Prodi DIII Analis Kimia pada Tahun 2015 kembali meraih Grant Program Hibah Kompetisi Program Studi (PHK-PS) dari Badan Pengembangan Akademik Universitas Islam Indonesia.  Perolehan hibah untuk batch kedua ini merupakan program kelanjutan pada batch pertama yang diraih pada tahun 2014 lalu.  Thorikul Huda, M.Sc. Ketua Prodi DIII Analis Kimia menyatakan bahwa tema program dalam PHK PS 2015 ini adalah menuju akselerasi akreditasi A. Program PHK PS difokuskan pada penguatan keunggulan Prodi DIII Analis Kimia FMIPA UII dalam penguatan kompetensi lulusan terhadap penguasaan manajemen laboratorium berbasis ISO/IEC 17025 dan peningkatan keunggulan alumni adaptif. Selain dua program unggulan, melalui program peningkatan peran alumni dan sistem tracer study,   peningkatan kualitas prestasi mahasiswa, pemantapan implementasi kurikulum baru, dan perluasan jejaring analis kimia.

Menurut koordinator taskforce PHK PS Prodi DIII Analis Kimia, Reni Banowati Istiningrum, M.Sc. ada enam program yang akan dilaksanakan dalam duabelas aktivitas pada PHK PS 2015.   Program penguatan kompetensi lulusan terhadap penguasaan manajemen laboratorium berbasis ISO/IEC 17025 merupakan program unggulan yang akan direalisasikan melalui pembentukan Laboratorium Simulasi ISO/IEC 17025 sebagai laboratorium pembelajaran dan pelatihan.  Soft opening laboratorium tersebut akan diisi dengan kegiatan Workshop Best Practice ISO/IEC 17025.
Prodi DIII Analis Kimia merupakan bidang applied chemistry khususnya kimia analitik.  Kimia analitik adalah ilmu untuk memperoleh, mengolah dan mengkomunikasikan informasi tentang komposisi dan struktur materi. Dengan kata lain, kimia analitik merupakan seni dan ilmu untuk menentukan berapa banyak dan bagaimana menentukan keberadaan bahan kimia. Seorang analis kimia harus mampu melakukan validasi atau verifikasi metode pengujian kimia.  Persyaratan laboratorium pengujian yang terstandar dengan ISO/IEC 17025 dalam penggunaan metode uji harus sudah terverifikasi untuk metode uji baku dan tervalidasi untuk metode non baku.  Oleh karena itu program tersebut sangat relevan dengan kegiatan pembelajaran untuk membekali mahasiswa dalam mengimplementasikan keunggulan prodi.
Laboratorium Simulasi ISO 17025 saat ini belum dimiliki oleh perguruan tingi atau kampus manapun, sehingga hal tersebut menjadi bagian keunggulan institusi Prodi DIII Analis Kimia pada khususnya dan UII pada umumnya.  Keberadaan laboratorium simulasi tersebut juga merupakan bentuk perwujudan tujuan strategis universitas untuk menciptakan keunggulan sistem dan infrastruktur dan keunggulan mahasiswa berkarakter.
Program unggulan kedua adalah peningkatan pengakuan kompetensi alumni. Lisensi Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) Sains Terapan FMIPA UII menjadi target program pada tahun 2015. Penyempurnaan dokumen dan sumber daya Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) Sains Terapan FMIPA UII serta persyaratan teknis sampai pendaftaran lisensi LSP ke Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP).  Penyempurnaan ini juga dibarengi dengan penyiapan dokumen dan sumberdaya untuk melakukan verifikasi terhdap Tempat Uji Kompetensi (TUK). Saat ini LSP Sains Terapan telah memiliki dua asesor kompetensi, Yuli Rohyami, M.Sc. dan Reni Banowati Istiningrum, M.Sc. dan dalam rangka memenuhi kecukupan jumlah asesor kompetensi, prodi akan kembali mengirimkan pelatiha dan sertifikasi asesor pada bulan Maret 2015 yang akan di selenggarakan oleh Balai Diklat Kementerian Perindustrian sekaligus mewakili Himpunan Profesi Analis Kimia Indonesia untuk wilayah DIY.
