Lembaga Sertifikasi Profesi Universitas Islam Indonesia (LSP UII) pada Rabu, 21 April 2016 menerima Sertikat Lisensi dari Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP) di Jakarta. Sertifikat diserahkan langsung oleh Ketua BNSP, Ir. Sumarna F. Abdurrahman, M.Sc. di Kantor BNSP Jakarta. Sertifikat lisensi diterima langsung oleh Wakil Rektor II UII, Dr. Nur Feriyanto, M.Si. didampingi oleh Direktur LSP UII, Thorikul Huda, M.Sc. LSP UII telah dinyatakan sebagai LSP Pihak Pertama Lembaga Pendidikan dan Pelatihan dengan nomor lisensi BNSP-LSP-297-ID tertanggal 1 April 2016 melalui Keputusan Ketua BNSP Nomor 0368 Tahun 2016. Lisensi yang diperoleh ini, memberikan kewenangan bagi LSP UII untuk melakukan uji kompetensi dan mengeluarkan sertifikat kompetensi bagi seluruh mahasiswa UII pada ruang lingkup skema yang telah diajukan. Sertifikat lisensi ini menunjukkan bahwa LSP UII telah konsisten memelihara kompetensi sesuai dengan Pedoman BNSP Nomor 201 dan 202 yang mengacu pada ISO/IEC 17024 Conformity assessment – General requirements for bodies operating certification of persons.
Ruang lingkup lisensi LSP UII terdiri dari 3 klaster di bidang laboratorium, yakni Klaster Analisa Prosedur Dasar Kimia, Validasi Metode Spektrometri, dan Validasi Metode Pengujian Kromatografi. Ketiga klaster tersebut telah mengacu pada Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia Bidang Jasa Pengujian Laboratorium Terjemahan dari Australian Laboratory Operation Traning Package (MSL09) Tahun 2015. Bulan Mei mendatang LSP UII siap melakukan sertifikasi pada seluruh mahasiswa Program Studi DIII Analis Kimia yang akan lulus pada tahun 2016. Sertifikasi kompetensi ini merupakan proses pengakuan kompetensi mahasiswa dalam bidang pengujian kimia dan jaminan mutu pengujian kimia dalam rangka meningkatkan daya saing lulusan di tingkat nasional dan internasional. Sertifikat kompetensi tersebut menjadi bukti bahwa lulusan Program Studi DIII Analis Kimia memiliki keunggulan dalam melaksanakan pengujian kimia secara konvensional dan instrumental, melalukan verifikasi dan validasi metode pengujian, melakukan verifikasi atau kalibrasi alat ukur pengujian kimia. Adanya pengakuan kompetensi tersebut, keunggulan lulusan dalam mengusai sistem penjaminan mutu laboratorium pengujian dan kalibrasi ISO/IEC 17025 dapat diakui oleh stakeholder.
Saat ini LSP UII yang berkedudukan di Gedung Laboratorium Terpadu UII Lantai I ini telah memiliki satu Tempat Uji Kompetensi (TUK) Laboratorium Analisis Kimia di Laboratorium Kimia Terapan Program Studi DIII Analis Kimia. LSP UII telah memiliki 22 asesor kompetensi untuk bidang kimia, statistika, teknik mesin, teknik industri dan ekonomi. Tim asesor kompetensi inilah yang tengah mengembangkan perluasan ruang lingkup skema sesuai dengan kebutuhan sertifikasi pada seluruh program studi di lingkungan UII.
LSP UII merupakan perluasan ruang lingkup dari LSP Sains Terapan FMIPA UII yang telah dirintis sejak tahun 2013 dan didirikan pada tahun 2015 berdasarkan SK Dekan FMIPA UII Nomor 03 Tahun 2015. LSP Sains Terapan UII, pada 8 Agustus 2015 lalu mengajukan lisensi ke BNSP yang dilanjutkan proses full assessment dan witness pada Desember 2015 lalu. Berdasarkan hasil keputusan pleno Panitia Teknis BNSP, pada LSP Sains Terapan FMIPA UII berubah menjadi LSP UII pada tanggal 1 Februari 2016 melalui SK Rektor Nomor 53 Tahun 2016.
Diakhir prsentasinya, rombongan SMAN 1 Parigi mendapatkan informasi yang lengkap tentang model penerimaan mahasiswa baru (PMB) di UII. Terdapat 3 jenis PMB yaitu computer based test (CBT), paper based test (PBT) dan penelusuran siswa berprestasi. Calon mahasiswa dapat mendapatkan informasi secara transparan dan utuh terkait dengan system dan biaya yang akan ditanggung oleh mahasiswa selama kuliah di UIi. “Untuk mengakses lebih dalam tentang informasi PMB silahkan kunjungi pmb.uii.ac.id”, ucap Thorik saat menutup pemaparan tentang profil UII.
Demikian disampaikan Rektor UII, Dr. Ir. Harsoyo, M.Sc. saat menyerahkan sertifikat kompetensi dari BNSP kepada para dosen dan pustakawan di Gedung Rektorat UII, Jum’at (19/2). Turut hadir dan menyaksikan pada penyerahan sertifikat Wakil Rektor II UII, Dr. Drs. Nur Feriyanto, M.Si. dan Direktur Direktorat Organisasi dan Sumber Daya Manusia UII, Yulianti Dwi Astuti, S.Psi., M.Soc.Sc.
