Lowongan Pekerjaan D3 Analis Kimia , D3 Farmasi dan S1 KIMIA. Ayoo Segera kirimkan CV lengkap Anda ke PT. Berlico Mulia Farma.
Palatihan asesor kompetensi ini diikuti oleh 60 peserta yang berasal dari dosen Universitas Islam Indonesia, Universitas Gadjah Mada, Balai Besar Kerajinan Batik, Dirjen Perikanan, guru SMK, perusahaan logistik dan praktisi industri di wilayah Pulau Jawa. Pelatihan dibuka oleh Dekan Fakultas MIPA UII Drs. Allwar, M.Sc., Ph.D. di Gedung Kuliah Umum Prof. Dr. Sardjito UII ini menghadirkan anggota Komisi Sertifikasi BNSP, Dra. Nurmaningsih, MBA. Nurmaningsih menyampaikan kebijakan BNSP terkait dengan system dan peraturan sertifikasi dan pengembangan skema sertifikasi, terutama dalam menghadapi China-ASEAN Free Trade Area pada akhir 2015 mendatang. Pemerintah memiliki 12 sektor prioritas dalam menghadapi tantangan globalisasi dan salah satu program yang tengah digalakan oleh BNSP adalah membagun Indonesia Kompeten. Tenaga kerja dan tenaga professional Indonesia harus tersertifikasi untuk memastikan dan memilihara kompetensi sesuai dengan bidang yang dimiliki. Sertifikasi kompetensi sudah menjadi keharusan bagi para tenaga kerja untuk dapat bersaing di kancah internasional.
Salah satu program Indonesia Kompeten yang telah dicanangkan BNSP ini akan diwujudkan melalui peningkatan jumlah asesor kompetensi untuk mendukung peningkatan sertifikasi personel di Indonesia. Asesor kompetensi inilah yang diberikan kewenangan untuk melaksanakan proses asesmen atau uji kompetensi sehingga seorang personel akan mendapatkan sertifikat kompetensi. Selain pengembangan Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP), perluasan Tempat Uji Kompetensi (TUK), dan skema sertifikasi, BNSP juga memiliki program perkembangan asesor kompetensi.
Program Studi DIII Analis Kimia yang telah merintis Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) Sains Terapan FMIPA UII ditunjuk BNSP untuk menjadi penyelenggara Pelatihan Asesor Kompetensi Sektor Prioritas APBN-P TA. 2015. Menurut Yuli Rohyami, M.Sc. selaku Ketua Penyelenggara menuturkan bahwa, pelatihan yang diselenggarakan di Gedung FMIPA UII ini meliputi tiga angkatan sekaligus, yakni Angkatan 88, Angkatan 89 dan Angkatan 90 . Pelatihan Asesor Kompetensi BNSP dari tiga angkatan ini merupakan asesor kompetensi untuk bidang perikanan, logistic serta tekstil dan garmen.
Saat ditemui di ruang kerjanya, Yuli Rohyami mengatakan bahwa selama pelatihan berlangsung, para calon asesor kompetensi mendapatkan pelatihan secara penuh dalam 3 unit kompetensi, yakni merencanakan dan mengorganisasikan asesmen, mengembangkan perangkat asesmen, dan mengases kompetensi. Dari 60 peserta yang terdaftar, 53 calon asesor berhasil mengikuti pelatihan secara penuh selama 5 hari dari pukul 08.00 hingga pukul 21.30 WIB. Selama pelatihan, calon asesor langsung melaksanakan tugas asesor untuk menyusun perencanaan dan pengorganisasian asesmen, praktik mengembangkan perangkat asesmen sesuai dengan unit-unit kompetensi pada Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) sesuai dengan bidang masing-masing. Calon asesor juga langsung melaksanakan praktek mengases kompetensi dengan metode role play.
Calon asesor kompetensi selain mengikuti pelatihan secara lengkap juga harus memiliki sekurang-kurangnya dua kali melaksanakan asesmen, sehingga dalam pelatihan ini juga difasilitasi dengan penugasan asesmen secara mandiri. Pada Sabtu, 12 September 2015 dari pukul 08.00 – 17.00 WIB seluruh calon asesor telah berhasil lulus uji kompetensi dan dapat direkomendasikan sebagai asesor kompetensi BNSP.
