Workshop K3, Langkah Awal Sukses Bekerja di Laboratorium
Senin, 17 September 2018, mahasiswa baru Prodi D III Analisis Kimia UII mengikuti kegiatan workshop Keselamatan dan Kesehatan Kerja Laboratorium. Kegiatan ini merupakan salah satu rangkaian rutin proses pelatihan mahasiswa baru untuk mempersiapkan diri mengikuti proses pembelajaran Prodi D III Analisis Kimia yang lebih menekankan pendidikan skill laboratory dibandingkan dengan teori. Sekitar 60-70% proses pembelajaran Prodi D III Analisis Kimia diselenggarakan di laboratorium. Acara ini dibuka oleh Tri Esti Purbaningtias, M.Si., selaku Kaprodi D III Analisis Kimia, pada sambutan beliau dipaparkan faktor paling penting dalam laboratorium bukanlah alat yang banyak dan canggih tetapi justru keamanan merupakan hal yang paling penting. “Kegiatan workshop K3 ini terdiri dari tiga tahap, yang pertama yang diselenggarakan pada hari ini yaitu mengenai K3 di laboratorium, dilanjutkan pada 24 September mengenai P3K di laboraorium, dan yang terakhir adalah pengenalan alat di Laboratorium Kimia Terapan pada 6 Oktober. Dengan adanya kegiatan ini diharapkan seluruh mahasiswa Prodi D III Analisis Kimia dapat mengikuti praktikum di laboratorium dengan prinsip 3S yaitu diawali dengan Sehat, dijalani dengan Semangat dan diakhiri dengan Selamat” kata Tri Esti Purbaningtias.
Pemateri pada workshop K3 ini adalah Bapak Azham Umar Abidin, SKM, MPH, yang merupakan dosen Prodi Teknik Lingkungan UII. Selain itu, beliau merupakan Asesor Kompetensi Bidang K3 pada BNSP dan LSP UII. Bapak Azham menjelaskan mengenai pengertian K3, identifikasi bahaya, pengendalian dan penanganan kecelakaan di laboratorum. Pada paparannya beliau menjelaskan bahwa K3 itu tidak hanya dibutuhkan di laboratorium tapi pada setiap aspek kegiatan manusia, contoh paling sederhana yang sering lalai dilakukan mahasiswa adalah penggunaan alat keselamatan berkendara. Sebelum melakukan kegiatan di laboratorium mahasiswa diharapkan telah terlebih dahulu mengidentifikasi potensi bahaya yang dapat terjadi, misalnya peralatan apa saja yang berbahaya.
Proses identifikasi bahaya tersebut menjadi dasar untuk melakukan tindakan-tindakan pengendalian kecelakaan. Dengan adanya pengendalian tersebut diharapkan tidak ada kecelakaan yang terjadi di laboratorium. Selain itu, dijelaskan juga berbagai macam penanganan jika terjadi kecelakaan berdasarkan jenisnya, misalnya pada kecelakaan terbakar ringan, bagian tubuh korban yang terbakar didinginkan dengan air selama 10 menit. Dengan adanya pengetahuan menegani identifikasi, pengenadalian dan penanganan bahaya di laboratorium, mahasiswa tidak panik dalam menghadapi kecelakaan yang ada. Rasa panik justru menimbulkan kecelakaan yang lebih besar. Safety itu berat tapi wajib dilakukan.