Program peningkatan peran alumni merupakan program penguatan peranan alumni terhadap kemajuan Program Studi DIII Analis Kimia FMIPA UII.  Alumni memiliki peran yang besar.  Kiprah alumni yang semakin luas akan memberikan pengaruh yang besar terhadap kemajuan prodi.  Umpan balik alumni terkait dengan pengembangan kurikulum, pemantaban visi dan misi program studi serta peranan lain dalam kegiatan akademik dan non akademik lainnya.  Peranan alumni dalam kegiatan Studium General Peluang dan Tantangan Alumni Analis Kimia dalam Kompetisi Global akan memberikan gambaran kepada mahasiswa dalam menghadapi tantangan masa depan.  Selain itu, pada tahun 2014 prodi telah meluncurkan sistem tracer study sehingga pada tahun 2015 perlu dilakukan serta optimalisasi penggunaan sistem tracer alumni berbasis web.
Program perluasan jejaring analis kimia sangat berkaitan erat dengan adanya peluang pengembangan status pada program jenjang diploma dalam Standar Nasional Perguruan Tinggi (SNPT).  Pengembangan tersebut akan berjalan dengan baik apabila seluruh komponen program diploma di Indonesia memiliki persepsi yang sama sekaligus didukung oleh regulasi pemerintah. Prodi DIII Analis Kimia telah menginisiasi untuk melakukan kajian pengembangan status diploma melalui kegiatan Indonesian Chemical Analysis Meeting and Seminar (ICHAMS 2014) dan akan ditindaklanjuti pada pertemuan di Universitas Pendidikan Ganesha pada ICHAMS 2015 pada bulan April 2015 mendatang.  Di sisi lain untuk seluruh prodi diploma juga telah melaksanakan kegiatan kongres sekolah vokasi pertama pada tahun 2014 di Univesitas Gadjah Mada dan akan ditindaklanjuti pada pertemuan di tahun 2015 yang bertempat di Universitas Mataram Nusa Tenggara Barat.
Pada awal periode 2010 – 2014 kepemimpinan prodi DIII Analis Kimia lebih menekankan pada aspek penguatan internal seperti ketersediaan dosen yang memenuhi jumlah minimal menurut aturan DIKTI.   Terkait dengan prestasi mahasiswa, maka pada tahun 2013 dan 2014 mahasiswa Prodi DIII Analis Kimia telah mulai berhasil mendapatkan beberapa prestasi seperti finalis OSN Pertamina tingkat nasional, poster terbaik OSN Pertamina tingkat regional dan lolosnya Program Kreatifitas Mahasiswa yang didanai oleh DIKTI.  Akan tetapi untuk prestasi tersebut masih kurang karena keterbatasan efen lomba yang khusus untuk mahasiswa program diploma.  Guna memberikan peluang prestasi mahasiswa maka perlu adanya kegiatan lomba untuk mahasiswa program diploma khususnya dari analis kimia ditingkat nasional bahkan internasional.  
