sehingga mampu menghasilkan media pembelajaran yang lebih menarik.  Dosen mendapatkan kesempatan untuk mengikuti pelatihan sekaligus praktik memproduksi video pembelajaran menggunakan software Camtasia yang dipandu oleh Agung Nugroho Adi, M.T. , Muhammad Ridhwan, M.T. dan tim dari Prodi Teknik Mesin FTI UII.
Menurut instruktur, video pembelajaran dapat dikembangkan dari modul pembelajaran yang dapat dibuat secara mudah dengan menggunakan program microsoft powerpoint.  Program ini dapat digunakan secara optimal sebagai media presentasi. Tim instruktur mendapatkan bekal bagaimana membuat media pembelajaran e-learning berbasis powerpoint.  Agung Nugroho Adi, M.T. menyampaikan bahwa dosen harus memahami bahwa pembelajaran merupakan sebuah proses untuk mendapatkan pengalaman pembelajaran, sehingga dibutuhkan media pembelajaran yang efektif.  Selain itu, dosen harus memiliki strategi dalam mempersiapkan media pembelajaran sesuai dengan prinsip dan kaidah dalam pembuatan materi presentasi pembelajaran.  Semakin banyak pengalaman yang dimiliki dosen maka media presentasi akan semakin berkualitas. Media pembelajaran yang menarik juga perlu diimbangi dengan teknik presentasi yang lebih interaktif, sehingga capaian pembelajaran menjadi lebih optimal.
Teknologi informasi dan computer berkembang dengan sangat pesat, sehingga dapat semakin meningkatkan keberagaman media pembelajaran interaktif.  Teknologi merupakan tools yang dapat membantu para pendidik untuk mengantarkan peserta didik dalam mendapatkan pengalaman pembelajaran.  Camtasia merupakan salah satu software yang dapat diaplikasikan dalam memproduksi video pembelajaran interaktif berbasis powerpoint.  Program ini memiliki template slide, animasi dan transisi, avigasi memanfaatkan fasilitas tautan (link), fasilitas edit gambar, dan add-on untuk untuk membuat slide lebih menarik. Media ini dapat dipelajari dengan mudah dan dapat dikembangkan untuk berbagai variasi media pembelajaran.  Selain itu, software ini dapat membantu mahasiswa untuk mengikuti proses pembelajaran interaktif yang menarik. Dosen dapat mengembangkan media pembelajaran ini media evaluasi pembelajaran yang efektif.
Muhammad Ridhwan, M.T. juga memaparkan bahwa camtasia dapat dikembangkan sebagai video tutorial, video presentasi dan flash presentasi yang dapat diunggah di LMS, youtube, dan klasiber.  Media pembelajaran ini sangat cocok untuk pembelajaran di kelas dan di laboratorium. Penggunaan media ini sangat menunjang kegiatan pengembangan pembelajaran di laboratorium.  Penggunaan video tutorial dapat mereduksi waktu dalam memahami SOP, sehingga asisten praktikum dapat focus dengan interaksi pembelajaran.  Adanya interaksi pembelajaran akan semakin meningkatkan kualitas pembelajara.  Mahasiswa dapat mengikuti modul pembelajaran sesuai dengan kemampuan akademik masing-masing sehingga kegiatan pembelajaran menjadi lebih efektif. Pengembangan evaluasi pembelajaran untuk kegiatan pre-test dapat mempermudah proses pembelajara, sehinggan pekerjaan di laboratorium akan menjadi lebih efektif.
Dalam pelatihan ini, dosen DIII Analis Kimia langsung diajak untuk praktik memproduksi media pembelajaran dan evaluasi pembelajaran.  Hasil pelatihan ini akan menjadi langkah nyata dalam penguatan implementasi e-learning di Program Studi DIII Analis Kimia. Prodi akan mempertahankan bahwa 100 % dosen tetap menggunakan e-learning.  Adanya pengembangan ini juga akan semakin memperkaya media dan sumber pembelajaran interaktif  mewujudkan Program Studi DIII Analis Kimia untuk melahirkan professional muda di bidang analis kimia yang dapat membawa rahmat bagi alam semesta dan memahami sistem manajemen mutu laboratorium ISO/IEC 17015.