Satu upaya yang dilakukan BNSP untuk menyiapkan tenaga ahli yaitu dengan mengadakan pelatihan asesor kompetensi untuk 12 sektor prioritas BNSP dengan cara mengadakan pelatihan sebanyak 10 kali untuk setiap sector . Hasil pelatihan tersebut diharapkan mampu menghasilkan kurang lebih 24 ribu tenaga asesor pada tahun 2016. Materi yang disajikan oleh Nurma selesai jam 12.00 dan setelah istirahat siang dibagi menjadi 3 kelas untuk ketiga bidang pelatihan. Rencananya kegiatan hari pertama akan berakhir pada pukul 21.30.
Informasi diterimanya Linda Puspitasari di PT Krakatau Steel juga diketahui oleh Kaprodi (red. Ketua Program Studi) D-III Analis Kimia FMIPA UII. Berdasarkan penelusuran yang dilakukan oleh Kaprodi D-III Analis Kimia paling tidak ada 2 alumninya yang diterima di PT Krakatau Steel. “Nama lain yang diterima sebagai pegawai di PT Krakatau Steel adalah Winda Novita Sari”, ucap Thorikul Huda selaku Kaprodi D-III Analis Kimia. Menurut Thorik sapaan dari Kaprodi D-III Analis Kimia, penelusuran dilakukan dengan browsing di internet dan ada 2 nama alumninya yang berhasil menembus seleksi di perusahaan yang berdiri pada 31 Agustus 1970. Informasi internet yang menyatakan bahwa Linda Puspitasari dan Winda Novita Sari yang lolos seleksi tahap lahir dapat dilihat melalui http://www.bandungoc.com/lolospeserta.htm . “Alhamdulillah lulusan D-III Analis Kimia mampus bersaing dengan lulusan dari kampus lain di Indonesia”, tambah Kaprodi yang mengemban amanah untuk kedua kalinya tersebut. Keberadaan Linda dan Winda di PT Krakatau steel semakin menambah jumlah alumni D-III Analis Kimia UII yang berkarir di PT Krakatau Steel.
Dwiarso Rubiyanto, Hady Anshory, Hardjono Sastrohamidjojo, Chairil Anwar
2. Adsorption Isotherm of Cr (VI) Using Mg/Al Hydrotalcite with Molar Ratio 2:1
Bayu Wiyantoko, Puji Kurniawati, Tri Esti Purbaningtias
3. Decreasing in Acid Number of Patchouli Oil by Different Natural Adsorbent and Variation of Contact Time
Tri Esti Purbaningtias, Bayu Wiyantoko, Puji Kurniawati, Mustika Kusuma Sari
4. Improvement Of The Product And Qaulity Of Pogostemon Cablin Benth
Allwar, Is Fatimah, Noor Fitri, Dwiarso Rubiyanto
5. Fuzzy T2 Hotelling Control Chart
Ayundyah Kesumawati, M. Mashuri, Irhamah
6. Waste Cooking Oil Conversion To Biodeisel Catalized By Egg Shell Of Purebred Chiken With Ethanol As A Solvent
Hellna Tehubijuluw, I Wayan Sutapa, Mealan Lethulur
Analis kimia memiliki peranan yang besar dalam kemajuan bangsa. Dalam sambutannya, Kanjeng Gusti Pangeran Haryo Puger menuturkan bahwa generasi muda harus tantangan globalisasi sehingga mampu bersaing di kancah internasional. Para professional muda harus memiliki keunggulan yang kompetitif. Kanjeng Gusti Pangeran Haryo Puger juga menuturkan, bahwa Keraton Kasunana Surakarta memiliki tradisi yang perlu digali dari sisi kimiawinya. Kekayaan tradisi keratin seperti batik, ramuan tradisional, resep tradisional, ramuan perawatan pusaka kerajaan dan pemandian air hangat yang kaya akan material. Analis kimia juga harus berperan dalam mendukung program pemerintah dalam pengendalian kelestarian lingkungan. Pihaknya menyatakan bangga, Solo sebagai kota yang banyak melahirkan para pemimpin dan pahlawan bangsa dipercaya menjadi tuan rumah dalam konvensi yang pertama dari asosiasi profesi analis kimia.
