Program DIII Analis Kimia FMIPA UII akan terapkan budaya K3 di laboratorium.  Upaya ini sebenarnya bukan hal baru yang ada di prodi.  Kegiatan praktikum merupakan kegiatan pembelajaran yang wajib diikuti oleh seluruh mahasiswa Program Studi Analis Kimia FMIPA UII.  Budaya K3 akan mulai dicanangkan pada bulan K3 pada 12 Januari – 12 Februari 2014.

Bekerja di laboratorium memiliki resiko tinggi.  Interaksi dengan bahan beracun dan berbahaya (B3) merupakan pekerjaan yang tidak dapat dihindari.  Kecelakaan kerja dapat terjadi dari interaksi dengan bahan kimia secara langsung.  Mahasiswa dapat terkena bahaya bahan kimia melalui saluran pernafasan (terhiru), pencernaan  (tertelan) dan terkena kulit.  Tumpahan dan percikan bahan kimia merupakan kecelakaan yang paling mungkin terjadi, sehingga memerlukan pengendalian agar resiko ini dapat dihilangkan.  Uap bahan kimia dari pelarut organik yang bersifat volatile juga tidak dapat dihindari dari kegiatan praktikum. Begitu pula debu yang beterbangan di area laboratorium juga tidak memberikan jaminam bebas dari bahan kimia berbahaya. 

Resiko kerja juga dapat terjadi dari alat dan instrumentasi.  Penggunaan alat yang tidak sesuai dengan fungsinya ataupun kondisi alat yang tidak layak juga menjadi penyebab kecelakaan kerja.  Bahaya listrik dan mekanik juga menjadi potensi kecelakaan yang mungkin terjadi di laboratorium.  Resiko lain yang mungkin terjadi adalah resiko bahaya kebakaran.  Kebakaran terjadi akibat adanya bahan kimia yang mudah terbakar, sumber api dan adanya oksigen di udara.  Pengendalian dan pencegahan bahaya kebakaran perlu mendapat perhatian penting bagi seluruh mahasiswa, dosen dan laboratorium.

Sosialisasi menjadi langkah penting dalam menerapkan budaya K3.  Meskipun setiap mahasiswa telah mendapatkan pelatihan K3, tetapi dalam implementasi masih ditemui budaya kerja yang belum sejalan dengan K3 maka upaya persuasif yang akan menjadi langkah yang efektif.  Kesadaran budaya K3 harus diperhatikan dan diikuti dengan benar.  Salah satunya, bekerja di laboratorium dengan bersenda gurau, menggakan alat komunikasi di laboratorium, membawa makanan dan minuman di laboratoriu, serta tidak memahami prosedur dengan benar merupakan budaya yang tidak sesuai dengan budaya K3.  Mahasiswa juga dihimbau dapat memahami MSDS bahan kimia, sehingga dapat mengenal bahan kimia sebelum berinteraksi langsung.  Menghiraukan budaya K3 berarti tengah merencanakan kecelakaan kerja untuk diri sendiri dan orang lain.

Mahasiswa juga perlu menyadari pentingnya menggunakan alat perlindungan diri seperti pakaian kerja (jas lab), menggunakan sepatu tertutup (tidak menggunakan sepatu berhak tinggi), tidak menggunakan lensa kontak dan perhiasan berlebihan, selalu menyediakan maskser dan sarung tangan, menggunakan kaca mata pengaman dalam pekerjaan khusus dapat memberikan perlindungan yang aman dalam bekerja di laboratorium.  

 Program DIII Analis Kimia, Sabtu, 23 November hingga Senin, 25 November 2013 kembali mengadakan Workshop Teknik Sampling.  Kegiatan yang diikuti oleh seluruh mahasiswa semester III ini merupakan kegiatan wajib yang terintegrasi dalam matakuliah Praktikum Teknik Sampling.  Workshop diselenggarakan dalam 3 hari yang terdiri dari teori strategi sampling air, tanah dan udara dilanjutkan dengan praktik pengambilan sampel dan pengujian di laboratorium. 

Hari pertama, peserta mendapatkan teori teknik sampling air yang disampaikan oleh Yusuf Habibi, S.Si. dilanjutkan dengan teknik sampling udara oleh Puji Kurniawati, M.Sc.  Hari kedua, peserta diajak terjun langsung ke lapangan untuk melakukan pengambilan sampel air, tanah dan udara.  Peserta diajak ke lokasi wisata Waduk Gajah Mungkur Wonogiri.  Rombongan dipimpin langsung oleh Ketua  Tim, Reni Banowati Istiningrum, M.Sc. dan Ketua Program DIII Analis Kimia FMIPA UII, Thorikul Huda, M.Sc.