 
 “…..jadi aman dikonsumsi, sudah teruji oleh laboratorium terakreditasi”. Begitu kira-kira penggalan sebuah tayangan iklan produk permurni air. Kalimat tersebut mengisyaratkan bahwa laboratorium yang memiliki kompetensi pengujian sesuai standar menjadi bagian penting dari pengakuan kualitas suatu produk dan juga perlindungan konsumen. Peluang ini secara sistematis telah dibidik oleh Prodi DIII Analis Kimia UII melalui pengembangan keunggulan prodi yang dituangkan dalam kurikulum, pengembangan SDM dan penyediaan sarana dan prasarana.
Sejak mengalami perubahan kurikulum pada tahun 2014, Prodi DIII Analis Kimia telah mengimplementasikan kurikulum dengan struktur matakuliah praktikum yang lebih banyak yaitu 54 SKS. Beberapa matakuliah juga telah mengerucut pada penguasaan manajemen laboratorium berbasis ISO 17025, seperti Manajemen Laboratorium, Pengendalian dan Jaminan Mutu, Teknik Validasi Metode dan Praktikum Kalibrasi Alat. Namun hal ini belum cukup jika belum ditunjang dengan sarana dan prasarana yang memadai. Oleh karena itu, tahun 2015 ini Prodi DIII Analis Kimia telah membentuk labratorium baru yaitu Laboratorium Simulasi ISO 17025. Diharapkan, dengan laboratorium ini mahasiswa dapat mensimulasikan system manajemen laboratorium berbasis ISO 17025.
 
Perangkat penting yang dibutuhkan dalam laboratorium simulasi ISO 17025 ini adalah contoh dokumen standar yang sesuai persyaratan ISO 17025. Dalam rangka membuat dokumen standar ini, Kamis 30 Juli 2015 Prodi DIII Analis Kimia menyelenggarakan Workshop Best Practice ISO 17025 yang diikuti oleh semua dosen, juga staf laboratorium dan staf administrasi DIII Analis Kimia. Acara yang didesain dengan mengkarantina seluruh peserta di ruang seminar Hyatt Regency ini diawali dengan pengenalan dan pemberian motivasi oleh Riyanto, Ph.D. selaku Manajer Mutu Laboratorium Terpadu. Agenda dilanjutkan dengan praktik pembuatan dokumen Level 1 yang dipandu langsung oleh Thorikul Huda, M.Sc selaku Manajer Teknis Laboratorium Terpadu UII. Semua perserta diharapkan memahami seluruh klausul yang meliputi 15 persyaratan manajemen dan 10 persyaratan teknis. Diakhir acara, seleuruh peserta diberi tugas untuk membuat dokumen Level 2 yang ditargetkan selesai dalam waktu satu bulan. “Workshop ini masih berlanjut pada akhir bulan Agustus untuk menyelesaikan Dokumen Level 2 dan 3 serta pelaksanaan simulasi Audit Internal”, ungkap Reni Banowati selaku koordinator acara. Kedepannya, Laboratorium Simulasi ISO 17025 ini akan menjadi referensi bagi siapa saja yang ingin menerapkan manajemen laboratorium sampai memperoleh akreditasi dari KAN.