Analis kimia memiliki peranan yang besar dalam membangun bangsa. Letjen Purnawirawan Ir. H. Azwar Anas yang juga memiliki basic di bidang analis kimia, dalam pemaparannya menyampaikan bahwa untuk membangun kemajuan bangsa dibutuhkan kecerdasan social, kecerdasan emosional dan kecerdasan intelektual. Membangun sebuah peradaban harus dimulai dari bagaimana membentuk generasi penerus bangsa yang berkualitas. Mustahil suatu negara akan memiliki kekuatan yang besar tanpa dibangun fondasi ketaatan bangsa Indonesia pada Allah SWT. Kekuatan sebuah negara juga tidak lepas dari peranan seorang ibu. Bagaimana membangun bangsa akan sangat dipengaruhi sejauhmana generasi bangsa mengabdikan dirinya pada ibu, para orang tua dan ibu pertiwi. Tantangan China-ASEAN Free Trade Area yang sudah di depan mata, membutuhkan penguatan social behavior untuk dapat beradaptasi dengan perkembangan zaman. Analis kimia, ke depan adalah calon pemimpin bangsa yang akan menghantarkan kemajuan dan kejayaan bangsa Indonesia.
Mujiono, M.M. dalam pemaparannya menyampaikan bahwa program pendidikan vokasi didesain untuk melahirkan tenaga kerja kerja industri yang kompeten. Dalam Peraturan Pemerintah No 41 tahun 2015 menyatakan bahwa program pendidikan vokasi Indonesia memiliki tantangan untuk membangun pendidikan berbasis kompetensi. Adanya kebijakan hilirasi yang melarang segala bentuk bahan mentah untuk diekspor, maka Indonesia harus mampu menyiapkan tenaga professional untuk mengelola sumber daya alam. Kebutuhan tenaga professional yang kompeten menjadi tanggung jawab besar dari berbagai pihak. Realita yang ada, produktivitas SDM Indonesia masih rendah, tingkat pengangguran yang masih tinggi, padahal pasar bebas ASEAN akan menjadi tantangan yang harus dihadapi. Kesenjangan kompetensi rupanya masih menjadi permasalahan besar yang harus mendapat perhatian besar.
Permasalahan yang dihadapi bangsa Indonesia, 75 % dari sebaran sektor Industri masih berada di Pulau Jawa dan wirausahawan Indonesia masih berada di bawah 2 %. Era perdagangan bebas, perlu ditempuh dalam menyiapkan tenaga kerja kerja industry yang kompeten dan memiliki daya saing yang tinggi, dengan membangun pendidikan vokasi industry berbasis kompetensi, membangun link and match antara vokasi dengan dunia kerja industry, mengembangkan sistem pendidikan dan pelatihan berbasis kompetensi, dan mendorong recognisi SKKNI di tingkat ASEAN melalui Mutual Recognition Agreement (MRA). Langkah stategis yang dilakukan pemerintah adalah dengan melakukan pemetakan kompetensi pasar tenaga kerja ASEAN. Organisasi profesi analis kimia memiliki tantangan besar untuk melakukan pemetakan kompetensi untuk membuka peluang tenaga professional Indonesia bersaing di tingkat ASEAN.
Dalam konvensi ini juga digelar forum sains dengan menghadirkan berbagai narasumber Dr. Mas Ayu Elita Hafizh, Ph.D. (Universitas Indonesia), Mohammad Faezal Bahri (PT Kromitekindo Utama), Hardiana Setiani (Balai Pengembangan Industri Persepatuan Indonesia), Laila Fitri Handayani, dan PT Malvern Indonesia. Menurut Mas Ayu Elita Hafizh, teknologi nano dalam perusahaan polimer berkembang dengan pesat. Indonesia memiliki sumber daya yang besar untuk mengembangkan teknologi nano sehingga mampu membawa kemajuan bangsa. Pengembangan instrumentasi pengujian kimia juga semakin melejit. Dalam presentasinya, Mohamad Faezal Bahri menjelaskan system deteksi senyawa yang transparan UV dengan penambahan detector MS pada instrument HPLC-PDA yang ada.