Prodi DIII Analis Kimia pada tahun 2014 telah berupaya untuk berperan dalam membentuk komunitas analis kimia se-Indonesia melalui kegiatan Indonesian Chemical Analysis Meeting and Seminar (ICHAMS 2014) untuk pertama kalinya.  Kegiatan tersebut telah menghasilkan beberapa rekomendasi penting terkait dengan pengembangan bidang analis kimia di Indonesia seperti rencana pembentukan D IV Analis Kimia dibeberapa kampus.  Di tahun yang sama pula Prodi DIII Analis Kimia turut aktif dalam kegiatan kongres Sekolah Vokasi I yang dilaksanakan di Universitas Gadjah Mada.  Hasil penting dari kongres tersebut adalah adanya rekomendasi kepada pemerintah sehubungan dengan positioning  program vokasi di Indonesia.  Aktivitas tersebut juga merupakan bagian dari usaha Prodi DIII Analis Kimia untuk menunjukkan eksistensinya sebagai bagian program vokasi dalam rangka untuk mengaktualisasikan renstra UII mengenai keunggulan profil institusi.
Program Studi DIII Analis Kimia juga telah mengawali peran dalam asosiasi profesi analis kimia Indonesia dalam Konggres pertama dan kedua Himpunan Profesi Analis Kimia Indonesia (HIMPAKI) pada 2011 dan 2014 lalu.  Saat ini Program Studi DIII Analis Kimia diberi mandat sebagai Sekretariat HIMPAKI Wilayah DIY dan Jawa Tengah.  Melalui program PHK PS  2015, prodi akan menginisiasi pembentukan kepengurusan yang akan melibatkan berbagai analis kimia yang berasal dari kalangan akademik, instansi pemerintah dan swasta sehingga pada 2015 ini akan diselenggarakan mengukuhan pengurus HIMPAKI Wilayah DIY dan Jawa Tengah.
Di samping itu, program penguatan implementasi kurikulum 2014 diprioritaskan dalam dua aktivitas, yaitu Worskhop Tugas Akhir dan orkshop Surat Keterangan Pendamping Ijazah (SKPI). Program pendidikan jenjeng diploma harus memiliki keunggulan dalam segi kualitas tugas akhir yang relevan dengan kompetensi dan keunggulan prodi. Hal inilah yang akan dikaji agar tugas akhir menjadi lebih berkualitas. Tahun 2015, prodi DIII Analis Kimia telah menyiapkan penerbitan SKPI, dan pada program PHK PS 2015 ini akan dilakukan penyiapan sumber daya pendukung dalam sistem implementasi SKPI.
Program yang juga mendapatkan perhatian penting, yaitu program peningkatan kualitas prestasi mahasiswa dalam bidang pengembangan penalaran.  Beberapa prestasi yang telah diraih oleh mahasiswa adalah sebagai finalis OSN Pertamina Tingkat Nasional pada tahun 2013, meraih Poster Terbaik dalam OSN Pertamina Tingkat Regional dan sebagai penerima hibah dalam kompetisi Program Kreatifitas Mahasiswa yang didanai oleh DIKTI.  Akan tetapi untuk prestasi tersebut masih kurang karena keterbatasan kompetisi ilmiah khusus untuk mahasiswa program sekolah vokasi.  Oleh karena itu diperlukan suatu program yang dapat memberikan peluang peningkatan kualitas prestasi mahasiswa melalui Lomba Kompetisi Kimia Terapan se-Indonesia.
 PT. Kao Indonesia melakukan penjajagan kerjasama dengan Prodi DIII Analis Kimia FMIPA UII.  Jum’at, 13 Februari 2015 Rismawati Hutagulung, S.Psi. selaku Rekruitmen Executive PT. Kao Indonesia melakukan kunjungan kerja di Kantor Prodi DIII Analis Kimia FMIPA UII.  Dalam kunjungan yang diterima Yuli Rohyami, M.Sc., Sekretaris Prodi DIII Analis Kimia FMIPA UII membahas tentang penawaran kerjasama PT. Kao Indonesia. Pihaknya akan melakukan kerjasama dalam rekrutmen langsung kepada alumni yang akan lulus pada tahun akademik 2014/2015 mendatang. Perusahaan ini baru membuka perusahaan cabang sehingga masih membutuhkan beberapa tenaga analis kimia sehingga memberikan kesempatan kepada alumni Prodi Analis Kimia FMIPA UII untuk berkarir di sebagai Quality Assurance Analyst.