Sertfikasi pustakawan tidak lain juga merupakan komitmen UII untuk meningkatkan mutu pelayanan yang profesional, mengingat perpustakaan UII merupakan sumber informasi akademik bagi sivitas akademika UII. Sementara, sertfikasi yang diterima para dosen UII kali ini merupakan sertifikasi asesor kompetensi dimana hal ini sejalan dengan upaya UII yang sedang merintis Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP), yang saat ini juga sudah dalam proses lisensi BNSP.
Disampaikan Ketua Program Studi DIII Analis Kimia UII, Thorikul Huda, M.Sc., yang juga terlibat langsung dalam pendirian LSP UII, asesor kompetensi selanjutnya akan mengembangkan skema sertifikasi di masing-masing Fakultas atau Program Studi. Skema sertifkasi yang akan didesain oleh LSP UII ini diarahkan pada skema kualifikasi yang sesuai dengan Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI).
Saat ini seperti dituturkan Thoriqul Huda, skema sertifikasi yang sedang dalam proses verifikasi oleh BNSP adalah skema kualifikasi 5, yakni skema sertifikasi untuk tenaga penguji laboratorium dengan menggunakan acuan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia yang ditetapkan melalui Keputusan Menteri Ketenagakerjaan RI No. 347 tahun 2015 tentang Penetapan SKKNI Bidang Jasa Laboratorium Terjemahan Australian Laboratory Operations Training Package (MSL09).
“Adapun penerapan skema mengacu pada Peraturan Menteri Perdagangan Republik Indonesia Nomor 79/M-DAG/PER/9/2015 tentang Penerapan Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia Tenaga Penguji Laboratorium,” ungkap Thoriqul Huda.
sumber : http://www.uii.ac.id/content/view/4022/257/
Program Studi DIII Analis Kimia FMIPA UII merupakan salah satu program pendidikan keahlian di bidang analisis kimia yang memiliki keunggulan nilai keIslaman dan sistem manajemen mutu laboratorium ISO/IEC 17015. Program studi telah melakukan pengembangan pembelajaran berbasis skema sertifikasi dengan menerapkan kerangka kualifikasi nasional Indonesia di bidang laboratorium sesuai dengan Peraturan Menteri Perdagangan Republik Indonesia Nomor 79 Tahun 2015 tentang Penerapan Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI) Tenaga Penguji Laboratorium. Kebijakan regulasi pemerintah tersebut sangat berkaitan dengan sistem standardisasi produk dan jasa.
Pemerintah telah mempersiapkan kebijakan dalam menghadapi harmonisasi industri di pasar global, terutama dalam menghadapi ASEAN Community dengan ditetapkannya Keputusan Menteri Ketenagakerjaan Nomor 345 Tahun 2015 tentang Penetapan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia Bidang jasa Pengujian Laboratorium Terjemahan dari Australian Laboratory Operations Training Package (MSL09). Adanya kebijakan tersebut, maka seluruh skema sertifikasi di bidang laboratorium tengah dikembangkan oleh Lembaga Sertifikasi Profesi. Pengembangan skema sertifikasi KKNI dan SKKNI merupakan suatu tantangan bagi program pendidikan keahlian di bidang analisis kimia untuk mengembangkan kurikulum yang treaceble dengan sistem sertifikasi sesuai dengan level KKNI dan kemungkinan jabatannya.
Adanya kebijakan regulasi pemerintah, maka program studi mendorong seluruh dosen dalam melakukan suatu inovasi pembelajaran berbasis kompetensi. Melalui aktivitas dalam klinik proposal hibah, prodi berbasil memenangkan program hibah pengajaran. Usulan program inovasi untuk memperkuat impelementasi pembelajaran berbasis kompetensi yang traceable dengan sistem sertifikasi kompetensi pada skema sertifikasi KKNI. Tema besar inilah yang diturunkan dalam beberapa usulan hibah pengajaran dalam matakuliah kompetensi inti. Program hibah yang telah diraih dari kelima tim tersebut akan diimplementasikan dalam matakuliah Praktikum Kimia Analisis II, Kimia Anorganik, Biokimia, Praktikum Kromatografi, dan Manajemen Laboratorium. Seluruh impelentasi inovasi pembelajaran KKNI inilah yang akan menjadi pilot project dalam mengimplementasikan kurikulum pembelajaran berbasis kompetensi sehingga akan memperkuat sistem sertifikasi kompetensi yang telah dikembangkan melalui Lembaga Sertifikasi Profesi Universitas Islam Indonesia.
Kegiatan PKM juga merupakan bagian dari persiapan mahasiswa untuk melaksanakan Praktik Kerja Lapangan (PKL). Mahasiswa Prodi D III Analis Kimia UII akan melaksanakan PKL selama 2 bulan di berbagai industri atau instansi yang memiliki laboratorium pengujian kimia. Pelaksanaan PKM dapat memberikan bekal kepada mahasiswa untuk dapat melakukan pengujian dan memperoleh data yang terkait dengan jaminan mutu pengujian kimia.
Berikut ini merupakan repository dosen Prodi D III Analis Kimia yang terdiri dari hasil publikasi ilmiah dan penilaian teman sejawat
- Thorikul Huda, S.Si., M.Sc.
- Yuli Rohyami, S.Si., M.Sc
- Reni Banowati Istiningrum, S.Si., M.Sc.
- Tri Esti Purbaningtias, S.Si., M.Si.
- Puji Kurniawati, S.Pd.Si., M.Sc.
- Bayu Wiyantoko, S.Si., M.Sc.
- Jamalul Lail, S.Si.