Kiprah analis kimia sangat luas dalam berbagai sektor strategis pembangunan bangsa. Hardiana Setiani dari Balai Pengembangan Industri Persepatuan Indonesia memaparkan bagaimana melakukan validasi pengujian logam berat dalam sektor industri persepatuan Indonesia. Sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja kimia, memiliki peranan yang besar dalam membangun Indonesia sejahtera. Smart projector, menjadi topik yang hangat dalam forum sains yang disampaikan oleh Krisna dari Universitas Indonesia disamping berbagai forum inovasi dari IPB, PT Berca Niaga Medika, PT Niaga Indocement Tunggal Prakarsa tbk., PMMI-IQMA dan PT. Kimia Mega Slaras.
Sistem sertifikasi kompetensi pada profesi analis kimia memiliki peranan penting. Surono, M.Phil. dari Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP) mengangkat tema Sertifikasi Profesi dan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia di Bidang Analis Kimia. BNSP mendorong asosiasi profesi lembaga diklat dan perguruan tinggi untuk mendirikan Lembaga Sertikasi Profesi (LSP) untuk mewujudkan Indonesia kompeten. Pemahaman sistem manajemen mutu laboratorium ISO/ICE 17025 menjadi isu yang menarik dalam akhir acara konvensi.
Program Studi DIII Analis Kimia FMIPA UII dengan keunggulan dalam pengujian kimia dan sistem penjaminan mutu ISO/IEC 17025 memiliki kompetensi dalam pengujian kimia secara konvensional dan instrumental. Mahasiswa mendapatkan bekal dalam berbagai aplikasi pengujian dengan menggunakan metode standard dan berbagai metode analisis yang telah dikembangkan. Di samping itu, mahasiswa telah diberikan bekal untuk memiliki kompetensi dalam berbagai pengujian dengan menggunakan instrumentasi spektrofotometer UV-Vis, infra red (IR) spectroscopy, atomic absorption spectroscopy (AAS), gas chromatography (GC), high performance liquid chromatography (HPLC), gas chromatography-mass spectrometry (GC-MS), electroanalysis dan berbagai instrumentasi lainnya.
Workshop ini merupakan salah satu bentuk peningkatan kompetensi mahasiswa dengan fasilitas yang dimiliki oleh STTN BATAN. Sepintas, istilah nuklir akan dibayangkan pada sesuatu yang menakutkan. Teknologi nuklir yang dikendalikan akan memberikan kemaslahatan bagi umat manusia. Penerapan pengujian parameter kimia dengan teknologi nuklir merupakan salah satu bentuk aplikasi yang berguna bagi masyarakat secara luas. Melalui workshop ini, mahasiswa dibekali ilmu dan ketrampilan dalam analisis aktivasi neutron (AAN) dan spektrometri gamma. Ketua Program Studi DIII Analis Kimia FMIPA UII, Thorikul Huda, M.Sc. saat menghantarkan peserta pelatihan menyampaikan bahwa workshop ini merupakan salah satu bentuk kegiatan yang bertujuan untuk meningkatkan kompetensi calon lulusan, terutama dalam aplikasi pengujian berbasis teknologi nuklir.
Peserta mendapatkan kuliah pengantar teknologi nuklir yang disampaikan oleh Sugili Putra, S.T., M.Sc. untuk membuka wacana penerapan teknologi nuklir dalam pengujian kimia untuk berbagai parameter uji. Dalam workshop ini, mahasiswa diperkenalkan dengan salah satu metode uji dengan menggunakan analisis aktivasi neutron (AAN) yang disampaikan oleh Prof. Dr. rer.nat. Agus Taftazani. Metode analisis ini sangat bermanfaat dalam melakukan investigasi adanya paparan atau cemaran dalam suatu kawasan. Isu merkuri dan cemaran logam berat berbahaya dalam berbagai sampel pemutih dan kosmetika juga dapat dibuktikan dengan pengujian yang lebih akurat. Instrumentasi ini juga mampu mengungkapkan adanya bahan kimia berbahaya dari asap rokok, mengukur tingkat kesuburan tanah dan berbagai parameter uji lainnya dalam jenis cuplikan yang bervariasi. Metode AAN juga berguna dalam melakukan investigasi kimia forensik yang dapat membantu aparat dan penegak hukum dalam mengungkapkan berbagai kasus atau tindak criminal.