Saat ini, di PT. Kao Indonesia memiliki satu staf sebagai Quality Assurance Analyst yang berasal dari alumni Prodi DIII Analis Kimia FMIPA UII.  Rawinda, A.Md. merupakan alumni pada tahun 2013/2014 mampu menggambarkan profil alumni yang memiliki keunggulan dalam kompetensi sabagai analis kimia. Selain itu, penguasaan manajemen laboratorium berbasis ISO/IEC 17025 menjadi satu keunggulan kompetensi lulusan Prodi DIII Analis Kimia FMIPA UII.
PT. Kao Indonesia juga memberikan kesempatan kerjasama dalam pengembangan akademik melalui kegiatan studi industri.  PT. Kao Indonesia mengundang seluruh mahasiswa Prodi DIII Analis Kimia untuk belajar di perusahaan sehingga dapat memberikan gambaran yang berkaitan dengan industri kimia. Kegiatan ini juga menjadi program yang selalu diikuti oleh mahasiswa sehingga sangat relevan dengan kegiatan pembelajaran.

 Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) Sains Terapan Fakultas Matematika dan Ilmu  Pengetahuan Alam Universitas Islam Indonesia kini secara resmi telah memiliki asesor kompetensi.   Dua dosen dari Program Studi DIII Analis Kimia FMIPA UII, Reni Banowati Istiningrum, M.Sc. dan Yuli Rohyami, M.Sc. telah mendapatkan sertifikat kompetensi sebagai asesor kompetensi dari Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP).  Kedua dosen tersebut telah dinyatakan lulus dalam pelatihan asesor pada bulan September 2014 di Bandung dan telah dinyatakan lulus dalam uji kompetensi sebagai asesor kompetensi.

Satu kebanggaan bagi Program Studi DIII Analis Kimia atas kepercayaan yang diberikan kepada dua staf dosen.  Untuk menjadi asesor kompetensi harus memenuhi persyaratan dalam pedoman pelatihan dan sertifikasi asesor kompetensi dari BNSP.  Perjuangan menjadi seorang asesor membutuhkan kerja keras.  Asesor harus memiliki sertifikat kompetensi pada unit-unit kompetensi merencanakan, melaksanakan dan mengkaji ulang asesmen yang dikeluarkan oleh BNSP.  Sertifikat ini didapatkan melalui proses uji kompetensi dalam kegiatan real assesment yang diselenggarakan di tempat uji kompetensi (TUK) Laboratorium Instrumentasi UPI Bandung. Hanya peserta yang direkomendasikan telah kompeten sebagai calon asesor dari master asesor yang berhak menjadi asesor kompetensi. Asesor juga harus memiliki tiga kompetensi dalam merencanakan penilaian (MET.AS.00.001.01), melaksanakan penilaian (MET.AS.00.002.01), dan mengkaji ulang penilaian (MET.AS.00.003.01).  Kompetensi ini diperoleh selama mengikuti Workplace Assessor Training Program secara lengkap diikuti dengan uji kompetensi secara mandiri minimal dua kali .

Kedua asesor ini nantinya akan diberikan kewenangan dalam menilai dan memutuskan hasil uji kompetensi bahwa peserta uji telah memenuhi bukti yang dipersyaratkan untuk dinyatakan kompeten atau belum kompeten pada unit kompetensi yang dinilai serta merekomendasikan hasil tersebut kepada LSP Sains Terapan atau BNSP. Thorikul Huda, M.Sc. selaku Direktur LSP Sains Terapan menuturkan bahwa, ketersediaan dua asesor kompetensi ini telah memenuhi persyaratan minimal dalam pengajuan lisensi LSP dari BNSP.  LSP Sains Terapan selama satu tahun ke depan, akan mentargetkan  5 personel untuk mengikuti pelatihan dan sertifikasi asesor kompetensi.

Selain berperan sebagai asesor kompentensi dan tim perumus komite skema sertifikasi, kedua dosen tersebut ditugaskan sebagai pengelola LSP Sains Terapan.  Saat ini Reni Banowati Istiningrum, M.Sc. juga ditugaskan sebagai Manajer Mutu dan Standardisasi dan Yuli Rohyami, M.Sc. ditugaskan sebagai Manajer Sertifikasi pada LSP Sains Terapan.  Adanya asesor kompetensi ini akan diberikan tugas dalam memberikan masukan dalam pengembangan materi uji kompetensi, pengembangan proses uji kompetensi dan dapat berpartisipasi dalam aktifitas sosialisasi dan penerapan pelatihan/penilaian berbasis kompetensi. Seluruh civitas akademika Program Studi DIII Analis Kimia FMIPA UII mengucapkan selamat bekerja dan menjalankan amanah dengan sebaik-baiknya.

