Kuliah pakar merupakan agenda rutin Program Studi DIII Analisis Kimia yang menghadirkan narasumber dari kalangan akademisi maupun praktisi. Kuliah pakar bertujuan untuk memberikan gambaran lebih luas kepada mahasiswa terkait dasar-dasar dan implementasi analisis kimia di dunia kerja, tantangan serta peluang analis kimia di masa depan. Materi kuliah pakar menyentuh matakuliah kompetensi keprodian seperti mata kuliah Kromatografi.
Kromatografi merupakan salah satu matakuliah yang implementasinya sangat luas di dunia kerja, sementara pengetahuan dan kemampuan dalam uji kesesuaian sistem serta pemeliharahan instrumentasi kromatografi menjadi faktor pendukung dan nilai tambah bagi lulusan analisis kimia FMIPA UII. Pengetahuan terkait troubleshooting selama pengoperasian instrumentasi GC dan HPLC menjadi hal yang menarik untuk diulas lebih lanjut pada kuliah pakar. Oleh karena itu topik tersebut diusung pada kuliah pakar series #5 yang dilaksanakan Sabtu, 11 Desember 2021. Kuliah pakar terakhir pada semester ganjil 2021/2022. Kuliah pakar dilaksanakan melalui platform zoom dengan menghadirkan Yosi Aristiawan, S.Si., dari Pusat Riset dan Pengembangan SDM Badan Standardisasi Nasional.
Kuliah pakar dibuka oleh Thorikul Huda, M.Sc. selaku Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan, Keagamaan dan Alumni. Thorikul Huda mengatakan Prodi D III Analisis Kimia secara konsisten menyelenggarakan kuliah pakar dengan topik-topik yang menarik dan sangat relevan dengan CPL di Program Studi D III Analisis Kimia. Kegiatan seperti ini diselenggarakan dalam upaya memberikan pelayanan terbaik kepada mahasiswa dan manfaat kepada khalayak. Hal tersebut relevan dengan predikat unggul Program Studi D III Analisis Kimia untuk akreditasi BAN PT dan juga diperolehnya sertifikasi ASIIN dari lembaga akreditasi internasional dari Jerman untuk displin ilmu rekayasa, matematika dan sains, pertanian, biologi.
Pada sesi penyampaian materi Yosi Aristiawan menyampaikan bahwa uji kesesuaian sistem (system suitability testing) penting dilakukan untuk menghasilkan suatu hasil pengujian yang akurat dan handal. Adapun parameter uji kesesuaian system antara lain resolution, retention factor, tailing factor (peak asysmetric), peak area precision, substance retention time dan Number of Theoretical Plates (N). Spesifikasi keberterimaan untuk masing-masing parameter adalah sebagai berikut: Resolution of Analyte peak from closest peak Rs >2, Capacity Factor (k’) >2, Tailing Factor ≤ 2, RSD dengan pengulangan 5 kali ≤ 2% dan Number of Theoretical Plates (N) > 2000.
Permasalahan yang ditemukan dalam pengoperasian instrumentasi kromatografi adalah terkait tekanan, waktu retensi, presisi, resolusi, split peaks dan base line noise. Tekanan, waktu retensi dipengaruhi oleh penerapan laju alir, kolom, fase gerak, temperatur dan penggunaan metode yang berbeda signifikan. Resolusi dapat dipengaruhi oleh kolom, laju alir dan injektor. Split peaks dapat disebabkan karena poor tubing connections, kesalahan sistem volume, penyumbatan, pencucian setelah injeksi, sampel overload, kesetimbangan kolom dan degradasi sampel.
Acara yang dimoderatori oleh Bayu Wiyantoko, M.Sc berjalan dengan lancar, peserta juga turut aktif dalam sesi diskusi. Adapun total peserta sebanyak 129 orang berasal dari mahasiswa D III Analisis Kimia, civitas akademika UII, UGM, BSN dan PT Pertamina Geotherma Energy. Semoga materi yang disampaikan oleh pemateri dapat bermanfaat bagi seluruh peserta terutama mahasiswa Prodi DIII Analisis Kimia dalam analisis sampel secara kromatografi.