 Lembaga Sertikasi Profesi (LSP) Sains Terapan FMIPA UII ajukan lisensi  Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP). Pendaftaran lisensi langsung dilakukan oleh Direktur LSP Sains Terapan FMIPA UII, Thorikul Huda, M.Sc. didampingi Manajer Mutu dan Standardisasi, Reni Banowati Istiningrum, M.Sc. serta Manajer Sertifikasi, Yuli Rohyami, M.Sc. pada Kamis, 6 Agustus 2015. Penyerahan seluruh kelengkapan dokumen sepuluh klausul yang dipersyaratkan dalam dokumen lisensi LSP diterima langsung oleh Anggota BNSP, Nurmaningsih dan staf lisensi BNSP. Sebagai alumni Fakultas Ekonomi UII dan Master of Business in International Marketing di Univ. Technologi of Sydney Sydney – Australia, Nurmaningsih menyambut baik UII sebagai PTS yang memiliki LSP.  Pengembangan sertifikasi personel dalam ISO 17024 merupakan telah menjadi mandatori untuk mewujudkan Indonesia yang kompeten.  Tantangan MEA harus dipersiapkan dalam memastikan dan memelihara kompetensi tenaga ahli Indonesia agar dapat bersaing di pasar global. Nurmaningsih juga menuturkan bahwa pihaknya akan terus mendorong agar UII dapat mengembangkan skema sertifikasi  dalam berbagai sektor. Potensi besar bagi UII untuk melahirkan lulusan yang memiliki kompetensi terstandar, baik di tingkat nasional maupun internasional.

LSP Sains Terapan FMIPA UII yang mulai dirintis sejak tahun 2014 lalu kini berkedudukan di Kantor LSP yang berada di Gedung Laboratorium Terpadu UII Lantai 1.  Pihak BNSP langsung melakukan langkah apresiasi dan verifikasi kelengkapan dokumen 10 klausul menuju lisensi LSP.  Saat itu juga LSP Sains Terapan FMIPA UII langsung mendapatkan hasil verifikasi dokumen yang telah lengkap 100 %. Kini, LSP tengah menanti proses verifikasi skema sertifikasi.  LSP Sains Terapan FMIPA UII telah mengembangkan dua skema sertifikasi pada sektor laboratori, Paket Dasar (Volumetri dan Gravimetri) dan Spektrometri UV-Vis.  Skema ini dikembangkan dari 6 unit kompetensi pada Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) pada sektor Laboratori.  Skema ini akan terus dikembangkan untuk memenuhi pencapaian pada skema sertifikasi KKNI.

LSP Sains Terapan FMIPA UII saat ini telah memiliki dua asesor kompetensi yang akan melaksanakan proses asesmen dalam uji kompetensi seluruh mahasiswa FMIPA UII guna mendapatkan sertifikasi kompetensi di bidang pengujian laboratorium. Skema sertifikasi paket dasar merupakan klaster yang dikembangkan untuk memberikan sertifikasi kompetensi pada bidang keahlian pengujian laboratorium dengan menggunakan metode klasik, baik secara volumetric dan gravimetric. Meskipun kedua metode ini merupakan metode klasik, pengujian ini tetap menjadi metode pengujian dalam beberapa standar nasional, standar internasional ataupun standar khusus. Skema spektrometri UV-Vis juga dikembangkan dari klaster unit kompetensi dari SKKNI bidang Laboratori untuk sertifikasi kompetensi di bidang analisis instrumental.  Skema Spektrometri UV-Vis akan dikembangkan dalam tiga level, yaitu level dasar untuk operator, level menengah untuk kalibrasi dan level lanjut untuk penjaminan mutu pengujian.

Thorikul Huda, M.Sc. selepas menerima hasil verifikasi dokumen 10 klausul menuturkan bahwa dalam rangka akselerasi lisensi BNSP, LSP juga tengah menyiapkan tim asesmen dari Komisi Lisensi BNSP.  Direktur LSP Sains Terapan FMIPA UII optimis bahwa tahun 2015 ini LSP akan segera mendapatkan sertifikat lisensi dari BNSP sebagai LSP yang menerapkan system manajemen mutu sertifikasi personel ISO 17024. 