 

 

 

 

Christanty Wahyu Septyaningrum, Sri Handayani, Cahyorini Kusumawardani, Kun Budiasih

 

Synthesis of Mg/Al Hydrotalcite by Using Low Supersaturated Precipitation Method with Variation of Mole Ratio

 

1-5

 

 

 

 

 

Yetty Hastina

 

Ecological Studies of Riparian Vegetation Reviewed by Physic and Chemistry Aquatic Conditions at Sematang Borang River, South Sumatera

 

6-21

 

 

 

 

 

Riyanto

 

Determination of Lead in Waste Using Cyclic Voltammetry by Platinum Wire Electrode

 

22-33

 

 

 

 

 

Voulda D. Loupatty

 

Nori Nutrient Analysis from Seawed of Seawed of Porphyra marcossi in Maluku Ocean

 

34-48

 

 

 

 

 

Suparmi, Khusnul Khotimah, Amal Fadholi

 

Uji Aktivitas Ekstrak Etanol Kulit Buah Apel ( Pyrus malus, L) Terhadap Penurunan Permeabilitas Vaskuler Pada Mencit Putih Jantan Strain Balb/C

 

49-61

 

 

 

 

 

Mustofa Ahda

 

 

Ethanol Concentration Effect of Mangoesten Pell Extract to Total Phenol Content

 

61-70

 

 

 

 

 

Ahmad Said, Is Fatimah, Dwiarso Rubiyanto

 

Effect of Temperature on Rice Husk Asing and Its Application on Adsorbing Fe and Zn Metal in Patchouli Oil

 

71-86

Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) menjadi salah satu standar kompetensi bagi professional muda di bidang analis kimia.  Kompetensi ini menjadi bekal untuk memberikan jaminan perlindungan keselamatan dan kesehatan kerja dan pencegahan kemungkinan terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat kerja.  Dalam rangka memberikan bekal kepada calon lulusan, Program Studi DIII Analis Kimia pada hari Ahad, 21 Desember 2014 di Gedung Lab Terpadu UII menyelenggarakan short course K3.  Kegiatan ini diikuti oleh seluruh mahasiswa angkatan 2013.

Kegiatan ini menjadi bagian dari penyelenggaran matakuliah Keselamatan dan Kesehatan Kerja pada kurikulum 2014.  Dalam shortcourse kali ini, menghadirkan Yuli Rohyami, M.Sc. dan Reni Banowati Istiningrum, M.Sc. Keduanya merupakan narasumber yang telah mendapatkan sertifikat K3 dari Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi.  Para peserta mendapatkan materi sesuai dengan standar pelatihan K3 yang mencakup dasar-dasar keselamatan kerja, undang-undang K3, kesehatan kerja dan analisis manajemen resiko.  Selain mendapatkan materi K3, peserta juga sekaligus mengikuti praktik analisis manajemen resiko.

Pemahaman K3 sangat penting bagi tenaga analis kimia yang profesional.  Selama mengikuti program pendidikan profesi, lebih dari 70 % kegiatan pembelajaran dilakukan melalui praktikum di laboratorium.  Guna membangun keunikan skill mahasiswa dalam sistem penjaminan mutu laboratorium ISO 17025 dibutuhkan personel yang memiliki sertifikasi kompetensi.  Aspek K3 menjadi salah satu unjuk kerja penilaian uji kompetensi dalam setiap skema sertifikasi mulai dari paket dasar analisis volumetric dan gravimetric, spektroskopi dan kromatografi.

Sebagai tenaga ahli di bidang analis kimia, bekerja di laboratorium  penuh dengan resiko terjadinya kecelakaan kerja.  Potensi bahaya yang memungkinkan terjadinya kecelakaan kerja, cidera, penyakit dan kerusakanan dapat berasal dari interaksi dengan bahan kimia dan peralatan yang ada di laboratorium.  Potensi bahaya yang berasal dari chemical, physical, biological, electrical, mechanical, ergonomic dan physicological hazard dapat dikendalikan dan dicegah melalui implementasi K3 sehingga setiap aktivitas di laboratorium dapat dilakukan dalam kondisi aman (safe).

Interaksi dengan bahan kimia menjadi perhatian penting sehingga penggunaan alat perlindungan diri (APD) dan budaya K3 menjadi sikap kerja yang akan menjadi pengembangan pendidikan karakter di Program Studi DIII Analis Kimia.  Pengetahuan dasar bahan kimia menjadi sangat penting terutama dalam mengembangkan kompetensi lulusan agar dapat melakukan analisis manajemen resiko. 

Selain itu, sebagai calon lulusan yang nantinya akan berkarya di dunia kerja maka diperlukan pemahaman terkait dengan aturan normatif yang berkaitan dengan undang-undang keselamatan dan kesehatan kerja kimia.  Pemahaman ini akan menjadi acuan sehingga sebagai calon tenaga professional memahami kewajiban dan hak perlindungan tenaga kerja sehingga akan memberikan perlindungan baik secara fisik dan mental serta perlindungan akan jaminan keselamatan dan kesehatan kerja.