Pengetahuan tentang kimia inti dan reaksi aktivasi juga diberikan kepada seluruh peserta. Ir Yustina Trihandayani memberikan kuliah singkat tentang bagaimana suatu reaksi aktivasi unsur dapat terjadi. Dalam kesempatan yang sama, Ir. Yustina yang telah berpengalaman dalam memberikan berbagai pelatihan teknologi nuklir menjelaskan berbagai aplikasi spektrometri gamma untuk pengujian sampel lingkungan. Pemantauan aktivitas radiasi sangat berguna dalam mengukur adanya paparan radiasi yang ada di lingkungan. Adanya paparan radiasi seperti kasus yang terjadi di Fukushima Jepang beberapa tahun yang lalu juga menimbulkan keresahan bagi negara lain, salah satunya Indonesia. Adanya jaminan bahwa paparan radiasi tidak sampai di wilayah perairan Nusantara merupakan informasi penting dan berharga bagi seluruh rakyat Indonesia.
Kompetensi mahasiswa dalam menerjemahkan data menjadi sangat penting. Dalam akhir kuliah singkat, Ibu Maria Christina P, S.ST., M.Eng, menguraikan materi tentang spectrum dan pengolahan data analisis dengan AAN dan spektrometri gamma. Mahasiswa yang didampingi oleh tim dosen, Yuli Rohyami, M.Sc. dan Tri Esti Pubaningtias, M.Si. ini secara penuh mengikuti kuliah sekaligus praktikum pengujian dengan analisis aktivasi neutron (AAN) dan spektrometri gamma. Tim instruktur dari STTN BATAN dan para pakar dari BATAN memberikan bimbingan kepada mahasiswa mulai dari preparasi sampel, tahap pengujian dan pengolahan data disamping pengenalan berbagai reaktor nuklir lainnya.
Sebelas tim dari Prodi DIII Analis Kimia se-Indonesia mengikuti babak Final Proyek Sains pada Kamis, 20 Agustus 2015 di Universitas Islam Indonesia. Proyek Sains ini merupakan salah satu kategori dalam ajang kompetisi kimia terapan tingkat nasional bagi mahasiswa program pendidikan vokasional pada jenjang DIII. Proyek Sains merupakan kelompok lomba penalaran mahasiswa dengan mengangkat tema pada isu energi terbarukan, pangan, dan lingkungan.
Ajang kompetisi ilmiah yang baru pertama kali digelar untuk program sekolah vokasi ini mendapat sambutan dari mahasiswa analis kimia se-Indonesia. Hasil seleksi dari tim menyatakan bahwa dari naskah Proyek Sains yang masuk, sebelas tim dinyatakan lolos dalam babak final, enam diantaranya berasal dari tim dari Prodi DIII Analis Kimia FMIPA UII. Kesebelas tim ini mempresentasikan Proyek Sains dihadapan tim juri. Presentasi tim anak bangsa ini berhasil memukau tim juri. Rupanya hasil karya generasi penerus bangsa ini harus mendapatkan apresiasi dari pemerintah dan investor untuk pembangunan Indonesia di masa yang akan datang.
Tim dari Prodi DIII Analis Kimia Universitas Negeri Ganesha Bali berhasil meraih Juara I. Tim yang diketuai oleh Luh Tutik Sutrisna Sari dan beranggotakan Kadek Yuliani dan Luh Putu Ayu Lakshemi Oka dengan judul Estimasi Potensi Energi pada Sampah Sesajen dari Ritual Keagamaan di Bali berhasil mengalahkan tim dari berbagai perguruan tinggi. Sementara itu, tim dari AKA Bogor dengan ketua tim Gigih Yuspiansyah berhasil meraih Juara II. Tim yang beranggotakan Riana Dian Saraswati dan Asti Jayatri ini mengusung tema Adsorpsi Limbah Timbal (Pb) dengan menggunakan Adsorben Biji Buah Alpukat. Tim Muhammad Yusuf Abdullah, Arif Kharisma Hakim dan Yorfan Ruwindya dari Prodi DIII Analis Kimia FMIPA UII berhasil meraih Juara III. Tim UII ini mengangkat tema Penentuan Methyl Orange Hasil Adsorbsi Menggunakan Abu Sekam Padi dengan Variasi pH secara Spektrofotometri.