 Pengambilan sampel air, dengan  instruktur Reni Banowati Istiningrum, M.Sc., Bayu Wiyantoko, M.Sc., Thorikul Huda, M.Sc., Ida Ayu Sulistya ini mengambil beberapa titik pengambilan sampel di Waduk Gajah Mungkur dengan menggunakan alat pengambilan sampel air (water sampler) dan dengan bantuan kapal untuk parameter uji kualitas air, termasuk BOD.  Peserta diajarkan teknik mengambil sampel dan parameter penting yang harus dilaporkan dalam pengendalian mutu pengambilan sampel.

Peserta juga mengikuti pengambilan sampel udara ambien dengan pengambilan tipe roadsite untuk parameter uji gas nitrogen dioksida dengan menggunakan metode SNI.  Peserta diajak mengambil sampel udara di perlintasan jalan menuju kawasan objek wisata Waduk Gajah Mungkur, dengan instruktur Yuli Rohyami, M.Sc., Puji Kurniawati, M.Sc., dan Aprisilia Risky Wijaya. Selain sampel air dan udara, juga dilakukan pelatihan pengambilan sampel tanah untuk parameter uji kualitas tanah lahan pertanian dengan instruktur Tri Esti Purbaningtias, M.Si. dan Dwi Mahmudi, B.A.

Hasil pengambilan sampel dari lapangan kemudian diuji langsung di laboratorium, baik analisis air, tanah dan udara sebagai kegiatan pada hari terakhir yang dibimbing langsung oleh Reni Banowati Istingrum, M.Sc. dan Yuli Rohyami, M.Sc.  Kegiatan ini diharapkan dapat memberikan bekal kepada mahasiswa dalam melakukan strategi sampling lingkungan baik, air, tanah maupun udara.  Kegiatan ini juga menjadi strategi dalam penguatan kompetensi mahasiswa, baik dalam pekerjaan di lapangan dan di laboratorium.

 Ketua Program DIII Analis Kimia FMIPA UII mengirimkan 2 utusan dosen dalam pelatihan Keselamatan dan Kesehatan Kerja Umum (K3 Umum).  Utusan yang terdiri dari Reni Banowati Istiningrum, M.Sc. dan Yuli Rohyami, M.Sc. diikutkan dalam pelatihan K3 Umum dari tanggal 21 – 23 November 2013 dengan sertifikat dari Kementrian Tenaga Kerja dan Transmigrasi.  Pelatihan ini merupakan salah satu komitmen prodi dalam penguatan kompetensi dosen dan sebagai langkah penting dalam membangun budaya kerja yang sesuai dengan K3.

Penyelanggaraan pendidikan di Program Studi DIII Analis Kimia FMIPA UII memerlukan sistem manajemen K3.  Komiten ini dibangun atas dasar aktivitas pembelajaran yang dilakukan di laboratorium kimia memiliki tingkat resiko bahaya yang tinggi. Peluang kecelakaan kerja di laboratorium yang tinggi membutuhkan pengendalian yang baik sehingga resiko yang mungkin terjadi dapat diminimalkan.

Hasil pelatihan yang telah diikuti ini akan segera diwujudkan dalam merintis sistem manajemen K3 yang ada di laboratorium sehingga tercipta suasana belajar di laboratorium dengan zero accident.  Adanya implementasi K3 ini diharapkan mahasiswa dapat bekerja di laboratorium dengan nyaman meskipun potensi bahaya yang ditimbulkan dari interaksi dengan bahan kimia, pemakaian alat, penggunaan prosedur kerja yang salah, bahaya mekanik dan listrik, serta resiko dari bahaya kebakaran dapat dikendalikan.

 Jum’at, 15 November 2013 Program Studi DIII Analis Kimia FMIPA UII adakan Studi Banding ke AKA Bogor.  Rombongan yang dipimpin langsung oleh Ketua Program Studi, Thorikul Huda, M.Sc. ini bertemu langsung dengan Direktur AKA Bogor.  Kunjungan ini membahas beberapa agenda penting terkait dengan penguatan kurikulum sekolah vokasi. 

Hal ini berkaitan dengan strategi pengembangan kurikulum baru yang akan dilaksanakan pada Tahun Akademik 2014/2015.  Penguatan kompetensi seorang ahli madya di bidang analisis kimia harus dimunculkan dalam jumlah mata kuliah praktikum yang diselenggarakan.  Kurikulum yang tengah dikembangkan ini telah merancang akan disesuaikan dengan standar yang ditetapkan, yaitu minimal 52 SKS matakuliah praktikum.  Oleh karena itu, kurikulum baru yang nantinya akan berjalan akan membutuhkan pengawalan yang intensif sehingga kesesuaian kurikulum dengan Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI), Standar Kompetensi Nasional Kimia Analisis (SKN-KA), dan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) yang telah dirumuskan dalam program learning outcomes (kompetensi lulusan prodi) dapat tercapai.