 Tantangan globalisasi sudah di depan mata. Program DIII Analis Kimia FMIPA UII pada tahun 2015 siap menerapkan Surat Keterangan Pendamping Ijazah (SKPI).  Diploma supplement ini akan diberikan kepada setiap lulusan Program Studi DIII Analis Kimia.  Tahun ini, prodi telah mengimplementasikan program learning outcome yang telah diselaraskan dengan Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI) dalam kurikulum 2014.  Surat Keterangan Pendamping Ijazah (SKPI) diterbitkan dengan mengacu KKNI dan konvensi UNESCO tentang pengakuan studi, ijazah dan gelar pendidikan tinggi.  Adanya SKPI akan menjadi dokumen yang menyatakan kemampuan kerja, penguasaan pengetahuan dan sikap atau moral bagi pemegang SKPI.

Prodi telah melakukan berbagai kajian intensif dan studi banding di ITS Surabaya.  Kesiapan telah diwujudkan dari hasil pemaparan Tim SKPI yang dikawal oleh Ibu Tri Esti Purbaningtias, M.Si. Dalam diskusi SKPI yang digelar pada Kamis, 18 Desember 2014 di Ruang Sidang Laboratorium Kimia FMIPA UII dapat disimpulkan bahwa Prodi DIII Analis Kimia FMIPA UII siap mengimplementasikan SKPI pada tahun 2015 mendatang.  Dalam diskusi tersebut, Ibu Reni Banowati Istiningrum, M.Sc. dan Tri Esti Purbaningtias, M.Si.  memaparkan langkah strategis dalam mempersiapkan SKPI dan instrument pendukung lainnya yang dibutuhkan dalam mendukung penyiapan SKPI bagi lulusan Prodi DIII Analis Kimia FMIPA UII.

Adanya SKPI ini akan mampu meningkatkan performa lulusan yang dapat memberikan informasi yang menyangkut kualifikasi lulusan, kemampuannya di bidang kerja sebagai tenaga professional di bidang analisis kimia yang menguasai sistem penjaminan mutu laboratorium ISO 17025, memiliki pengetahuan dan sikap moral dengan keunikan nilai-nilai keislaman yang telah telah dirumuskan dalam visi dan misi prodi.

 Himpunan Profesi Analis Kimia (HIMPAKI) menyelenggarakan rapat kerja nasional (rakernas) kedua di Pusat Penelitian dan Pengembangan Gizi dan Makanan Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan dari tanggal 19 sampai dengan 20 Desember 2014.  Pada rakernas kedua tersebut dibicarakan tentang evaluasi program ditahun 2014 dan rencana kegiatan pada tahun 2015 sampai 2016.  Hadir beberapa perwakilan dari daerah untuk ikut serta dalam menyukseskan rakernas yang dilaksanakan di gedung yang beralamatkan Jln. Dr. Semeru No. 63 Bogor.  Perwakilan daerah yang hadir diantaranya dari Propinsi Bali, Nangro Aceh Darussalam, Sumatera Utara, Jawa Barat, Sumatera Barat, DKI Jakarta dan D.I. Yogyakarta.  Propinsi DIY diwakili oleh Thorikul Huda yang juga sebagai Ketua Program Studi D3 Analis Kimia FMIPA UII. Thorikul Huda berharap HIMPAKI menjadi asosiasi yang strategis untuk mendukung pengembangan profesi analis kimia di Indonesia. 
Posisi strategis dari HIMPAKI karena didukung oleh berbagai unsur seperti regulator (pemerintah) pelaku usaha (user) dan kalangan akdemisi.  ”HIMPAKI dapat berperan dalam pengembangan kurikulum vokasi hingga mencapai level 9 KKNI” ungkap Thorikul Huda saat ditemui di kantornya sehari setelah mengikuti rakernas.  Kesepakatan pentig yang diperoleh dari rakernas tersebut diantaranya adalah:
1.    Sosialisasi HIMPAKI keberbagai wilayah di Indonesia
2.    Pembentukan DPW HIMPAKI
3.    Pembentukan Lembaga Sertifkasi Profesi (LSP) HIMPAKI
4.    Konferensi HIMPAKI di tahun 2016.  
Menurut Thorik sapaan akrab Kaprodi D3 Analis Kimia bahwa UII dalam hal ini adalah Prodi D3 Analis Kimia siap untuk menginisiasi pembentukan Dewan Pengurus Wilayah Propinsi DIY.  Rencananya seluruh dosen di d3 Analis Kimia dan tenaga laboratorium yang ada di lingkungan UII khususnya yang berhubungan dengan pengujian kimia akan di usulkan untuk emjadi anggota HIMPAKI.  D3 Analis Kimia UII juga akan turut mensosialisasikan kebeberapa SMK yang menyelenggarakan program studi atau jurusan analis kimia dan kimia industri.  Selain itu juga sosialisasi juga akan dilakukan ke berbagai instansi yang saat ini memiliki aktivitas pengujian di laboratorium kimia.  