 Program Studi DIII Analis Kimia FMIPA UII telah siap menjadi pilot project penerbitan Surat Keterangan Pendamping Ijazah (SKPI).  Prodi telah mempersiapkan semua perangkat dan sumber daya dalam menerbitkan SKPI bagi seluruh lulusan.  Menurut Ketua Program Studi DIII Analis Kimia, Thorikul Huda, M.Sc. upaya ini menjadi langkah strategis dalam memperkuat implementasi kurikulum 2014 sehingga dapat meningkatkan daya saing lulusan di pasar global. Adanya penerbitan diploma supplement ini akan menjadi bukti bagi alumni yang dapat ditunjukkan kepada calon user.  Surat Keterangan Pendamping Ijazah merupakan pernyataan secara resmi yang dikeluarkan oleh Prodi yang berisi informasi akademik atau kualifikasi lulusan.  Adanya SKPI dapat memberikan informasi tambahan yang menyatakan kemampuan kerja, penguasaan pengetahuan, dan sikap atau moral lulusan. Informasi yang yang diberikan dalam SKPI dapat digunakan sebagai pembanding transkrip nilai hasil belajar mahasiswa. Penerbitan SKPI menggunakan dua bahasa, Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris, sehingga informasi yang tercantum di dalamnya dapat digunakan secara internasional.
Penerbitan SKPI ini merupakan salah satu program penguatan implementasi kurikulum 2014. Sejak 2014 lalu, Prodi telah melakukan berbagai kajian dalam penerbitan SKPI yang dikawal oleh Tri Esti Purbaningtias, M.Si. selaku ketua tim.  Melalui Program Hibah PHK-PS Batch II tahun 2015, Prodi telah berhasil mempersiapkan seluruh perangkat dan sumber daya terkait dalam penerbitan SKPI. Prodi telah menyiapkan sistem penerbitan SKPI sehingga penerbitan SKPI akan dimulai pada tahun akademik 2015/2016 mendatang.  Buku Panduan Penerbitan SKPI dan Prosedur Kerja penerbitan SKPI telah tuntas pada Juni 2015.  Tim telah mempresentasikan sistem penerbitan SKPI dalam pertemuan dewan dosen Prodi DIII Analis Kimia pada Selasa, 23 Juni 2015 lalu.
Penerbitan SKPI akan segera disosialisasikan kepada seluruh mahasiswa. Mahasiswa yang akan lulus satu tahun mendatang dapat mempersiapkan seluruh dokumen dan bukti pendukung yang dapat dicantumkan dalam SKPI. Seluruh dokumen dan bukti pendukung dilakukan melalui usulan yang ditujukan kepada Dosen Pembimbing Akademik untuk diputuskan dalam rapat dewan dosen. Mahasiswa diberikan kebebaskan dalam mengajukan usulan terkait dengan prestasi akademik dan non akademik, pengalaman organisasi, partisipasi dalam pertemuan ilmiah dan karya akademik dan non akademik lain sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Mekanisme penerbitan dan pengajuan usulan dokumen dan bukti pendukung penerbitan SKPI telah dipersiapkan. Prodi juga telah melakukan kajian pengembangan sistem IT dalam penerbitan SKPI. Tim yang telah melakukan kajian pengembangan sistem IT dan telah melakukan koordinasi dengan Badan Sistem Informasi (BSI) UII.  Menurut Dr. Paryana Puspaputra, selaku Kepala BSI UII dalam Workshop SKPI pada 16 April lalu menyampaikan bahwa pihaknya telah mempersiapkan sistem dalam penerbitan SKPI. BSI akan membangun sistem untuk penerbitan SKPI dan aspek pengembangan content akan diserahkan sepenuhnya oleh Prodi.  
Pengembangan sistem IT akan terus dikaji dan koordinasi dengan BSI akan dilaksanakan secara intensif. Implentasi penerbitan diploma supplement ini akan terus dikawal dan dievaluasi dan akan menjadi pilot project bagi UII. Prodi akan mengembangkan sistem penerbitan SKPI sehingga dapat menjadi sistem yang terintegrasi. Tri Esti Purbaningtias, M.Si. sebagai ketua tim, pihaknya telah menyusun sistem penerbitan SKPI yang akan menjadi pedoman akademik untuk memperkuat kompetensi lulusan. Adanya SKPI dapat memberikan kemudahan pengguna (stakeholder) untuk mengetahui kompetensi lulusan tentang deskripsi capaian pembelajarannya.  Selain itu SKPI merupakan wujud komitmen program studi untuk menghasilkan tenaga professional di bidang analisis kimia yang memahami sistem manajemen mutu ISO 17025 yang mampu berkompetisi ditingkat nasional maupun internasional.
