Program Studi DIII Analis Kimia FMIPA UII, Sabtu 5 Juli 2014 mengadakan review modul praktikum sebagai upaya standarisasi praktikum sekolah vokasi.  Kegiatan ini merupakan program pengawalan kurikulum baru yang akan mulai dilaksanakan pada tahu akademik 2014/2015.  Review modul praktikum ini bertujuan untuk melakukan standarisasi pelaksanaan praktikum di Program Studi DIII Analis Kimia FMIPA UII yang merupakan institusi pendidikan sekolah vokasi. 

Program Studi DIII Analis Kimia yang telah berkomitmen dalam meningkatkan kualitas lulusan sesuai dengan program learning outcomes yang mengacu pada KKNI Level 5 membutuhkan intrumentasi kurikulum yang dapat menunjang kegiatan pendidikan dan pembelajaran.  Praktikum menjadi bagian dari kurikulum yang memiliki peran besar dalam mewujudkan kompetensi lulusan yang memiliki daya saing secara nasional maupun internasional. 

Review yang diikuti oleh seluruh dosen Program Studi DIII Analis Kimia FMIPA UII ini merupakan langkah dalam proses penyusunan modul praktikum untuk semua matakuliah praktikum yang akan diselenggarakan.  Dalam kurikulum baru, memiliki matakuliah praktikum sebanyak 52 SKS.  Matakuliah praktikum yang diselenggarakan selama perkuliahan akan menggunakan modul yang mengacu pada standar penyelenggaraan praktikum untuk program diploma tiga yang mengacu pada metode-metode standar yang berlaku. 

Review yang diselenggarakan pada pengawalan kurikulum ini membahas dan mengkaji standarisasi prosedur sampai ke aspek yang sangat  substansial sehingga mahasiswa akan terbiasa dengan prosedur baku dan tidak baku yang digunakan dalam dunia kerja.  Penyusunan modul praktikum ini tentu telah mengacu pada panduan penyusunan modul praktikum dengan kompetensi yang telah diturunkan dari Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) dan Standar Kompetensi Nasional Kimia Analisis (SKN-KA).  Adanya review modul praktikum ini juga menjadi langkah awal untuk mewujudkan cita-cita Program Studi DIII Analis Kimia untuk mengantarkan mahasiswa menjadi alumni yang memiliki sertifikasi kompetensi di bidang analisis volumetric, gravimetric, spektrofotometri dan kromatografi serta mampu menjadi lulusan yang menguasai sistem penjaminan mutu laboratorium ISO 17025.

Program Studi DIII Analis Kimia, Kamis 26 Juni 2014 selenggarakan kegiatan pengabdian kepada masyarakat kepada warga RT 06 Menayu Kulon Pedukuhan Jeblog Tirtonirmolo Kasihan Bantul.  Kegiatan ini diisi dengan pelatihan pengelolaan sampah oleh tim dosen Program Studi DIII Analis Kimia FMIPA UII.  Warga diperkenalkan pengelolaan sampah agar menghasilkan nilai tambah bagi keluarga, untuk dibuat kreasi barang bekas yang dapat didaur ulang dan pengelolaan sampah organic menjadi pupuk atau media tanam. 

Sampah menjadi salah satu permasalahan lingkungan yang membutuhkan upaya berkelanjutan.  Permasalahan sampah juga menjadi tanggung jawab bersama yang harus dikelola dengan benar agar tidak menimbulkan permasalahan baru.  Program ini akan menjadi solusi alternatif dalam pengelolaan sampah terpadu menuju KRPL, sehingga dari sampah dapat memberikan manfaat bagi masyarakat.

Salah satu upaya yang akan menjadi rintisan program pengelolaan sampah adalah Dusun Menayu Kulon RT 006 yang merupakan dua dusun yang berada dalam satu Pedukuhan Jeblog Desa Tirtonirmolo Kecamatan Kasihan.  Kawasan ini merupakan daerah pinggiran Kota Yogyakarta yang banyak menjadi pilihan daerah hunian yang nyaman.  Pengembangan kawasan perumahan menjadi lokasi yang menjanjikan, sebagai konsekuensinya di kawasan ini mengalami penyempitan lahan pertanian dan lahan hijau. 