Meski menduduki peringkat III, Program Studi DIII Analis Kimia sangat bangga dengan prestasi mahasiswa yang telah berjuang dan lolos dalam babak seleksi tahap awal. Tim yang telah lolos dalam babak seleksi juga memiliki karya yang tidak kalah menarik. Laila Anis Sulfiah, Qory Fiqriyana, Afifah Nurviana Jayanti juga melahirkan sebuah proyek yang berjudul Pengaruh Konsentrasi Asam dan Waktu pada Proses Hidrolisis Pembuatan Bioetanol dari Tongkol Jagung dengan Fermentasi. Selain itu, Tesar Erys Munandar, Azis Saepuloh dan M. Sayyid Sabiq membuat sebuah karya terobosan dengan topic Pembuatan Biokerosin dari Tanaman Buah Kecombrang sebagai Biofuel Alternatif yang Ramah Lingkungan untuk Bahan Bakar Rumah Tangga.
Prodi DIII Analis Kimia telah mempersiapkan tim ini dengan matang. Karya lain yang berkesempatan mengikuti babak final adalah Nursi Biwi Qayyumah, Siti Soapriah, dan Shakila Nurul Anissa dengan karya Optimasi Konsentrasi dalam Proses Hidrolisis dan Fermentasi dengan Saccharomyces cerevisiae pada Pembuatan Bioetanol dari Limbah Kulit Singkong. Disamping itu, Baruji dengan timnya Muhammad Afif Dinata dan Nisa Nurlistiawati dengan karya yang berjudul Ekstrak Etanol Getah Batang Chlomoraena Odorata untuk Penyembuhan Luka Topikal juga berhasil memasuki babak final. Tidak kalah juga, karya dengan judul Optimasi Pembuatan Biogas dari Fermentasi Limbah Cair Produksi Tahu dan Tempe Menggunakan Stater Isi Rumen Sapi dengan Metode Rancangan Acak Lengkap dari Destiana Murtiani, Rima Santi Rohmawati, dan Yustina Nuraini juga berkesempatan mempresentasikan karya Proyek Sains mereka di hadapan tim juri.
Ketua Program Studi DIII Analis Kimia FMIPA UII, Thorikul Huda, M.Sc. bangga atas prestasi yang telah diraih dari tim Proyek Sains DIII Analis Kimia FMIPA UII. Prodi tidak hanya bangga dengan kemenangan yang telah diraih oleh tim Muhammad Yusuf Abdullah, tetapi lebih dari itu. Kemenangan bagi prodi adalah saat melihat mahasiswa bangkit untuk meraih mimpi dan mengukir prestasi. Selamat para juara dan selamat para pemenang sejati yang telah menaklukkan segenap rasa tuk melangkah mengukir prasasti kejayaan di masa muda.
Harus diakui, mahasiswi semester V ini memiliki prestasi akademik yang gemilang. Gadis asal Jepara Jawa Tengah putri Bapak Wardoyo dan Ibu Sarti tersebut juga berhasil meraih prestasi dengan Indeks Prestasi Semester dan Indeks Prestasi Kumulatif tertinggi di Prodi DIII Analis Kimia. Thorikul Huda, M.Sc. selaku Ketua Prodi DIII Analis Kimia selepas pengumuman pemenang menuturkan bahwa dirinya bangga atas prestasi mahasiswa Prodi III Analis Kimia yang telah teruji dalam ajang kompetisi di bidang kimia terapan. Prodi sangat bangga, di samping Wirdatul Jannah, Aziz Saefullah dan Mega Selviana Eka Dahlyani berhasil meraih Juara II dan Juara III dalam satu kategori lomba. Prodi akan selalu memberikan dukungan dan pembinaan agar kualitas prestasi mahasiswa dalam berbagai kompetisi ilmiah akan semakin meningkat. Prestasi mahasiswa juga akan semakin meningkatkan kepercayaan diri mahasiswa dalam menghadapi tantangan dan perubahan zaman.
Olimpiade Kimia Terapan Tingkat Nasional ini merupakan ajang kompetisi mahasiswa DIII Analis Kimia se-Indonesia untuk yang pertama kalinya diselenggarakan. Prodi akan berkomitmen untuk terus mendorong prestasi di bidang akademik bagi seluruh mahasiswa analis kimia. Prestasi yang telah diraih Wirda, tentu akan menjadi tonggak keberhasilan gemilang prestasi mahasiswa dalam berbagai kompetisi ilmiah tingkat nasional. Selamat untuk Wirdatul Jannah, Aziz Saefullah dan Mega Selviana Eka Dahlyani yang telah mengukir prestasi, semoga kesuksesan akan selalu menyertai perjalanan hidup di masa yang akan datang.