Kunjungan yang diikuti oleh staf dosen Program Studi DIII Analis Kimia FMIPA UII ini juga menjadi langkah inisiasi pendirian lembaga sertifikasi prosesi (LSP) dan keberadaan analis kimia dalam organisasi himpunan profesi analis kimia.  Hasil studi banding ini akan segera ditindaklanjuti dalam upaya perbaikan dan pengembangan prodi sehingga mampu melahirkan lulusan yang unggul dan mampu bersaing di tingkat nasional dan internasional.

Orientasi Nilai-nilai Dasar Islam (ONDI) tahun 2013 diikuti oleh seluruh mahasiswa Baru Program Studi DIII Analis Kimia FMIPA UII.  Kegiatan ini dilaksanakan pada Hari Sabtu, 14 September 2013 di Ruang Kuliah Unit VIII  FMIPA UII.  ONDI sendiri merupakan kegiatan yang wajib diikuti oleh seluruh mahasiswa baru.  Para mahasiswa mendapatkan bekal nilai-nilai dasar keislaman yang meliputi aqidah, ibadah dan akhlaq. Selama mengikuti ONDI, mahasiswa dibimbing oleh ustadz Syatori AR dan Ustadz M. Ikhsanudin, M.Si.
Mahasiswa baru yang ikuti masih mempunyai semangat baru untuk belajar dan menuntut ilmu sangat antusias mengikuti kegiatan ini.  Apalagi sebagai mahasiswa yang berada dalam masa menuju dewasa sangat membutuhkan bekal keislaman yang cukup sehingga dapat menjadi pedoman hidup.  Nilai-nilai dasar keislaman yang diberikan dalam kegiatan ONDI tentu saja belum cukup menjadi bekal bagi mahasiswa, sehingga kegiatan ONDI ini akan dilanjutkan dengan kegiatan pembinaan keagamaan.
Kegiatan ONDI ini juga ditutup dengan Tes Baca Tulis Al-Qur'an dan Praktik Ibadah.  Hasil placement test ini akan digunakan dalam merencanakan program pembinaan keagamaan yang kan dimulai pada akhir September 2013.  Pembinaan keagamaan ini akan menjadi kegiatan rutin yang akan melibatan peran Dosen Pembimbing Akademik.  Harapannya kegiatan ONDI ini akan menjadi awal yang baik untuk memberikan motivasi keislaman bagi para mahasiswa.

Mahasiswa baru Program Studi DIII Analis Kimia FMIPA UII mengikuti Workshop Teknik Laboratorium dan K3 Kimia yang diselenggarakan pada hari Selasa, 17 September 2013 dan Kamis, 19 September 2013 di Gedung Kuliah Umum Prof. Dr. Sardjito. Workshop ini merupakan program yang wajib diikuti oleh seluruh mahasiswa baru sebelum mengikuti kegiatan pembelajaran di laboratorium.  Dalam sambutannya, Ketua Program Studi DIII Analis Kimia FMIPA UII menyampaikan bahwa workshop ini wajib diikuti oleh seluruh mahasiswa baru dan menjadi syarat untuk mengikuti praktikum.  Kegiatan ini diharapkan dapat memberikan bekal pemahaman kepada mahasiswa baru untuk mengenal teknik dasar laboratorium dan kesehatan dan keselamatan kerja (k3) kimia.  Bekerja di laboratorium tentu saja penuh dengan resiko, sehingga untuk meminamalkan terjadinya kecelakaan kerja diperlukan teknik yang benar dan mengimplementasikan keselamatan kerja.

Pada sesi pertama mahasiswa mendapatkan bekal kesehatan dan keselamatan kerja (k3) kimia dalam materi yang disampaikan oleh Bapak Thorikul Huda, M.Sc. yang menjadi rambu-rambu saat bekerja di laboratorium.  Mahasiswa diperkenalkan alat-alat keselamatan kerja, pengenalan bahan kimia dan teknik berinteraksi dengan bahan kimia, etika bekerja di laboratorium, termasuk bagaimana menangani dan memberikan pertolongan pertama pada kecelakaan kerja.  Selain bekal keselamatan kerja, mahasiswa juga mendapatkan bekal teknik dasar dalam bekerja di laboratorium pada sesi kedua.  Materi yang sampaikan oleh Ibu Yuli Rohyami, M.Sc. ini meliputi teknik menimbang, teknik dasar volumetri, teknik pemisahan dan teknik dasar gravimetri. 