Laboratorium Analisis Kimia Prodi DIII Analis Kimia FMIPA UII telah siap menjadi Tempat Uji Kompetensi (TUK) terverifikasi.  Tim penyusunan dokumen sistem manajemen mutu dan sumber daya TUK telah menyelesaikan seluruh kelengkapan persyaratan manajemen, persyaratan teknis dan persyaratan sumber daya TUK.  Menurut Kelapa TUK Laboratorium Analisis Kimia, Puji Kurniawati, M.Sc., seluruh persyaratan TUK telah tercukupi sesuai dengan Peraturan Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP) Nomor 5 Tahun 2014.

TUK Laboratoratorium Analisis Kimia yang berkedudukan di Gedung Laboratorium Terpadu UII Lantai II ini telah menetapkan struktur organisasi dan menunjuk personel TUK. TUK juga telah menyelesaikan seluruh dokumen panduan mutu dan prosedur mutu sesuai dengan peraturan BNSP.  Kesiapan TUK juga telah dibuktikan dengan telah terselenggaranya uji coba pelaksanaan uji komptensi dari Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) Sains Terapan FMIPA UII. Laboratorium Analisis Kimia pada Senin, 15 Juni 2015 juga telah melaksanakan audit internal. Kepala TUK juga menyatakan bahwa TUK juga telah siap menyambut tim verifikasi dari Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) Sains Terapan FMIPA UII yang akan diagendakan pada Senin, 29 Juni 2015 mendatang.
Saat ini, TUK telah mempersiapkan segala kebutuhan sarana dan prasarana pendukung uji kompetensi. Laboratorium telah memiliki sarana dan peralatan uji kompetensi yang memadai dan mencukupi seluruh materi uji kompentensi. Dalam rangka upaya peningkatan kepuasan dalam pelayanan uji kompetensi, TUK telah mengalokasikan anggaran untuk meningkatkan jumlah peralatan dan instrumentasi pengujian.  Selain itu, kebutuhan peralatan dan instrumentasi pendukung untuk sertifikasi kompetensi paket dasar volumetric dan gravimetric serta spektrometri UV-Vis harus memenuhi standar kecukupan  pelaksanaan uji kompentensi.  TUK telah mendatangkan peralatan baru sesuai dengan kebutuhan materi uji kompetensi seperti neraca analitik, spektrofotometer UV-Vis, oven, dan furnace.
Peningkatan sarana dan prasarana ini mendapatkan dukungan dari Program Hibah PHK-PS Batch II.  Upaya ini merupakan langkah strategis yang dilakukan oleh Prodi DIII Analis Kimia dalam meningkatkan pengakuan terhadap kompetensi alumni.  Persaingan alumni dalam menghadapi pasar bebas ASEAN akan semakin besar.  Adanya pengakuan kompetensi alumni ini akan semakin meningkatkan daya saing alumni dalam menghadapi kompetisi dengan calon tenaga kerja dari berbagai negara.

(Glagah Beach) Dalam upaya menghasilkan data yang valid dan dapat dipertanggungjawabkan yang selanjutnya akan digunakan dalam  pengambilan keputusan, maka dibutuhkan suatu ilmu dan skill tersendiri dalam pengambilan sampel. Sampel yang baik adalah sampel yang memiliki keterwakilan yang tinggi terhadap populasi yang akan dikaji. Hal ini penting karena sampel itulah yang nantinya akan diolah, dan parameternya akan digunakan untuk mengeneralisir karakterisitik populasi. Dalam kasus populasinya adalah obyek lingkungan seperti air, udara maupun tanah terdapat kendala tersendiri yang ditimbulkan dari sifat populasi yang cenderung heterogen dan dinamis.

