d/a Gedung Laboratorium Terpadu Universitas Islam Indonesia
Jln. Kaliurang Km. 14,5 Sleman, Yogyakarta (55584)
- Masuk ranking 10 besar atau rata-rata raport minimal 6,5 (enam koma lima) pada kelas 11 atau prestasi pada bidang penalaran dan minat bakat tingkat kabupaten, provinsi atau nasional misalnya bidang karya tulis ilmiah, olah raga dan seni
- Menyerahkan pas foto terbaru ukuran 3 x 4 (berwarna) sebanyak 2 lembar
- Berkelakuan baik
- Tidak buta warna (dibuktikan dengan surat keterangan dokter)
- Kategori Siswa Berprestasi Bidang Akademik
Ditujukan bagi siswa dengan kemampuan akademik yang tinggi yang ditunjukkan dengan nilai rata-rata rapor pada semester III, IV dan V. Selain itu juga prestasi akademik dapat berupa kompetisi atau lomba dalam bidang ilmu pengetahuan, baik tingkat kabupaten, provinsi maupun nasional. Contohnya adalah lomba olimpiade sains, lomba karya ilmiah, lomba cerdas cermat dan lain sebagainya.
- Kategori Siswa Berprestasi Minat-Bakat
Ditujukan kepada siswa yang mempunyai bakat dan prestasi dalam bidang olah raga dan seni di tingkat kabupaten, provinsi, nasional bahkan internasional.
- Masuk ranking 10 besar atau rata-rata raport minimal 6,5 (enam koma lima) pada kelas 11 atau prestasi pada bidang penalaran dan minat bakat tingkat kabupaten, provinsi atau nasional misalnya bidang karya tulis ilmiah, olah raga dan seni
- Menyerahkan pas foto terbaru ukuran 3 x 4 (berwarna) sebanyak 2 lembar
- Berkelakuan baik
- Tidak buta warna (dibuktikan dengan surat keterangan dokter)
Tempat Pendaftaran
d/a Gedung Laboratorium Terpadu Universitas Islam Indonesia
Jln. Kaliurang Km. 14,5 Sleman, Yogyakarta (55584)
Waktu Pendaftaran
Periode
|
Pendaftaran dan Penerimaan Dokumen |
Evaluasi |
Pengumuman Hasil Ujian |
Seleksi Tahap II* |
Pengumuman Seleksi Tahap II* |
Registrasi |
PSB-I |
1-10 Januari |
14 Januari |
16 Januari |
17-18 Januari | 22 Januari |
13-21 Maret |
PSB-II |
11 Jan – 14 Februari |
18 Februari |
20 Februari |
21-22 Februari | 26 Februari |
13-21 Maret |
PSB-III |
15 Feb – 7 Maret |
11 Maret |
13 Maret |
14-15 Maret | 19 Maret |
13-21 Maret |
PSB-IV |
8 Feb – 4 April |
8 April |
10 April |
16-17 Mei | 21 Mei |
20-27 Mei |
PSB-V |
5 April – 9 Mei |
13 Mei |
15 Mei |
16-17 Mei | 21 Mei |
20-27 Mei |
PSB-VI |
10 Mei – 6 Juni |
10 Juni |
12 Juni |
13-14 Juni | 18 Juni |
17-24 Juni |
PSB-VII
|
7 Juni – 11 Juli
|
15 Juli
|
17 Juli
|
18-19 Juli | 23 Juli |
21-27 Agustus
|
PSB-VIII
|
12 Juli – 18 Agustus
|
20 Agustus
|
22 Agustus
|
– | – |
21-27 Agustus
|
Download Formulir PSB
TSS (Total Suspended Solid) atau total padatan tersuspensi adalah padatan yang tersuspensi di dalam air berupa bahan-bahan organik dan inorganic yang dapat disaring dengan kertas millipore berporipori 0,45 μm. Materi yang tersuspensi mempunyai dampak buruk terhadap kualitas air karena mengurangi penetrasi matahari ke dalam badan air, kekeruhan air meningkat yang menyebabkan gangguan pertumbuhan bagi organisme produser.
Turbidity atau Kekeruhan
Turbiditas atau kekeruhan digunkan untuk menyatakan derajat kegelapan di dalam air yang disebabkan oleh bahan-bahan yang melayang. Kekeruhan biasanya terdiri dari partikel organic maupun anorganik yang berasal dari DAS (Daerah Aliran Sungai) dan resuspensi sediment di dasar danau.
Dissolved Oxygen atau Kelarutan oksigen
Sumber oksigen dalam perairan dapat diperoleh dari hasil proses fotosintesis phytoplankton atau tumbuhan hijau dan proses difusi dari udara, serta hasil proses kimiawi dari reaksi-reaksi oksidasi. Keberadaan oksigen di perairan biasanya diukur dalam jumlah oksigen terlarut (dissolved oxygen) yaitu jumlah miligram gas oksigen yang terlarut dalam satu liter air.