  Adanya penyempitan lahan hijau, masyarakat kesulitan membuang sampah sehingga beberapa oknum terbiasa membuang sampah ke sungai ataupun di daerah lahan kosong yang memang telah menjadi tempat pembuangan sampah ilegal oleh warga sekitar.  Sempitnya lahan pekarangan didukung dengan kurangnya pemahaman masyarakat yang dipicu dengan permasalahan ekonomi akhirnya banyak masyrakat yang kurang peduli atau tidak mau peduli dengan sampah. Apabila sampah dibuang ke sungai akan menyebabkan menumpuknya sampah yang menggenang dalam aliran sungai sehingga dapat menimbulkan bahaya banjir.  Selain juga mengganggu aspek estetika lingkungan, sampah juga menimbulkan pencemaran lingkungan sekitar.  Adanya sampah organik yang dibuang ke sungai dapat menimbulkan terjadinya pencemaran lingkungan yang dapat meningkatkan konsentrasi polutan zat organik dalam air sehingga kualitas air akan semakin berkurang.

Sampah yang dibuang di tempat-tempat ilegal akan mengganggu pemandangan dan akan menjadi sarang penyakit sehingga membahayakan kesehatan manusia. Sampah yang tertumpuk di tempat ilegal, seperti di sepanjang jalan menuju lokasi, dapat berpotensi menyebabkan longsor.  Meskipun demikian, bukan berarti masyarakat yang telah memiliki kesadaran untuk membuang sampah dengan benar tidak berkontribusi pada permasalahan sampah.  Masyarakat yang mampu membayar jasa pengangkutan sampah ke tempat pembuangan akhir juga akan menambah permasalahan pengelolaan sampah di tempat pembuangan akhir.

Adanya pemanfaatan sampah sebagai media tanam ini dapat mengurangi anggaran belanja rumah tangga.  Adanya bank sampah akan memberikan nilai tambah ekonomi warga dan dapat membantu memberikan nilai tambah secara ekonomi. Warga dapat menabung sampah kertas, kaleng kemasan, dan perkakas lain yang tidak digunakan sehingga dapat menjadi upaya produktif warga yang memberikan nilai tambah secara ekonomi.  Selain itu, kegiatan yang nantinya dapat dikelola secara mandiri oleh warga dapat membuka lapangan kerja baru bagi warga yang membutuhkan.