Selain mendapatkan bekal teori teknik laboratorium dan K3 Kimia, mahasiswa diperkenalkan secara langsung alat-alat keselamatan kerja, teknik penanganan tumpahan bahan sampai penanganan kebakaran dengan alat pemadam api ringan (APAR). Ketika mahasiswa melakukan praktikum, alat-alat tersebut harus mempersiapkan alat perlindungan diri, baik yang harus dipersiapkan sendiri maupun yang telah tersedia di laboratorium.  Mahasiswa juga harus mampu menangani tumpahan bahan dan dapat memadamkan api apabila terjadi kebakaran kecil.  Pada hari kedua ini, tidak tanggung-tanggung, mahasiswa diajak langsung oleh Bapak Bayu Wiyantoko, M.Sc. sebagai instruktur dalam simulasi kebakaran. 

Mahasiswa juga diajak ke laboratorium untuk diperkenalkan alat-alat volumetri cara penggunaannya oleh Ibu Tri Esti Purbaningtyas, M.Si. yang meliputi pengenalan pipet dan cara penggunaannya, pembuatan larutan, pengisian dan pembacaan skala buret serta cara titrasi.  Teknik ini menjadi pekerjaan yang akan banyak dilakukan di laboratorium, baik selama mahasiswa mengikuti praktikum atau ketika nantinya telah bekerja.  Meskipun di laboratorium yang sangat maju, metode titrasi masih menjadi pilihan dalam pengujian kimia. 

Mahasiswa juga dibekali teknik  menimbang bahan padat dan cair yang menjadi pekerjaan penting yang harus dilakukan baik dalam menimbang sampel, menimbang analit dan hasil pengujian, serta menimbang bahan dalam preparasi bahan kimia atau pereaksi.  Mahasiswa yang dipandu oleh Ibu Puji Kurniawati, M.Sc. dikenalkan mulai dari menghidupkan neraca dan cara menimbang yang benar.  Mahasiswa dikenalkan prinsip penting dalam penggunaan neraca analitik.

Mahasiswa juga diajarkan teknik pemisahan yang banyak digunakan di laboratorium yang meliputi filtrasi, ekstraksi, ekstraksi soxhlet dan distilasi sederhana yang disampaikan oleh Bapak Jamalul Lail, S.Si.  Dalam kesempatan ini mahasiswa diperkenalkan cara menggunakan corong pisah yang benar supaya tidak terjadi kecelakaan kerja.  Mahasiswa juga diperkenalkan rangkaian alat distilasi dan ekstraksi soxhlet.

Mahasiswa juga diajarkan teknik pemisahan yang banyak digunakan di laboratorium yang meliputi filtrasi, ekstraksi, ekstraksi soxhlet dan distilasi sederhana yang disampaikan oleh Bapak Jamalul Lail, S.Si.  Dalam kesempatan ini mahasiswa diperkenalkan cara menggunakan corong pisah yang benar supaya tidak terjadi kecelakaan kerja.  Mahasiswa juga diperkenalkan rangkaian alat distilasi dan ekstraksi soxhlet.

Selain penggunaan alat-alat gelas sederhana dan teknik dasar laboratorium, mahasiswa juga diajarkan penggunaan alat ukur sederhana seperti pH-meter dan potensiometer serta peralatan pendukung laboratorium seperti pemanas listrik, pengaduk magnetik, oven dan ketrampilan pendukung di laboratorium yang dipandu oleh Ibu Reni Banowati Istiningrum, M.Sc.  Ketrampilan ini diharapkan dapat menjadi skill yang mendukung pekerjaan di laboratorium yang selalu diperlukan setiap saat.  

Kegiatan yang diselenggarakan dua hari ini tentu saja memberikan manfaat yang besar bagi mahasiswa.  Selain workshop yang telah diikuti ini, kegiatan ini juga telah terintegrasi dengan matakuliah Praktikum Teknik Laboratorium yang akan diselenggarakan mulai 26 September hingga 3 Oktober 2013 sehingga mahasiswa yang lulus kegiatan ini akan mendapatkan sertifikat.  Tentu saja kegiatan ini akan menjadi lebih berarti apabila teknik dasar laboratorium dan K3 kimia ini diimplementasikan dengan sungguh-sungguh dalam setiap aktivitas di laboratorium.