Adanya BNSP ini maka tenaga kerja dan tenaga ahli Indonesia akan dapat bermanfaat dalam memastikan dan memelihara kompetensi kerja sehingga akan mendapatkan pengakuan di dalam maupun di luar negeri. Penyelenggaraan sistem sertifikasi kompetensi ini, BNSP memberikan kewenangan kepada LSP untuk melakukan sertifikasi kompetensi. BNSP mendorong perguruan tinggi terutama yang menyelenggarakan program pendidikan vokasional untuk mendirikan LSP Pihak Pertama.
Menurut Nurmaningsih, LSP Sains Terapan FMIPA UII ini akan menjadi volunteer untuk melakukan pengembangan skema sertifikasi di seluruh bidang keahlian yang dimiliki oleh seluruh program studi di lingkungan Universitas Islam Indonesia. Saat ini telah ada undang-undang terkait dengan kebijakan regulasi pemerintah terkait dengan sertifikasi dalam sector perbendaharaan negara, guru, perpustakaan, informasi dan transaksi elektronik, penerbangan, pariwisata, lalulintas dan angkutan jalan, perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup, perfilman, farmasi, kehutanan, akuntansi public, perindustrian, keinsinyuran, dan tenaga kesehatan. Universitas Islam Indonesia, memiliki peluang yang sangat besar untuk memberikan sertifikasi kompetensi kepada seluruh lulusan untuk dapat bersaing di pasar global, baik di Indonesia maupun di luar negeri.
Narasumber juga menegaskan bahwa adanya Persetujuan Umum Perdagangan Bidang Jasa (General Agreement on Trade in Service/GATS) maka perguruan tinggi yang melahirkan calon tenaga kerja Indonesia harus mempersiapkan calon lulusan yang memiliki sertifikat kompetensi sehingga selain dapat bersaing di pasar global. BNSP memiliki mutual recognition agreement (MRA) sehingga sertifikasi kompetensi yang dilakukan oleh LSP yang telah mendapatkan lisensi oleh BNSP dapat diakui secara internasional. MRA untuk kerjasama Perdagangan Jasa Multilateral dan Bilateral seperti WTO, ASEAN, ASEAN-China, ASEAN-UE, dan Indonesia-Jepang.
Indonesia juga harus siap dengan implementasi MEA 2015 yang pada tahap awal akan diprioritaskan pada 12 sektor, tujuh sektor barang dan tujuh sektor jasa. Prioritas pada sector barang meliputi produk berbasis agro, otomotif, elektronika, produk karet, tekstil dan produk tekstil, perikanan, dan barang dari kayu. Disamping itu, prioritas dalam sector jasa meliputi penerbangan, jasa on line, pariwisata, kesehatan dan logistic.
Dalam sesi dialog, peserta sangat antusias menyambut adanya sistem sertifikasi profesi yang diatur dalam sistem manajemen mutu ISO/IEC 17024. Narasumber merekomendasikan, untuk program pendidikan vokasi harus segera menindaklanjuti hasil seminar. LSP Sains Terapan FMIPA UII akan dijadikan sebagai referensi dalam pengembangan sistem sertifikasi di UII. Manajer Sertifikasi, Yuli Rohyami, M.Sc. menyatakan bahwa LSP Sains Terapan siap untuk melakukan pengembangan skema sertifikasi bagi seluruh prodi di lingkungan UII, khususnya bagi program pendidikan sekolah vokasi. Langkah awal yang akan dilakukan, pada 8 – 13 September 2015 mendatang, UII akan melahirkan 20 asesor kompetensi yang siap mengembangkan skema sertifikasi.
Di akhir kegiatan seminar, narasumber menyatakan bahwa sertifikat kompetensi yang diakui secara internasional adalah sertifikat kompetensi dari LSP terlisensi. Sertifikat profesi atau kompetensi yang berasal dari lembaga pendidikan dan pelatihan atau asosiasi profesi tentu hanya diakui oleh wilayah tertentu, inilah saatnya UII untuk membangun sistem sertifikasi di seluruh bidang keahlian yang ada di seluruh program studi.