 Senin, 16 Juni 2014, Program D3 Analis Kimia mengadakan Pelatihan Manajemen Laboratorium Sekolah yang diikuti oleh guru-guru dari SMA/SMK/MAN yang berlokasi di sekitar Kampus UII. Pelatihan manajemen laboratorium sekolah memiliki tujuan untuk mengenalkan sistem pengelolaan laboratorium kimia yang baik pada SMA/SMK/MAN sehingga dapat meningkatkan mutu lulusan dan mendukung program pemerintah dalam menyukseskan Kurikulum 2013. Pelatihan ini dibuka oleh Ketua Prodi, Thorikul Huda, M.Sc. Pada kesempatan tersebut beliau menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan wujud pengabdian Universitas untuk membantu  sekolah-sekolah yang berada di sekitar UII dalam pelaksanaan Kurikulum 2013 dalam hal mengimplementasikan materi pelajaran ke dalam kegiatan praktek di laboratorium. Program D3 Analis Kimia membuka kesempatan yang sebesar-besarnya kepada pihak sekolah di sekitar kampus untuk melakukan kegiatan praktikum/sharing facilities di Laboratorium Kimia yang ada di Prodi sebagai wujud kerjasama antara Program D3 Analis Kimia dan SMA/SMK/MAN
Rangkaian acara dilanjutkan dengan materi yang pertama mengenai Standar Minimal Laboratorium Sekolah yang disampaikan oleh Yuli Rohyami, S.Si., M.Sc. Materi ini membahas tentang Keamanan dan Keselamatan Kerja (K3), Pembuangan Limbah, Peralatan Laboratorium, Bahan Kimia, dan Desain Laboratorium. Selanjutnya materi kedua disampaikan oleh Reni Banowati I, S.Si., M.Sc mengenai macam-macam praktikum kimia sederahana yang dapat diselenggarakan di SMA/SMK/MAN. Acara yang terakhir adalah praktek di laboratorium, kegiatan ini merupakan demonstrasi praktikum-praktikum kimia yang sederhana yang dapat diselenggarakan oleh pihak SMA/SMK/MAN. Praktikum-praktikum tersebut mendukung teori yang ada di sekolah seperti Stokiometri, Termokimia, Asam Basa, Pemisahan dan Elektrolisis.
 Sebagai lanjutan dari Workshop Pengenalan LSP-P1 yang diselenggarakan pada bulan Februari lalu, Sabtu 14 Juni 2014 Prodi DIII Analis Kimia meyelenggarakan Workshop Pengenalan Asesor LSP-P1. Acara yang dibuka langsung oleh Ketua Program DIII Analis Kimia, Thorikul Huda, M.Sc menghadirkan master asesor sekaligus ketua LSP-P1 Akademi Kimia Analisis Bogor, Ratnawati Lilasari Djanis, M.Pd. Acara ini dihadiri oleh dosen DIII Analis Kimia dengan formasi lengkap dan dosen Prodi S1 Ilmu Kimia. Hadir pula dua orang dosen dari Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir (STTN) Batan Yogyakarta. Keikutsertaan dua dosen dari STTN ini sebagai implementasi MoU antara Prodi DIII Analis Kimia dengan STTN Batan.
Workshop diawali dengan me-review kembali mengenai urgensi dari Lembaga Sertifikasi Profesi-Pihak I (LSP-P1) dan manfaat sertifikasi terutama bagi peserta didik dan industri. Bu Ratna, panggilan akrab Ratnawati Lilasari Djanis, juga menyampaikan mengenai fungsi, wewenang dan persyaratan asesor kompetensi. Materi yang disampaikan dengan metode diskusi langsung tanpa moderator menjadikan suasana workshop menjadi hidup dan tidak membosankan.  
Pada sesi II setelah rehat makan siang dan sholat dhuhur disampaikan mengenai skema asesor kompetensi yang meliputi merencanakan dan mengorganisasikan asesmen, mengembangkan perangkat asesmen dan mengases kompetensi. “Pelatihan asesor ini sebenarnya dapat dilaksanakan di BNSP secara gratis, asalkan institusi sudah menjadi calon LSP”, imbuh Ratna. Dengan pelatihan ini diharapkan dapat memberikan motivasi kepada pengelola program studi untuk segera mewujudkan terbentuknya LSP-P1.
Berdasarkan Surat Keputusan Rektor No. 378/SK-Rek/DA/VI/2014 dan 379/SK-Rek/DA/VI/2014 tertanggal 9 Juni 2014 tentang Calon Mahasiswa Baru UII yang diterima berdasarkan hasil seleksi Penelusuran Siswa Berprestasi (PSB) Periode 6 Tahun Akademi 2014/2015, daftar calon mahasiswa yang diterima dapat  download disini