Pada ekosistem perairan, keberadaan oksigen sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain distribusi temperatur, keberadaan produser autotrop yang mampu melakukan fotosintesis, serta proses difusi oksigen dari udara. Di perairan umumnya oksigen memiliki distribusi yang tidak merata secara vertikal . Distribusi ini berkaitan dengan kelarutan oksigen yang dipengaruhi oleh temperatur perairan. Kelarutan oksigen bertambah seiring dengan penurunan temperatur perairan, walaupun hubungan ini tidak selamanya berjalan secara linier.
suhu | Kelarutan oksigen (mg/L) |
0 | 14,6 |
4 | 13,1 |
8 | 11,9 |
12 | 10,8 |
16 | 10,0 |
20 | 9,2 |
24 | 8,5 |
30 | 7,9 |
Kekeruhan erat sekali hubungannya dengan kadar zat tersuspensi karena kekeruhan pada air memang disebabkan adanya zat-zat tersuspensi yang ada dalam air tersebut. Zat tersuspensi yang ada dalam air terdiri dari berbagai macam zat, misalnya pasir halus, liat dan lumpur alami yang merupakan bahan-bahan anorganik atau dapat pula berupa bahan-bahan organik yang melayang-layang dalam air. Bahan-bahan organik yang merupakan zat tersuspensi terdiri dari berbagai jenis senyawa seperti selulosa, lemak, protein yang melayang-layang dalam air atau dapat juga berupa mikroorganisme seperti bakteri, algae, dan sebagainya. Bahan-bahan organik ini selain berasal dari sumber-sumber alamiah juga berasal dari buangan kegiatan manusia seperti kegiatan industri, pertanian, pertambangan atau kegiatan rumah tangga. Kekeruhan memang disebabkan karena adanya zat tersuspensi dalam air, namun karena zat-zat tersuspensi yang ada dalam air terdiri dari berbagai macam zat yang bentuk dan berat jenisnya berbeda-beda maka kekeruhan tidak selalu sebanding dengan kadar zat tersuspensi.
Tontowi (2007) telah membuktikan bahwa peningkatan total padatan terlarut akan meningkatkan tingkat kekeruhan di Waduk Jati Luhur. Kenaikan kadar zat tersuspensi dari 11 mg/L menjadi 50,5 mg/L atau mengalami kenaikan sebesar 390 %, sedangkan kekeruhan mengalami kenaikan dari 6,6 NTU menjadi 27,6 NTU atau mengalami kenaikan sebesar 318 %
Dampak kekeruhan pada air minum terutama adalah dapat menimbulkan estetika yang kurang baik. Orang menilai air minum pertama dari kekeruhannya. Air yang keruh ditinjau dari estetikanya tidak layak untuk diminum. Selain dari segi estetika, air yang keruh yang mengandung zat-zat tersuspensi dapat menyebabkan mikroorganisme patogen hidup dan berkembang dengan baik, bahkan adanya bahan-bahan tersuspensi tersebut dapat menyebabkan mikroorganisme lebih tahan terhadap proses desinfeksi.
Adanya kekeruhan akan manghambat proses masuknya sinar matahari ke dalam perairan. Sehingga hal tersebut dapat mengakibatkan proses fotosintesis tanaman (fitoplankton) menjadi terhambat. Padahal seperti diketahui bersama, fotosintesis oleh tanaman akan menghasilkan gas O2 yang banyak dibutuhkan oleh organisme di lingkungan perairan.
Jika oksigen hanya sedikit dan maka bakteri aerobic akan cepat mati karena suplay oksigennya sedikit dan bakteri anaerobik mulai tumbuh. Bakteri anaerobik akan mendekompisisi dan menggunakan oksigen yang disimpan dalam moleku lmolekulyang sedang dihancurkan. Hasil dari kegiatan bakteri anaerobikdapat membentuk Hidrogen Sulfida (H2S), gas yang berbau busuk dan berbahaya, serta beberapa produk lainnya
Kesimpulan
Peningkatan konsentrasi padatan terlarut berkorelasi secara positif dengan nilai kekeruhan dan berkorelasi negative dengan kelarutan oksigen
Sunarto, 2003, “Peranan Dekomposisi Dalam Proses Produksi Pada Ekosistem Laut”
Pengantar Falsafah Sains (Pps702)Program Pascasarjana/S3 Institut Pertanian Bogor
Foto bersama dengan tamu dari Belanda
Jum’at 11 Juni 2010, Fakultas MIPA –UII menyelenggarakan acara ramah tamah bertempat di basement gedung Laboratorium Terpadu. Tujuan diadakannya kegiatannya tersebut adalah untuk memperat tali silaturahmi antar civitas akademika yang ada di FMIPA UII. Hadir pada acara ramah tamah adalah Yandi Syukri, M.Si., Apt selaku Dekan FMIPA dan pejabat struktural lain yang ada di FMIPA seperti Ketua Program Studi Statistika, Ilmu Kimia dan Farmasi. Selain itu juga turut hadir Ketua Program D III Analis Kimia dan Ketua Program Profesi Apoteker.