 

 

 

 

 

Berikuti ini daftar lowongan CPNS tahun 2013 yang menerima lulusan dari Program Studi Analis Kimia :

  1. Kementerian Keuangan
  2. Kementerian Pertahanan   
  3. Kementerian Kelautan dan Perikanan  
  4. Pemda Provinsi DKI Jakarta 
  5. Kementerian Pekerjaan Umum 
  6. Badan Standarisasi Nasional

{mosimage}Kami informasikan kepada mahasiswa baru Program D III Analis Kimia FMIPA UII Tahun Akademik 2013/2014 terkait dengan agenda kegiatan mahasiswa baru, sebagai berikut:
1.    Studium General

  • Hari/tanggal     : Selasa, 10 September 2013
  • Tempat             : Ruang kelas Unit VIII FMIPA
  • Jam                  : 08.00 – selesai

Pakaian :

  • Putra         : Hem putih lengan panjang, celana hitam panjang (bukan jeans),  Ikat pinggang, peci hitam, dan sepatu hitam.
  • Putri         : Baju putih lengan panjang, Rok hitam (bukan jeans), Jilbab Putih, Sepatu hitam

2.    Ospek

  • Hari           : Rabu – Kamis
  • Tanggal     : 11 – 12 September 2013
  • Tempat      : Kampus FMIPA UII

3.    Orientasi Nilai Dasar Islam (ONDI)

  • Hari/tanggal     : Sabtu, 14 September 2013
  • Tempat    : Kampus FMIPA UII
  • Jam         : 07.30 – selesai

Pakaian :

  • Putra         : Hem putih lengan panjang, celana hitam panjang (bukan jeans), Ikat pinggang, peci hitam, dan sepatu hitam.
  • Putri         : Baju putih lengan panjang, Rok hitam (bukan jeans), Jilbab Putih, Sepatu hitam
Unit kegiatan mahasiswa Program D III Analis Kimia berusaha mengembangkan wirausaha.  Hal tersebut dilakukan dengan upaya membuat produk sabun transparan.  Usaha yang dilakukan yaitu dengan melakukan penelitian di laboratorium untuk mendapatkan formula yang tepat dalam pembuatan sabun transparan.  “Sudah sekitar 2 bualn kami melakukan riset untuk mendapatkan komposisi yang paling cocok dalam pembuatan sabun ini”, tutur Riyan yang juga mahasiswa D3 Analis Kimia angkatan 2011.  Ditambahkan oleh Riyan, penelitian yang dilakukan tersebut juga bagian dari pemagangan calon pengurus Himpunan Mahasiswa Analis Kimia (HMAK).  Departemen PSDA  di HMAK UII selalu aktif melakukan riset untuk membuat produk-produk yang dapat dikembangkan oleh masyarakat.  “Sebelumnya kami melakukan penelitian dalam pembuatan kompos” tambah Riyan yang saat ini juga menjabat sebagai ketua HMAK. 
Proses penelitian yang dilakukan di laboratorium dikomandani oleh Sdri. Oni yang juga mahasiswa angkatan 2010.  Menurut Oni panggilan akrab Boniyem, proses pembuatan sabun transparan diperlukan kesabaran tinggi.  Meskipun di internet banyak yang memberikan informasi tentang pembuatan sabun transparan, namun pada kenyataan banyak kendalan teknis selama pembuatan tersebut.  “Alhamdulillah kami sudah menemukan komposisi sekaligus teknis pembuatan sabun transparan”, ujar salah satu mahasiswa yang sudah diterima kerja di PT Ferron Phar Pharmaceutical.  Menurut mahasiswa yang baru saja menyelesaikan pendadaran pada bulan April ini, kegiatan untuk penelitian pembuatan sabun transparan sangat didukung oleh Ketua Prodi D3 Analis Kimia.
Thorikul Huda, M,Sc selaku Ketua Program D III Analis Kimia mengungkapkan bahwa aktivitas yang dilakukan oleh mahasiswa tersebut merupakan bagian dari upaya Prodi untuk menumbuhkan jiwa entrepreneurship di kalangan mahasiswa.  “Kami adari Prodi rencananya akan mengadakan lomba kewirausahaan bagi mahasiswa Analis Kimia”, imbuh dosen yang mengajar Kimia Analisis ini.  “Harapannya mahasiswa yang lulus dari Analis Kimia tidak hanya mencari kerja tapi juga dapat menciptakan lapangan pekerjaan” tambah Thorik sapaan akrab Thorikul Huda.
Setelah hasilnya sesuai dengan spesifikasi standar, rencananya sabun transparan akan diproduksi secara masal dan dilempar ke pasaran.