 Program Studi DIII Analis Kimia FMIPA UII mengirimkan 6 dosen dan 3 laboran dalam sertifikasi kompetensi di Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) Telapi.  Seluruh dosen dan laboran mengikuti uji kompetensi di tempat uji kompetensi (TUK) MBio di Bogor pada Sabtu, 7 Juni 2014.  Sertifikasi kompentensi ini merupakan salah satu bentuk komitmen Program Studi DIII Analis Kimia dalam menerapkan pengembangan pendidikan sekolah vokasi dalam mewujudkan kurikulum berbasis kompetensi.  Selain itu, Program Studi DIII Analis Kimia yang tengah merintis Lembaga Sertifikasi Profesi Pihak Pertama (LSP-P1) maka perlu mempersiapkan  seluruh sumber daya agar juga memiliki sertifikasi kompetensi.  Langkah awal yang telah ditempuh adalah melakukan sertifikasi kompetensi untuk paket analisis dasar yang meliputi analisis volumetri dan analisis gravimetri.  Upaya ini akan menjadi program berkelanjutan untuk paket kompetensi analisis spektrofotometri dan kromatografi.

Analisis volumetri dan analisis gravimetri merupakan paket kompetensi yang menjadi unit kompetensi dalam Standar Kompetensi Nasional Kimia Analis (SKN-KA) dan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) untuk bidang laboratori.  Unit kompetensi ini menjadi kompetensi yang mendasar bagi seorang analis kimia sehingga dalam pekerjaan laboratorium seorang analis kimia dapat dikatakan kompeten apabila memiliki kualifikasi sesuai dengan assessment  yang dilakukan oleh asesor yang ditunjuk oleh LSP.
Seluruh dosen yang mengikuti uji kompetensi ini telah mengikuti ujian kompetensi yang meliputi ujian tertulis, praktikum dan wawancara yang dilaksanakan di TUK MBrio Bogor.  Hasil uji kompetensi yang telah diikuti selama satu hari penuh, berdasarkan hasil assessment  yang telah dilakukan maka seluruh peserta dinyatakan kompeten dan lulus dalam uji kompetensi sehingga berhak mendapatkan sertifikat dari Lembaga Sertifikasi Profesi Pihak Ketiga dari Telapi Jakarta yang telah mendapatkan mandat dari Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP) Kementerian Perindustrian.  Hasil uji kompetensi dosen dan laboran yang dinyatakan lulus dan direkomendasikan untuk mengikuti uji kompetensi untuk paket berikutnya.
Program Studi DIII Analis Kimia dengan bangga, akhirnya dapat memiliki dosen dan laboran yang telah memiliki sertifikasi kompetensi.  Selamat kepada Bapak dan Ibu yang telah berhasil mendapatkan sertifikasi kompetensi untuk paket dasar.  Seluruh civitas akademika Program Studi DIII Analis Kimia mengucapkan selamat kepada Bapak Thorikul Huda, M.Sc., Ibu Reni Banowati I., M.Sc., Ibu Yuli Rohyami, M.Sc., Bapak Jamalul Lail, S.Si., Bapak Bayu Wiyantoko, M.Sc., Ibu Puji Kurniawati, M.Sc., Bapak Dwi Mahmudi, B.A., Sdr. Aprisilia Riski Wijaya, dan Sdr. Ida Ayu Sulitya, A.Md.

Program Studi DIII Analis Kimia FMIPA UII mengirimkan 6 dosen dan 3 laboran dalam sertifikasi kompetensi di Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) Telapi.  Seluruh dosen dan laboran mengikuti uji kompetensi di tempat uji kompetensi (TUK) MBio di Bogor pada Sabtu, 7 Juni 2014.  Sertifikasi kompentensi ini merupakan salah satu bentuk komitmen Program Studi DIII Analis Kimia dalam menerapkan pengembangan pendidikan sekolah vokasi dalam mewujudkan kurikulum berbasis kompetensi.  Selain itu, Program Studi DIII Analis Kimia yang tengah merintis Lembaga Sertifikasi Profesi Pihak Pertama (LSP-P1) maka perlu mempersiapkan  seluruh sumber daya agar juga memiliki sertifikasi kompetensi.  Langkah awal yang telah ditempuh adalah melakukan sertifikasi kompetensi untuk paket analisis dasar yang meliputi analisis volumetri dan analisis gravimetri.  Upaya ini akan menjadi program berkelanjutan untuk paket kompetensi analisis spektrofotometri dan kromatografi.