Dalam waktu yang tidak terlalu lama, Pengemban Amanah di Program D III Analis Kimia harus segera mungkin menyusun konsep rencana strategis (renstra) yang diterjemahkan dari paparan action plan oleh Ketua Program terpilih. Renstra tersebut kemudian diturunkan menjadi rencana operasional (renop) dalam bentuk program kerja selama 4 tahun mendatang. Rencana aksi yang disampaikan oleh Ketua Program terpilih diantaranya adalah:
1. Penguatan Tata Kelola Akademik
2. Penguatan Tata Kelola Sumberdaya dan Kelembagaan
3. Penguatan Tata Kelola Infrastruktur
4. Penguatan Tata Kelola Kemahasiswaan dan Alumni
Rencana Aksi Program 1 terkait dengan penguatan tata kelola akademik meliputi :
1. Pengembangan Sistem Penerimaan Mahasiswa Baru
2. Peningkatan Status Akreditasi Program D III Analis Kimia
Rencana Aksi Program 2 terkait dengan penguatan tata kelola sumberdaya dan kelembagaan meliputi :
1. Peningkatan Mutu Sumberdaya Staf Pengajar (Dosen)
2. Peningkatan Kualitas Penelitian dan Mutu Publikasi Ilmiah
3. Peningkatan Kualitas Kerjasama
4. Peningkatan Mutu pelayanan
5. Keterlibatan dalam Sistem Penjaminan Mutu UII
6. Peningkatan Disiplin dan Kenyamanan Kerja
Rencana Aksi Program 3 terkait dengan penguatan tata kelola infrastruktur meliputi :
1. Penataan Sarana dan Prasarana
2. PemanfaatanTeknologi Informasi (IT) untuk pelayanan akademik (SIMAK)
3. Peningkatan sarana dan prasarana penunjang
Rencana Aksi Program 4 terkait dengan penguatan tata kelola kemahasiswaan dan alumni meliputi:
1. Pengembangan Mutu Kegiatan Akademik Mahasiswa
2. Pengembangan Mutu Kegiatan Non-Akademik Mahasiswa
3. Pengembangan Kualitas dan Peran Alumni
Kata Kunci: bakteri, komunikasi, komunikasi bakteri, sinyal autoinducer
Bakteri berkomunikasi pada suatu proses yang disebut quorum sensing, dimana mereka mengeluarkan molekul yang memberi sinyal kecil disebut dengan autoinducers. Saat suatu bakteri menghasilkan quorum, resistansi mereka terhadap obat meningkat. William Bentley dan rekan kerjanya dari University of Maryland telah mengembangkan pabrik skala nano yang terinspirasi dengan bio dimana dapat menangkap bakteri, mengantarkan suatu obat tepat pada permukaan bakteri dan menguji tanggapan mereka.
‘Keseluruhan tujuan ini adalah untuk memahami bagaimana patogen berkomunikasi dengan satu sama lain untuk membuat suatu tim yang lebih dapat berformasi ketimbang masing-masing sel individu. Kita sedang mencoba untuk mengungkap apa sih sebenarnya quorum tersebut dan bagaimana cara kerjanya’, jelas Bentley.
‘Kita sedang mengembangkan peralatan yang memungkinkan perakitan sistem biologikal kompleks yang cepat dan biaya efektif pada suatu alat sehingga alat tersebut dapat menginterogasi apa yang biologi sedang lakukan’, tambah Bentley.
Michael Shuler, seorang ahli tentang bioengineering pada Cornell University, Ithaca, Amerika Serikat, menyebut konsep pabrik nano ‘Sangatlah membangkitkan minat dan baru’. Dia mengatakan bahwa sementara mengaplikasikan teknik untuk menangkap bakteri quorum sensing bacteria sangatlah penting dalam mengkontrol beberapa tipe bakteri tanpa antibiotik, thal yang paling menggembirakan bagi dirinya adalah potensi pabrik nano untuk diintegrasikan dengan microfluidic atau teknologi nano lainnya.
Di masamendatang Bentley berharap bahwa meningkatnya sistem biologikal kompleks dapat dirakit guna menciptakan kembali lingkungan yang bakteri dapat melihatnya. Dia berharap untuk menggunakan metode guna memelajari sistem lain termasuk epithelial dan sel kanker.
Fay Nolan-Neylan
Pada Mubes yang diselenggarakan pada hari Sabtu, 22 mei 2010 berhasil memilih Sdr. Muhammad Agung M. menjadi ketua HIMKA terpilih untuk periode 2010 – 2011. Terpilihnya Agung sapaan akrab dari mahasiswa angkatan 2009 ini sudah diduga sebelumnya, karena selama ini Agung telah berhasil mengawal beberapa agenda Milad Program D III Analis Kimia. “SELAMAT KEPADA PENGURUS HIMKA 2010-2011, SEMOGA PROGRAM D III ANALIS KIMIA BISA LEBIH MAJU”…. AMIN…..