E-learning sebagai Penguatan Kualitas Pembelajaran Sekolah Vokasi

 Program Studi DIII Analis Kimia FMIPA UII melalui program peningkatan kualitas pembelajaran menyelenggarakan pelatihan e-learning untuk seluruh dosen prodi, pada Rabu 25 Februari 2015.  Pelatihan ini dipandu Yuli Rohyami, M.Sc. selaku intruktur yang telah berpengalaman dalam pengembangan e-learning di Prodi DIII Analis Kimia FMIPA UII sekaligus pernah meraih Program Hibah Pengajaran berbasis IT dari Badan Pengembangan Akademik UII.  Pelatihan ini merupakan program pemantapan implementasi kurikulum baru  yang akan dilaksanakan dalam tiga tahap,  tahap pengenalan dan pengembangan e-learning, tahap implementasi e-learning dan terakhir pengembangan media pembelajaran e-learning. Pada tahap pertama ini, seluruh peserta pelatihan diperkenalkan metode pembelajaran e-learning dan pengembangan e-learning untuk program pendidikan sekolah vokasi. 

Thorikul Huda, M.Sc. menegaskan bahwa pelatihan ini tidak hanya menjadi program pelatihan saja, tetapi menjadi langkah awal dalam merealisasikan e-learning yang akan dikembangkan oleh seluruh dosen prodi. Seluruh dosen akan dibina untuk melakukan inovasi pembelajaran untuk meningkatkan kualitas proses pembelajaran yang efektif untuk mengantarkan mahasiswa pada learning outcome pada matakuliah yang diampu.  Prodi memiliki target 75 % dari dosen prodi menggunakan e-learning pada semester genap 2014/2015.  Oleh karena itu, pelatihan ini menjadi langkah strategis dalam mempersiapkan rancangan pembelajaran e-learning.

Pada pelatihan ini, instruktur memperkenalkan pentingnya implementasi e-learning dalam penguatan implementasi kurikulum prodi. Tatangan globalisasi menjadi motivasi besar dalam memperkuat keunggulan kompetensi lulusan sehingga kurikulum harus didesain dan diimplementasikan sesuai dengan dinamika perubahan zaman. Era teknologi informasi harus dikembangkan untuk mendukung penyelenggaraan kurikulum pendidikan berbasis teknologi informasi dan multi media. E-learning bukan sebagai metode pembelajaran yang dapat menggantikan pembelajaran konvensional seutuhnya.  Universitas Islam Indonesia, melalui Peraturan Rektor Nomor 34 Tahun 2010 tentang Pedoman Penyelenggaraan Proses Belajar mengajar Berbasis E-learning di Lingkungan Universitas Islam Indonesia telah menggariskan bahwa prinsip pengembangan e-learning adalah blended-learning. Implementasi blended-learning dilakukan dengan memadukan pembelajaran e-learning dengan pembelajaran konvensional sesuai dengan kompetensi yang akan dicapai, rancangan kurikulum secara integral, karakteristik kelas, kemampuan infrastruktur dan kemampuan dosen.

Penguatan kompetensi di bidang analisis kimia terstandar dan sistem manajemen ISO/IEC 17025 yang menjadi keunggulan Program Studi DIII Analis Kimia FMIPA UII sangat memungkinkan untuk menyelenggarakan e-learning pada matakuliah keahlian yang diselenggarakan. Penggunaan teknologi informasi menjadi kompetensi umum yang harus dimiliki oleh lulusan sehingga penguatan kompetensi melalui pengembangan sumber dan bahan ajar berbasis IT dan multi media akan semakin membuka pengembangan knowledge mahasiswa.  Mahasiswa dapat melakukan pembelajaran tanpa batas ruang dan waktu dengan memanfaatkan teknologi, sehingga kedalaman dan keluasan materi pembelajaran yang tidak dapat dipenuhi ketika pembelajaran konvensional dapat diakses setiap waktu.

Yuli Rohyami, M.Sc. dalam pelatihan ini menyampaikan pentingnya pengembangan e-learning dengan media pembelaran interaktif berbasis IT. Dosen harus memiliki inovasi pembelajaran untuk mencari strategi yang efektif dalam pembelajaran di sekolah vokasi yang berbeda dengan jenjang pendidikan akademik. Dosen dapat mengoptimalkan penggunaan klasiber yang telah disediakan oleh UII bukan semata-mata sebagai kegiatan yang bersifat incidental, tetapi menjadi program penyelenggaraan e-learning yang terprogram dalam course outline dan satuan acara perkuliahan (CO-SAP).

Selain itu, dosen dapat mengembangkan model dan implementasi e-learning tidak hanya sebagai repository dan one-way communication  tetapi dapat dikembangkan menjadi perkuliahan tetapi dapat digunakan sebagai online exercise, two-way communication, dan learning object.  Pembelajaran tidak hanya berada pada level pasif tetapi dapat ditingkatkan menjadi level aktif dan paket edukatif.