Analisis volumetri dan analisis gravimetri merupakan paket kompetensi yang menjadi unit kompetensi dalam Standar Kompetensi Nasional Kimia Analis (SKN-KA) dan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) untuk bidang laboratori.  Unit kompetensi ini menjadi kompetensi yang mendasar bagi seorang analis kimia sehingga dalam pekerjaan laboratorium seorang analis kimia dapat dikatakan kompeten apabila memiliki kualifikasi sesuai dengan assessment  yang dilakukan oleh asesor yang ditunjuk oleh LSP.

Seluruh dosen yang mengikuti uji kompetensi ini telah mengikuti ujian kompetensi yang meliputi ujian tertulis, praktikum dan wawancara yang dilaksanakan di TUK MBrio Bogor.  Hasil uji kompetensi yang telah diikuti selama satu hari penuh, berdasarkan hasil assessment  yang telah dilakukan maka seluruh peserta dinyatakan kompeten dan lulus dalam uji kompetensi sehingga berhak mendapatkan sertifikat dari Lembaga Sertifikasi Profesi Pihak Ketiga dari Telapi Jakarta yang telah mendapatkan mandat dari Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP) Kementerian Perindustrian.  Hasil uji kompetensi dosen dan laboran yang dinyatakan lulus dan direkomendasikan untuk mengikuti uji kompetensi untuk paket berikutnya.

Program Studi DIII Analis Kimia dengan bangga, akhirnya dapat memiliki dosen dan laboran yang telah memiliki sertifikasi kompetensi.  Selamat kepada Bapak dan Ibu yang telah berhasil mendapatkan sertifikasi kompetensi untuk paket dasar.  Seluruh civitas akademika Program Studi DIII Analis Kimia mengucapkan selamat kepada Bapak Thorikul Huda, M.Sc., Ibu Reni Banowati I., M.Sc., Ibu Yuli Rohyami, M.Sc., Bapak Jamalul Lail, S.Si., Bapak Bayu Wiyantoko, M.Sc., Ibu Puji Kurniawati, M.Sc., Bapak Dwi Mahmudi, B.A., Sdr. Aprisilia Riski Wijaya, dan Sdr. Ida Ayu Sulitya, A.Md.

 Program Studi DIII Analis Kimia FMIPA UII, Jum’at, 6 Juni 2014 kembali melakukan kunjungan kerja di Akademi Kimia Analisis (AKA) Bogor dalam rangka penandatanganan naskah kerja sama (MoU).  Prodi DIII Analis Kimia FMIPA UII menjalin kerjasama dengan AKA Bogor dalam program peningkatan kualitas pendidikan, peningkatan kualitas SDM, dan penelitian bersama.  Naskah MoU lansung ditandatangani oleh Direktur AKA Bogor Ir. Maman Sukiman, M.Si. dan Kaprodi DIII Analis Kimia FMIPA UII, yang didampingi oleh Reni Banowati Istiningrum, M.Sc. selaku Sekretaris Prodi DIII Analis Kimia FMIPA UII, staf dosen dan tenaga kependidikan.

Usai penandatanganan naskah MoU ini, Kaprodi DIII Analis Kimia memberikan sambutan sekaligus membahas agenda terdekat yang akan menjadi program bersama antara Prodi DIII Analis Kimia FMIPA UII dengan AKA Bogor untuk merintis asosiasi profesi analis kimia di Indonesia.  Kegiatan yang akan mengundang seluruh Prodi DIII Analis Kimia se-Indonesia yang akan diselenggarakan di Universitas Islam Indonesia ini akan dilaksanakan pada bulan Agustus mendatang. 