Minggu, 7 Desember 2014, Prodi DIII Analis Kimia UII melaksanakan salah satu rangkaian Short Course Kurikulum dengan tema Kewirausahaan bagi mahasiswa DIII Analis Kimia angkatan 2013. Kegiatan yang dilaksanakan di Laboratorium Pendidikan ini dibuka oleh Kaprodi DIII Analis Kimia, Bapak Thorikul Huda, M.Sc. Kegiatan ini dilaksanakan sebagai bagian dari peleburan mata kuliah pada masa transisi kurikulum lama ke kurikulum baru.

Minggu, 7 Desember 2014, Prodi DIII Analis Kimia UII melaksanakan salah satu rangkaian Short Course Kurikulum dengan tema Kewirausahaan bagi mahasiswa DIII Analis Kimia angkatan 2013. Kegiatan yang dilaksanakan di Laboratorium Pendidikan ini dibuka oleh Kaprodi DIII Analis Kimia, Bapak Thorikul Huda, M.Sc. Kegiatan ini dilaksanakan sebagai bagian dari peleburan mata kuliah pada masa transisi kurikulum lama ke kurikulum baru.

Kegiatan ini merupakan arena pelatihan bagi mahasiswa untuk bisa memproduksi barang bernilai ekonomis tinggi yang berbasis proses kimia sederhana. Tema yang diusung melalui kegiatan ini adalah pembuatan Virgin Coconut Oil (VCO) dan pembuatan sabun batang. Harapannya, pelatihan ini dapat menggugah semangat mahasiswa untuk berani memasuki dunia wirausaha. Selain itu, kegiatan ini diharapkan dapat menambah pengetahuan mereka terhadap proses kimia sederhana dalam produk-produk kreatif yang saat ini ada di pasaran.

Kegiatan yang dimotori oleh dosen-dosen DIII Analis Kimia ini mendapatkan sambutan hangat dari peserta. Mahasiswa berperan aktif dalam proses pembuatan VCO dengan proses fermentasi maupun pembuatan sabun batang. Instruktur yang terdiri atas dosen dan laboran memberikan masukan-masukan yang produktif dalam proses tersebut. Proses fermentasi pada pembuatan VCO pada kegiatan ini menggunakan ragi tape. Proses ini akan mempercepat pembentukan lapisan minyak di atas lapisan blondo. Untuk menghasilkan VCO dengan jumlah yang banyak dan berkualitas tinggi, digunakan bahan dasar kelapa tua yang menghasilkan santan kental.

Sabun merupakan produk turunan dari minyak. Proses pembuatan sabun, mereaksikan minyak atau lemak dengan larutan alkali. Untuk menghasilkan sabun batang biasanya digunakan larutan NaOH, sedangkan pembuatan sabun cair biasanya menggunakan larutan KOH. Kualitas sabun, seperti hardness, cleansing, condition, bubbly dan creamy, sangat tergantung pada jenis minyak yang digunakan sebagai pembuat sabun. Sifat-sifat sabun tersebut dapat dikalkulasi dengan menggunakan program Soap Calculator seperti yang ada di website http://soapcalc.net/calc/soapcalcwp.asp. Resep pembuatan sabun, seperti berapa jumlah pelarut yang harus ditambahkan atau jumlah larutan alkali yang harus digunakan, juga dapat dihitung menggunakan program Lye Calculator seperti yang bisa diakses di https://www.thesage.com/calcs/LyeCalc.html.

