PkM : Menyulap Kelapa Menjadi Produk Bersaing, VCO dan Sabun
Pertemuan dengan warga dusun Kaliwanglu diadakan di rumah kepala dusun pukul 13.30 WIB. Pertemuan ini diawali dengan sambutan oleh kepala Prodi DIII Analis Kimia, Bapak Thorikul Huda dan dilanjutkan dengan perkenalan civitas akademika DIII Analis Kimia kepada masyarakat dusun Kaliwanglu yang hadir pada saat itu.
Pelatihan pembuatan VCO (Virgin Coconut Oil) dilakukan oleh Ibu Yuli Rohyami dan Bapak Bayu Wiyantoko. “Pembuatan VCO dapat dilakukan dengan beberapa metode sederhana, ada yang menggunakan metode tradisional, ada metode pemanasan pada suhu 60oC dan ada yang menggunakan bantuan enzimatik.” jelas Ibu Yuli Rohyami. Selanjutnya Bapak Bayu Wiyantoko menjelaskan bahwa VCO merupakan produk lanjutan kelapa yang nilai ekonominya lebih tinggi dibandingkan dengan pembuatan minyak goreng ataupun penjualan kelapa secara langsung.
Selain pelatihan pembuatan VCO, ada penjelasan tentang pembuatan sabun yang memanfaatkan berbagai jenis minyak, seperti minyak sayur, VCO, minyak zaitun dan jenis minyak nabati lainnya. “Sabun hanya membutuhkan dua komponen penting dalam pembuatannya, yaitu minyak dan soda api.” jelas Bapak Jamalul Lail. “Dua bahan utama tersebut mudah ditemukan. Untuk menambah nilai estetiknya, dapat digunakan pewangi, pewarna, butter dan pemanis penampilan lainnya.” lanjut bapak Jamalul Lail. Ibu Reni Banowati juga menambahkan bahwa jumlah dan jenis basa yang digunakan dalam pembuatan sabun tergantung pada jenis sabun yang akan dibuat, seperti sabun mandi, sabun cuci tangan, sabun cuci piring atau jenis sabun lainnya.
Demo pembuatan sabun padat dan sabun cair dijelaskan oleh Ibu Puji Kurniawati dan Ibu Tri Esti Purbaningtias. Tahapan pembuatan sabun dijelaskan dengan mendetail sehingga warga dusun Kaliwanglu yang hadir dapat mempraktekkannya. Sedangkan pembuatan VCO dipraktekkan oleh Aprisilia Wijaya.
“Kelapa yang meruah di dusun ini dapat disulap menjadi produk turunan yang nilai ekonomisnya lebih tinggi. Produk VCO dan sabun hanya membutuhkan bahan yang mudah didapat dan tidak rumit pembuatannya.” jelas bapak Thorikul Huda pada saat penutupan. Harapan kami, para civitas akademika DIII Analis Kimia, pelatihan ini dapat menggugah warga untuk menggerakkan perekonomian dengan menciptakan industri rumahan yang produktif.