Thorikul Huda, M.Sc. selaku Kaprodi DIII Analis Kimia FMIPA UII menyatakan kesiapannya dalam mengundang seluruh elemen yang terkait dengan upaya perintisan asosiasi profesi analis kimia.  Tantangan globalisasi terutama dalam menghadapi pasar bebas ASIA akan menjadi peluang bagi para professional muda di bidang analis kimia dalam mengambil peluang tantangan kerja yang semakin luas sehingga penguatan kompetensi lulusan sekolah vokasi sangat diperlukan.  Dalam upaya ini, sertifikasi profesi menjadi sebuah kebutuhan bagi calon lulusan.

Adanya asosiasi profesi ini juga akan mewadahi para professional muda di bidang analis kimia dalam mengembangkan kurikulum, kualitas pendidikan, peningkatan kualitas SDM, dan pengembangan penelitian serta perluasan kerjasama terutama dengan pelaku industri sebagai salah satu stakeholder.  Sistem pendidikan multi entry multi exit juga menjadi topik penting yang akan diangkat dalam pertemuan asosiasi profesi bulan Agustus yang akan datang.  Sebagai sekolah vokasi, sangat berpeluang dalam membuka sistem pendidikan yang dapat meluluskan alumni mulai dari jenjang DI, DII, DIII dan DIV.  Peluang dibukanya sampai ke jenjang DIV menjadi solusi bagi alumni yang akan melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi sehingga nantinya akan berlanjut ke jenjang S2 tanpa melalui program alih jalur S1.

Wacana ini disambut oleh Direktur AKA Bogor, Ir. Maman Sukiman, M.Si. didampingi Kaprodi Analis Kimia yang telah memiliki pengalaman dalam merintis jenjang pendidikan sampai di tingkat DIV.  Pendirian DIV masih memiliki kendala birokrasi sehingga AKA Bogor sendiri sebagai lembaga pendidikan yang berada di bawah Kementerian Perindustrian belum berkesempatan merealisasikan langkah tersebut.   Isu ini akan menjadi topik menarik yang akan dibahas dalam pertemuan asosiasi profesi yang akan menghadirkan pakar pendidikan sekolah vokasi dari DIKTI.  Cita-cita ini akan diperjuangkan bersama melalui organisasi profesi sehingga peluang pendirian DIV tidak sekedar menjadi wacana.

Kerjasama antara Prodi DIII Analis Kimia FMIPA UII dengan AKA Bogor ini akan memberikan manfaat bagi kedua belah pihak dalam menghadapi harmonisasi pasar global dan tantangan pendidikan khususnya pendidikan sekolah vokasi di bidang analis kimia dan penyelenggaraan sistem pendidikan berbasis kompetensi  serta penyelenggaraan sertifikasi profesi.

 Program Studi DIII Analis Kimia FMIPA UII pada hari Senin, 2 Juni 2014 melakukan kunjungan kerja menindaklanjuti rencana kerja sama dalam kegiatan pengabdian kepada masyarakat.  Thorikul Huda, M.Sc., Ketua Program Studi DIII Analis Kimia yang didampingi oleh Yuli Rohyami, M.Sc., staf dosen ditemui langsung oleh H.M. Marwan M.S. selaku Kepala Desa Tirtonirmolo.  Prosesi penandatanganan naskah kerjasama (MoU) menjadi agenda utama disamping membahas rencana program pengabdian kepada masyarakat selama lima tahun ke depan.  Program Studi DIII Analis Kimia FMIPA UII dan Pemerintah Desa Tirtonirmolo Kasihan Bantul telah sepakat dalam menjalin kerjasama dalam program pengabdian kepada masyarakat yang nantinya dapat memberikan kemanfaatan bagi kedua belah pihak.

Program Studi DIII Analis Kimia FMIPA UII dalam mengembangkan kajian, penelitian dan pengembangan keilmuan yang dapat dimanfaatkan bagi masyarakat.  Kegiatan masyarakat yang akan dilaksanakan dapat mendukung program pemerintah desa dalam melaksanakan pembinaan masyarakat. H.M. Marwan M.S. dalam sambutannya menyampaikan bahwa kerjasama ini nantinya dapat memberikan manfaaat bagi masyarakat dan dapat memberikan barokah bagi kedua belah pihak.