Mengingat pentingnya proses pengambilan sampel bagi seorang analis kimia maka Prodi DIII Analis Kimia menyelenggarakan Workshop Teknik Sampling yang dilaksanakan selama dua hari, Sabtu-Minggu 13-14 Juni 2015 di kawasan Pantai Glagah Kulonprogo. Tak kurang dari 64 mahasiswa ikut serta dalam program yang rutin diselenggarakan tiap tahun ini. Mereka terlihat sangat antusias mengikuti workshop ini, selain karena program ini include dalam kurikulum yang nantinya akan dikonversi ke matakuliah Praktikum Teknik Sampling, mahasiswa  juga merasakan suasana berbeda dari rutinitas praktikum yang biasanya mereka lakukan di laboratorium.
Dalam workshop yang dipandu oleh Reni Banowati Istiningrum, selaku Dosen Pengampu Praktikum Teknik Sampling, dan 3 orang asisten ini, mahasiswa dilatih untuk menggunakan peralatan sampling air, tanah dan udara seperti impinger, high volume air sampler, water sampler horizontal, dan bor tanah. Mahasiswa juga berlatih menggunakan alat ukur parameter lapangan seperti higrometer, DO meter, GPS, current meter, dan lain-lain. Selain itu, sebelum melaksanakan sampling, mahasiswa juga harus melakukan survei terlebih dahulu sebagai dasar dalam membuat desain sampling. Melalui workshop ini diharapkan akan memberikan bekal dan kompetensi tambahan bagi mahasiswa selain sebagai analis kimia di laboratorium. Karena pada kenyataannya, beberapa alumni Prodi DIII Analis Kimia juga diberi tugas sebagai petugas pengambil sampel.
(Glagah Beach) Dalam upaya menghasilkan data yang valid dan dapat dipertanggungjawabkan yang selanjutnya akan digunakan dalam  pengambilan keputusan, maka dibutuhkan suatu ilmu dan skill tersendiri dalam pengambilan sampel. Sampel yang baik adalah sampel yang memiliki keterwakilan yang tinggi terhadap populasi yang akan dikaji. Hal ini penting karena sampel itulah yang nantinya akan diolah, dan parameternya akan digunakan untuk mengeneralisir karakterisitik populasi. Dalam kasus populasinya adalah obyek lingkungan seperti air, udara maupun tanah terdapat kendala tersendiri yang ditimbulkan dari sifat populasi yang cenderung heterogen dan dinamis.
Mengingat pentingnya proses pengambilan sampel bagi seorang analis kimia maka Prodi DIII Analis Kimia menyelenggarakan Workshop Teknik Sampling yang dilaksanakan selama dua hari, Sabtu-Minggu 13-14 Juni 2015 di kawasan Pantai Glagah Kulonprogo. Tak kurang dari 64 mahasiswa ikut serta dalam program yang rutin diselenggarakan tiap tahun ini. Mereka terlihat sangat antusias mengikuti workshop ini, selain karena program ini include dalam kurikulum yang nantinya akan dikonversi ke matakuliah Praktikum Teknik Sampling, mahasiswa  juga merasakan suasana berbeda dari rutinitas praktikum yang biasanya mereka lakukan di laboratorium.
Dalam workshop yang dipandu oleh Reni Banowati Istiningrum, selaku Dosen Pengampu Praktikum Teknik Sampling, dan 3 orang asisten ini, mahasiswa dilatih untuk menggunakan peralatan sampling air, tanah dan udara seperti impinger, high volume air sampler, water sampler horizontal, dan bor tanah. Mahasiswa juga berlatih menggunakan alat ukur parameter lapangan seperti higrometer, DO meter, GPS, current meter, dan lain-lain. Selain itu, sebelum melaksanakan sampling, mahasiswa juga harus melakukan survei terlebih dahulu sebagai dasar dalam membuat desain sampling. Melalui workshop ini diharapkan akan memberikan bekal dan kompetensi tambahan bagi mahasiswa selain sebagai analis kimia di laboratorium. Karena pada kenyataannya, beberapa alumni Prodi DIII Analis Kimia juga diberi tugas sebagai petugas pengambil sampel.