Pelatihan ini hanya sekelumit bekal yang dapat diberikan oleh Prodi DIII Analis Kimia bagi mahasiswa. Hasil produk berbasis kimia sederhana ini dapat dikemas menjadi produk bernilai jual tinggi jika mahasiswa mampu menuangkan ide kreatif mereka dalam bentuk tampilan produk dan pemasaran. Kami, dosen dan civitas akademika Prodi DIII Analis Kimia, senantiasa mendorong mahasiswa untuk mencoba, mencoba dan mencoba melebarkan sayapnya dalam dunia wirausaha.

 Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) merupakan bagian dari kegiatan rutin Prodi DIII Analis Kimia UII. Kegiatan yang dilaksanakan pada tanggal 25 Oktober 2014 kemarin adalah salah satu rangkaian PkM yang dilaksanakan di dusun Kaliwanglu, desa Harjobinangun, Pakem, Sleman. Selain merupakan bagian dari pelaksanaan catur dharma civitas akademika DIII Analis Kimia UII, kegiatan ini juga dimanfaatkan untuk menyambung silahturahmi dengan masyarakat sekitar kampus UII.

Pertemuan dengan warga dusun Kaliwanglu diadakan di rumah kepala dusun pukul 13.30 WIB. Pertemuan ini diawali dengan sambutan oleh kepala Prodi DIII Analis Kimia, Bapak Thorikul Huda dan dilanjutkan dengan perkenalan civitas akademika DIII Analis Kimia kepada masyarakat dusun Kaliwanglu yang hadir pada saat itu.

Pelatihan pembuatan VCO (Virgin Coconut Oil) dilakukan oleh Ibu Yuli Rohyami dan Bapak Bayu Wiyantoko. “Pembuatan VCO dapat dilakukan dengan beberapa metode sederhana, ada yang menggunakan metode tradisional, ada metode pemanasan pada suhu 60oC dan ada yang menggunakan bantuan enzimatik.” jelas Ibu Yuli Rohyami. Selanjutnya Bapak Bayu Wiyantoko menjelaskan bahwa VCO merupakan produk lanjutan kelapa yang nilai ekonominya lebih tinggi dibandingkan dengan pembuatan minyak goreng ataupun penjualan kelapa secara langsung.

Selain pelatihan pembuatan VCO, ada penjelasan tentang pembuatan sabun yang memanfaatkan berbagai jenis minyak, seperti minyak sayur, VCO, minyak zaitun dan jenis minyak nabati lainnya. “Sabun hanya membutuhkan dua komponen penting dalam pembuatannya, yaitu minyak dan soda api.” jelas Bapak Jamalul Lail. “Dua bahan utama tersebut mudah ditemukan. Untuk menambah nilai estetiknya, dapat digunakan pewangi, pewarna, butter dan pemanis penampilan lainnya.” lanjut bapak Jamalul Lail. Ibu Reni Banowati juga menambahkan bahwa jumlah dan jenis basa yang digunakan dalam pembuatan sabun tergantung pada jenis sabun yang akan dibuat, seperti sabun mandi, sabun cuci tangan, sabun cuci piring atau jenis sabun lainnya.

Demo pembuatan sabun padat dan sabun cair dijelaskan oleh Ibu Puji Kurniawati dan Ibu Tri Esti Purbaningtias. Tahapan pembuatan sabun dijelaskan dengan mendetail sehingga warga dusun Kaliwanglu yang hadir dapat mempraktekkannya. Sedangkan pembuatan VCO dipraktekkan oleh Aprisilia Wijaya.

“Kelapa yang meruah di dusun ini dapat disulap menjadi produk turunan yang nilai ekonomisnya lebih tinggi. Produk VCO dan sabun hanya membutuhkan bahan yang mudah didapat dan tidak rumit pembuatannya.” jelas bapak Thorikul Huda pada saat penutupan. Harapan kami, para civitas akademika DIII Analis Kimia, pelatihan ini dapat menggugah warga untuk menggerakkan perekonomian dengan menciptakan industri rumahan yang produktif.