Kunjungan kerja yang kedua kalinya ini juga membahas rencana kegiatan pengabdian kepada masyarakat selama 1 tahun ke depan.  Kegiatan ini akan dimulai dengan melakukan perintisan pengelolaan sampah di Dusun Menayu Kulon.  Program ini akan dilaksanakan pertengahan Juni 2014 dengan menyelenggarakan pelatihan dan pendampingan pengelolaan sampah.

 Setiap lulusan suatu perguruan tinggi harus siap menghadapi persaingan dalam bursa pencarian kerja, tidak terkecuali lulusan program studi DIII Analis Kimia. Oleh karena itu, mahasiswa yang ada di program studi DIII Analis Kimia dibekali dengan trik dan tips dalam merambah bursa pencarian kerja yang dilaksanakan pada hari Sabtu tanggal 31 Mei 2014. Pada penghujung bulan Mei tersebut, mahasiswa, khususnya yang sedang menjalani semester keempat, dibekali cara-cara menghadapi seleksi kerja dalam suatu organisasi atau perusahaan. Kegiatan ini sebagai upaya prodi untuk mengembangkan kualitas lulusan. 
Kegiatan yang diselenggarakan di Ruang Sidang 2 FMIPA UII tersebut dibuka oleh Thorikul Huda, M.Sc. selaku Ketua Program D III Analis Kimia. Dalam sambutannya Thorik menyampaikan pentingnya mempersiapkan diri untuk menghadapi persaingan dunia kerja. “Banyak orang yang tidak berhasil diterima kerja karena tidak lolos psikotes dan wawancara”, ungkap Thorik. Pembicara dalam kegiatan ini adalah Ibu Ike Agustina, S.Psi.,M.Psi yang sudah lama berkecimpung dalam bidang keahlian Psikologi Industri Organisasi. Beliau menjelaskan bahwa tahapan seleksi kerja biasanya meliputi seleksi administrasi, tes tertulis, Focus Group Discussion (FGD), wawancara, medical check up, offering job dan signing contract. Tahapan-tahapan tersebut biasanya berbeda antara satu organisasi dengan organisasi lainnya. Bagian yang sering menjadi momok bagi pencari kerja adalah tes tertulis dan wawancara. Bagian tes ini merupakan bagian yang paling menentukan hasil seleksi kerja nantinya. Pada bagian tes tertulis, Ibu Ike Agustina menyebutkan beberapa materi umum yang biasanya dikeluarkan dalam seleksi kerja adalah psikotes, tes bahasa Inggris dan tes kemampuan teknis. Kesempatan ini dapat digunakan oleh mahasiswa untuk mengetahui jenis tes psikotes, cara-cara bagaimana mengerjakan psikotes, penilaian hasil psikotes dan persiapan untuk menghadapi psikotes. Ungkapan yang harus diperhatikan dalam menghadapi psikotes adalah “let’s by gone, be by gone”. Artinya, jika Anda merasa gagal dalam suatu alat tes, lupakan! Fokuslah pada alat tes berikutnya! Bagian penting selanjutnya dalam tahapan seleksi kerja adalah wawancara atau job interview. Pembicara banyak memberikan triks dan tips dalam menghadapi bagian ini sehingga saat waktunya nanti, mahasiswa yang akan melaksanakan job interview dapat mengalahkan keringat dingin dan tangan gemetar. “Saat ini, metode untuk interview bukan menanyakan sesuatu yang belum terjadi, seperti cita-cita dan harapan masa depan, tetapi kejadian berdasarkan masa lalu” jelas Ibu Ike Agustina. Lebih lanjut, Ibu Ike Agustina menjelaskan bahwa pertanyaan yang didasarkan pada masa depan akan mudah direkayasa jawabannya, sehingga tidak lagi bisa sesuai. Tahapan seleksi kerja merupakan langkah awal dalam mengembangkan karir Anda. Persiapkan dan hadapi!